Anda di halaman 1dari 24

HIPERTENSI

ANNA AFFIFAH (201704001)


LENTA DOANI (201704023)
HIPERTENSI
Batasan hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Klasifikasi ini didasarkan atas ratarata dua kali pengukuran
tekanan darah dalam posisi duduk. Pasien yang memiliki
tekanan darah dalam golongan prehipertensi memiliki resiko
dua kali lebih besar untuk mengalami hipertensi
(Chobanian et al., 2003)
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada dinding arteri
sewaktu jantung 4 menguncup (sistole) dan tekanan darah
diastolik bila jantung sudah mengendur kembali (diastole)
(Tjay and Rahardja, 2007).
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003)
dapat dilihat pada tabel berikut:

JENIS HIPERTENSI Tekanan Darah Tekanan Darah Kategori


Sistolik Diastolik menurut JNC 7
1. Hipertensi Esensial/Primer (mmHg) (mmHg)
Hipertensi yang tidak diketahui <120 <80 Normal
sebabnya (90% kasus)
120-139 80-89 Pre-hipertensi
140-159 90-99 Hipertensi tingkat
2. Hipertensi Sekunder 1

Penyebabnya dapat ditentukan ≥160 ≥100 Hipertensi tingkat


(10%) antara lain : kelainan ginjal 2
kelainan tiroid
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO-ISH
(International Society of Hypertension ) pada tahun 1999

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Tekanan darah optimal <120 <80
Tekanan darah normal 120-129 80-84
Tekanan darah normal 130-139 85-89
tinggi
Hipertensi ringan 140-159 90-99

Hipertensi sedang 160-179 100-109

Hipertensi berat > 180 >110


Patofisiologi
RAAS (Renin Angiotensin Aldosteron System)

Dehidrasi
Arteri
( ↓ Na+ )
Pembuluh darah vasokontriksi
↓ Volume darah
↑ Tekanan darah
↓ Tekanan darah
GINJAL
Kelenjar adrenal ↑ vasokontriksi
juxtaglomerolus
HATI

↑ Renin ↑ aldosteron
Angiotensinogen
↑ reabsorbsi Na+ & H20
↑ Angiotensin I ↑ Angiotensin II ↑ Sekresi k+ & H+
Paru-paru ACE
Manifestasi klinis

sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-


tahun berupa:
a. nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
b. penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
c. ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
d. nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
e. edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanankapiler
(Elizabeth J. Corwin, 2000).
Etiologi Hipertensi :
(Katzung edisi 3)

• Penyebab spesifik hipertensi tidak lebih dari 10% pasien


• Pasien tanpa penyebab hipertensi yang dapat ditemukan biasa disebut dengan
Hipertensi Esensial
• Pada beberapa kasus, peningkatan tekanan darah diikuti oleh peningkatan resistensi
aliran darah arteriola, dengan curah jantung yang normal
• Kenaikan tekanan darah disebabkan oleh gabungan beberapa kelainan (multifactor)
• Bukti epidemiologik memperlihatkan bahwa faktor genetic, stress psikologi serta
faktor lingkungan dan diet (peningkatan masukan garam dan penurunan masukan
kalsium) yang dapat menyebabkan hipertensi.
Terapi pengobatan pada hipertensi
Terapi pengobatan secara
Terapi pengobatan secara non farmakologi farmakologi

• Strategi pengobatan hipertensi harus • Pengobatan dengan antihipertensi


dimulai dengan perubahan gaya hidup harus selalu dimulai dengan dosis
(lifestyle modification) berupa rendah agar tekanan darah jangan
1) diet rendah garam menurun terlalu drastis dengan
mendadak.
2) berhenti merokok
• Kemudian setiap 1-2 minggu dosis
3) mengurangi konsumsi alcohol berangsur-angsur dinaikkan sampai
4) aktifitas fisik yang teratur tercapai efek yang diinginkan (metoda
Start low, go slow). Begitu pula
5) penurunan berat badan bagi pasien penghentian terapi harus secara
dengan berat badan lebih. berangsur pula, lihat efek samping
Pengobatan hipertensi
Perubahan Gaya Hidup

Target tekanan darah (< 140/90 mm Hg) (<130/80mm Hg) untuk diabetes atau penyakit ginjal

↓ Dimulai obat pilihan ↓
Hipertensi tanpa komplikasi
↓ ↓ Hipertensi dengan komplikasi

Hipertensi tingkat 2 (SBP ≥ 160
Hipertensi tingkat 1 (SBP 140-159
atau DBP ≥ 100 mm Hg)
atau DPB 90-99 mm Hg) Tiazid- Obat-obat antihipertensi yang lain
Kombinasi 2 obat yang paling
jenis diuretik yang paling banyak. (diuretic, ACE I, ARB, BB, CCB)
banyak (biasanya tiazid-jenis
Boleh menggunakan ACE I, ARB, juga dibutuhkan.
diuretic dan ACE I, atau ARB, atau
BB, CCB atau kombinasi.
BB atau CCB.

↓ Tekanan darah belum tercapai



↓ Dioptimalkan dosisnya atau ditambah obat sampai tekanan
darah tercapai. Dikonsultasikan dengan ahli hipertensi.
Obat Hipertensi
1. ACE-Inhibitor (ACE-I)

ACE-Inhibitor juga mengeblok degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis


agen vasodilatasi seperti prostaglandin E2 dan prostasiklin. Hal ini
menyebabkan meningkatnya efek penurunan tekanan darah, tetapi juga
menyebabkan efek samping ACE-Inhibitor yaitu batuk kering. Terdapat 10
macam obat yang termasuk golongan ini, yaitu benozepril, captopril, enalapril,
fosinopril, lisinopril, moexipril, perindopril, quinopril, ramipri dan trandolopril
(Carter & Saseen, 2008)
2) Calcium Channel Blocker (CCB)
CCB bukan lini pertama pengobatan hipertensi. CCB efektif menurunkan
tekanan darah terutama pada pasien lanjut usia dan ras African-American. CCB
tidak mengubah kadar lipid glukosa, asam urat dan elektrolit dalam serum. CCB
dibagi dalam 2 subklas yaitu Dihidropiridin, contoh obat: amlodipin, felodipin,
nifedipin dan nisoldipin. Non Dihidropiridin antara lain diltiazem dan
verapamil (Carter & Saseen, 2008) CCB menurunkan kekuatan kontradiksi
miokardium sehingga mengurangi kebutuhan oksigen pada miokardium.
Hambatan masuknya kalsium ke dalam otot polos arteri menurunkan tonus
arteriol dan tekanan vaskuler sistemik, yang menimbulkan penurunan tekanan
arteri dan intraventrikuler
(Katzung, 2001).
3. Diuretik
Diuretik terutama tiazid adalah lini pertama dalam pengobatan hipertensi. Efek antihipertensi dari
diuretik berawal dari efek diuresis sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstra sel. Pada awal
terapi, tekanan darah turun akibat berkurangnya curah jantung. Sedangkan pada pemberian kronik,
volume plasma mendekati normal, tetapi resistensi perifer turun sehingga tekanan darah tetap terjaga
(Carter&Saseen, 2008) Menurut JNC 7, ada 4 subklas diuretik yaitu:
a) Tiazid , Merupakan lini pertama pengobatan pasien hipertensi yang mempunyai fungsi ginjal
normal. Obat ini efektif pada pasien dengan kadar rennin rendah, misalnya pada pasien lanjut usia. Efek
samping diuretik jenis ini antara lain hipokalemia, hiponatremia, hipimagnesia, hiperurisemia,
hiperkalsemia, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida. Contoh: hidroklorotiazid
b) Loop Diuretik, Merupakan diuretik kuat yang lebih efektif dibandingkan tiazid pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal atau gagal jantung. Efek sampingnya sama seperti tiazid, tetapi tidak
menyebabkan hiperkalsemia. Misalnya Furosemid.
c) Diuretik Hemat Kalium Merupakan diuretik lemah yang biasa digunakan sebagai kombinasi
dengan diuretik lainnya untuk mengurangi terjadinya hipokalemia. Efek sampingnya berupa
hiperkalsemia, terutama pada pasien dengan gangguan gagal ginjal atau jika dikombinasikan dengan
ACE-Inhibitor, suplemen kalsium atau NSAID. Misalnya amiloride dan triamteren.
d) Antagonis Aldosteron Merupakan bagian dari diuretik hemat kalium, tetapi lebih poten karena
onsetnya lambat
4) Angiotensin Reseptor Blocker (ARB)
Angiotensin Reseptor Blocker bekerja dengan menduduki reseptor angiotensin II yang terdapat di
dalam tubuh, antara lain otot jantung dinding pembuluh darah, ginjal dan hati. Obat golongan ini
lebih efektif daripada ACEInhibitor, golongan ini tidak menyebabkan batuk dan hanya beberapa
yang disertai dengan ruam kulit. Contoh obat : Losartan, Ibesartan, valsartan(Carter&Saseen,
2008). 5) Beta Blocker (BB) BB direkomendasikan sebagai lini pertama pengobatan bersama
dengan diuretik. Tetapi pada beberapa percobaan, diuretik tetap lini pertama dan BB sebagai
tambahan. BB digunakan sebagai lini pertama pada pasien yang beresiko jantung koroner dan
penderita infark miokard. BB dapat digunakan sebagai 9 tambahan pada pasien gagal jantung yang
sedang menggunakan ACE-Inhibitor dan diuretik (Carter&Saseen, 2008). Mekanisme aksi dari BB
ditujukan untuk mengeblok β-adrenoreseptor. BB mempunyai efek kronotropi dan inotropi
negatif pada jantung sehingga terjadi penurunan curah jantung
(Carter&Saseen, 2008).
5) Beta Blocker (BB)
BB direkomendasikan sebagai lini pertama pengobatan bersama dengan diuretik.
Tetapi pada beberapa percobaan, diuretik tetap lini pertama dan BB sebagai
tambahan. BB digunakan sebagai lini pertama pada pasien yang beresiko jantung
koroner dan penderita infark miokard. BB dapat digunakan sebagai 9 tambahan
pada pasien gagal jantung yang sedang menggunakan ACE-Inhibitor dan diuretik
(Carter&Saseen, 2008). Mekanisme aksi dari BB ditujukan untuk mengeblok β-
adrenoreseptor. BB mempunyai efek kronotropi dan inotropi negatif pada jantung
sehingga terjadi penurunan curah jantung
(Carter&Saseen, 2008).
7) Vasodilator
Efek antihipertensi dari hidralazine dan minoxidil disebabkan oleh relaksasi otot
polos arteri secara langsung, dengan munurunkan tekanan darah arteri dan
kontraktilitas otot jantung.Efek antihipertensi dari hydralazine antara lain
dermatitis, demam, neuropati perifer, hepatitis dan sakit kepala. Hidralazine biasa
digunakan bersama isosorbid dinitrat (ISDN) pada pasien gagal jantung (Carter&
Saseen, 2008). Minoxidil merupakan vasodilator yang lebih poten dibandingkan
hydralazine. Efek samping dari minoxidil adalah hipertrikosis dan hirsauntisme
(Carter & Saseen, 2008).
CONTOH KASUS HIPERTENSI
A. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. D


Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pengurus terminal
Alamat : Sukamaju RT 04/ RW 04
Waktu Pemeriksaan : 2 April 2014
B. Anamnesis

Keluhan utama : Nyeri kepala


Riwayat Penyakit Sekarang:
Nyeri kepala dikeluhakan ± 1 minggu yang lalu, ketika nyeri kepala muncul keringat dan Os merasa
sesak. Keluhan ini diakui berlangsung terus menerus dan semakin memberat ketika os sedang stress. Selain
itu os juga mengeluhkan nyeri pada bagian belakang leher dan rasa pegal-pegal pada punggung serta kaki.
Os juga merasa pusing berputar dan merasa kelelahan, kesemutan ditangan dan kaki, namun os mengaku
tidak merasa mual atau sampai muntah. Jantung berdebar-debar (-), gangguan penglihatan (-), BAB dan
BAK normal.
Riwayat Pengobatan:
Os mengaku bahwa ia terkadang mengkonsumsi obat sakit kepala yang dijual di warung untuk
mengatasi nyeri kapala yang dialaminya. Seminggu yang lalu, Os sudah berobat ke puskesmas diberi
captopril tapi tidak ada perubahan. Os tetap merasakan pusing dan nyeri kepala.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Sering merasakan keluhan yang sama karena mempunyai riwayat hipertensi. Kemudian Os berobat dan
kambuh lagi. Riwayat penyakit jantung (-), DM (-), riwayat operasi (-), asma (-), bronkitis (-).
Riwayat Penyakit Keluarga:
Os mengaku ayahnya dulu pernah menderita tekanan darah tinggi. Saat ini tidak ada anggota
keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti os.
Riawayat Alergi:
Os tidak mempunyai riwayat alergi.
Riwayat Psikososial:
Os mengaku seringkali mengkonsumsi makanan yang asin seperti ikan asin hampir setiap hari. Os
juga sering mengkonsumsi makanan yang digoreng, jarang mengkonsumsi buah dan sayur serta jarang
berolahraga. Makan teratur sehari 3 kali, os mengaku mengkonsumsi rokok sehari 1 bungkus,
mengkonsumsi kopi 2 gelas perhari, alkohol (-),ventilasi rumah yang kurang dan udara dalam ruangan
yang panas.
C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Frekuensi nadi : 92 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
Berat badan : 91,4 Kg
Tinggi badan : 167 cm
Status gizi : Obes II dengan IMT 32,8 kg/m2
D. Diagnosis : Hipertensi

E. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit

 Promotif: Menjelaskan tentang penyakit hipertensi


 Preventif : Diet rendah garam, olahraga teratur, menghindari faktor risiko seperti merokok, alkohol dan stress
 Kuratif :
•Terapi Medikamentosa : - Captopril 25 mg 3x1
- Amlodipin 5 mg 1x1
- Parasetamol 500 mg 3x1 tab/2 tab
•Terapi nonmedikamentosa :
- Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan penderita hipertensi
- Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien penderita hipertensi
- Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Anjurkan kepada pasien penderita hipertensi untuk melakukan
olahraga senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
Selain itu menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi minum minuman beralkohol.
F. Konseling

1. Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak menular dan tidak bisa sembuh dan
hanya bisa di control
2. Menjelaskan kepada os tentang gejala-gejala pada penyakit hipertensi dan risiko penyulit yang
mungkin terjadi
3. Menganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin, serta mengurangi
konsumsi makanan yang digoreng dan makanan yang berlemak
4. Menjelaskan kepada os agar tekun meminum obat dan rutin memerikasan dirinya di puskesmas
Langensari 1, meskipun os sudah merasa sehat.
5. Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai