Anda di halaman 1dari 28

ANTIHIPERTENS

I
APT. SISRI NOVRITA., M.CLIN.PHARM
DEFINISI

• Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan


darah yang persisten.

• Hipertensi adalah peningkatan tekanan arteri yang abnormal


dan menetap serta dapat mengakibatkan fatal kalau tidak
diobati
FAKTOR PENINGKATAN TD

• Garam
• Merokok
• Pil antihamil
• Stres (ketegangan emosional)
• Drop
• Hormon pria dan Kortikosteroid
TIPE HIPERTENSI BERDASAR PENYEBAB
4

1. Hipertensi Primer / Esensial / Idiopatik :


penyebab pasti tidak diketahui, meliputi 95 % kasus
2. Hipertensi Sekunder : penyebab diketahui
(teridentifikasi)
meliputi 5 % kasus yang terdiri dari :
• Penyakit (ginjal kronis, hiperaldosteronisme)
• Obat (kortikosterois, esterogen (pil KB), NSAID,
fenilpropanolamin, siklosporin dan takrolimus,
eritropoetin, antidepresan)
Sindrom Metabolik

Obesitas Dislipidemia Resistensi insulin perifer

Peningkatan Pelepasan asam Peningkatan sekresi Penurunan


lemak abdomen lemak bebas insulin oleh pankreas vasodilatasi

Lipolisis
Hiperinsulinemia

Penurunan ekstraksi
insulin hepar

Peningkatan aktivitas Retensi Hipertrofi


sistem syaraf simpatis natrium vaskuler

Hipertensi
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
ORANG DEWASA (JNC7)
Klasifikasi Sistolik (mm Hg) (Diastolik (mm Hg)

Normal < 120 < 80

Pre hipertensi 120-139 80-89

Tahap 1 hipertensi 140-159 90-99

Tahap 2 hipertensi > 160 > 100


PENATALAKSANAAN TERAPI

Tujuan terapi:
• Penurunanan mortalitas dan morbiditas yg berhubungan dengan kerusakan
organ target (mis: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal
jantung, dan penyakit ginjal)
Target TD:
• Normal : < 140/90 mmHg
• Pasien diabetes: < 130/80 mmHg
• Pasien ginjal kronis: < 130/80 mmHg
MODIFIKASI LIFESTYLE
1.Penurunan berat badan bagi overweight
2.DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)
Diet kaya dengan buah, sayur, produk susu
rendah lemak
3.Diet rendah natrium
4.Aktivitas fisik
5.Kurangi konsumsi alkohol
Modifikasi Rekomendasi Kira-kira penurunanan TD

Penurunan BB Pelihara BB normal (BMI 18,5-24,9) 5-20 mmHg/10Kg penurunan BB

Adopsi pola makan DASH Diet kaya dengan buah, sayur, dan produk 8-14 mmHg
susu rendah lemak
Diet rendah sodium Mengurangi diet sodium, tidak lebih dari 2-8 mmHg
100meq/L (2,4 g Na / 6 g NaCL)
Aktivitas fisik Regular aktivitas fisik aerobik seperti jalan 4-9 mmHg
kaki 30 menit/hari, beberapa hari/minggu
Minum alkohol sedikit saja Limit minum alkohol tdk lebih dari 30 ml 2-4 mmHg
etanol (mis: 720 ml beer, 300 ml wine)
untuk laki-laki dan 15 ml etanol untuk
perempuan
Obat Pilihan Pertama

Tanpa compelling Dengan compelling


indication indication

Hipertensi tahap I Hipertensi tahap II Obat yg spesifik


(TDS 140-159 atau (TDS >160 atau TDD untuk compelling
TDD 90-99 mmHg) >100) indication

Diuretik Thiazida Kombinasi 2 obat pada


umumnya dapat umumnya biasanya
dipertimbangkan ACEI, diuretik thiazida dengan
ARB, β bloker, CCB atau ACEI, ARB, β bloker,
kombinasi CCB
TERAPI FARMAKOLOGI
• Diuretik
1. Diuretika lengkung henle: furosemida, bumetanida, etakrinat
2. Diuretik thiazida: HCT, klopamida, klortalidon
3. Diuretik hemat kalium: spironolakton
4. Diuretik osmosis: manitol dan sorbitol
Na+ berkurang, Volume
darah turun, TD turun

Stimulasi

Angiotensiogen Renin TD Naik

Angiotensin I

Volume darah
ACE Naik

Vasokontriksi
Angiotensin II Retensi Na+
Aldosteron
ACEI

Mekanisme kerja
• Merintangi enzim ACE yg mengubah AT I menjadi AT II
• ACEI juga mencegah degradasi bradikinin dan
prostaglandin yg seharusnya di rombak oleh ACE -> terjadi
akumulasi di saluran napas dan paru-paru -> batuk
CON’T

• Senyawa ACEI yg terpenting: kaptopril, benazepril,


delapril, enalaptil maleat, fosinopril, lisinopril, perindopril,
kuinapril
• Kontraindikasi untuk ibu hamil karena menimbulkan
masalah neonatal, termasuk gagal ginjal dan kematian janin.
Hal ini dilaporkan untuk ibu hamil trimester kedua dan
ketiga
ARB

Mekanisme kerja
• Menduduki reseptor AT II yg terdapat di myokard, dinding
pembuluh, susunan syaraf pusat, ginjal, anak ginjal dan
hati. Dimana reseptor AT II mempunyai efek vasokontriksi,
pelepasan aldosteron, pelepasan hormon antidiuretik.
• Tidak seperti ACEI, ARB tidak mencegah pemecahan
bradikin -> tdk memberikan efek samping batuk
CON’T

• ARB tidak boleh digunakan pada ibu hamil


• Senyawa ARB terpenting: losartan, valsartan, irbesartan,
candesartan, telmisartan
BETA BLOKER

Reseptor β terdapat 2:
• Reseptor β1 terdapat di jantung. Blokade reseptor ini akan
mengakibatkan pelemahan daya kontraksi (efek ionotropik
negatif, penurunan frekuensi jantung (efek kronotropik
negatif, bradikardi)
• Reseptor β2 terdapat di paru-paru, pembuluh darah perifer
dan usus. Blokade reseptor ini menimbulkan penciutan
bronchia dan vasokontriksi perifer.
CON’T

Sifat-sifat khusus beta bloker:


• Kardioselektivitas, yakni menghambat terutama reseptor
β1 dengann penurunan TD tanpa penciutan bronchia dan
pembuluh perifer. Obat-obat kardioselektif seperti atenolol,
betaxolo, bisoprolol, metoprolol
• Efek adrenergik intrinsik (Intrinsic Sympathicomimetic
Activity), fungsi jantung kurang diperlemah, daya kontraksi
kurang ditekan, sirkulasi perifer relatif lebih baik
CON’T

• Penghentian terapi dengan β bloker yg cepat dapat


menyebabkan tidak stabil, infark miokard, takikardi, sekresi
keringat, depresi.
CCB

Mekanisme kerja
• Menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan
menghambat saluran kalsium yg sensitif terhadap tegangan
(voltage sensitive), sehingga mengurangi masuknya kalsium
ekstraseluler ke dalam sel.
• Relaksasi otot polos vaskuler menyebabkan vasodilatasi dan
berhubungan dengan reduksi tekanan darah
CON’T

Penggolongan CCB;
• Derivat dihidropiridin: efek vasodilatasinya amat kuat. Yg termasuk dalam
derivat dihidropiridin yaitu nifedifin, amlodipin, nicardifin, nimodipin.
• Non dihidropiridin: verapamil, diltiazem. Verapamil bekerja terhadap jantung
(menurunkan frekuensi dan daya kontraksi) dan terhadap sistem pembuluh
(vasodilatasi). Diltiazem kerjanya sama dengan verapamil, tetapi efek
ionotrop negatifnya lebih ringan.
PENGHAMBAT Α1

• Contoh: prasozin, terasozin, dexasozin


• Mekanisme kerja: menginhibisi katekolamin pada sel otot
polod vaskular perifer yg memberikan efek vasodilatasi.
ANTAGONIS Α2

• Contoh: clonidine, guanabenz, guanfacine, dan metildopa


• Mekanisme kerja: menurunkan tekanan darah pada
umumnya dengan cara menstimulasi reseptor α2 adrenergik
di otak, penurunann denyut jantung, curah jantung,
resistensi perifer total, aktivitas renin plasma.
• Penghentian mendadak dapat menimbulkan hipertensi balik
NITRAT

• Contoh: gliseril trinitrat, isosorbid dinitrat, isosorbit


mononitrat, nitroglycerin, erythrityl tetranitrate,
• Mekanisme kerja: Nitrat oksida mengaktifkan otot polos
larut guanylyl cyclase ( GC ) untuk membentuk cGMP .
Peningkatan intraseluler cGMP menghambat masuknya
kalsium ke dalam sel , sehingga mengurangi konsentrasi
kalsium intraseluler dan menyebabkan relaksasi otot polos
PENYEBAB-PENYEBAB HIPERTENSI YANG
RESISTEN TERHADAP PENGOBATAN
1. Pengukuran tekanan darah yang tidak baik
2. Volume berlebih : konsumsi garam berlebihan,
penyakit ginjal, terapi
diuretika tak adekuat
3. Pengaruh obat atau penyebab lain:
 Tidak patuh minum obat
 Dosis tidak adekuat
 Kombinasi obat tidak tepat
 Minum OAINS bersamaan
 Simpatomimetik (obat flu)
 Kontrasepsi hormon
 Hormon steroid
 Siklosporin
4. Kondisi yang berkaitan :
 Obesitas
 Alkohol berlebihan
PERILAKU PENGOBATAN PASIEN
HIPERTENSI

1. Obat diminum kalau perlu (tidak rutin)


2. Setelah tensi normal, obat dihentikan
3. Takut minum obat terus menerus karena takut terkena ginjalnya
4. Beralih ke obat alternatif, menghindari obat kimiawi
5. Minum obat tidak sesuai aturan dalam rangka penghematan
6. Minum obat tidak sesuai aturan oleh karena gejala belum hilang
7. Menentukan diagnosis sendiri, mengobati sendiri tanpa
konsultasi dokter

Anda mungkin juga menyukai