ESO :
HIPOKALEMIA
1. Obat Antihipertensi : Diuretika
Contoh obat :
Amlodipin, nifedipin, felodipin, nisoldipin, diltiazem, verapamil
Bagaimana ion Ca berperan dlm kontraksi
otot polos ?
Bagaimana ion Ca berperan dlm
kontraksi jantung??
• Pada sel jantung, Ca++ intrasel mengikat protein troponin
• Dlm kondisi relaks, troponin berikatan dengan aktin-
myosin
hambatan interaksi aktin-myosin utk kontraksi
• Terikatnya Ca++ pada troponin troponin terlepas dari
ikatan
aktin-myosin kontraksi otot jantung
Obat penurun tekanan darah yang memperlambat pergerakan kalsium ke dalam sel jantung
dan dinding arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke jaringan) –
sehingga arteri menjadi relax dan menurunkan tekanan dan aliran darah di jantung.
Ada dua tipe voltage gated calcium channel :
high voltage channel (tipe L) dan
low voltage channel (tipe T).
CCB yang ada hanya menghambat channel tipe L, yang
menyebabkan vasodilatasi koroner dan perifer.
Nitrogliserin (antianginal)
- Efek vasodilatasi pada arteri
- “drug of choice” pada kontraksi koroner akut
- Diberikan sublingual onset cepat,
- transdermal durasi lama
- Oral digunakan isosorbid dinitrat (t 1/2 el panjang)
Obat jenis ini merupakan obat yang poten terutama jika dikombinasi dengan beta bloker dan tiazid
Penting: hati-hati terhadap bahaya penurunan tekanan darah yang sangat cepat
Beta-bloker menjadi agen penting untuk kontrol tekanan darah pada pasien hemodialisis
Penggunaan B Bloker non selektif menimbulkan lebih banyak efek samping di bandingkan
B Bloker Selektif
(Lexic
B – Bloker
Beberapa beta bloker (oksirenolol, pindolol, asebutolol) mempunyai aktivitas simpatomimetik intrinsik. Obat-
obat ini cenderung kurang menimbulkan bradikardi dibanding beta bloker lainnya, dan mungkin juga kurang
menimbulkan rasa dingin pada kaki dan tangan.
Beberapa beta bloker larut dalam lemak dan beberapa yang lain larut dalam air. Yang paling larut dalam air
adalah atenolol, nadolol, dan sotalol. Karenanya, beta bloker tersebut sukar masuk ke dalam otak, sehingga
kurang menimbulkan gangguan tidur dan mimpi buruk. Beta bloker larut air tersebut diekskresi oleh ginjal dan
seringkali diperlukan pengurangan dosis pada gangguan ginjal.
Beta bloker yang masa kerjanya relatif singkat harus diberikan 2 atau 3 kali sehari. Namun, banyak diantaranya
yang tersedia sebagai sediaan lepas lambat, sehingga pemberiannya untuk hipertensi cukup sekali sehari.
B-Bloker : Untuk angina, meskipun dengan sediaan lepas lambat, kadang-kadang masih perlu diberikan 2 kali
sehari.
Beberapa beta-bloker seperti atenolol, bisoprolol, karvedilol, dan nadolol memiliki masa kerja yang panjang
sehingga dapat diberikan hanya sekali sehar
Beta bloker dapat mencetuskan asma. Karena itu, harus dihindarkan pemberiannya pada pasien dengan riwayat asma atau
bronkospasme. Jika tidak ada alternatif lainnya, beta bloker kardioselektif dapat digunakan dengan sangat hati-hati di
bawah pengawasan dokter spesialis. Atenolol, bisoprolol, metoprolol, dan asebutolol efeknya kurang pada reseptor beta2
(bronkial), karena itu relatif kardioselektif, tetapi tidak kardiospesifik. Beta bloker tersebut lebih sedikit menimbulkan
resistensi saluran nafas, tetapi tidak bebas dari efek samping ini.
Beta bloker bekerja sebagai antiaritmia
Aritmia. dengan menghambat efek sistem simpatis pada automatisitas dan
konduktivitas di dalam jantung. Obat-obat golongan ini dapat digunakan bersama
digoksin untuk mengendalikan respons ventrikel pada fibrilasi atrium, terutama
pada pasien dengan tirotoksikosis. Beta bloker juga bermanfaat dalam tata
laksana takikardi supraventrikel, dan digunakan untuk mengendalikan aritmia
setelah infark miokard.
Beta bloker bekerja sebagai anti Angina
Indikasi:
hipertensi ringan sampai sedang; hiperplasia prostat jinak.
Peringatan:
dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi
(dalam 30-90 menit, karena itu harus diminum sebelum tidur),
(juga dapat terjadi dengan peningkatan dosis yang cepat);
kehamilan.
Efek Samping:
mengantuk, pusing, tidak bertenaga, edema perifer, sering
kencing, dan priapismus.
Dosis:
hipertensi, 1 mg sebelum tidur; bila perlu dosis ditingkatkan
menjadi 2 mg setelah 7 hari; dosis penunjang lazim 2-4 mg
sekali sehari Hiperplasia prostat jinak (
Antihipertensi Kerja Sentral
I. Diuretika
thiazida & furosemida menimbulkan gangguan
elektrolit pada janin & kelainan darah pada neonatus.
Ibu hamil dapat menggunakan diuretik pada fase terakhir
kehamilan dg pengawasan ketat & dosis sangat rendah.
Furosemida, HCT, spironolakton dapat masuk ASI &
menghambat laktasi.
VII. Vasodilator
Hidralazin : aman, dapat digunakan ibu hamil.
Dihidralazin & minoxidil : data untuk ibu hamil belum
cukup.
(di) & hidralazin & minoxidil : mencapai ASI.
Komponen utama
– jantung (sbg pompa)
– pembuluh:
Pembuluh darah (arteri & vena)
Sistem limfatik (pembuluh dan nodus limfatik)
Klasifikasi obat anti aritmia
Obat Anti Aritmia Kelas 1 memiliki MK menghambat kanal natrium, penurunan kecepatan
masuknya Natrium, melambatkan fase 0 dari aksi potensial, akibatnya terjadi penurunan
aksi eksitabilitas dan kecepatan konduksi. Di klasifikasikan menjadi :
1. Kelas 1.A : mMK melambatkan de-polarisasi ( keadaan sel reseptor menerima
rangsangan) fase 0
2. Klas 1.B : MK memendekkan re-polarisasi (kondisi membran sel saraf kembali ke fase
istirahat) fase 3
3. Kelas 1.C : MK melambatkan de- polarisasi fae 0 secara bermakna
Terapi Gagal Jantung
ACE inhibitor Diuretika Digitalis