Anda di halaman 1dari 158

OIOZ

'ra Nunasm NViauNiwni


Nius^initinnsnffliflinaflnBianijraojaHio
('DI-lHl)
iOSiHUilllDDIIt
lusninaiisiifliiiniNMKU
I
p«i
£1*5X9
KATA SAMBUTAN

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,


Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (PP PERHATI-KL)
menyambut gembira atas tercetaknya buku FORMULARIUM
SPESIALISTIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG
TENGGOROK- BEDAH KEPALALEHER(THT-KL).

Dalam menjalankan profesi khususnya dl bidang THT-KL,


tentu buku ini sangat membantu dalam pemberian terapi kepada
pasien. Selain itu buku ini juga mempakan panduan baku tentang
obat-obat yang tersedia dl bidang penyakit THT-KL di seluruh
wilayah Nusantara, serta menjadi acuan penggunaan obat bagi
dokter THT-KL daiam menangani penyakit-penyakit THT-KL.

Atas nama PP PERHATi-KL saya sampaikan apresiasi yang


sebesar-besarnya atas kerja keras dan usaha Panitia Formuiarium
untuk membuat hingga menerbitkan buku ini.

Wassalamu'aiaikum Wr.Wb.

KetuaUmumPPPERHATI-t

Prof. Dr. Bambana Hermani. Sp.THT-KLfK)

Formuiarium Spcsialistik llmii Penyakit THT-KL


KATA PENGANTAR
DIREKTUR BINA PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

Kebijakan Obat Nasional(KONAS)yang merupakan landasan, arah


dan pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan
khususnya di bidang obat mengamanatkan penggunaan obat yang
rasional sebagai salah satu kebijakannya. Dimana dengan
penggunaan obat yang rasional diharapkan pasien bisa terlindungi
dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.

Dalam rangka melindungi pasien tersebut, maka perlu dilakukan


berbagai langkah pencegahan diantaranya dengan melakukan
penyempurnaan dan pengembangan berbagai standar pengobatan
penyakit, terutama untuk penyakit yang memiliki prevalensi yang
cukuptinggi.

Penderita penyakit telinga, hidung, tenggorok, bedah kepala leher


di Indonesia dewasa ini cukup tinggi dimana penyakit ini dapat
diidap oleh segaia goiongan usia muiai bayi hingga ianjut usia,
dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Oieh karena itulah
dianggap periu untuk melakukan penyusunan Formularium
Spesiaiistik iimu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah
Kepala Leher(THT-KL)ini.

Formularium spesiaiistik merupakan buku yang berisikan informasi


lengkap obat-obatan yang dibutuhkan oleh para dokter spesialis
bidang tertentu untuk pengelolaan pasien dengan indikasi penyakit
tertentu. Formularium THT-KL ini disusun sebagai acuan nasional
untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional di bidang
THT-KL. Formularium spesiaiistik disusun untuk meningkatkan
ketaatan kepada dokter spesialis rumah sakitterhadap formularium
rumah sakityang selama ini masihsangat rendah.
Formularium SpesialisUk Itmu Penyakit THT-KL iii
Penyusunan Formularium spesialistik ilmu penyakit THT-KL
dilakukan melalui suatu proses kajian oleh para ahli bidang
spesialisasi THT-KL, PERHATI-KL sebagai perhimpunan yang
menaungi para dokter spesialis THT-KL,ahli farmakologi klinik, RS
pendidikan, lintas program di Departemen Kesehatan dan Fakultas
Kedokteran. Proses in! dilakukan agar Formularium THT-KL yang
telah disusun ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan para dokter
spesialis THT-KL,sehingga dapatdigunakan dan dipatuhi.

Formularium spesialistik THT-KL ini juga diharapkan akan dapat


bermanfaat untuk rumah sakit yang belum mempunyai formularium
dan puskesmas rawat inap yang sudah mempunyai dokter
spesialis.

Selain Formularium Spesialistik THT-KL, Direktorat Bina


Penggunaan Obat Rasional hingga saat ini (2009) telah
memfasilitasi penyusunan Formularium Spesialistik penyakit lain
yaitu ilmu Kesehatan Anank, Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan, ilmu Penyakit Mata dan Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin.

Departemen Kesehatan, khususnya Ditjen Bina Kefarmasian dan


Alat Kesehatan secara khusus mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada PERHATI-KL, para ahli
Ilmu Penyakit THT-KL dan ahli Farmakologi Klinik yang tergabung
dalam tim penyusun formularium spesialistik atas kontribusinya
dalam penyusunan Formularium Spesialistik THT-KL ini. Mudah-
mudahan dengan terbitnya Formularium Spesialistik THT-KL ini
mutu penggunaan obat khususnya serta mutu pelayanan
kesehatan pada umumnya terns meningkatdari waktu ke waktu.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Akhimya, tak lupa kami mohonkan kritik dan saran yang akan
berguna untuk revisi di masa yang akan datang dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Formularium Spesialistik llmu PenyakitTHT-KL.

jrektur Bina Penggunaan Obat Rasional

r. Nasirah Bahaudin,Apt, MM.


NIP. 195310311985012001

Formularium Spesialistik limu PenyaJdt THT-KL


DAFTARlSi

KATASAMBUTAN
KATAPENGANTAR
DAFTARISI vi

BAB I KETENTUANUMUM.

1. ObatEsensial 3
2. PemilihanObat 3
2.1. Kriteria Pemilihan Obat Esensial 3
2.2. PetunjukTingkat Pembuktian dan
Rekomendasi 4
3. FormulariumSpesialistik 5
4. Revisi Formularium 6
5. ResistensiAntibiotik 6

BAB II KETENTUANREDAKSIONAL.

1. TataNama 11
2. PengertiandanBeberapaSingkatan 11

BAB Hi DAFTAR OBAT FORMULARIUM


SPESIALISTIKILMU PENYAKIT
TELINGA HIDUNG TENGGOROK ■
BEDAHKEPALALEHER(THT-KL) 15

ANALGESIK 17
1. Asam Mefenamat 17
2. Diklofenak 18
3. Ibuprofen 19
4. Meloksikam 21
Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL vi
5. Metampiron 23
6. Parasetamol 24
7. Piroksikam 26
8. TramadolHCI 27
ANALGESIKNARKOTIK 29
9. KodeinHCl 29
10. MorfinSulfat 31
ANESTETIK 32
ANESTESIKLOKAL 32
11. EtilKloridaSemprot 32
12. LidokainHCI 32
13. Lidokain2%+Adrenalin(1:80.000) 34
ANTtHISTAMIN DANANTIALERGI 32
14. Difenhidramin-HCI 36
15. KlorfeniraminaMaleat 37
16. Loratadine 38
17. Loratadine+Pseudoefedrin 39
18. Sertirizin 40
19. TriprolidinHCI+Pseudoefedrin 41
ANTIINFEKSI 44
ANTIBAKTERI 44
20. Amlkasin 44
21. Amokslsiiin 45
22. Amokslsiiin+AsamKlavulanat 47
23. Ampisilin 49
24. Ampisilin-Sulbaktam 50
25. Azitromisin 51
26. Eritromisin 52
27. FenoksimetiiPenisilin(PenisiiinV) 54
28. Framisetin 55
29. Gentamisin 56
30. Kiaritromisin 58

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakii THT-KL


31. Klindamisin...
32. Kloramfenikol
33. Kotrimoksazo
34. Levofloksasin
35. Meropenem..
36. Metronidazole
37. Ofloksasin
38. Sefadroksil....
39. Sefiksim
40. Sefotaksim....
41. Seftazidim
42. Seftriakson....
43. Siprofioksasin
44. Vankomisin...
ANTIFUNGI
45. Gentian Violet
46. Ketokonazol..
47. Nistatin
ANTIVIRUS
48. Asikiovlr....
ANTIMUAL
49. Metcklopramid
50. Ondansetron...
ANTISEPTIK
51. Alkohol70%....
52. HidrogenPeroks da.
53. Providon lodin
ANTIVERTIGO
54. Betahistin Di-HCI
55. Betahistin Mesilat
ANTITINITUS
56. Methylcobalamin

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL


DEKONGESTAN 91
57. Efedrin Solutio 91
58. Oksimetazolin 92
HEMOSTATIK 93
59. AsamTraneksamat 93
60. Vitamin K 94
KORTIKOSTEROID 96
61. Budesonid 96
62. Deksametason 97
63. Fluosinolon 100
64. Metilprednisolon 100
65. Mometason 102
66. Prednlson 102
67. Triamsinoion 104
OBATKAUSTIK 107
68. AsamCuka 0,5-2% 107
69. AsamTrikloroasetat 107
70. PerakNitrat 108
71. Polikresulen 109
MUKOLITIK 101
72. Bromheksin HCI Ill
SITOSTATiKA 112
73. Doksorubisin 112
74. Doselaksel 113
75. 5-Fluorourasii 115
76. Karboplatin 116
77. LeukovorinKalsium 117
78. Metotreksat 118
79. MitomicinC 120
80. Paklitaksel 121
81. Siklofosfamid 122
82. Sisplatin 124
83. Vinkristin 125

Formutarium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL


LAIN-LAIN 127
84. AtropinSulfat 127
85. Karbogliserin10% 128
86. LarutanNaCl lsolonis 128

LAMPiRAN 131
GANGGUAN FUNGS!HATI 131
GANGGUANFUNGSIGINJAL 139
KEHAMILAN 140
Peresapan Pada Kehamilan 141
MENYUSUI 147

Formularhim Spesialislik ilmu Penyakil THT-KL


BAB I

KETENTUAN UWIUM

Formularium Spesialisiik Ilmu Penyakil THT-KL


1. ObatEsensial

Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan


untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis,
profiiaksls, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia
pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.

2. PemilihanObat

2.1 Kriteria Pemilihan Obat Esensial

Pemllihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut:


a. Memlliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang
paling menguntungkan penderita.
b. Mutu terjamin,termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
c. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
d. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang
disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas
kesehatan.
e. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan
oleh penderita.
f. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang
tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.
g. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek
terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada;
Obat yang sifatnya paling banyak diketahui
berdasarkan data ilmiah;
Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui
paling menguntungkan:
Obatyangstabilitasnyalebihbaik;
Mudahdiperoleh;

Formularium Spesialislik ilmu Penyakit THT-KL 3


Obatyangtelahdikenal.
h. Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria
berikut:
Obat hanya bermanfaat bagi penderita dalam
bentuk kombinasi tetap;
Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan
keamanan yang lebih tinggi daripada masing-
masing komponen;
Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap
merupakan perbandingan yang tepat untuk
sebagian besar penderita yang memerlukan
kombinasi tersebut;
Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-
biaya (benefit-cost ratio);
Untuk antibiotika kombinasi tetap harus dapat
mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi
dan efek merugikan iainnya.

2.2 PETUNJUK TINGKAT PEMBUKTIAN DAN REKOMENDASI

Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari US Agency for


Health Care Policy and Research,sebagai berikut:

TINGKAT PEMBUKTIAN {STATEMENTS OFEVIDENCE)

la Fakta diperoleh dari meta analisis uji klinik acak dengan


kontrol.
lb Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu uji klinik acak
dengan kontrol.
Ila Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi dengan
kontrol,tanpa acak, yang dirancang dengan balk,
lib Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi quasi-
eksperimentaljenis lain yang dirancang dengan baik.
4 Formularium Spesialistik limit Penyakit THT-KL
lil Fakta diperoleh dari studi deskriptif yang dirancang dengan
baik,seperti studi komparatif,studi korelasi,dan studi kasus.
IV Fakta yang diperoleh dari iaporan atau opini Komite Ahli dan/
atau pengalaman kiinikdari pakaryang disegani.

3. FormuiariumSpesialistik

Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang berisi


informasi iengkap obat-obat yang paling dibutuhkan oleh
dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengeloiaan pasien
dengan indikasi penyakit tertentu.

Formularium Spesiaiistik disusun untuk meningkatkan


ketaatan para dokter spesiaiis Rumah Sakit terhadap
Formularium Rumah Sakit yang selama ini masih sangat
rendah. Bidang spesialisasi teilentu bisa saja mempunyai
banyak subspesiaiisasi, misalnya bidang spesialisasi limu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang
spesiaiisasi yang mempunyai banyak subspesiaiisasi,
sehingga dapat disusun daftar obat esensial khusus untuk ilmu
Penyakit Teiinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher
(THT-KL).

Penyusunan Formuiarium Spesiaiistik meiibatkan baik


asosiasi profesi dokter spesiaiis terkait maupun masing-
masing subspesiaiisasinya. Dengan keikutsertaan serta peran
aktif para spesiaiis diharapkan para spesiaiis tersebut merasa
memiliki sehingga penggunaan obat rasional dapat diterapkan
dengan baik.

Penyusunan Formularium Spesiaiis diharapkan juga sebagai


titiktoiak penyusunan Formularium Nasional.

Formularium Spesiaiistik Ilmu Penyakit THT-KL


4. RevisiFormulariuni

Formuiarium Spesialistik llmu THT-KL yang bam disusun ini


kelak perlu direvisi dan disempurnakan secara berkaia. Revisi
tidak hanya untuk menyesuaikan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, tetapi juga untuk kepraktisan dalam
penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga kesehatan dan sarana pelayanan
kesehatan yang ada.

Penyempurnaan formuiarium dilakukan secara terns menerus


dengan usulan materi dari unit pelayanan kesehatan,
pendidlkan, dan penelitian kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta, melalui Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Mat Kesehatan, Departemen Kesehatan Rl, c.q. Direktorat
Bina Penggunaan Obat Rasional.

5. ResistensiAntibiotik

Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik


esensial lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan Ini
dinilai sangat membahayakan, karena pada akhirnya dunia
kesehatan akan kehilangan antibiotik yang masih peka dan
potensial untuk memerangi penyakit-penyakit infeksl yang
baru muncul (emerging) maupun muncui kembali
(reemerging). Penyebabnya karena penggunaan antibiotik
yang tidak rasional, balk oleh tenaga kesehatan maupun
penderita.

Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan


upaya-upaya;

Formuiarium Spesialistik JImu Penyakil THT-KL


1. Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba
sehingga diperoleh pola resisten bakteri terhadap
antibiotik.
2. Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan
antibiotik.
Penyelenggara surveilans pola penggunaan antibiotik
adalah institusi penelitian dan rumah sakit, Puskesmas,
Dinas Kesehatan serta institusi kesehatan, pendidikan
dan penelitian lain.
3. Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas
kesehatan dengan cara memberlakukan kebijakan
penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan
keadaan penderita dan penyakit yang dideritanya,
dengan pilihan mulai daii antibiotik lini pertama, kedua,
ketiga dan antibiotik yang sangat dibatasi
penggunaannya.
4. Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi
kepada semua pihak yang menggunakan antibiotik baik
petugas kesehatan maupun penderita atau masyarakat
luas tentang cara menggunakan antibiotik secara rasional
dan bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan
antibiotik yang tidak rasional.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


BAB II

KETENTUAN REDAKSIONAL

Formularium Spesialislik llmu PenyakU THT-KL


1. TataNama

a. Name obat dituliskan sesuai dengan Farmakope


Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope
Indonesia maka dituliskan sesuai International Nan
Proprietary Name(INN).
b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai
nama INN ditulis dengan nama lazim.
0. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN diberi
nama yang disepakati sebagai nama generik untuk
kombinasi dan dituliskan masing-masing komponen zat
berkhasiatnya disertai kekuatan masing-masing
komponen.

2. Pengertian dan Beberapa Singkatan

a. Pengertian
(1) IndikasI
Indikasi adalah tujuan pemakaian obat dalam terapi.
Dicantumkan jenis-jenis penyakit yang dlindikasikan
dan apakah obat tersebut untuk penyembuhan,
pencegahan atau pemeliharaan,dll.

(2) Kontra Indikasi(Kl)


Kontra Indikasi adalah keadaan-keadaan tertentu
dimana obat tidak boleh diberikan. Misalnya pada
penderita dengan penyakittertentu.

(3) Perlngatan Perhatian


Menjelaskan akibat-akibatyang mungkin teijadi dan
hams diperhatikan pada pemakaian obat, temtama
pada keadaan tertentu, serta anjuran untuk tidak

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


menggunakan obat tersebut pada keadaan-
keadaan tertentu untuk menghindari efek-efek yang
tidakdikehendaki.

(4) Dosis
Dosis obat berisi cara pemakaian,jumlah,frekuensi
dan lama pemakaian. Cara pemakaian
menunjukkan bagaimana obat tersebut masuk ke
dalam tubuh, misalnya injeksi intravena, oral atau
yang lain.
Jumlah pemakaian menyatakan takaran yang lazim
digunakan dan batas-batas untuk kondisi tertentu.
Frekuensi pemakaian adalah jumlah pemberian
dalam satu hari atau tiap beberapa lama obat itu
diberikan.

Lama pemakaian menyebutkan berapa lama obat itu


harus/boleh diberikan, berapa lama pemakaian
harus dihentikan sebelum dipakai kembali atau
berapa lama obatitu minimal harus digunakan.

(5) EfekSamping
Efek samping adalah efek yang tidak dikehendaki
yang mungkin dapat timbul pada pemakaian obat.
juga disebutkan frekuensinya (bila ada), bahannya,
tindakan-tindakan yang perlu diambil bila efek
samping tersebuttetjadi.

(6) Sedlaan
Sedlaan adalah bentuk dan kemasan (bila ada)obat
yangberedar.

12 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Misalnya: Injeksi 10 mg/ml[1 ml]

Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses


pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang
akandigunakan

Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat


dalam sediaan obatjadi.
Kemasan adalah wadah terkecll yang berhubungan
langsungdenganobat.

b. BeberapaSingkatan
amp ampul
btl botol
inj Injeksi
i.k Injekslintrakutan
i.m injeksi intramuskular
l.v injeksi intravena
s.k injeksi subkutan
kaps kapsul
sirkering sirup kering
sup supositoria
SUSP suspensi
tab tablet
tabkunyah tablet kunyah
tabsalut tablet salut
tabsalutenterik tabletsalutenterik
tab scored tablet dengan tanda belah
tabsublingual tabletsublingual
G6PD Glukosa 6 Phospate
Dehidrogenase

Formularium Spesialistik Ilmu Penyaht THT-KL 13


c. Lain-lain
Keterangan(lampiran) mengacu pada lampiran pada bab
terakhir dariformularium.

14 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL


BAB III

DAFTAR OBAT
FORMULARIUM SPESIALISTIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG
TENGGOROK-BEDAH
KEPALA LEHER (THT-KL)

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 15


ANALGESIK

Rasa nyeri dapat digolongkan menjadi nyeri akut dan kronik. Nyeri
akut biasanya terasa dalam waktu yang singkat dan penyebabnya
Bering dapat diidentifikasi (penyakit, trauma). Penyembuhan nyeri
kronik kuat diharapkan dilakukan secara total, nyeri kronik dapat
disebabkan karena penyakit yang kronik

ANALGESIK NON NARKOTIK

1. ASAM MEFENAMAT

IndikasI
Menghiiangkan segala macam nyeri ringan, sedang sampai
dengan berat.

Kontra IndikasI
Pasienyang hipersensitifterhadapasam mefenamat

Peringatan dan Perhatian


Hati-hatI pada pasien lanjut usia, selama kehamilan dan
menyusui, pada gangguan aiergi dan pada gangguan
koagulasi. Pada pasien gagai ginjai, payah jantung dan gaga!
hati dibutuhkan kehati-hatian. Asma: setiap perburukan asma
mungkin berhubungan dengan penggunaan Anti inflamasi Non
Steroid (AINS).

Pasien yang menggunakan asetosal mengalami


bronkospasme, rinitis aiergi, urtikaria; pasien dengan tukak
lambung dan usus; pasien dengan gangguan ginjai parah,
ulkus peptikum,radang lambung dan gangguan fungsi hati.

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL 17


Dosis
Dewasa: 500 mg tiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Dewasadananak>14tahun: diawali dengan 500 mg
kemudian 250 mg tiap6jam,tidak lebih dari7hari.

Efek Samping
Gangguan gastrointestinal dan perdarahan,tukak peptik, sakit
kepala,cemas,insomnia,urtikaria,ruam kulit, edema wajah.

Sediaan
Kapsul ; 250 mg
Kaplet : 500 mg
Suspensi :60 mL/botol

2. DIKLOFENAK

IndlkasI
Pengobatan jangka pendek keadaan akut pada nyeri dan
inflamasi.

Kontralndikasi
Ulkus peptikum, penyakit ginjal dan hati, wanita hamil, anak-
anak.

Peringatan dan Perhatian


Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
ketergantungan obat. Individu dengan cedera kepala,
peningkatan tekanan intra kranial, gangguan fungsi hati dan
ginjal berat, wanita hamil dan menyusui, anak <16 tahun.

Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau

18 Formuiarium Spesialisiik Ilmu Penyakit THT-KL


menjalankan mesin. Ada kecenderungan untuk
penyalahgunaan obat. Memiliki riwayat ketergantungan atau
penggunaan opiat kronik. Hati-hati dapat mengakibatkan
pendarahan pascaoperasi.

Tidak boleh diberikan bersama aspirin. Memperpanjang waktu


protombin bila diberikan bersama antikoaguian. Toksisitas
digoksin, sikiosporin, litium meningkat. Menghambat aktivitas
diuretik.

Dosis
Dewasa:Awal sehari 100-150 mg terbagi dalam 2-3 dosis.
Kasus sedang dan anak > 14 tahun: Sehari 75-100 mg.

EfekSamping
Gangguan gastrointestinai, eritema, pusing, vertigo, ruam kuiit,
peningkatan serum SCOT dan SGPT.

Sediaan
Tabiet salut selaput 25 mg;50 mg(kalium/natrium diklofenak)

3. IBUPROFEN

Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang,termasuk sakit kepala, nyeri pada
anak,dan serangan migren akut.

Kontra Indikasi
Hipersensitif(asma,angioedema, urtikaria dan rinitis)teitiadap
asamasetilsalisiiatatauNSAIDlain,uikus peptikum.

Formularium Spesialistik llmu Penyakil THT-KL 19


Peringatan dan Perhatian
Gangguan fungsi hati dan ginjal (Lampiran), riwayat ulkus
peptikum, penyakitjantung,gangguan koagulasi,alergi.

Dosis
Dewasa:
Dosis awal: 1200-1800 mg/hari
Dosis pemeliharaan:600-1200 mg/hari

Nyeri pada anak(tidak direkomendasikan untuk anak <7kg):


Oral dengan atau sesudah makan:
< 1 tahun :20-30 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi
1-2 tahun :50 mg 3-4 kali sehari
3-7 tahun :100 mg 3-4 kali sehari
8-12 tahun : 200 mg 3-4 kaii sehari

Migren akut:
Oral:
400-600 mg pada serangan pertama, bisa diulang setiap 6-8
jam. maksimum 2,4 g/hari.

Suppositoria:
Dewasa :3-4 x 2 supp/hari
3-7 tahun : 3-4 x 1 supp/hari
8-12 tahun : 3-4 x 2 supp/hari

Efek Samping
Gangguan gastrointestinal(mual,diare, dispepsia, perdarahan
gastrointestinal), ruam, angioedema, bronkospasme, sakit
kepala, pusing, gelisah, trombositopenia, vertigo, tinitus,
fotosensitivitas, hematuria, retensi cairan, peningkatan tensi,
gagalginjai.

20 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Jarang: kerusakan hati, alveolitis, eosinofiiia paru, pankreatitis,
gangguan penglihatan, sindrom Stevens-Johnson, toxic
dermal necrolysis, kolitis, meningitis aseptik,

Sediaan
Tablet : 100 mg, 200 mg,400 mg,600 mg,800 mg
Tablet kunyah : 100 mg
Kapsul : 200 mg,400 mg
Suspensi oral : 100 mg/5 ml {botol 5 mL, 60 mL, 120 mL)
SuspensI forte: 200 mg/5 mL {botol 50 ml,60 mL)
Suppositoria : 125 mg/supp

4. MELOKSiKAM

Indikasi
Mengatasi infiamasi.

Kontra Indikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap meloksikam.
Pasien dengan penderita ulkus peptikum.

Peringatan dan Perhatlan


Wanita hamil dan menyusui. Keamanan dan efikasi
penggunaannya pada anak-anak belum jelas. Penggunaan
pada lansia hams hatl-hati.

Pasien dengan gangguan kardlovaskular: dapat


menyebabkan retensi cairan dan udem, gunakan dengan hatl-
hati pada pasien yang mengalami retensi cairan, hipertensi,
dan gaga!jantung.

Formularium Spesialistik llmu Penyakil THT-KL 21


Efek pada saluran cema: perdarahan, ulseratif, perforasi dapat
teijadi kapan saja dengan atau tanpa tanda. Dianjurkan untuk
diminumsetelahmakan

Pada pasien gangguan fungsi hati lakukan monitoring fungsi


hatiselamaterapi.

Pada pasien gangguan fungsi ginjal lakukan monitoring


sebelum dan selama terapi karena metabolit NSAID
dimetabolisme oleh ginjal.

Dosis
Dewasa :7,5-15 mg sekali sehari(maksimum 15 mg/hari).

EfekSamping
Aritmia, palpitasi, takikardi, rash, pruritus, alopesia,
angiodema, eritema, eritema multiform, erupsi bullous,
fotosensitif, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal
toksik, urtikaria, faiingitis, esofagitis, penglihatan abnormal,
konjungtivitas, tinitus, nyeri abdominal, diare, mual, muntah,
konstipasi, dispepsia, flatulen, kolitis, mulut kering, ulkus
duodenal dan ulkus gastrik, stomatitis ulseratif, pankreatitis,
perforasi usus, infeksi saluran kemih, albuminuria,
peningkatan BUN dan kreatinin, hematuria, nefritis interstitial,
gagal ginjal, anemia, agranulositosis, leukopenia, purpura,
trombositopenia, bilirubinemia, edema, dehidrasi, infeksi
saluran napas atas, bersin-bersin, asma, bronkospasme,
dispnea, flu-like symptoms, nyeri, artalgia, nyeri punggung,
reaksianafilaktoid.

Sedlaan
Tablet :7,5mg,15mg

22 Formularium Spesialislik Ilmu Penyakil THT-KL


5. METAMPIRON

Indikasi
Nyeri akut dan kronik serta nyeri setelah operasi, terapi nyeri
dan rasa sakit.

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas, wanita hamil dan menyusui, penderita
dengan tekanan darah sistolik < 100 mmHg.

Peringatan dan Perhatlan


Berisiko agranulositosis fatal. Hati-hati pada penderita yang
pemah mengaiami kelainan darah. Jangan digunakan untuk
gangguan ringan bila ada obat lebih aman. Khusus injeksi,
jangan diberikan sekallgus lebih dari 1 g karena dapat
menimbulkan syok, radang dan ulkus pada saiuran cerna,
kerusakan hat! dan ginjal, dehidrasi, epilepsi, asma. Obat in!
jangan diberikan untuk pemakaian lebih dari tujuh hari berturut-
turut tanpa sepengetahuan dokter. Wanita hamil sebaiknya
jangan mengkonsumsi obatini.

Dosis
Dewasa : 250 mg-1 g, makslmum 3 g/hari
Anak 6-12 tahun : 250 mg-500 mg, maksimum 2 g/hari

Efek Samping
Dapat menyebabkan agranulositosis dan efek hematologik
lainnya.

Sediaan
Kaplet 500 mg/kaplet
Injeksi 250 mg/mL,500 mg/mL
Sirup 250 mg/5 ml
Formularium SpesiaUsiik Umu Penyakil THT-KL 23
6. PARASETAMOL

Indikasi
Demam, nyeri ringan sampai sedang, termasuk sakit kepala,
dan serangan migren akut.

Kontra Indikasi
Hipersensitif, penderita radang ginjal, penderita dengan
fungsi hati yang berat.

Perlngatan dan Perhatian


Gangguan fungsi hati (Lampiran), gangguan fungsi ginjal,
ketergantungan aikohoi, menyusui(Lampiran).

Dosis
Anak:
Nyeri ringan sampai sedang, demam
Oral:
< 3 buian 10 mg/kgBB
(bila ikterus: 5 mg/kgBB)
3 bulan-1 tahun 60-125 mg
1-5 tahun 120-250 mg
6-12 tahun 250-500 mg
Dosis dapat diulang setelah 4-6 jam
(maksimum 6 dosis/24 jam)

Rektal:
1-5tahun 125-250 mg
6-12 tahun 250-500 mg
Dosis dapat diulang seteiah 4-6 jam
(maksimum 6 dosis/24 jam)

24 Formidarium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL


Serangan migren akut
Oral:
Anak 6-12 tahun :250-500 mg
Dosis dapat diulang setelah 4-6 jam
(maksimum 6 dosis/24 jam)

Rektal:
6-12 tahun :250-500 mg
>12 tahun :0,5-1 g
Dosis dapat diulang setelah 4-6 jam
(maksimum 6 dosis/24 jam)

Dewasa:
Nyeri ringan sampai sedang
Oral:
0,5-1 g tiap 4-6 jam, maksimum 4 g/hari
Dosis dapat diulang setelah 4-6 jam
(maksimum 6 dosis/24 jam)

Rektal:
0,5-1 g

Serangan migren akut


Oral:
0,5-1 g pada serangan pertama
Dosis dapat diulang setiap 4-6 jam
(maksimum 6 dosis/24 jam)

Efek Samping
Jarang : ruam dan gangguan darah
Overdosis : nekrosis hati, gangguan fungsi ginjal

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 25


Sediaan
Tablet : 120 mg,500 mg
Sirup : 120 mg/5 ml(botol 60 ml), 160 mg/5 mL
(botol 60 ml)
Suspensi : 250 mg/5 ml(botol 60 ml)
Suppositoria : 80 mg/supp, 160 mg/supp,
240 mg/supp

7. PIROKSIKAM

indlkas!
Ant!inflamasi dan analgetik

Kontralndikasi
Riwayat tukak lambung atau pendarahan lambung,
hipersensitif terhadap piroksikam, bronkospasme, pollp
hidung, angioedema atau urtikaria.

Peringatan dan Perhatian


Fungsi ginjal yang terganggu, gangguan kardiovaskular, defek
koagulasi intrinsik, terapi antikoagulasi. Menghambat efek
antikoagulan. Aspirin menurunkan kadamya dalam plasma.
Meningkatkan toksisitas litium.
Dosis
Anti Inflamasi :10-20 mg sekali sehari
Gel :Oleskan 3-4 kali sehari.

EfekSamping
Tablet/kapsul: Gangguan saluran cerna, perdarahan lambung,
perforasi, tukak lambung, edema, pusing, sakit kepala, ruam
kulit, pruritus, somnolen,penurunan Hb dan hematokrit.

Gel ; Lokal iritasi ringan sampai sedang, eritema, ruam kulit,


pitiroid deskuamasi, pruritus.
26 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakii THT-KL
Sediaan
Tablet :10mg,20mg
Tablet Sub Lingual :20mg
Kapsul :10mg,20mg
Supposltoria :20 mg
Gel :5g,15g,25g

8. TRAMADOL HCI

IndikasI
Nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri setelah operasl.

Kontra Indikasi
Pasien dengan ketergantungan obat opium.Sedang mendapat
obat MAOI. Intokslkasi akut dengan alkohol, hipnotik,
analgesik,atau obat-obat lain yang bekerja pada SSP.

Perlngatan dan Perhatlan


Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
ketergantungan obat. Individu dengan cedera kepala,
peningkalan tekanan Intra kranlal, gangguan fungsl hati dan
ginjal berat. Wanita hamll dan menyusui. Anak <16 tahun.
Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau
menjalankan mesln. Ada kecenderungan untuk
penyalahgunaan obat, Memiliki riwayat ketergantungan atau
penggunaan opiat kronik. Dapat mengakibatkan perdarahan
pasca operasi.

Dosis
Oral :
Dewasa dan anak > 14 tahun:
50 mg sebagai dosis tunggal. Dapat ditambahkan 50 mg
sesudah selang waktu 30-60 menit. Maksimum 400 mg/hari.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 2",1


Pasien dengan gangguan hati dan ginjal dengan klirens
kreatinin < 30 mUmenit:
50-100 mg/12jam. Maksimum 200 mg/haii.

Pasien dengan sirosis:


50 mg/12 jam. Diminum 1 kapsul, bila nyeii tidak berkurang
dapat ditambah 1 kapsul selang 30-60 menit kemudian.
Maksimum 400 mg/hari.

Injeksi:
1 ampul Lv, im atau s.c, bila nyeri tidak berkurang dapat
ditambah 1 ampul selang 30-60 menit kemudian,dosis perhari
tidak boleh lebih dari8 ampul 50 mg/mL dan 4 ampul 100 mg/2
mL.

Efek Samping
Pusing, mengantuk, rasa lelah, sakit kepala, pruritus,
berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah,
dispepsia, obstipasi, konstipasi, cemas, anoreksia, vertigo,
agitasi.

Interaksl Obat
Efek analgesik dan sedatif dapat ditingkatkan oleh obat yang
bekeija pada SSP, misalnya transkuilizer, hipnotik, kuinidin,
propafenon, fenotiazin, analgesik opiat, antidepresan trisiklik.
Metabolisme obat ini dapatditingkatkan oleh karbamazepin.

Sedlaan
Tablet :50mg, lOOmg
Injeksi : 100 mg/2 mL,200 mg/2 ml
Suppositoria :100 mg/supp

28 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


ANALGESIK NARKOTIK

9. KODEINHCI

Penggunaan obat ini dalam pengawasan Departemen


Kesehatan sesuai UU No. 22/1997 dan the Single
Convention on Narcotic Drugs(1961)

Indikasi
Nyeri lingan hingga sedang, dapat dipakai sebagai antitusif
pada batuk kering non produktif yang mengganggu
ketenangan

Kontra Indikasi
Depresi pernapasan, penyakit obstruksi saluran napas,
serangan asma akut, terdapat risiko ileus paralitik, tidak
dianjurkan untuk akut abdomen, peningkatan tekanan kranial,
feokromositoma.

Peringatan dan Perhatian


Ketergantungan,gangguan fungsi ginjal dan hat!(Lampiran).

Dosis Berleblh(Overdosis)
Opioid dapat menyebabkan berbagai tingkat koma, depresi
pernapasan dan pinpoint pupils. Nalokson adalah antidot
spesiflk bila terjadi koma atau bradipnoea. Sindroma putus
obat akut dapat dipresipitasi dengan pemberian nalokson pada
pasien ketergantungan opioid atau penggunaan dosis berlebih
yang besar.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 29


Dosis
Oral:
Nyeri ringan sampai sedang
Anak:
1-12tahun : 0,5-1 mg/kgBB per oral setlap 4-6 jam
blladlperlukan.
>12tahun : 10-20 mg/dosis setiap 4-6 jam sesuai
kebutuhan, dosis maksimum 120
mg/hari.
Dewasa:
30-60 mg setiap 4-6jam,dosis maksimum 240 mg/hari
Berikan bersama makanan atau air untuk mengurangi mual
atau gangguan pada saluran cerna.

Oral 30 mg pada anak dengan berat < 50 kg mendekati efek


analgesik Aspirin atau Asetaminofen 325-600 mg. Dosis
analgesik dapat dicapai dengan kodein 60 mg dan biasanya
diikuti dengan reaksi adiktif.

Penyesuaian dosis pada gangguan fungsl ginjal:


Cl„10-50 mL/menit:Berikan 75% dari dosis.

EfekSampIng
Konstipasi pada penggunaan jangka panjang, pusing, mual,
muntah, sulit miksi, spasme ureter atau bilier, mulut kering,
sakit kepala, berkeringat, muka kemerahan. Pada dosis terapi
kodein kurang menimbulkan toleransi, ketergantungan,
euforia,sedasi atau efek samping lainnya dibanding morfin.
Dosis besar memberikan depresi napas dan hipotensi,
kesulitan buang air kecil, mulut kering, berkeringat, sakit
kepala, muka merah, vertigo, bradikardi. palpitasi, postural,
hipotermia, halusinasi, disfona, ketergantungan, menurunkan
libido/impotensi,ruam kulit, urtikaria, pruritus.
30 Formuiartum Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL
Sediaan
Tablet(sebagaifosfat/HCi): 10mg,15mg,20mg

10. MORFINSULFAT

Indikasi
Penatalaksanaan nyeri kronik berat yang tidak dapat diatasi
dengan analgesik lain, palliative care.

Kontra Indikasi
DepresI pernapasan, penyakit obstruksl jaian napas, sensitif
terhadap morfin, penyakit hati akut,terapi MAOi,ileus paralltik.

Peringatan dan Perhatian


Tidakuntuk nyeri pasca-operasi,anak-anak,kehamilan.

Dosis
Awai 10-15 mg,ditingkatkan sesuai dengan respons, Efek obat
seiania12jam

PemberianObat
Diberikan bersama atau tanpa makanan;
telan utuh,jangan dibagi/dikunyah/dihancurkan

EfekSampIng
Hipoventiiasi, muai, muntah, konstipasi, somnoien, konfusi,
halusinasi, euforia.

Sediaan
Tablet short acting: 10 mg
Tablet siow reiease: 10 mg, 15mg, 30 mg

Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL 31


ANESTETIK

ANESTETIK LOKAL

11. ETILKLORIDASEMPROT

Indikasi
Anestesi lokal dengan cara disemprotkan ke kulit sampai
mengembun.

Peringatan dan Perhatian


Penggunaan etil klorida menyebabkan kulit beku sehlngga
sukar dipotong dan mudah terkena infeksi karena penuainan
resistensi sel dan memperlambat penyembuhan.

Dosis
Disemprotkan sampai mengembun.

Sediaan
Botol semprot 100 mL

12. LIDOKAINHCI

Lldokain HCI merupakan anestesi lokal intermediate-acting


dan golongan amida.

Indikasi
Anestesi lokal

32 Fomiularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Kontra Indikasi
Infeksi kulit pada bagian yang akan dianestesi, inflamasi kulit;
anemia berat atau penyakit jantung; pengobatan dengan anti
koagulan; anestesi spinal atau epidural pada pasien dehidrasi
hipovolemik.

Perlngatan dan Perhatian


Gangguan fungsi pemapasan, gangguan fungsi hati, epilepsi,
porfiria, miastenia gravis, hindari cairan yang mengandung
epinefrin (adrenaiin) untuk daerah akral (ujung jari dan
sebagainya),kehamilan dan menyusui.

Dosis
Anastesi iokai untuk faring,laring,trakea menggunakan larutan
4%,dewasa 40-200 mg (1-5 mL). Pemberian pada anak dosis
harus diturunkan sesuai dengan umur, berat badan, dan
kondisifisik.

Efek Samping
Sakit kepala ringan, pusing,gangguan penglitiatan, kelelahan,
tremor. Jarang; kejang diikuti dengan pusing, tidak sadar,
kegagaian napas, keracunan jantung termasuk hipotensi,
serangan jantung, hipersensitivitasdan reaksi alergi. Anestesi
epidurai kompiikasi dengan retensi urin, inkonsistensi tekal,
sakit kepaia, parastesia dan paraplegia sangatjarang.

Sedlaan
Injeksi5 mg/mL(0,5%)ampul 20 mL
Injeksi 10 mg/mL(1%)ampul 20 mL
Injeksi50 mg/mL(5%)campuran dengan glukosa 75 mg/ml

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 33


(7,5%)ampul 2 mL
Gel 2%
Semprot 10%

13. LIDOKAIN 2% + ADRENALIN (1:80.000)

Lidokain adalah anestesi lokal yang bekerja dengan cara


menghambat konduksi impuls saraf secara reversibei. Kadar
lidokain sekltar 24%,kecuali untuk anestesi permukaan kadar
iarutan tidak boieh meiebihi 1%.Lamanya blokade kira-kira 1,5
jam. Pemberian epinefrin (adrenalin) sebagai vasokonstriktor
bersamaan dengan lidokain dapat mengurangi aliran darah
lokal dan memperlambat absorbs! anestesi tersebut, sehingga
mengurangi efek tokslk lidokain dan memperlama kerja
lidokain.

Indlkasi
Anestesi infiltrasi dan blokade regional.

Perlngatan dan Perhatian


HIpertensi, penyakit hati aterosklerotik, insufisiensi pembuluh
darah otak, tirotokslkosis atau diabetes melitus. Pada
penderlta gagal jantung kongestif, gagal hati dan setelah
bedah jantung, serta usia lanjut, dosis yang digunakan harus
lebih rendah.

Dosis
Sediaan ini terdiri dari lidokain 2% dan epinefrin 1 ; 80.000
dalam ampul untuk injeksl 2 ml.

34 Fonniilariiim Spcsialislik Hmu Penyakit THT-KL


Efek Samping
Lidokain dapat menyebabkan pusing, kesemutan, mengantuk
(terutama bila injeksi terialu cepat),efek SSP lainnya(bingung,
depresi pernapasan dan konvulsi), hipotensi dan bradikardia
(sampai terjadi hentijantung),serta hipersensitivitas.

Sediaan
Injeksi: Lidokain HCI20 mg; adrenalin 0,0125 mg

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 35


ANTIHISTAMIN DAN ANTIALERGI

Antihistamin dapat membantu menghilangkan gejala reaksi alergi


seperti urtikaria, rinitis alergi dan konjungtivitis alergi. Antihistamin
juga dapat mengontrol pruritis pada kerusakan kulit seperti eksim.
Antihistamin digunakan dalam penanganan alergi obat, alergi
makanan, alergi karena gigitan serangga, beberapa simptom
anafiiaksis dan angiodema

14. DIFENHIDRAMIN-HCI

Indikasi
Pengobatan simptomatik kasus alergi, antiemetik

Kontra Indikasi
Bayi baru lahir dan bayi prematur, penderita dengan serangan
asma akut, giaukoma, ibu menyusui, hipersensitivitas,
kesukaran dalam mengosongkan kandung kencing.

Peringatan dan Perhatian


Tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin. Hati-hati penggunaan pada penderita
epilepsi, prolatlza, penyakit jantung, giaukoma, wanita hamll
pada trimester ke-3, hipertrofl prostat dan pasien yang sensitif.

Dosis
Dewasa
Oraf:
25-50 mg tiapSjam

36 Formularitim Spesialistik Ilmti Penyakit THT-KL


Injeksii.mataui.v:
1-5 ml tiap kali suntik, sehari 10-20 mg intramuskular.

Anak
5 mg/kg/harl(sampai 25 mg perdosls)

EfekSamping
Dapat menimbulkan rasa kantuk, gangguan pencernaan,
hipotensi, palpitasi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada
tangan,stimulasi syaraf,tinitus, euforla dan tremor.

Sedlaan
injeksi :10mg/mL
Kapsul :25mg
Tablet :50mg

15. KLORFENIRAMIN MALEAT

Indikasi
Alergi pada bidang THT-KL.

Kontra Indikasi
Hipersensitivltas, anak < 1 tahun, retensi urin, ileus, obstruksi
piloroduodenal,glaukoma,pembengkakan prostat.

Peringatan dan Perhatlan


Gangguan fungsi ginjal dan hati, epilepsi, dapat mengganggu
kemampuan menjalankan mesin, mengendarai kendaraan.
Interaksl dapat terjadl pada penggunaan obat antiviral
(loplnavir) sehingga terjadi peningkatan konsentrasi
kiorfeniramin dalam plasma. Kehamilan dan menyusui.

Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL 37


Dosis
Oral:
1-2tahun :2kali1mg/hari
2-5tahun :1 mgsetiap4-6jam(maksimal6mg/hari)
6-12tahun :2 mg setiap 4-6jam (maksimal 12 mg/hari)
Dewasa :4 mg setiap 4-6jam (maksimal 24 mg/hari)

Reaksi aiergi
Injeksis.c:
Dewasa : 10-20 mg, dapat diulangi jika diperlukan
(maksimum40mgdalam24 jam).
Anak : 87,5 pg/kgBB, dapat diulang hingga 4 kali
sehari.

EfekSamping
Menyebabkan rasa kantuk, mulut kering, pandangan kabur,
hipotensi, sakit kepala, palpitasi, gangguan fungsi hati,
gangguan darah, gangguan pada saluran pencernaan misal
diare dan sembelit, ruam, berkeringat dan tremor. Dapat terjadi
iritasi di tempat injeksi yaitu terjadi dermatitis eksfcliatif dan
tinitus; injeksi dapat menyebabkan hipotensi sementara atau
stimulasi sistem syaraf pusatserta iritasi di tempat injeksi.

Sediaan
Tablet :4mg
Injeksi : 10mg/mL,5mg/mL(vial1 ml)
Kapsul :4mg

16. LORATADINE

Indlkasi
Aiergi pada bidang THT-KL
38 Formularium Spesialislik llmu Penyakil THT-KL
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas dan idiosinkrasi terhadap komponennya, bayi
prematur dan bayi bam lahir, asma akut.

Peringatan dan Perhatian


Jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin, anak dibawah 6 tahun, hati-hati pemberian pada wanita
hamil dan menyusui. Interaksi dapat terjadi bila loratadin
diberikan bersama eritromisin, ketokonazol atau simetidin
sehingga terjadi peningkatan konsentrasi plasma loratadin.

Dosis
Dewasa dan anak> 12tahun : 1 kali sehari 10 mg/hari
Anak 6-12tahun(>30kg) ;5mg/hari
Anak < 30kg :10 mg/hari
Anak2-12tahun(< 30 kg) :5 mg/hari
Anak(>30 kg) :10mg/hari

EfekSamping
Sedasi, lelah, lesu, mual, sakit kepala, muiut kering, keluhan
gastrointestinal.

Sediaan
Tablet ;10mg
SIrop :5mg/5mL

17. LORATADIN+ PSEUDOEFEDRiN

Indikasi
Rinitisalergi yang disertai sumbatan hidung

Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL 39


Kontra Indlkasi
Glaukoma sudut sempit dan urin tertahan, hipersensitif,
kelainan jantung, hipertensi, aritmia.

Peringatan dan Perhatian


Reaksi hipersensitif parah dapat terjadi jika pseudoefedrin
diberikan bersamaan dengan inhibitor monoamin oksidase.

Dosis
Dewasadananak>12tahun: 1 kapsulsetiap12jam.

EfekSamping
Gangguan saiuran cerna: anoreksia, muai, muntah,sakit perut
dan mulut kering; kardiovaskuler; palpitasi, takikardia dan
ekstrasistoi; tremor dan gangguan visual.
Pseudoefedrin dapat menyebabkan stimulasi ringan sistem
sarafpusat.

Sediaan
Kapsui: Loratadin 5mg:pseudoefedrin 120 mg,180 mg.

18. SETIRIZIN

Indikasi
Alergi pada bidang THT-KL

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas dan hiperaktivitas setirizin atau hidroksizina,
wanita hamil dan menyusui.

40 Fomularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Peringatan dan Perhatian
Pada penderita gangguan ginjal, dosis setengahnya. Tidak
dianjurkan untuk anakdi bawah6tahun.

Dosis
Dewasadananakdiatas 12tahun: 10 mg/hari atau 5 mg 2
kali sehari
Anak 6-12 tahun :5-10 mg/hari
Anak 2-6 tahun :5 mg/hari

EfekSampIng
Sedasi merupakan efek samping yang dtlaporkan terjadi pada
keracunan intensional dan anti muskarini rendah.

Sediaan
Tablet lOmg
Kapsui lOmg
Sirup 5 mg/5 mL
Tetes 10mg/mL

19. TRIPROLIDIN HCi + PSEUDOEFEDRIN

Indikasi
Aiergi pada bidang THT-KL

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap antihistamin, bay! baru iahir, ibu
menyusui, narrow-angle glaucoma, ulkus peptikus, gejala
hipertrofi prostat, serangan asma, obstruksi saiuran empedu,
obstruksi plloroduodenai, dan pasien yang menjaiani terapi
MAO.

Formulariiim Spesialislik llmu Penyakil THT-KL 41


Peringatan dan Perhatian
Keamanan penggunaan pada wanita hamil kategori C.
Keamanan penggunaan pada wanita menyusui belum
diketahui. Penggunaan berlebihan pada anak-anak dapat
menyebabkan halusinasi, konvuisi dan kematian.Penggunaan
triprolidin pada anak-anak dapat menyebabkan eksitasi
paradoksikal. Penggunaan pada lansia dapat menyebabkan
kebingungan, sedasi beriebihan, sinkope, dan tiipotensi pada
pasien berusia > 60tahun.

Dosis sebaiknya diturunkan pada pasien berisiko tinggi seperti


pasien yang mengalami retensi urin, asma bronkial,
penlngkatan tekanan intraokular, hipertiroid, gangguan
kardiovaskular, atau hipertensi. Tidak direkomendasikan
penggunaannya untuk mengatasi gangguan pada saluran
napasbawah.

Dosis
Dewasadananak> 12tahun : Oral 2,5 mg setiap 4-6 jam
(maksimallOmg/hari)
Anak-anak(6-12tahun) :Oral 1,25 mg tiap 4-6 jam
(maksimal5mg/hari)
Anak-anak(4-6 tahun) : Oral 0,94 mg tiap 4-6 jam
(maksimal3,75mg/hari)
Anak-anak(2-4 tahun) : Oral 0,625 mg tiap 4-6 jam
(maksimal2,5mg/hari)
Anak-anak(4 bulan-2tahun) : Oral 0,31 mg tiap 4-6 jam
(maksimal1,25mg/hari)

EfekSampIng
Hipotensi ortostatik, palpitasi, taklkardi, pingsan. Mengantuk,
gangguan koordinasi, eksitasi, penglihatan buram, kekakuan

42 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


pada hidung, rasa kering pada mulut, hidung, dan tenggorok,
luka tenggorok. Mual, muntah, diare, konstipasi. Peningkatan
nafsu makan, peningkatan berat badan, peningkatan sekresi
bronkial,reaksi hipersensitif,fotosensitif.

Sediaan
Tablet triprolidina HCI 2,5mg, pseudoefedrin HCI 60mg.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 43


ANTIINFEKSI

ANTIBAKTERI

20. AMIKASIN

Amikasin adaiah antibiotik golongan aminoglikosid


semisintetik

Indikasi
Diberikan pada pasien dengan infeksi berat (sepsis) jika
antibiotik pilihan lain yang lebili aman tidak dapat diberikan
sesuaihasil kultur.

Kontra Indikasi
Hipersensitifterhadap aminoglikosid,insufisiensi ginjal berat.

Peringatan dan Perhatlan


Pada bayi prematurdan bayi cukup buian karena ginjal masih
imatur menyebabkan serum half life memanjang. Perlu
pengaturan dosis pada pasien dengan gangguan renal

Dosis
Perlu penghitungan khusus. Pemberian sesuai dengan berat
badan
Perlu penyesuaian dosisjika ada peningkat klirens

Dosis: (Cjpasien-C,normal)X Loading dose

Bayi dan anak:


Injeksi i.m single dose atau infus/.vselama 1-2jam untuk bayi
dan 30-60 menituntukanak.

44 Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL


Neonatus;
Dosis loading 10 mg/kg dilkuti dengan 7,5 mg/kg tiap 12jam.

Umurl minggu-IOtahun:
25 mg/kg pada hari pertama diianjutkan 18 mg/kg/hari.

Umur>10tahun;
20 mg/kg pada hari pertama, diianjutkan 15 mg/kg/hari
(maksimum1,5g/hari).

Dewasa:
Untuk pasien dengan fungsi ginjal normal:
15 mg/kgBB/hari dibagi dengan interval 8-12 jam. Dosis tidak
boleh melebihi 15 mg/kg atau 1,5 g/ hari.

injeksi i.m, i.v, atau infus 1 Smg/kgBB/hari dibagi dalam dua kali
pemberlan.

Efek Samping
Ototokslk dan nefrotokslk.
Jarang; ruam kulit, demam, parestesia, artralgia, anemia,
hipotensi.

Sediaan
Injeksi :250 mg/mL,500 mg/mL
serbuk injeksi :1g/vial

21. AMOKSISILIN

IndlkasI
Infeksi bakterial saluran napas bagian atas.

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL 45


Kontra Indikasi
Hipersensitifterhadap golongan penisilin.

Peringatan dan Perhatian


Riwayat alergi, gangguan ginjal, mam eritematosus umum
teijadi pada demam karena infeksi pada kelenjar limfe,
leukemia iimfositik kronik, dan infeksi HIV. Hanya diberikan jika
bakterl mempakan penyebab infeksi

Dosis
Infeksi karena organismeyang sensltif
Oral:
Dewasadananak>10tahun : 250 mg setiap 8 jam, dosis
digandakan pada infeksi
berat.
Anak<10tahun : 125 mg setiap 8 jam, dosis
digandakan pada infeksi
berat.

Neonatus sampal dengan 3bulan


Oral:
20-30 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 12jam.

Bayi > 3 bulan dan anak : 25-50 mg/kgBB/hari dalam dosis


terbagi setiap 8jam atau 25-50 mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi setiap 12jam.

Otitis Media(terapljangka pendek)


Oral:
Dewasa : 1gsetiap8jam
Anak : 40 mg/kg perhari terbagi dalam 3 dosis,
maksimum3g/hari

46 Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL


Efek Samping
Mual dan muntah, diare; ruam (hipersensitivitas atau reaksi
toksik; bila menjadi serius-hentikan pengobatan); reaksi
hipersensitivitas termasuk urtikaria, angioedema, anafilaksis,
reaksi serum sickness,anemia hemoiitik, nefritis interstitial.

Jarang : kolitis, neutropenia, trombositopenia, gangguan


koagulasi, gangguan sistem saraf pusat termasuk konvuisi
(berhubungan dengan dosis tinggi atau kerusakan fungsi
ginjai).

Sediaan
Kapsul 250 mg,500 mg
Serbuksuspensi oral 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml
Sirup 250mg/5mL

22. AMOKSISILIN + ASAMKLAVULANAT

Indlkasi
Infeksi bakteriai saiuran napas bagian atas.

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap goiongan penisiiin, mempunyai
riwayat ikterus atau gangguan fungsi hati akibat penisiiin atau
amoksisiiin dengan asam kiavulanat.

Peringatan dan Perhatian


Riwayat alergi, kerusakan ginjai, ruam eritematosus umum
terjadi pada glandular fever, leukemia limfositik kronik, infeksi
HIV, kerusakan hati. Hanya diberikan jika bakteri merupakan
penyebab infeksi

Formularium Spesialisiik Ilmu Peiiyakil THT-KL 47


Dosis
Infeksi yang disebabkan organisme penghasil beta
laktamase yang sensitif
Oral:
1-6 tahun : 125 mg setiap 8jam
6-12tahun :250 mg setiap8jam
Dewasa dan anak > 12tahun:250 mg setiap8jam
Dosis digandakan pada infeksi berat.

Injeksii.vperlahan(3-4 menit):
Neonatus dan bayi iahir prematur :25 mg/kg setiap 12jam
^3bulan :25mg/kgBBsetiap8jam
3 bulan-12 tahun : 25 mg/kgBB setiap 6jam
Dewasa dan anak > 12tahun :1 g setiap8jam.
Dinaikkan menjadi 1 g setiap6jam pada infeksi berat.

Profilaksis pada pembedahan


Injeksii.v:
Dewasa: 1 gpadasaatinduksi.kemudian 2-3kali sebanyak
1gsetiap8jam,jikaadapeningkatan risiko infeksi.

Efeksamping
Mual dan muntah, diare, ruam (hipersensitivitas atau reaksi
toksisitas, bila serius hentikan terapi), reaksi hipersensitivitas
termasuk urtikaiia, angioedema, anafilaksis, reaksi serum
sickness,anemia hemolitik, nefritis interstitial.

Jarang terjadi : kolitis, neutropenia, trombositopenia,


gangguan koagulasi, pusing, sakit kepala, konvuisi (terutama
pada dosis besar atau pada kerusakan fungsi ginjal, hepatitis,
ikterus kolestatik), eritema multiform (termasuk sindroma
Steven-Johnson), Toxic Epidermal Necrolysis, dermatitis
eksfoliatif, vaskulitis,flebitis pada tempat injeksi.
48 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL
Sediaan
Tablet : amoksisilin (sebagai trihidrat) 500 mg
asam klavulanat(sebagai garam K)
125 mg
Serbuk : suspensi oral, amoksisilin (sebagai
trihidrat) 125 mg + asam klavulanat
(sebagai garam K)31 mg
Serbuksuspensioral : amoksisilin (sebagai trihidrat) 250 mg
+ asam klavulanat(sebagai garam K)
62 mg
Serbuk Injeksi : amoksisilin (sebagai garam Na)0,5 g
atau 1 g + asam klavulanat (sebagai
garam K)100 mg atau 200 mg

23. AMPISILIN

IndikasI
Mastolditis, infeksl yang disebabkan oleh kuman yang sensitif,
infeksi teiinga tengah dengan komplikasi intra kranial

Kontra IndikasI
Hipersensitifterhadap golongan penisilin.

Peringatan dan Perhatian


Riwayat alergi, kerusakan ginjal, ruam eritematous (umum
terjadi pada glandular fever), leukemia limfositik kronik dan
infeksi HIV. Lakukan uji kullt sebelum pemberian.

Dosis
Dewasa
Oral:
200-400 mg dalam dosis terbagi

Formularium Spesialisiik Ilmu Penyakit THT-KL 49


Injeksii.m,i.vlambat,atauinfusi.v:
600 mg tiap4-6jam

Bayi dan anak


Oral:
7,5-25 mg/kgBB/dosis setiap 6jam

i.vj.m:
Infeksi biasa: 10-25 mg/kgBB/dosis setiap6jam
Infeksi berat:50 mg/kgBB/dosis setiap 4jam

EfekSamping
Mual dan muntah, diare; mam (hipersensitivitas atau reaksi
toksik, bila serius maka pengobatan dihentikan); reaksi
hipersensitivitas termasuk urtikaria, angioedema, anafilaksis,
reaksi serum sickness,anemia hemolitik, nefritis interstitial.

Jarang : kolitis, neutropenia, trombositopenia, gangguan


koagulasi.

Sediaan
Serbuk injeksi(sebagai garam Na):500 mg/vial
Injeksi : 250mg.500mg,1g

24. AMPISILIN - SULBAKTAM

Indtkasi
Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap penisilln.

50 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Peringatan dan Perhatian
Perlu dipertimbangkan jika diberikan pada wanita menyusui
dan bayi bam lahir. Hanya diberikan jika bakteri merupakan
penyebab infeksi

Dosis
Dewasa : 1,5-12gsetiap6,8,12jam
Anak : maksimum150mg/kgBB/hari

Efek samping
Diare, mual, muntah, sakit pada punggung.

Sediaan
Tablet : Ampisllin (220 mg)+ Sulbaktam (147 mg)
Injeksi : Ampisilin (500 mg)+ Sulbaktam (250 mg),
vial 750 mg
Injeksi : Ampisilin (1000 mg)+Sulbaktam (500 mg),
vial 1500 mg

25. AZITROMISIN

IndlkasI
Infeksi bakterial akut pada saluran napas atas, temtama yang
alergi tertiadap golongan penlsilin.

Kontra IndlkasI
Gangguanfungsi hati

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL 51


Peringatan dan Perhatian
Gangguan fungsi ginjai, kehamilan, menyusui, perpanjangan
interval QT(dilaporkan tefjadi takikardi ventiikel).

Dosis
Oral:
unluk BB > 45 kg: dosis tunggal 1 x 500 mg selama 3 hari
Catalan: Dianjurkan diberikan seteiah makan

EfekSamping
Muai, dispepsia, konstipasi, pusing, sakit kepala, mengantuk,
fotosensitivitas, hepatitis, nefritis interstitial, gaga! ginjai akut,
astenia, paraestenia, konvuisi, neutropenia ringan.

Jarang:tinitus, nekrosis hati, gagai hati, gangguan pengecap.

Sedlaan
Tablet 250 mg,500 mg
Kapsul 250 mg
Sirup 200 mg/5 mL(botol 15 mL;22,5 ml;30 mL;60 ml)

26. ERITROMISIN

IndlkasI
infeksi baktehai akut pada saiuran napas atas, terutama yang
aiergi terhadap goiongan penisilin.

Kontra IndlkasI
Hlpersensitivltas terhadap ehtromlsin atau makroilda iainnya,
porflria.

52 Fomularium Spesialistik llmu Penyakil THT-KL


Peringatan dan Perhatian
Gangguan fungsi hati dan ginjal. perpanjangan QT interval
(dilaporkan terjadinya takikardia).

Dosis
Infeksi yang disebabkan oleh organisme yang sensitif
Oral:
<2tahun : 125mgsetiap6jam
2-8tahun ; 250mgsetiap6jam,dosisdigandakanpada
infeksi berat
>8tahun : 250-500 mgsetiap6jam,maksimum 4g/hari
pada infeksi berat
Dewasa : 250-500 mgsetiap6jam,maksimum 4g/hari
pada infeksi berat

Infeksi berat:
i.v infus kontinyu atau dalam dosis terbagi tiap 6 jam 50
mg/kgBB/hari.

Catalan:
Hindari pemberian susu dan sayuran yang asam 1 jam
sebeium atau sesudah minum obat. Berikan obat sesudah
makan untuk mengurangi gangguan saiuran cema. Tablet
kunyah etiisuksinat jangan ditelan utuh. Kapsui lepas lambat
atau tablet salut enterik ditelan utuh, jangan dikunyah atau
dibelah.

EfekSamping
Mual, muntah, abdominal discomfort, diare, kolitis, urtikaria,
ruam,dan reaksi alergik iainnya O'arang terjadi anafilaksis), tuli
reversibei seteiah penggunaan dosis besar, ikterus koiestatik

Formularium Spesialistik Ilmu PenyaUt THT-KL S3


dan gangguan jantung (termasuk nyeri dada dan aritmia),
myasthenia like syndrome,Stevens Johnson,TEN.

Sediaan
Tablet 200 mg,500 mg
Kapsul 250 mg,500 mg
Suspensi 200mg/5mL{60mL)

27. FENOKSIMETIL PENISILIN (PENISILIN V)

IndlkasI
Infeksi saluran napas yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcalhaemoliticcus tipeA.

Kontra Indikasi
Hipersensitifterhadap penisiiin

Peringatan dan Perhatian


Hati-hati pada penderita dengan riwayatalergi, kehamilan
dan menyusui

Dosis
Oral
Dewasa : 500 mg setiap 6 jam dinaikan hingga 1 g
setiap 6 jam untuk infeksi berat
Sampai 1 tahun : 62,5 mg setiap 6 jam
1-5 tahun : 125 mg setiap 6 jam
6-12 tahun : 250 mg setiap 6 jam
Fenoksimetil Penisiiin diminum 30 menit sebelum makan
atau 2jam setelah makan

54 Formutarium Spesialislik Ilmu Penyakil THT-KL


Efek Samping
Reaksi hipersensitif termasuk urtikaria, nyeri sendi,
angiodema rash, anafilaksis, mual dan diare

Sediaan
Tablet :250mg,500mg.
Sirup kering :250mg/5mL

28, FRAMISETIN

Indikasi
Infeksi bakterial pada otitis eksterna,infeksi kulit bakterial.

Kontra Indikasi
Alergi terhadap framisetin atau infeksi oleh kuman yang tidak
pekaterhadapframisetin, hipersensitif.

Peringatan dan Perhatlan


Sensitisasi, hindari penggunaan jangka panjang, daerah luka
yang luas (luka bakar > 30%). Jika daerah yang diobati luas,
ototoksisitas mungkin terjadi dan bahaya terutama pada anak,
ianjut usia dan kerusakan ginjal.

Dosis
Tetestelinga:teteskan 2-3tetes 3-4 kali sehari
Kasa : Bersihkan luka sebelumnya, lalu lesi ditutup dengan
selapis kasa. Kemudian balut sebagalmana mestinya. Untuk
luka dengan eksudat, ganti kasa 1 x/hari.

Efek Samping
Jarang;reaksi alergi lokal

Formutarium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL 55


Sediaan
Tetes telinga 5 mL
Kasa pembalut steril 1%

29. GENTAMISIN

Gentamisin bersifat bakterisid yang aktif terutama terhadap


gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Proteus
Sp.

Indikasi
Infeksi yang disebabkan oleh organisme yang sensitif, terapi
pada infeksi berat dan profilaksis pada pembedahan.

Kontra Indikasi
Myastheniagravis

Peringatan dan Perhatlan


Gangguan fungsi ginjal, bayl (sesualkan dosis, monitor ginjai,
fungsi pendengaran dan kesetimbangan, dan kadar
gentamisin dalam darah).
Hindari penggunaan jangka panjang, kelemahan otot, obesitas
{monitor kadar Gentamisin) monitor kadar puncak piasma (1
jam)^ 10 mg/i, kadar nadir (trough)l sebelum dosis berikut < 2
mg/L.

Dosis
Infeksi yang disebabkan oieh organisme yang sensitif

Injeksii.m, i.vlepaslambat(lebih dari3menitj dan i. v:


Anak:

56 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


<2 minggu:3 mg/kgBB setiap 12jam
2 minggu-12 tahun: 2 mg/kgBB setiap 8jam

Dosis sebaiknya dihitung berdasarkan perkiraan berat badan


ideal, kecuali untuk neonatus (dosis neonatal sebaiknya
dihitung berdasarkan berat badan sesungguhnya kecuaii bila
pasien menderita hidrosefalus atau hidrops fetalis).

Dewasa:
3-5 mg/kgBB setiap 8jam

Streptokokus dan Enterokokus endokarditis (sebagai


bagian dari terapi kombinasi) Injeksi i.v (diatas 3 menit):
dewasa80 mg dua kali sehari.

Profilaksis Pembedahan
Injeksii.v.
Dewasa 5 mg/kgBB sebagai dosis tunggal (dengan
klindamisin).

EfekSamping
Gangguan pendengaran dan keseimbangan,ototoksisitas dan
nefrotoksisitas berhubungan dengan dosis besar. Pada gagal
ginjal interval dosis diperpanjang, bila gagal ginjal berat, dosis
diturunkan. Monitor kadar plasma mencegah dosis berlebih
dan subterapi, mencegah toksisitas, menjamin efektivitas.

Jarang: hipomagnesemia pada terapi jangka panjang, kolitis,


mual, muntah,dan ruam.

Sediaan
Injeksi 10 mg/mL (vial 2 mL);40 mg/mL (vial 2 ml);60 mg/mL
(vial1,5mL).
Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 57
30. KLARiTROMISIN

Indikasi
Infeksi bakterial akut pada saluran napas atas, temtama yang
alergi terhadap golongan penisilin

Kontra indikasi
Hipersensitivitas

Peringatan dan Perhatian


Gangguan hati, wanita hamil dan menyusui.

Dosis
Dewasa
Oral:
250 mg tiap 12 jam selama 5-7 hari, pada infeksi berat dapat
ditingkatkan sampai 500 mg tiap 12jam,

Infeksi saiuran napas atas:2 x sehari 250-500 mg

Anak
Berat badan <8 kg :7,5 mg /kg BB dua kali sehari
12-19kg(3-6tahun) : 125 mg dua kaii sehari
20-29 kg(7-9 tahun) : 187,5 mg dua kali sehari
30-40 kg(10-12 tahun) :250 mg dua kali sehari

EfekSampIng
Diare, nausea,nyeri abdominal, pening,dispepsia.

Sediaan
Tablet:250 mg,600 mg
Sirup:125 mg/5 mL(botol 30 mL,60 ml)

58 Formularium Spesialistik Ilmii Penyakil THT-KL


31. KLINDAMISIN

Pemakaian sangat dibatasi karena memberikan efek kolitis

Klindamisin bersifat bakteriostatik yang aktif terhadap aerob


gram positifdan spektrum anaerob yang luas,

Indikasi
Infeksi karena bakteri gram positif dan anaerob iuas

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap klindamisin, penderita
pseudomembran kolitis

Peringatan dan Perhatian


Segera hentikan pengobatan bila terjadi diare sebagai tanda-
tanda kolitis, gangguan fungsi hati (Lampiran), gangguan
fungsi ginjal (Lampiran). Monitor fungsi hati dan ginjal pada
pengobatan jangka panjang dan pada neonatus serta bayi.
Hindari pemberian i.v cepat. Kapsul harus ditelan dengan 1
gelas penuh air untuk menghindari iritasi esofagus.

Dosis
Dewasa : 150-300 mg tiap6jam;sampai dengan
450 mg setiap6jam
Anak>1bulan: 8-16mg/kgBB/hari

Pada infeksi berat


Anak:3-6 mg/kgBB setiap6jam

Injeksl i.m dalam atau infus I.v


0,6-2,7 g/hari(dibagi 2-4 dosis)

Formulariwii Speaialistik Ihnu Penyakit THT-KL 59


Infeksi berat(mengancam nyawa)
Dapatdiberi sampai dengan 4,8 g/hari

Dosis tunggal di atas 600 mg hanya dengan infus i.v dan tidak
melebihi1,2g

Neonatus :15-20 mg/kgBB/hari


Bayi> 1 bulan :15-40 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis terbagi

Infeksi berat
Minimal 300 mg /hari tanpa mempertimbangkan berat badan
Infusi.v
Diberikan secara intermitten selama 10-60 menit, pada
kecepatan tidak iebih dari 30 mg/menit. Hipotensi dan
cardiopuimonerarmstdapatterjadi pada pemberian i.vcepat.

Osteomielltis
Oral:
3-6 mg/kgBB setiap6jam

EfekSamping
Diare (hentikan pengobatan), mual, muntah, abdominal
discomfort, kolitis, mam, pmritus, urtikaria, dan anafilaksis
Garang).

Eritema multiform, dermatitis eksfoliativa dan vesikulobulosa,


iktems dan pembahan tes fungsi hati, neutropenia, eosinofilia,
agranulositosis dan trombositopenia. Nyeri, bengkak dan
abses setelah injeksi i.m,tromboflebitis setelah injeksi i.v.

Sediaan
Injeksi :150mg/mL(ampul2mL,4mL)

60 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL


Kapsul ;75 mg,150 mg,300 mg
Granul : 75 mg/5 mL(botol 60 ml)

32. KLORAMFENIKOL

Indikasi
Injeksi : Otitis media supuratif kronik dengan komplikasi
intrakranial

Peringatan dan Perhatian


Hindari pemberian ulangan atau jangka panjang, kurangi dosis
pada gangguan fungsi hati dan gagal ginjal, lakukan
pemeriksaan darah sebeium dan selama pengobatan, monitor
kadar plasma pada neonatus, dibawah 4 tahun dan pada
gangguan fungsi hati. Perlu peringatan khusus daiam
pemakaian

Catatan:
Sediaan topikal, jangan digunakan jika ada perforasi
membrana timpani karena dapat menimbulkan
ototoksisitas. Pemakaian jangka lama:superinfeksi.

Dosis
Dewasa,anak-anakdan bayi > 2 minggu;
50 mg/kgB6/hari terbagi daiam 4 dosis dengan interval6jam

EfekSamping
Hati-hati teitiadap depresi sumsum tulang

Sediaan
Serbuk injeksi(sebagai Na suksinat): 1 g (viai)

Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL 61


Injeksi dalam minyak (sebagai Na suksinat) : 500 mg/mL
(ampul 2 mL)
Tetestellnga;1%,3%.

33. KOTRIMOKSAZOL

Indikasi
Infeksi bakterial akut pada saiuran napas atas, teaitama yang
alergi terhadap golongan penisilin.

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas, diskrasia darah, gangguan fungsi hati dan
ginjal, bay! baru lahir, kehamilan.

Peringatan dan Perhatian


Penderita dengan penurunan fungsi ginjal, defisiensi asam
folat, gizi buruk,atau defisiensi G6PD.

Dosis
Oral:
960 mg/harl tiap 12jam, dapatditingkatkan menjadi 1,44gtiap
12jam.
Pada infeksi berat: 480 mg flap 12 jam bila pengobatan lebih
darl24 harl.

Anak/bayi(6 minggu sampat5 bulan):120 mg tiap 2jam


6bulan-5tahun :240mg
6-12tahun :480mg

Infusi.v:
960 mg tiap 12 jam, naikkan sampai 1,44 g tiap 12 jam pada
Infeksi berat.

62 Formtilarium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL


Anak: 36 mg/kgBB/hari terbagi dalam 2 dosis. Pada infeksi
beratdapat dinaikkan menjadi 54 mg/kgBB/hari.

Pengobatan pneumosytis carnii (dilakukan bila ada


fasilltas monitoring yang memadai)
Oralataui.v:
120 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 atau 4 dosis dan diberikan
selamaUhari.

Dewasa dan anak > 12tahun :sehari 2x1 tablet


Anak2bulan-12 tahun :sehari2x5-20mL

EfekSamping
Gangguan gastrointestinal, sindrom Steven Johnson,
gangguan hematologi.

Sediaan
Tablet :480 mg,960 mg,240 mg
Sirup :120 mg/5 mL,240 mg/5 mL

34. LEVOFLOKSASIN

IndlkasI
infeksi bakteriai akut pada saluran napas atas.

Kontra indlkasi
Hipersensitif, epilepsi, anak atau remaja, seiama kehamllan
dan menyusul.

Peringatan dan Perhatlan


Insufisiensi ginjal, terpaparsinar matahari,gangguan SSP.

Formularhim Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL 63


Dosis
Oral:
1 xsehari 250-500 mg

Parenteral:
infus /.vdilakukan dengan cara perlahan-lahan

Efeksamping
Mual, muntah, diare, sakit kepala, konstipasi, insomnia,
pusing, dispepsia, ruam, vaginitis, kembung, pruritus, nyeri
perut.

Sediaan
Tablet :250m9,500mg
Vial ;5a0mg/ia0mL
Infus :5mg/mL

35. MEROPENEM

indikasl
Infeksi berat pada THT-KL yang sudah resisten terhadap
antibiotik lain dan haajs berdasarkan hasil kultur dan
resistensi,

Kontra Indikasl
Hipersensitifterhadap meropenem

Peringatan dan Perhatian


Hati-hati pemakaian terhadap pada pendeiita kelainan fungsi
hati danginjal.

64 Formularium Spesialislik Ilmu Penyakil THT-KL


Dosis
Injeksii.v:
Dewasa :1gtiap8jam(septikemia)
Anak> 3 bulan-12 tahun: 10-20 mg/kg tiap 8jam
Anakdengan BB > 50 kg: dosis dewasa

injeksii.m:
Dewasa:500 mg tiap 8jam (bronkhitis kronis)
Manula :500mgtiap12jam

EfekSamping
Peradangan, tromboflebltis, rasa sakit pada daerah
penyuntikan, rash, pruritus, urtikaria, abdominal pain, nausea,
muntah, diare, sakit kepala, paraestesia, leukopenia, oral dan
kandidlasis vagina,Pseudomembranous colitis.

Jarang: konvuisi, hipersensitivitas, beberapa reaksi kulit.

Sediaan
Injeksivial 500 mg,1 g

36. METRONIDAZOLE

IndikasI
Infeksi bakteri anaerob

Kontra Indikasi
Hipersensltif terhadap metronidazol atau derivat nitronidazol
lain, hamil trimester pertama.

Formularium Spesialislik Ilmii Penyakit THT-KL 65


Peringatan dan Perhatian
Reaksi "d/su//7ram-///ce"terjadi bila diberikan bersama alkohol,
ketergantungan alkohol kronis, kerusakan hati dan
ensefalopati hepatik; kehamilan; menyusui; dihindari pada
porfiria. Monitoring hasll pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan klinik pada pengobatan yang melebihi 10 hari.

Dosls
Infekslanaerob
Oral:
Blasanya selama 7 hari, dosls awal 800 mg kemudian 400 mg
atauSOOmgtiapSjam.

Rektal:
1 g tIapSjam selama 3hari, kemudian 1 gtiap 12jam.

InfusLv:
SOOmgtiapSjam.

Anak untuk semua cara pemberian 7,5 mg/kgBB tiap8jam.

Profilaksibedah
Oral:
Dewasa : 400 mg tiap 8jam, dimulai 24jam sebelum operasi
dilanjutkan setelah operasi secara intravena atau
rektai sampai dapat diberikan pemberian secara
oral.
Anak : 125-250 mg tiap 8jam.

Efek Samping
Mual, muntah, rasa tidak enak pada mulut, lidah berselaput,
dan gangguan gastrointestinal.

66 Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL


Jarang; sakit kepala, mengantuk, pusing, ataksia, urin
kehitaman, pruritus, eritema multiform, urtikaria, angioedema,
anafilaksis, hepatitis, ikterus, trombositopenia, anemia
apiastik, miaigia, atralgia, neuropati perifer, kejang seperti
epiiepsi,leukopeni(pada pengobatan lama atau dosis tinggi).

Sediaan
Tablet ; 250 mg, 500 mg
Suspensi ; 125 mg/5 ml (botol 60 mL)
Infus ;0,5%{100 mL);5 mg/ml(100 ml);500 mg/ml
(100 ml)
Suppositoria :0,5g;1g

37. OFLOKSASIN

Indikasi
Otitis ekstema dan media

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas

Peringatan dan Perhatian


Hati-hati pada riwayat kelainan psikiatrik, diabetes, defisiensi
G6PD. Hindari paparan yang berlebihan terhadap sinar
matahari. Mindari pada pasien riwayat epiiepsi, pada anak-
anakremaja.

Dosis
Tetestelinga:

Formularium Spesialistik Ilmti Penyakir THT-KL 67


Dewasa :6-8 tetes,2 kali sehari
Anak-anak :3-5 tetes,2kali sehari

Efeksamping
Menimbulkan granuiositosis dan pansitopenia, mempengaruhi
kadargula darah, menurunkan kewaspadaan,

Sedlaan
Tetes tellngaSmg/rnL

38. SEFADROKSIL

Indlkasi
Infeksi bakteriai saluran napas atas.

Kontra Indikasi
Hipersensitifterhadap sefalosporin.

Peringatan dan Perhatian


Hipersensitif terhadap penlsilin, wantta ham!! dan menyusul,
riwayat penyakit gastrointestinal seperti koiitis, gangguan
fungsiginjal.

Dosis
infeksi saluran napas atas

Dewasa:
infeksi ringan :500 mg 2x/hari
infeksi sedang-berat : 1-2 g/hari terbagi 2dosis

68 Formutarium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL


Anak
BB>4,5i<g :y2sdtdiberikan2x/hari
BB>9,1kg : 1 sdtdiberikan2x/hari
BB > 13,6 kg : 1 y2 sdtdiberikan 2x/hari
BB > 27,7 kg :Th sdtdiberikan 2x/hari

EfekSamping
Kolitis pseudomembran, mual, muntah, diare, ruam kulit,
urtikaria,angioedema.

Sedlaan
Kapsul :500mg.250mg
Sirup : 125 mg/5 ml,250 mg/5 mL(botol60 ml)

39. SEFIKSIM

IndlkasI
infeksi berat pada saluran napas atas setelah pemberian
antibiotikparenteral.

Kontra IndikasI
Hipersensitif terhadap komponen dalam obat, antibiotik
turunan sefalosporin, penisilin, atau antibiotik ^ laktam
lainnnya,

Perlngatan dan Perhatian


Hati-hati pada kehamilan, menyusul, bayi 6 bulan, riwayat
alergi.

Dosis
Dewasa ; 200-400 mg perhari sebagai dosis tunggal atau
dalam 2dosis terbagi
Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 69
Anak : 8 mg/kgBB/hari sebagai dosis tunggai atau dalam
2dosisterbagi

EfekSamping
Mual, muntah, nyeri perut, diare, nyeri dada,takikardia, pusing,
sakitkepala.

Sediaan
Tablet 200 mg
Kapsul 50 mg,100 mg
Sirup 100 mg/5mL{botol30 mL)

40. SEFOTAKSIM

Indikasi
Infeksi berat pada saiuran napas atas berdasarkan test kultur
dan resistensi

Kontra Indikasi
Hipersensitifterhadapsefaiosporin.

Peringatan dan Perhatian


Hipersensitif tertiadap penisilin, monitor fungsi ginjal, hamil
trimester pertama.

Dosis
Dewasa dan anak > 12tahun
• Infeksitakterkompilasil gi.m/i.vtiap12jam.
• Infeksi sedang sampai berat 1-2 g i.v 6-8jam.
• Infeksi yang mengancam jiwa 2 g i.v tiap 4 jam.
Maksimum:12g/harL

70 Formularium Spesialistik Hmu Penyakit THT-KL


Bayi dan anak 1 bulan*12 tahun(BB < 50 kg)
50-180 mg/kgBB/hari i.m atau i.vdalam 4-6 dosis terbagi.

NeonatusO-1 minggu
50 mg/kgBB/dosis i.vtiapS jam.

EfekSamping
Reaksi hipersensitif, kolitis, diare, mual, muntah, (jarang)
aritmia, gangguan hematologi, sakit kepala. Peningkatan
sementara SGOT/SGPT, LDH serum dan alkalin fosfatase
serum.

Sediaan
Injeksiviallg

41. SEFTAZIDIM

Indikasi
infeksi saluran napas atas yang disebabkan Pseudomonas sp.
dan bakteii gram negatif lainnya, termasuk yang sudah
resisten terhadap aminogiikosida.

Pemakaian sangat terbatas, khusus untuk Pseudomonas sp.


dan harus berdasarkan hasil kultur.

Kontra Indikasi
Hipersensitifterhadapsefalosporin.

Perlngatan dan Perhatian


Hati-hati terhadap penderita yang sensitif terhadap beta
laktam, kegagalan ginjal, kehamilan dan menyusui

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakil THT-KL 71


Dosis
infeksi karena organisme:
Dewasa : Injeksi i.m, i.v, infus i.v: 1 g setiap 8 jam atau 2 g
setiap 12 jam, untuk infeksi berat 2 g setiap 8-12
jam atau 3 g setiap 12jam.

Lansia : maksimal3gperhari

Anak (diatas 2 bulan): 30-100 mg/kgBB perhari dalam dosis


terbagi 2-3 kali (direkomendasikan
untukdiberikan secara i.v pada anak).

Efek Samplng
Diare, mual, muntah, ketidaknyamanan perut, sakit kepala;
jarang: kolitis, alergi seperti rash, pruritus, urtikaria, serum
sickness-like reaction, demam dan artralgia, anafiiaksis;
eritema multiform, epidermal toksik, nekrolisis, transien
hepatitis, kolestatik, eosinofii dan gangguan darah
(trombositopenia, ieukopenia, agranuiositosis, anemia
apiastik, anemia hemoiitik); interstitial nefritis reversibel;
nervous,gangguan tidur, kebingungan, hipertonia dan pusing.

Sedlaan
Serbuk injeksi 250 mg (sebagai pentahidrat) daiam vial

42. SEFTRIAKSON

Indikasi
Infeksi berat pada saluran napas atas.

Hati-hatI tingkat resistensi sudah sangat tinggi karena


pemakalan yang sudah terlalu luas
72 Formularium Spesialistik limit Penyakit THT-KL
Kontralndikasi
Hipersensitif terhadap sefalosporin, porfiria, neonatus dengan
ikterus, hipoalbuminemia, asidosis atau gangguan pengikatan
bilirubin.

Peringatan dan Perhatian


Sensitif terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal berat
(Lampiran), gangguan fungsi hat! yang disertai gangguan
fungsi ginjal, prematur, kemungkinan menggeser ikatan
bilirubin dari serum albumin, positif palsu pada pemeriksaan
glukosa urin dan positif palsu tes Coombs.

Dosls
Infeksl yang disebabkan organisme yang sensitif
Injeksi i.m dalam atau i.v(minimal 2-4 menit) atau infus i.v: 1
g/hari.
Infeksi berat:2-4 g/hari.

Profilaksis pada pembedahan


Injeksi i.m dalam atau injeksi/.v(minimal selama 24 menit): 1g
padasaatlnduksi.

EfekSamping
Diare, muai, muntah, abdominai discomfort, sakit kepala,
jarang terjadi kolitis(terutama pada dosis tinggi). Reaksl alergi
termasuk ruam, pruritus, urtikaria, reaksi serum sickness,
demam dan artralgia, dan anafilaksis. Sindroma Steven
Johnson, toxic epidermal, nefrolisis, gangguan enzim hati,
hepatitis transient, ikterus kolestatik. Eosinofilia dan gangguan
darah termasuk trombositopenia, leukopenia agranulositosis,
anemia aplastik dan anemia hemolitik. Nefritis interstitial,
reversible nervousness, gangguan tidur kebingungan,

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL 73


hipertonik dan pusing, pengendapan kalsium seftriakson
dalam urin (terutama pada pasien usia sangat muda,dehidrasi,
atau imobilisasi) atau dalam kandung empedu dan
pertimbangkan penghentian obat bila timbul gejala kiinis.
Jarang terjadi: perpanjangan waktu protrombin, pankreatitis.

Sediaan
Serbuk injeksi:250 mg,500 mg,1 g

43. SIPROFLOKSASIN

Indikasi
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif terutama
Pseudomonassp.

Kontra Indikasi
Tidak boleh digunakan pada anak.

Perlngatan dan Perhatian


Riwayat epilepsi dan predisposisi kejang, defisiensi G6PD,
miastenia gravis (risiko eksaserbasi). Penggunaan pada anak
tidak dianjurkan (dibawah 17 tahun). Hentikan pengobatan bila
timbul reaksi psikitiatrik, neurologi,atau hipersensitivitas.

Dosis
Infeksi yang disebabkan oleh organisme sensitif

Orai:
Dewasa diatas 17tahun:250-750 mg,2 kaii/hari

74 Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL


Infeksisaluran napas
Oral:
Dewasadiatas17tahun : 750 mgdua kali sehari

Profilaksis padatindakan operas!


Oral:
Dewasadiatas17tahun : 750 mg. 60-90 menit sebelum
operas!

Catatan:
Gunakan tablet 2 jam sesudah makan, dapat dibeiikan
bersama makanan untuk mengurang! gangguan saluran
cerna. Dapat dibeiikan bersama atau tanpa makanan. Hindaii
penggunaanantasida.

Efeksamping
Mual, muntah, dispepsia, nyer! perut, flatulen, diare, disfag!,
tremor, hiperglikemia, nyer! kepala, gangguan tidur, ruam
(jarang: sindrom Steven Johnson dan toksik epiodermal
nekrolisis), pruritus, vaskulitis eritema nodosum, petekie,
bulahemoragik.

Jarang: anoreksia, peningkatan ureum dan kreatinin darah,


mengantuk, kegelisahan, depres!, asthenia, kebingungan,
halusinasi, konvulsi, parestesia, fotosensitivitas, reaks!
hipersensitivitas (edema, urtlkaria, angioedema, artralgia,
mialgia, dan anafilaksis), gangguan darah (eosinofilia,
leukopenia,trombositopenia), perubahan masa thrombin.

Gangguan visual, pengecapan, pendengaran, penciuman dan


tinitus, tenositovitis, takikardi edema, sincope, muka merah
danberkeringat.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 75


Dilaporkan terjadinya inflamasi dan gangguan tendon terutama
yang mendapat kortikosteroid, anemia hemolitik, gaga! ginjal,
nefritis interstitial, gangguan fungsi hati (hepatitis dan interus
kolestatik).

Penggunaan goiongan kuinoion dapat menimbuikan


kerusakan sendi(bersifattendinitis)

Sediaan
Tablet(sebagai HCI) :250 mg
Kapiet :500 mg
injeksi :2%(botoi lOOmL)

44. VANKOMISIN

Vankomisin tidak diserap melalui saiuran cerna, dan untuk


mendapatkan efek sistemik selaiu harus diberikan iV karena
pemberian IM menimbuikan nekrosis setempat.

IndlkasI
Infeksi oieh kuman MRSA {methicillin - resistant S.aureus),
pasien yang alergi penisllin atau yang tak memberikan hasil
dengan cbat lain, termasuk penisllin atau sefalosporin; infeksi
karena kuman yang peka terhadap vankomisin

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas

Peringatan dan Perhatian


Pasien dengan gangguan pendengaran , insufisiensi ginjai,
wanita hamil.menyusui.

76 Formularium Spesiolisiik JImu Penyakil THT-KL


Dosis
Dewasa :SOOmg tiap6jam atau 1 g tiap 12jam
Anak :10mg/kgBBtiap6jam
Bayi dan neonatus; 15 mg/kgBB diikuti 10 mg/kgBB tiap 12
jam untuk bayi usia 1 minggu dan tiap 8
jan^untuk bayi usia s/d 1 bulan

EfekSamping
Infus yang cepat: reaksi anafilaksis, nefrotoksisitas,
ototoksisitas, netropenia yang reversibel, flebitis, kolitis
pseudomembran.

Sediaan
Vial 500 mg/10 mL
Vial1g/20mL

Formularium Spesialistik Ilmu PenyaMt THT-KL 77


ANTIFUNGI

45. GENTIAN VIOLET

IndlkasI
Infeksijamurdi kulit Hang telinga(otomikosis)

Kontra IndlkasI
Hipersensitivitas

Peringatan dan Perhatlan


Aplikasi topikal hanya untuk kulit yang utuh, tidak lag!
dianjurkan untuk aplikasi pada membran mukosa atau luka
terbuka. Tidak diperbolehkan digunakan untuk menandai kulit
sebelum pembedahan.

Dosls
Secukupnya

EfekSampIng
Ulserasi mukosa

Sedlaan
Larutan1%,2%,10%

46. KETOKONAZOL

IndlkasI
Infeksi di mukosa sistemlk, kandidiasis mukokutan resisten
yang kronis, profllaksis mukosa pada paslen imunosupresan.

78 Formularium Spesialislik Itmu Penyakit THT-KL


Kontra Indikasi
Gangguan hati, kehamilan dan menyusui.

Peringatan dan Perhatian


Monitoring fungsi hati secara klinis dan biokimiawi untuk
pengobatan yang berlangsung lebih daii 14 hari dengan
melakukan tes fungsi hati sebelum memulai pengobatan, 14
hari setelah pengobatan, kemudian selang sebulan sekali.
Hindari pada pasien porfiria. Risiko terbentuknya hepatitis lebih
besarjika diberikan lebih dari 14 hari.

Dosis
Oral:
Dewasa:
200 mg sekali sehari bersama makanan, biasanya selama 14
hari; jika setelah 14 hari respon tidak memadai lanjutkan
hingga sedikitnya 1 minggu setelah gejala hilang dan hasil
kultur negatif. Maksimum 400 mg sehari (untuk pasien lanjut
usia 200 mg sehari).

Anak-anak:
3 mg/kg sehari

Pengobatan profiiaksis dan pemellharaan pada pasien


Immunosupresi
200 mg sehari

Efek Samping
Mual, muntah, nyeri abdomen, sakit kepala, ruam, urtikaria,
pruritus. Jarang terjadi angioedema, trombositopenia.

Formuiarium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL 79


paraesthesia, fotofobia, pusing, alopesia, ginekomastia dan
oligosperma, kerusakan berat pada hati.

Sediaan
Tablet : 200 mg, botol 100 tablet
Krim : 2%

47. NISTATIN

Indikasi
Kandidiasisoral

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap nistatin

Peringatan dan Perhatlan


Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum diketahui.
Tidak dapat digunakan untuk mengatasi Infeksi bakteri atau
trlkomonas.Tldakdiindikasikan untuk mikosissistemik.

Dosis
Oral(suspensi)
Dewasa & anak-anak:200.000-600.000 lU 3kali sehari
Bayi:200.000 lU 4 kali sehari.

EfekSamping
Mual, muntah, diare pada dosis tinggi, iritasi dan sensitisasi
oral,oiam.Jarang terjadi sindrom Steven Johnson.
Efek pada kulit: iritasi(penggunaan topikal).

Sediaan
Tetes: 100.000 IU/mL(suspensi 12mL}

80 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


ANTIVIRUS

48. ASIKLOVIR

Indikasi
Pengobatan herpes pada bidang THT-KL, parotitis epidemika,
herpes zoster otikus.

Kontra Indikasi
DehidrasI,gangguanfungsi ginjal, hipersensitivltas

Peringatan dan Perhatian


Pertahankan kecukupan hidrasi, gangguan fungsi ginjal
(Lampiran), wanita hamil dan menyusui.

Dosis
Herpes zoster otikus
DewasaOral : 20 mg/kg/dosis {maksimum 800 mg/dosis)
5x/hari seiama7hari
Anak : Vi dosis dewasa

Efek Samping
Ruam, mual, muntah, nyeri abdomen, diare, peningkatan
billrubin dan enzim hati, peningkatan kadar urea darah dan
kreatinin, penurunan nilai hematologik,sakitkepala, kelelahan,
urtikaria, pruritus, fotosensitivitas. Jarang: hepatitis, ikterus,
dispnea, angioedema, anafllaksis. Reaksi neurologik (pusing,
ket}ingungan, halusinasi, mengantuk). Gaga! ginjal akut,
gangguan hematologik, inflamasi lokal pada pemberian infus
i.v(kadang terjadi ulserasi), demam,agitasi, tremor,somnolen,
psikosis.kejang.

Sedlaan
Tablet : 200 mg,400 mg, 800 mg
Suspensi oral : 200 mg/5 mL
Formularium Spesialislik JImu Penytikil THT-KL 81
ANTI MUAL

49. METOKLOPRAMID

Indikasi
Mual dan muntah karena gangguan gastrointestinal dan
pengobatan dengan sitotoksik dan radioterapi, refluks
gastroesofageal.

Kontra Indikasi
Obstruksi gastrointestinal, perdarahan atau perforasi 3-4 hari
pasca bedah gastrointestinal, kejang,feokromositoma.

Peringatan dan Perhatian


Anak dan remaja, kehamllan dan menyusui, parkinson,
epllepsi,depresi,porfirla.

Dosis
Oral, i.m,i.vlambat(1-2menit):
Remaja 15-19 tahun(BB <60kg);3x5 mg/hari
Anak<1 tahun{BB + 10kg) ;2x1 mg/hari
Dewasa : 3x sehari 1 tablet atau 2 sendok takar 30 menit
sebelummakan.

EfekSamping
Gejala ektrapiramidal (terutama anak dan remaja), tardive
diskinesia pada pengobatan lama, hiperprolaktinemia,
mengantuk, kelemahan, pusing, sakit kepala, diare, depresi,
hipotensi, hipertensi.

Jarang;sindroma neuroleptik maligna, ruam, pruritus, edema.

82 Fomulaniim Spesialisiik JImu Penyukit THT-KL


gangguan konduksi jantung setelah pemberian IV,
methemoglobinemia lebih berat pada defisiensi G6PD

Sedlaan
Injeksi :5m9/mL(2mL)
Tablet :5mg,10mg
Tetes :0,1 mg/tetes (10 ml); 2 mg/mL (10 ml); 2,6
mg/mL(10 ml);4 mg/mL(10 mL)
Sirup :5mg/5mL(30 ml,60 ml)

50. ONDANSETRON

Indlkasi
Mual dan muntah karena kemoterapi,radioterapi.

Kontra Indlkasi
Hipersensltif terhadap ondansetron dan komponennya. Tidak
dianjurkan pemberian pada anak

Perlngatan dan Perhatian


Belum ada informasi tentang perlngatan dan Interaksi obat
pada anak < 3 tahun. Wanita hamii dan menyusui. Gangguan
hall sedang dan berat(maksimal8 mg/hari)

Dosis
Oral:
Pencegahan mual dan muntah pascaoperasi:
Awal 1 tablet, 1 jam sebelum pembiusan dan 2 dosis
selanjutnya 1 tablet(interval 8jam)

Mual karena radioterapi:


8 mg/8jam.Dosis ke-1 diberikan 1-2jam sebelum radioterapi.
Formularium Spesialisiik llmii Penyakit THT-KL 83
Injeksi:
Pengobatan mual dan muntah pasca operasi:
4 mg/i.m sebagai dosis tunggal atau i.v perlahan

Kemoterapi yang sangatemetogenik:


Awal; injeksi 8 mg (i.v) perlahan atau infus 15 menit segera
sebelum kemoterapi diikuti infus 1 mg/jam secara kontinyu
sampai 24jam atau 2x injeksi 8 mg (i.v) perlahan atau infus 15
menit dengan interval 4 jam. Semua cara kemudian diikuti
dengan 8 mg peroral(maksimal5 hari)

Kemoterapi yang kurang emetogenik:


Injeksi 8 mg (i.v) perlahan atau infus 15 menit segera sebelum
kemoterapi atau 8 mg/oral 1-2 jam sebelum kemoterapi diikuti
dengan 8 mg/oral/8jam(maksimal5 hari).

EfekSamping
Konstipasi, sakit kepala, sedasi, sensasi kemerahan atau
hangat pada kepala dan epigastrik. Peningkatan
aminotransferaseyang simptomatik,reaksi hipersensitivitas.

Sediaan
Tabletsalutselaput: 4 mg,8 mg
Injeksi: 4 mg/amp(2 mL),8 mg/amp(4 mL)

84 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


ANTISEPTIK

Antiseptik adalah salah satu jenis desinfektan, yang dapat


menghancurkan atau menghalangi perlumbuhan mikroorganisme
pada jaringan yang hidup tanpa memberikan efek melukai jika
digunakan pada permukaan tubuh atau jaringan yang terpapar.
Beberapa antiseptik digunakan pada kullt yang tidak rusak atau
membran mukosa, kuiit yang terbakar atau iuka yang terbuka untuk
menghindari sepsis dengan menghilangkan atau melokalisasi
mikrobiologi dari area yang ditentukan.

51. ALKOHOL70%

Indikasi
Antiseptik sebeium dilakukan tindakan bedah kuiit maupun
injeksi obat. Sebagai disinfektan pada alat-aiat yang akan
digunakan untuktindakan.

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas

Peringatan dan Perhatian


Obatiuar

Dosis
Dioieskan secukupnya dengan menggunakan kasa/kapas
sterii

EfekSamping
Kekeringan kuiit

Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL 85


Sediaan
Larutanalkohol70%(100mL,1L)

52. HIDROGEN PEROKSIDA

Hidrogen peroksida adalah senyawa pengoksidasi yang sering


digunakan sebagai antimikroba. Oleh kerja enzim katalase,
hidrogen peroksida mengalami peruraian melepaskan
oksigen, yang aktifsebagai pencuci.

tndlkasi
Disinfektan kulit

Kontralndikasi
Hipersensitivitas,terutama pada bayi

Peringatan dan Perhatian


Luka besar atau dalam, hindarkan kulit normal, hindari kontak
dengan kornea mata.

Dosis
Secukupnya,sesuai kebutuhan

Sediaan
Larutan dengan kadar 3%

86 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


53. POVIDONIODIN

Indikasi
Profilaksis pada luka/lesi kulit dengan potensial infeksi,
antiseptik pada tindakan-tindakan bedah kulit, kompres pada
lesi kulit yang membasah,

Kontra Indikasi
Hipersensitif iodide

Peringatan dan Perhatian


Tidak digunakan di sekitar mata,jangan sampai tertelan.

Dosis
Lesi kuiit potensial infeksi: konsentrasi 10% ditutulkan pada
daerah Iesi2kaiisehari.
Pada tindakan-tindakan bedah kulit menggunakan konsentrasi
10% sebagai antiseptik pada medanoperasi.

Efek Samping
Dermatitis kontak aiergi pada orang yang peka.

Sedlaan
Larutan 10%{botoi 60 ml,300 ml,1L)

Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL 87


ANTIVERTIGO

54. BETAHISTIN dl-HCI

Indlkasi
Vertigo, tinitus dan sindrom meniere.

Kontra Indlkasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini.

Peringatan dan Perhatlan


Hati-hati pada penderita dengan feokromositoina atau asma
bronkial; penderita dengan riwayat ulkus peptikum; tidak
dianjurkan pemberian pada wanita hamil.

Dosis
Oral:
2 X sehari 1 tablet @ 24 mg

Efek Samping
Keluhan ringan pada ulu hati, ruam kulit.

Sediaan
Tablet: 8 mg, 16 mg, 24 mg

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL


55. BETAHISTiN MESlUT

Indikasi
Vertigo,tinitus dan sindrom meniere.

Kontra Indikasi
Pasien penderita feokromositoma.

Peringatan dan Perhatlan


Tidak boleh diberikan pada pasien dengan feokromositoma.
Pasien dengan asma, tukak peptik, atau riwayat tukak peptik,
kehamilandaniaktasi.

Dosis
Dewasa:3x sehari 1 -2 tabiet

EfekSampIng
Gangguan gastrointestinai, sakit kepaia, roam kulit, pruritus.

Sedlaan
Tabiet 6 mg

Formularium Spesialisiik llniu Penyakit THT-KL 89


ANTITINITUS

56. METHYLCOBALAMIN

Indikasi
Terapi dan pencegahan neuropati perifer

Peringatan dan Perhatian


Neonatus,bayi prematurdan anak

Dosis
Oral:
Dewasa:3X sehari 500 meg
Dosis dapat disesuaikan dengan umur dan berat ringannya
kasus

injeksi:
i.m.,i.v.: 3X seminggu 1 ampul

EfekSampIng
Anoreksia, mual,diare dan ruam kulit

Sediaan
Kapsul : 250 pg, 500 pg
Injeksi : 500 pg/mL

90 Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL


DEKONGESTAN

57. EFEDRIN SOLUTIO

Indikasi
Dekongestan hidung selama rinitis aiergi.

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap efedrin, hipertensi, aritmla, glaucoma
angle-closure, psikoneurosls.

Peringatan dan Perhatian


Hipertiroid, diabetes melitus, penyakit jantung iskemik,
gangguanfungsiginjal,

Dosis
Dewasa :2-3 kali sehari, 1 -2 tetes solusio efedrin 1%.
Anak ; 2-3 kali sehari, 1-2tetessolusioefedrin0,5%.

Efek Samping
Anoreksia, hipersalivasi, mual, muntah, aritmla, angina,
vasokonstriksi disertai hipertensi, vasodilatasi disertai
hipotensi,dispnea,sakit kepala, pusing,anxletas, kegelisahan,
kebingungan, tremor, sullt miksi, berkerlngat, muka
kemerahan, hiperglikemia, IritasI hidung, menglritasi mukosa
dancillla

Sediaan
Tetes hidung 1%
Tetes hidung 0,5%

Formuiarium Spesiatistik llmu Penyakii THT-KL 91


58. OKSIMETAZOLIN

Indikasi
Simptomatik dan kongesti (kesembaban hidung dan
nasofaring karena flu), sinusitis, bay fever atau aiergi saluran
napas bagian atas lainnya.

Kontra Indikasi
Pasien yang sensitif terhadap obat dan komponen lain dalam
formulasi dan pada pasien dengan sensitifitas yang telah
diketahui terhadap efek farmakologik dari obat adrenergik.

Peringatan dan Perhatlan


Hati-hati penggunaan bersama dengan MAO! karena dapat
menyebabkan hipertensi kritis.Pemakaian hanya untuk jangka
pendek,tidak boleh berulang dalam jangka waktu 2-3 minggu

Dosis
Obatsemprothidung:
Dewasa dan anak >6 tahun : 2-3 semprotan pada tiap lubang
hidung disertai tarikan napas 2x sehari, pagi dan sore had.

Obattetes hidung:
2-3 tetes pada tiap lubang hidung diberikan 2x sehari, pagi dan
sore had.

Efek Samping
Reaksi hiperemia (pada penggunaan beriebihan)

Sediaan
Semprot hidung 0,05%; tetes hidung 0,05%; tetes hidung
pediatrik 0,025%

92 Fomularium Spesialistik limit Penyakit THT-KL


HEMOSTATIK

59. ASAMTRANEKSAMAT

Indikasi
Menghentikan perdarahan padabidangTHT-KL.

Kontra Indikasi
Penderita pendarahan subaranoid, pendeiita dengan riwayat
tromboembolik; hipersensitivitas.

Peringatan dan Perhatian


Penderita trombosis atau coagulopathy, insufisiensi ginjal,
wanita hamil, penderita edema angoneurotik herediter reguler.

Dosis
Oral:
Dewasa:sehari 2-3 x 500mg

EfekSamping
Intoksifikasi saluran cema dan fungsi saraf

Sediaan
Tablet ;500mg
Kapsul :250mg
Injeksi :ampul 250 mg

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 93


60. VITAMIN K

Indikasi
Mengatasi gangguan koagulasi karena kegagalan pada faktor
pembekuan darah faktor II, VII, IX, dan X yang disebabkan
oleh defisiensi vitamin K atau gangguan terhadap aktlvitas
vitamin K,

Kontra Indikasi
Perlu pertimbangan standar.

Peringatan dan Perhatlan


Wanita hamil dan menyusul. Pasien yang menggunakan
antlkoagulan oral, terutama pada dosis tinggi. Pemberlan
vitamin K tidak melawan efek koagulasi secara tiba-tiba. Pada
pasien hipersensitif dapat terjadl rash, urtikaria, reaksl
anafilaktold. Pada pasien gangguan fungsi hati dapat
memperbaiki hipoprotrombinemia yang terjadl pada pasien
hepatitis berat dan sirosis yang berdampak pada penurunan
konsentrasi protrombin. Pada pemberian i.v dapat terjadi
kematian.

Dosis
Dewasa dan anak-anak : s.c/i.m : 2,5-10 mg (ditingkatkan
hingga 25 mg untuk pendarahan serius, jarang hingga
mencapai 50 mg). Dapat diulang selama 6-8 jam atau 12-48
jam, tergantung respon yang dihasllkan. Hindari penggunaan
oral.

EfekSampIng
Hipotensi, sianosis. Sakit kepala, pusing. Terbenluk plak

94 Fomulariiim Spesialistik JImu PenyakU THT-KL


eritematosus pruritus pada tempat injeksi i.m, rash, urtikaria.
Hiperbilirubinemia, termasuk kernikterus pada kelahiran.
Reaksi anafilatoid, nyeri, bengkak,kematian setelah injeksi i.v.

Sediaan
Injeksi: 10 mg/mL

Fomtularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 95


KORTIKOSTEROID

61. BUDESONID

Indikasi
Untuk profilaksis pada rinitis alergi

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap budesonid.

Dosis
Inhaiasiintranasal
Dosis awal:
> 6 tahun : 8 semprotan (256 |jg)/hari. Qua semprotan pada
setiap lubang hidung pada pagi hari dan sore hari, atau 4
semprotan pada setiap lubang hidung pada pagi hari.
Seteiah gejaia berkurang (biasanya 3-7 hari), kurangi
dosis secara perlahan-iahan setiap 2-4 minggu sampai
mencapai dosis efektif yang paling rendah (32
Ijg/semprotan).

Dewasa dan usia lanjut: 2 semprotan dl setiap lubang hidung


pada pagi hari atau 1 semprotan pagi dan sore hari

Dosis maksimum:
<12 tahun : 4 semprotan (128 pg), 1 kali 2 semprotan/iubang
hidung/hari.
>12 tahun : 8 semprotan (256 pg) 1 kali 4 semprotan/iubang
hidung/hari.

96 Fonnularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL


EfekSamping
Efek samping lokal termasuk kandidiasis orofaringeai, disfonia
dan kadang-kadang batuk akibat iritasi jalan napas atas.
Penggunaan spacing devices akan mengurangi kejadian
kandidiasis. Risiko efek sistemik kortikosteroid inhalasi adalah
kecil dan tergantung pada dosis dan potensi kortikosteroid,
juga ketersediaan hayati (bioavailabilitas) dan waktu paruh
fraksi yang terabsorbsi secara sistemik. Efek sistemik sangat
jarang, risiko glaukoma dan katarak sedikit meningkat. Supresi
adrenal, penurunan metabolisme tulang dan hambatan
pertumbuhananak.

Sediaan
Serbuk inhalasi oral : 200 pig/inhalasi{104 gram)
Suspensi untuk inhalasi nasal ; 50 pg/inhalasi(7 gram)
Suspensi nasal spray : 32pg/semprot(8,6gram)
Aerosol : 50pg/semprot,100pg/semprot,
200 pg/semprot.
Inhaler : 200|jg/hirup
Respules : 0,25 mg/mL(2mL):0,5 mg/mL{2 ml)
25 mg/mL{2 ml);0,5 mg/mL(2 ml)

62. DEKSAMETASON

Indlkasi
Oral digunakan untuk alergi,inflamasi, polip.
injeksi digunakan untuk keadaan inflamasi beratyang disertai
dengan pemberlan antibiotik.

Kontralndikasi
Infeksi sistemik (kecuall kondisi yang mengancam hidup atau
dlberikan terapi antibiotik spesifik), pemberian vaksin virus
hidup pada penggunaan dosis Imunosupresif.
Formularium SpesialLtiik Ilntu Penyakil THT-KL 97
Peringatan dan Perhatian
Hipertensi, gagal jantung kongestif, diabetes, gagal ginjal
kronis, uremia, usia lanjut, kehamllan, menyusui,
tromboflebitis. Penggunaan injeksi pada kondisi inflamasi
berat hams diserai dengan pemberian anti biotik

Dosis
Oral:
blasanya 0,5-10 mg sehari sebagai dosis tunggal diberikan
pagi hari.

Injeksii.vlambatatau infus:200-500 pg/kgBB

Inflamasi dan alergi


Injeksi l.m atau injeksi i.v lambat atau infus i.v (sebagai
deksametason fosfat):200-500 pg/kgBB perhari.

Neonatus:
Edema atau ekstubasijalan napas:
i.v: 0,25 mg/kgBB/dosis diberikan 4 jam sebelum ekstubasi
dan selanjutnya setiap 8 jam hingga total 3 dosis. Dosis
maksimum 1 mg/kg/hari

Catalan; mungkin diperlukan pengobatan yang lebih lama


pada kasus yang lebih berat.

Anak:
Edema atau ekstubasijalan napas:
Oral, Lm,i.v:
0,5-2 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 6jam, dimulai
24 jam sebelum ekstubasi dan dllanjutkan 4-6 dosis
setelah ekstubasi.

98 Fonnularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Antiinflamasi
Oral,i.m,i.v:
0,08-0,3 mg/kgBB/hari atau 2,5-10 mg/m^ /dosis dalam dosis
terbagi6-12jam.

Catalan: 1 mg Deksametason setara dengan 1,2 mg


deksametason sulfat setara dengan 1,3 mg
deksametason natrium fosfat.

Pemberian
Oral:
dapat diberikan bersama makanan atau susu untuk
mengurangi efeksamping pada saluran cema.

Parenteral:
Asetat injeksi tidak digunakan secara i.v; untuk i.v digunakan
sediaan sodium fosfat. Gunakan larutan tanpa pengenceran(4
mg/mL)/>ditekan selama 1-4 menitbila dosis < 10 mg.
Pada penggunaan dosis tinggi harus diencerkan terlebih
dahuiu dalam larutan dextrosa 5% atau garam fisiologik dan
diberikan secara infus intermitten dalam 15-30 menit.

EfekSampIng
Edema, hipertensi, amenore, pankreatitis akut, lemah otot,
sindrom Cushing, nafsu makan meningkat, atrofi lokai,
pertumbuhan teriambat, hipokalemia,osteoporosis, gangguan
penglihatan, muntah,sakit kepala

Sediaan
Injeksi deksametason fosfat (sebagai garam Na): 4 mg/mL
(ampul 1 ml),5 mg/mL(ampul 1 mL,10 mL)
Tablet:0,5 mg,0,75 mg,1 mg

Formulariim Spesialistik Ilmu PenyaJdt THT-KL 99


63. FLUOSINOLON

Indikasi
penggunaan peradangan lokal secara topikai pada liang
telinga

Kontra Indikasi
Penyakit kulit yang disebabkan oleh tuberkulosis,jamur, vinjs.

Peringatan dan Perhatian


Hindarkan penggunaan jangka panjang pada bay! dan anak-
anak.

Dosis
Oleskan sedikit krim pada bagian yang sakitsebanyak 2-3 kali.

EfekSamping
Dermatitis kontak,depigmentasi ringan.

Sediaan
Krim 0,25 mg/gram tube 5g,10g.

64. METILPREDNISOLON

Indikasi
Anti inflamasi dan imunosupresan pada berbagai penyakit
aiergi.

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap metilprednlsolon atau komponennya
dan infeksijamursistemik.

100 Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL


Peringatan dan Perhatian
Hati-hati penggunaan metilprednisolon pada anak-anak
karena dapat menyebabkan penghambatan pertumbuhan
tulang dalam pemakaian jangka waktu lama. Hati-hati pada
penderita hipotiroid, sirosis hepatik, hipertensi, gagai jantung,
koiitis uiseratif dan keiainan tromboemboiik. Periunya
monitoring tekanan darah,guia darah dan eiektroiitserum.

Dosis
Antiinflamas!atau immunosupresi
Oral,i.vdani.m: 0,5-1,7 mg/kg/hari atau 5-25 mg/mVhari
setiap6-12jam

EfekSamping
Retensi Na dan cairan, osteosporosis, intoieransi glukosa,
striae, ptekiae, edema, hipokaiemia, hald tidak teratur, atrofi
korteks adrenal, gangguan pertumbuhan pada anak,
giaukoma, katarak, thrombosis, hiperpigmentasi, konvuisi,
hipertensi, aikaiosis hipokaiemia, pankreatitis, esofagitis
uiseratif.

Sedlaan
Tabiet:4mg,8mg,16mg
injeksi im,iv:125mg/2mi,500mg/8mi

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 101


65. MOMETASON

Indikasi
Rinitisalergi

Peringatan dan Perhatian


Hati-hati pada pasien TBC

Dosis;
Dewasa(termasuk pasien geriatri)dan anak ^12th
2 semprotan (100 pg) dalam tiap lubang hidung sekali sehari,
dosis total 200 pjg.

Efek samping
Rasa terbakar, gatal, irltasi, kulit kering, folikulitis, erupsi yang
menyerupai jerawat, hipopigmentasi, dermatitis perioral,
dermatitis kontakaiergi, maserasi kulit, infeksi sekunder, atrofi
kuiit, striae, miliaria.

Sediaan
Semprot hidung ; 60 dan 140 dosis terukur

66. PREDNISON

Indikasi
Antiinfiamasi, imunosupresor

Kontra Indikasi
Infeksi sistemik fungal, penggunaan vaksin yang mengandung
virus hidup

102 Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL


Peringatan dan Perhatian
Wanita hamil dan menyusui. Penggunaan jangka panjang
pada anak-anak dan bayi hams dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya.Penggunaan pada lansia dosis diturunkan.

Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan


supresi hipotalamik-pituitaii-adrenal. Pada pasien yang pemah
mengalami infark miokard, hams hati-hati karena adanya efek
kardiovaskular.

Penggunaan pada pasien hepatitis dapat membahayakan.


Pada pasien hipersensitif dapat terjadi reaksi anafilaksis.
Selama terapi tidak boleh dibeiikan vaksin vims hidup. Dapat
menutupi tanda-tanda terjadinya infeksi.

Dapat menumnkan mekanisme pertahanan tubuh dalam


mencegah penyebaran infeksi. Penggunaan jangka panjang
dapat menyebabkan glaukoma, katarak, atau komplikasi lain.
Dapat menyebabkan terjadinya peptik ulcer, terutama
penggunaan pada dosis besar.

Penggunaan pada pasien gagal ginjal hams berhati-hati dan


diiakukan monitoring terhadap fungsi ginjal.
Peningkatan dosis diperlukan baik sebelum, selama, dan
setelah mengalami stress. Penghentian secara mendadak
dapat menyebabkan insufisiensi adrenal.

Dosis
Dewasa:Oral 5-60 mg/hari

EfekSamping
Moonface, osteoporosis, mual, anoreksia, nyeri otot, gelisah.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 103


iritasi lambung, hipernatremia, haid tidak teratur, hiperkalemia,
gangguan tidur (pada awal terapi), gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, reaksi anafilaksis, glaukoma

Sediaan
Tablet5 mg

67. TRIAMSINOLON

Indikasi
Antiinflamasi berat, mengatasi gejala rinitis alergi musiman
atautahunan.

Kontra Indikasi
Infeksi jamur sistemik. penggunaan i.m. pada pasien purpura
trombositopenia idiopati, pemberlan vaksin virus hidup,
monoterapi topikal pada infeksi bakteri. Penggunaan topikal
pada wajah, paha, dan axilla, pemberian intra nasal pada
infeksi yang terdapat pada mukosa nasal.

Peringatan dan Perhatian


Wanita hamil dan menyusui. Penggunaan jangka panjang
pada anak-anak perlu dimonitor pertumbuhan dan
perkembangannya.

Penggunaan pada lansia membutuhkan dosis lebih rendah.

Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan supresi


adrenal pituitari hipotalamik. Penggunaan pada pasien yang
pernah mendapat Ml harus hati-hati.

104 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Penggunaan pada pasien hepatitis aktif kronik berbahaya.
Dapat tetjadi reaksi anafilaksi. Tidak boleh menerima vaksin
virus hidup pada pasien yang sedang menjaiani terapi.

Obat dapat menutupi gejala infeksi dan dapat menurunkan


mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah penyebaran
infeksi.

Penggunaan dosis besar dapat menyebabkan peptik ulkus.


Penggunaan pada pasien gangguan ginjal harus berhati-hati.
Perubahan rute pemberian dibutuhkan dari penggunaan
kortikosteroid sistemik ke triamsinoion inhaler karena dapat
menyebabkan kematian karena terjadi insufisiensi adrenal
yang tetjadi pada pasien asma seiama dan setelah diubah dari
penggunaan kortikosteroid sistemik menjadi aerosol.

Dosis
Oral:
Dewasa : 4-100mg/hari
Anak-anak: 0,117-1,66 mg/kg/hari

Injeksi:
Injeksi i.m.tiap 2-4 minggu 40 mg

Krim:
Oleskan tipis-tipis pada luka

EfekSampIng
Hipotensi, osteoporosis, hiperpigmentasi, kejang, gangguan
cairan dan elektrolit, gangguan muskuloskeletal, gangguan
gastrointestinal, gangguan dermatologik, gangguan endokrin.

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL 105


vertigo, sakit kepala, neuritis, parestesia, perburukan kondisi
kejiwaan, katarak, glaukoma, hipergiikemia, tromboflebitis,
tromboemboli, perburukan infeksi atau menyamarkan gejala-
gejalainfeksi.

Sedlaan
Tablet :4mg
Injeksi :vial10mg,40mg
Krim :0,1% tube 5g

106 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


OBATKAUSTIK

68. ASAMCUKA0,5-2%

Indikasi
Dipergunakan untuk melakukan irigasi telinga, untuk
menghilangkan kotoran, mencegah pertumbuhan
Pseudomonas Sp,dan bakteri-bakteri lain.

Peringatan dan Perhatian


Hati-hati pada pasien dengan perforasi membran timpanik

Dosis
Larutan 0,5-2%,sehari 2-3 kali

EfekSampIng
fritasi

Sediaan
Larutan 0,5-2%

69. ASAMTRIKLOROASETAT

indikasi
Menghentikan pendarahan yang ringan di bidang THT-KL

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas

Fonnularium Spesialistik JImu Penyakil THT-KL 107


Peringatan dan Perhatian
Hindarkan kemungkinan jaringan normal, kulit atau mukosa
terkena obatini.

Dosis
Diaplikaslkan secukupnya.

Sediaan
Larutan 10%

70. PERAKNITRAT

Indikasi
Terapi topikal : kauterisasi luka kulit; menghilangkan jaringan
epitel abnormal misalnya, keratosis; kauterisasi luka rongga
hidung dan rongga faring, untuk menghentikan pendarahan,
kauterpada mukosa.

Kontra Indikasi
Diabetes atau gangguan sirkulasi perifer.

Peringatan dan Perhatian


Hindarkan kemungkinan jaringan normal, kulit atau mukosa
terkena obatini.

Dosis
Topikal:
Larutan 20-30%:hanya pada lesi ataujaringan yang dituju

EfekSamping
Sensitifterhadap cairan

108 Formularium Spesialistik llmu Penyaki! THT-KL


Sediaan
Larutan 20-30%

71. POLIKRESULEN

Indikasi
Disinfektan kulit, gingivitis, hemostatik lokal, tonsilektomi.

Kontra Indikasi
Hipereensitivitas

Perlngatan dan Perhatian


Selama pengobatan tidak dipeiiukan pengobatan topikal
lainnya, hindarkan dari mata dan jangkauan anak-anak. Hanya
untukpemakaianluar.

Dosis
Obat kumur pencegah sarlawan dan bau mulut;
Teteskan 10-15 tetes ke dalam 1 geias air (200 ml). Kumur-
kumur selama Vi - 1 menit. Kumur ulang dengan air putih
matang untuk membilas.

Sarlawan(penyembuhan):
Oleskan pada tempat sarlawan. Atau kumur dengan
polikresuien yang diencerkan seperti di alas. Kemudian
teteskan polikresuien ke cotton bud, lalu oleskan dan tekan
selama >2 menit pada luka sarlawan, sampai meresap dan
memutih.

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakii THT-KL 109


EfekSamping
Kadang, rasa tidak enak ringan pada awal terapi yang akan
hilang jika terapi dihentikan

Sediaan
Larutan konsentrat botol 10 mL,100 mL

110 Formularium Spesialistik limu Penyakit THT-KL


MUKOLITIK

72. BROMHEKSIN HCl

Indikasi
Batukberdahak

Kontra Indikasi
Hati-hati pada penderita tukak lambung

Dosts
Dewasa dan anak> lOtahun :3xsehari8mg
Anak5-10tahun :3xsehari4mg
Anak2-5tahun :2xsehari4mg

EfekSamping
Mual, muntah, diare, perasaan penuh di perut tetapi biasanya
ringan, pernah diiaporkan sakit kepala, vertigo, berkeringat
banyak dan ruam kulit, dapat terjadi kenaikan transaminase
serum.

Sediaan
Tablet 8mg
Sirup dan eiiksir 4mg/5mL
Larutan 2mg/mL
Injeksi 4mg/2mL(ampul)

Formularium Spesialistik llmu Penyakil THT-KL 111


SITOSTATIKA

Pengobatan kanker dengan obat-obatan, radioterapi dan


pembedahan sangatlah kompleks dan harus ditangani oleh
onkologis. Kemoterapi dapat kuratif atau digunakan untuk
meringankan symptom untuk memperpanjang hidup. Pada kondisi
dimana sudah tidak dapat ditangani dengan terapi sitotoksik, terapi
paliatifaiternativedapatdipertimbangkan

73. DOKSORUBISIN

Penggunaan sitostatika seialu digunakan bersamaan dengan


sitostatika lain

Indikasi
Penyakit keganasan jenis karsinoma pada bidang THT-KL,
dikombinasikan dengan sitostatikajenis lain

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap doksorubisin dan komponenya. Gagai
jantung berat, kardiomiopati, pre-existing myelosuppresion,
yaitu pemberian dosis tinggi doksorubisin yang setielumnya
telah diberikan radioterapi ataupun kombinasi obat kemoterapi
lain.

Perlngatan dan Perhatian


FDA merekomendasikan pemberian doksorubisin hanya

112 Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL


secara intravena, nekrosis jaringan lokal yang berat terjadi
apabila adanya ekstravasasi. Toksis terhadap miokard yang
bersifat ireversibel serta supresi pada sumsum tulang yang
berat apabila diberikan dalam dosis melebihi550 mg/m^

Kombinasi dengan siklofosfamid, merkaptopurin dapat


meningkatkan toksisltas. Periunya modifikasi dosis pada
penderita gangguan fungsi hati.

Monitoring darah lengkap, yaitu hitung jenis, sel darah merah


maupun trombosit, tes fungsi hati, yaitu SCOT SGPT, alkali
fosfatase, bilirubin, ekokardlografi dan observasi tempat
suntikan intravena terhadap kemungkinan ekstravasasi.

Dosis
Dewasa:60-75 mg/m^ i.v

EfekSamping
Eritemosus lokal, wajah kemerahan, rasa terbakar, pedih,
gangguan gastrointestinal, alopesia, urin berwarna merah,
hiperpigmentasi kuku,leukopenia, kardiomiopati, mukositis.

Sediaan
injeksi:10 mg/5 mL,50 mg/25 mL

74. DOSETAKSEL

Indlkasi
Penyakit keganasan jenis karsinoma pada bidanglHT-KL.

Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL 113


Kontralndikasi
Hipersensitif, pasien dengan gangguan fungsi hati, retansi
cairan, gangguan fungsi ginjal, kehamilan, wanita menyusui,
alkoholisme. depresi sum-sum tuiang (netrofil ^ 1.500/cc,
trombosit ^ 100.000/cc), varisela (bam atau sedang
menderita), herpeszoster,efusi pleura,tumor pleura,Infeksl.

Peringatan dan Perhatian


Sebelumnya mendapat sitotoksik atau radlasi, monitor SGOT,
SGPT,alkalifosfatase, bilimbin total, darah tepi secara berkala,
jangan menggunakan vaksin selama pengobatan herbal
bersamaan dengan obatini.

Dosis
75 mg/m^ diberikan setiap 3minggu
Dapat dikombinasi dengan sitostatika jenis lain atau radio
terapi

Sebagaisensitiziser:
25-40 mg/m^ diberikan setiap 1 minggu

EfekSamping
Efeksamping utama: Mukositis
Efek samping yang ringan: rambut rontok (sementara), mulut
kering, perasaan lemah dan lelah, kelainan pada kuku tangan
dan kaki, mual muntah ringan dan diare ringan. Depresi
sumsum tuiang (anemia, trombositopenia) dan reaksi kulit,
retensi cairan menyebabkan udema, ascites, efusi pleura dan
perikardium, kenaikan berat badan dan glukoma, susah
bernapas, tenggorok tersumbat, bibir atau wajah
menggembung, memar atau perdarahan, demam, gejala

114 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


infeksi, kerusakan hati, hilang selera, konstipasi, ulkus
duodenum, esofagitis, obstruksi saluran cerna, ileus, kulit
kemerahan, kulit terkelupas, fibrilasi atrium, trombosis vena
dalam, gangguan EKG, emboli paru, sinkop, takikardl,
tromboplebitis, gangguan saraf (neuropati perifer, nyeri,
keblngungan), udema paru akut,gagalginjal.

Sediaan
Ampul 20mg/0,5ml,80mg/2ml

75, FLUOROURASIL

Indlkasi
Penyakit keganasan jenis karslncma pada bidang THT-KL.

Kontra Indikasi
Ulserasi jaringan, hemoragik, wanita hamil dan menyusui.

Perlngatan dan Perhatian


Gangguan fungsl( lamplran), gangguan fungsi ginjal, varisela,
herpes zoster, infeksi, hlpersensitif pada 5FU, radioterapi dan
kemoterapl sebelumnya(dosis harus diturunkan).

Hindari kontak dengan mukosa membran dan mata; reaksi


Inflamasi karena sinar UV yang Intensif, hindari paparan sinar
mataharl yang lama.

Dosis
1000 mg/m^ selama 5 harl berlurut-turut, dikomblnasi dengan
sitostatika jenis lain (sisplatin atau karboplatin) atau radio
terapi
FormiiUiriiim Spesialixiik Ilniu Penyiikit THT-KL 115
Efek Samping
Depresi sumsum tulang, diare, esofagofaringitis, stomatitis
ulserativa,' ulkus saluran cerna, serebelar sindroma akut,
iskemi miokard, sindroma palmar-plantar eritrodisestisea
{handfoot syndrome), pneumopati {batuk, sesak napas),
dermatitis, anoreksia, mual, muntah, iemati, kuiit kering dan
peceh-pecah,aiopesia.
Infiamasi iokai dan reaksi alergik; jarang: eritema multiforme;
timbui reaksi fotosensitifitas selama dan 2 buian sesudah
pengobatan.

Sediaan
Injeksi: 250 mg/5mL{5 ml),500 mL/10mL{10mL},1g/20mL
20mL),5g/100mL(100mL)

76. KARBOPLATIN

IndlkasI
Penyakit keganasan jenis karsinoma pada bidang THT-KL.

Kontralndikasi'
Hipersensitif tertiadap karbopiatin, depresi berat sumsum
tuiang belakang, gangguan ginjal berat, wanita hamil dan
menyusui,tumoryang mengaiami perdarahan.

Peringatan dan Perhatian


Monitor darah perifer dan fungsi ginjal. Lakukan evaluasi
neurologi dan fungsi pendengaran secara berkala. Jarum infus
maupun peralatan infus yang mengandung aiumunium tidak
dapat digunakan, karena karbopiatin dapat berinteraksi

1 ]6 Formularium Spesialislik Ilmu Penyakii THT-KL


dengan alumunium yang mengakibatkan penurunan potensi
obat.

Dosis
400 mg/m^ sebagai infus i.v tunggal selama 15-60 menit. Ulangi
sesudah 4 minggu bebas terapi. Pasien yang sebelumnya
mendapat pengobatan mielosupresi atau lanjut usia, dosis
dapatdikurangi 20-25%.

EfekSamping
Supresi sumsum tulang,leukopenia,trombositopenia, anemia,
mual dan muntah, diare, konstipasi, neuropati perifer, reaksi
alergi, alcpesia, eritema dan nyeri pada tempat injeksi,
gangguan pendengaran pada dosis tinggi.

Sediaan
Injeksi:50 mg/5 mL,150 mg/15 mL,450 mg/45 mL(viai)

77. LEUKOVORiNKALSiUM

IndlkasI
Overdosis antagonis asam foiat (misalnya metotreksat),
anemia megaioblastik.

Kontraindikasi
Anemia pemisiosa atau megaioblastik yang berhubungan
dengan kekurangan vitamin

Peringatan dan Perhatian


Wanlta hamil dan menyusui. Penggunaan kemoterapi
antimetaboiit kanker hams dibawah pengawasan dokter,
monitor kadar metotreksat.
Formutarium SpesiatisHk llniu Penyakit THT-KL 117
Dosis ■ •: i:? i;i V;
Dewasa:ora///.v/i.m 10 mg/m^ hingga tiap 10 dosis. 't-do

EfekSamping <ieoQ
^' Hipersensitivitas.termasukanafilaksisdanurtikaria; '
i I . li-nu^sa
Sediaan • . Mr.r.briorri
Tablet ;15mg vrjvO'ii9rif;n.':'ib:Fqch
Injeksi :50mg/5mL(vial)
eniqfnsg pi9t3

' ' ■ T' .nr.JnMfri neh itu'Ti


78..METOTREKSAT
..•• ■:-j.i-iDnoqnGi.iypneo
Indikasi
Penyakit keganasan pada,bldang THT-KL

Kontra Indikasi
Gangguan hati, infeksi, ibu hamil/menyusul, alkohollsme.
Hipersensitif terhadap komponen obat ini. Kerusakan hati dan
ginjal yang berat, Depresi sumsum tulang yang ,berat
, _ Pemberian dosis tinggi lebih dari 1 g/ml jangan diberikan pada
pasien dengan clearance creatinin 50% dari normal.

Absolut : kehamilan, menyusul, hipersensitif terhadap


metotreksatdan komponennya.

Relatif: kerusakan hati dan ginjal yang berat, depresi sumsum


tulang yang berat; diabetes melitli's; abnormalitas hematoiogi;
penyakit infeksi aktif atau riwayat infeksi serius yang dapat
leraktivasi,sindronia imuriodefiensi heredlteratau akulsita.

118 Formularhm Spesialislik Umu Penyakit THT-KL


Peringatan dan Perhatian
Periksa darah, fungsi hati, fungsi ginjal, hams bebas infeksi.
Bisa mandul,jauhi alkohol. Hams tes terlebih dulu, sebaiknya
tidak melampaui 1,5 g dosis kumulatif. Jangan diberikan pada
penderita gastritis, ulkus, peptikum, collitis. Jangan diberikan
pada gangguan hati dan ginjal, asites dan efiisi pleura. Hams
dimonitor dengan pemenksaan darah lengkap. Clearance
creatinin, BUN,Tesfiingsi hati,elektrolitsemm dan urinalisis.
Dosis
Dosis mingguan tidak melebihi 35 mg.
Test dose 5-10 mg/ minggu, kemudian dilakukan pemeriksaan
darah rutin dan fungsi hati. Jika hasil pemeriksaan baik naikkan
dosis 2,5-5 mg/minggu sampai tercapai dosis rasional tanpa
terjadi toksisitas. Bila efek telah tercapai dosis ditumnkan 2.5
mg/minggu sampai dosis minimal dengan kondisi penyakit
terkontrol.

Dosis kumulatif metotreksat adalah 1,5g. setelah mencapai


dosis tersebut hams dilakukan pemeriksaan darah lengkap
dan dianjurkan biopsi hepar. Terapi rotasi dengan regimen lain
sangatdianjurkan untuk mengurangi toksisitas.

EfekSamping
Hepatotoksik, renai toksik, pansitopenia, Induksi keganasan,
teratogenik, gangguan gastro-intestinal seperti nausea,
anoreksia,diare dan vomitus.

Sediaan
Injeksi: 2,5 mg/mi dan 25 mg/mi

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL 119


79. MITOMICINC

Indikasi
Mencegah pertumbuhan jaringan abnormal.

Kontra Indikasi
Pasien dengan kenisakan fungsi ginjal dan gangguan
pembekuandarah.

Perlngatan dan Perhatian


Kehamiian, menyusui, geriatri {lebih mudah menderita
gangguan ginjai), periksa fungsi ginjal sebelum dan selama
terapi. Penggunaan pada usia lanjut dipertimbangkan
pengurangan dosis (ekstra hati-hati); pada anak tidak
dianjurkan.

Dosis
Dosis awal />:10-20 mg/m^ permukaan tubuh,dosis tambahan
diberikan dengan interval dosis 6-8 minggu atau 2 mg/mVhari
selama 5 hari, diulang setelah 2 hari.

Dosis disesuaikan dengan jumlah leukositdan trombosit


Jumlah leukosit < 2.000/mL:obat tidak boleti diberikan
Jumlah leukosit > 3.000/mL dan trombosit > 75.000/cmL; obat
diberikan kembali

Dosis > 20 mg/m^ permukaan tubuh tidak ieblh efektif justru


meningkatkan toksisitas.

EfekSamping
Depresi sumsum tulang, gangguan fungsi ginjal (Lampiran),

120 Formulahum Spesialislik llmu Penyakil THT-KL


reaksi paruh. Dilaporkan sindroma himolitik uremik fatal pada
beberapa pasien, gangguan saluran cerna, dermatitis,
alopesia, demam, malaise, kardiotoksisitas Garang). Nekrosis
lokal, uiserasi dan selulitis bila ekstravasasi pada tempat
suntikan.

Sediaan
Injeksi: 2 mg, 10 mg

80. PAKLITAKSEL

Indlkasi
Penyakit keganasan pada bidang THT-KL

Kontra indlkasi
Hipersensitif terhadap paklitaksel. Pasien dengan neutropenia
berat,wanita hamil dan menyusui.

Peringatan dan Perhatian


Keamanan dan edukasi penggunaan pada anak-anak belum
jelas. Supresi sumsum tulang dan toksisitas yang terjadi
tergantung pada dosis. Dapat menyebabkan iritasi lokal atau
phlebitis. Tidak dapat diberikan pada pasien dengan kadar
neutrofil < 1500 sel/mm^ Dapat menyebabkan efek
kardiovaskular seperti hipotensi, hipertensi, dan bradikardi
harus dimonitor. Tidak boleh diberikan pada pasien yang
memiliki riwayat reaksi hipersensitif berat. Untuk
menguranginya, dapat diberikan kortikosteroid, difenhidramin,
dan antagonis. Pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap
sengatan lebah meningkatkan terjadinya risiko hipersensitif

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 121


terhadap paklitaksel. Hati-hati pemberian pada pasien yang
mengalami gangguan fungsi hati berat dan hams dilakukan
penyesuaian dosis. Dapat menyebabkan neuropati perifer,

Dosis
Dewasa;175 mg/m^ i.v selama 3jam tiap 3 minggu.

EfekSamping
Hipotensi, bradikardi, neuropati perifer, alopesia, mual,
muntah, diare, mukositis, supresi sumsum tulang,
angioedema, artaigia dan mialgia.

Sedlaan
Injeksi: 30 mg/5 ml,150 mg/25 mL

81. SIKLOFOSFAMID

Siklofosfamid sebagai antineoplasma, a/ky/af/ngagenf(derivat


Nitrogen mustard).

Indikasi
Penyakit keganasan pada bidang THT-KL

Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap siklofosfamid atau komponennya,
kerusakan fungsi sumsum tulang yang parah, trimester
pertama kehamilan,sistitls.

Peringatan dan Perhatian


Siklofosfamid bersifat karsinogenik dan mutagenik potensial
yang dapat mengganggu fertilitas, sterilitas dan cacat bayi.

122 Formulariuni Spesialistik Ilmu Penyaki! THT-KL


Hati-hati penggunaannya pada penderita depresi sumsum
tulang dan gangguan hati dan ginjal yang memerlukan
modifikasi dosis awal. Penumnan dosis awal 33-50% pada
penderita depresi sumsum tulang.

Hidrasi yang adekuat dan asupan cairan yang cukup


diperlukan sebelum dan sesudah pemberian siklofosfamid
untuk mencegah sistitis hemoragik. Hidrasi agresif,
pengosongan kandung kemih segera dan pemberian mesna
dapat menurunkan risiko tetjadinya sistitis hemoragik.

Monitoring darah lengkap, elektrolit serum, BUN, kreatinin


serum, urinalisis serta asupan cairan yang diminum sangat
diperlukan sebelum dan sesudah pemberian obat.

Dosis
Dosis Induksi
i.v :2-8 mg/kg atau 60-250 mg/m%ari

Dosis Pemeliharaan
Lv :10-15 mg/kg (350-550 mg/m^)setiap 7-10 hari
atau 3-5 mg/kg (110-185 mg/m^)2x seminggu
oral :2-5 mg/kg atau 50-150 mg/m^2x seminggu

Efek Samping
Dosis tinggi dapat mengakibatkan leukositopenia,
trombositopenia dan anemia. Neoplasma sekunder, leukemia,
anoreksia, nausea dan muntah,alopesia,interstitial pulmonary
fibrosis6an cardlotoxicity.

Sediaan
Tablet: 25 mg

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 123


Serb inj i.v; 200 mg/vial, ktk 1 vial; 500 mg/vial, ktk 1 vial;
1000 mg/vial

82. SISPLATIN

Sisplatin sebagai antineoplasma,alkylating agent.

Indikasi
Penyakit keganasan jenis karslnoma di bidang THT-KL.

Kontra Indikasi
• Hipersensltif terhadap sisplatin, platinum containing agent
maupun komponen-komponennya, kerusakan ginjal,
pendengaran beratdan myelosupresi.

Peringatan dan Perhatian


Hati-hati penggunaan sisplatin dosis tinggi yang dapat
menyebabkan toksisitas pada ginjal secara kumulatif,
myelosupresi, mual, muntah; toksisitas pada pendengaran:
tinitussampai ketulian.

Penderita harus dilakukan hidrasi yang cukup sebelum dan


sesudah pemberian sisplatin dengan atau tanpa manitol dan
furosemlde untuk meyaklnkan produksi urine yang cukup dan
pencegahan risiko toksisitas pada ginjal. Penurunan dosis
sisplatin pada gangguan ginjal dan bayi kurang 6 bulan.

Monitoring darah lengkap, kreatinin serum, BUN, klirens


kreatinin, elektrolit serum, terutama magnesium, kalium,
kalsium, tes pendengaran,tes fungst hati, tes neurologis serta
produksi urine dan urinalisis.

124 Formularium Spesialislik llmu Penyakit THT-KL


Dosis
75-100 mg/m^ setiap 3 minggu.

Dosis sensitiziser
25-40 mg/m^setiap minggu

EfekSamping
Intoksikasi ginjal, intoksikasi saluran cerna, ototoksisitas,
Intoksikasi fungsi syaraf, hipomagnesemia, hipokalsemia dan
depresi sumsum tulang. Mual, muntah. Juga menyebabkan
nefrotoksis dan neurotoksis

Sediaan
Serb inj 10 mg/vial, ktk 10 via!
Serb inj50 mg/vial, ktk 100 vial

83. VINKRISTIN

Vinkristin sebagai antineopiasma: miotik inhibitor

Indlkasi
Terapi kombinasi pengobatan kanker.

Kontralndikasl
Hipersensitif terhadap vinkristin dan komponennya, Sindroma
CharcotMarieTooth.

Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL 125


Peringatan dan Perhatian
Modifikasi dosis diperlukan pada penderita gangguan hati,
obat neurotoksik, penyakit neuromuskular: hindari terjadinya
ekstravasasi. Laksatif dapat diberikan karena dilaporkan
vinkristin menyebabkan konstipasi, panas, nyeri tenggorokan,
sesaknapas,pendarahan.

Diperlukan hidrasi dan alkalinisasi urln untuk mencegah


nefropati karena asam urat. Monitoring eiektrolit serum
(sodium), tes fungsi hati, pemeriksaan neurologis, darah
lengkap dan asam uratserum.

Dosis
i.v:
Dewasa :0.4-1.4 mg/m^luas permukaan badan
Anak :1.5-2 mg/m^luas permukaan badan

EfekSamping
Hipertensi, hipotensi, infark miokard, neuropati perifer dan
anatomi, sakit kepala, alopesia, rash, mukositis, kram
abdominal, diare, anoreksia, nekrosis atau perforasi intestinal,
konstipasi, paralisis ileus, kehilangan berat badan, amenorea,
poliuria, disuria, retensi urinari, azospermla, supresi sumsum
tulang belakang,demam.

Sedlaan
Injeksi: 1 mg/mL,2mg/2 mL

126 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


LAIN-LAIN

84. ATROPIN SULFAT

Indikasi
Sebagai antikolinergik untuk mengurangi sekresi lendir dan
saluran napas,dan menghambat refleks vagal

Kontra Indikasi
Ileus paralitik,stenosis pilorik

Peringatan dan Perhatian


Down syndrome, anak-anak, kolitis ulserativa, diare,
hlpertiroid, gangguan jantung, hipertensi, refluks
gastroesofageal,demam.

Dosis
Neonatus, bay!,dan anak;
Berat badan < 5 kg; i.m 0,02 mg/kgBB/dosis 30-60 menit pre
operasi kemudian setlap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Penggunaan dosis minimum 0,1 mg pada neonatus < 5 kg
akan menghasilkan dosis > 0,02 mg/kgBB, belum ada
catatan tentang dosis minimum pada keiompok usia ini.

Berat badan > 5 kg ; 0,01-0,02 mg/kgBB/dosis hingga


maksimum 0,4 mg/dosis 30-60 menit preoperasi dosis
minimum0,1 mg.

EfekSamping
Muiut kering, pandangan kabur,fotofobia, kulit kemerahan dan
kering, ruam, kesuiitan miksi.

Formutarium Spesialislik Hmu Penyakil THT-KL 127


Jarang terjadi: aritmia, takikardi, palpitasi, heat prostation dan
kejang, terutama pada anak yang demam,konstipasi, transient
bradikardi (dlikuti dengan takikardi, palpitasi, dan aritmia),
penurunan sekresi bronkus, retensi urin, midriasis dengan
kesulitan akomodasi, mual, muntah, pusing.

Sediaan
Injeksi: 0,25 mg/mL,1 mg/mL

85. KARBOGLISERIN10%

Indikasi
Pelunak kotoran telinga(serumen)

Peringatan dan Perhatian


Hatl-hati bila digunakan pada penderita dengan perforasi
membrantimpanik

Dosis
3 kali 5tetes sehari,selama 3-5 hari

Sediaan
Tetes telinga 10%(botol 5 mL)

86. LARUTANNaCilSOTONIS

Indikasi
Digunakan untuk cud hidung, melembabkan membran nasal
yang kering dan meradang karena pilek, alergi, kelembaban
yang rendah, perdarahan hidung minor dan iritasi hidung minor
lainnya.
128 Formularium Spesialisiik Ilmu Penyakit THT-KL
Peringatan dan Perhatian
Jangan digunakan untuk orang lain, untuk mencegah
penyebaran infeksi. Jauhkan darijangkauan anak-anak.

Dosis
Anak dan bay! >1 bulan keatas: teteskan 1-2 tetes pada
masing-masing iubang hidung atau sesuai petunjuk dokter,
dapatdiuiang beberapa saat kemudian.

Sediaan
Semprot hidung: NaCI 6,5 mg (30 mL)

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 129


LAMPIRAN

GANGGUAN FUNGSI HATI

Gangguan fungsi hati dapat mengubah respon terhadap obat.


Kemampuan mengeleminasi obat dapat berkorelasi atau tidak
berkorelasi dengan kemampuan sintetik senyawa-senyawa seperti
albumin atau clotting factor, yang memiliki kecenderungan menurun
seperti penurunan fungsi hati. Tidak seperti pada gangguan fungsi
ginjal, dimana estimasi fungsi ginjal berdasarkan creatinine
clearance, fungsi ginjal berkaitan dengan parameter-parameter
eliminasi obat seperti clearance dan waktu paruh, tes fungsi hati
rutin tidak menggambarkan fungsi hati yang sebenamya tetapi lebih
menandai kerusakan sel hati.

Perubahan respon terhadap obat pada gangguan fungsi hati dapat


menyebabkan beberapa perubahan sebagai berikut;
• Gangguan kapasitas eliminasi intrinsik hepatik (metabolisme)
karena berkurang atau rusaknya fungsi hepatosit.
• Gangguan eliminasi empedu karena penyumbatan empedu
atau transport abnormal (contoh rifampisin diekskresi dalam
empedu dan dapat terakumulasi pada paslen denganjaundice
obstructive intrahepatik atau ekstrahepatik.
• Gangguan aliran darah hepatik karena sirkulasi kolateral atau
perfusi yang buruk dengan sirosis dan hipertensi portal.
• Perubahan volume distribusi obat karena penlngkatan calran
ekstraseluler(ascltes,oedema)dan penurunan masa otot.
• Penurunan Ikatan protein dan peningkatan toksisitas obat
yang terikat pada protein (contoh fenitoin) karena gangguan
produksi albumin.

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL 131


• Peningkatan bioavailibilitas melalui penurunan metabolisme
tingkatpertama.
• Penurunan bioavailibiltas karena malabsorpsi lemak pada
gangguan fungsi hati kolestatis.
Pada gangguan fungsi ginjal yang berat, penurunan sensitifitas
terhadap efek beberapa obat dapat menyebabkan gangguan fungsi
cerebral dan dapat mempercepat hepatic encephalopathy(contoh
morfin). Oedema dan ascites pada gangguan fungsi hati kronik
dapat dieksaserbasi oleh obat yang dapat menyebabkan retensi
cairan (contoh asam asetiisalisilat, ibuprofen, prednisolon,
deksametason).

Pada umumnya obat dimetabolisme tanpa merusak liver. Sebagian


besar obat menyebabkan hepatotoksisitas berkaitan dengan dosis.
Namun, sebagian besar reaksi hepatotoksik terhadap obat jarang
terjadi dan tidak dapat diperkirakan. Pada pasien dengan gangguan
fungsi hati, reaksi hepatotoksisitas dapat terjadi pada dosis rendah,
reaksinya tidak dapat diperkirakan dan sering terjadi.
Amoxicillin + Monitoring fungsi liver pada pasien
Clavulanic acid dengan gangguan fungsi hati.
Dflaporkan terjadi jaundice
cholestatic selama atau segera
setelah pengobatan; lebih sering
terjadi pada pasien laki-laki dengan
usia di atas 65 tahun; lamanya
pengobatan tkJak boleh lebih dari 14
hari.
Azitromycin : Hindari;dilaporkan terjadi ^undibe
Ceftriaxon Kurangi dosis dan monitoring
konsentrasi plasma pada pasien
gangguan fungsi hati dan fungsi
ginjal berat.
132 Formularium Spesialistik Ilmu Penyddt THT-KL
Chlorpromazine Dapat menimbulkan koma;
hepatotoksik
Clomifene Hindari pada pasien gangguan hat!
berat
Cydophosphamid Kurangi dosis
Doksorubisin Kurangi dosis berdasarkan
konsentrasi bilimbin
Ergometrin Hindari pada pasien gangguan hati
berat
Eritromisin Dapat menyebabkan hepatotoksik
idiosinkratik
Etinilestradid Hindari pada pasien gangguan hati
Flukonazol Toksisitas berkaitan dengan obat
Fluorouradl Cantumkan pada peringatan dan
perhatian
Griseofulvin Hindari pada pasien gangguan hati
berat
Heparin Kurangi dosis pada pasien
gangguan hati berat
Isoniazid Monitoring secara teratur flingsi iiver
dan pada 2 buian pertama
Levonorgestrel Hindari pada pasien gangguan
flingsi hati aktif dan riwayat pruritus
dan kolestatis selama kehamilan
Magnesium sulfat Hindari pada pasien koma hepatik
apabila terjadi risiko gagai ginjal
Medroksiprogesteron Hindari pada pasien gangguan
fungsi hati aktif dan riwayat pruritus
dan kolestatis selama kehamilan

Metfbrmin Hentikan pengobatan apabila terjadi


hipoksiajaringan

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 133


Methotrexate Toksisifas berkaitan dengan dosis,
hindari pada kondisi non-malignan
(contoh: rematikcf/sorafe/)
Metokbpramid Kurangi dosis
Morfin hindari atau kurangi dosis. dapat
menlmbuikan koma
Nifedipin Kurangi dosis
Parasetamd Toksisitas berkaitan dengan dosis,
hindari dosis besar
Prometazin Hindan karena dapat menimbuikan
koma pada pasien gangguan tungsi
hati berat; hepatotoksik
Propranolol Kurangi dosis oral
Pyrazinamid Hindari karena dapat menimbuikan
hepatotoksik idiosinkratik
Rifiampisin Kegagaian eiiminasi; dapat
meningkatkan reaksi
hepatotoksisitas; hbdari atau dosis
tidak iebih dari 8 mg/kg BB/hari

134 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


GANGGUAN FUNGSI GINJAL

Fungsi ginjal yang berkurang dapat menyebabkan masalah pada


terapiobatdenganalasan :
1. Gagai mengekskresi suatu obat atau metabolit yang
menghasilkantoksisitas
2. sensitifitas beberapa obat meningkat jika eliminasi ginjal tidak
terganggu.
3. Tcleransi pada efek samping dapatterganggu
4. Manfaat beberapa obatdapatdikurangi

Dosis beberapa obat harus diatur pada pasien dengan gangguan


fungsi ginjal untuk menghindari reaksl efek samping dan menjamin
manfaat.

Tingkat fungsi ginjal pada dosIs obat hams dikurangi, tergantung


bagaimana toksisitasnya dan apakah di eliminasi seluruhnya oleh
ekskresi ginjal atau bagian dari metaboiisme untuk menginaktif
metabolit.

Pada umumnya semua pasien dengan gangguan fungsi ginjal di


beri dosis awal yang sama dengan dosIs lazim utuk pasien dengan
fungsi ginjal normal. Dosis pemellharaan diatur pada kondisi kllnls.
DosIs pemeliharaan suatu obat dapat dikurangi, dengan
mengurangi dosis indlvidu menlnggalkam Interval normal diantara
dosis tanpa mengubah dosis. Metode Interval luas dapat memberi
keuntungan dan menurunkan biaya, dengan metode pengurangan
dosis memberikan konsentrasi plasma lebih konstan.
Tabel obat berikut tertera secara alfabetis:
Tabel ini hanya memuat daftar obat yang mempunyai Informasi
speslfik. Banyak obat-obatan yang digunakan yang dapat

Formularium Spesialislik llmti Penyakil THT-KL 135


menyebabkan gangguan fiingsi ginjal, tetapi tidak dianjurkan
secara spesifik pada pengaturan dosis, panting juga untuk
pemberian obatsecara individu. Rekomendasi yang diberikan untuk
beberapa level fungsi ginjal sebagai GFR (Glomerular Filtration
Rate),tiiasanya diukurdengan pembersihan kreatinin.
Konsentrasi serum kreatinin dapat digunakan dari pada sebagai
pengukur fungsi gingal, tapi hanya merupakan sutu panduan kasar
kecuali kalau benar terhadap umur,jenis kelamin dan berat melalui
nomogram special.

Gangguan fungsi ginjal dibagi dalam 3tingkat:


Ringan :6 FR 20-50 ml/menit atau kira-kira kreatinin serum
150-300 pmol/liter
Sedang :6 FR 10-20 ml/menit atau kreatinin serum 300-700
pmol/liter
Berat : GFR < 10 ml/menit atau kreatinin serum > 700
|jmol/liter

Pada waktu mengunakan panduan dosis berikut ini harus


mempertimbangkan:
Resep obatdijaga sampai minimal
Obat nefrotoksis jika mungkin digunakan, hindari terhadap
semua pasien dengan penyakit ginjal karena nefrotoksisitas
lebih memungkinkan menjadi serius
Sebaiknya menentukan fungsi ginjal tidak hanya sebelumnya
tapi juga selama periode pengobatan dan dosis pemeliharaan
diaturjika diperlukan atau sesuai kebutuhan
Dosis Tingkat Keterangan
penyakit

Aciclovir Ringan Kurangi dosis intravena


Amcsddllin Berat Kurangi dosis, Ruam lebih
sering terjadi
136 Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL
Amoxicillin + Sedang Kurangi dosis
Clavulanat sampai
berat
Amphotericin B Ringan Hanya digunakan jika tidak ada
attematif, neprotoksis mungkin
dapat dikurangi dengan
menggunakan seluruhnya
Ampicillin Berat Kurangi dosis, umumnya teijadi
ruam

Atenolol Sedang Kurangi dosis (ekskresi tidak


berubah)
Azithromycin Sedang Gunakan dengan hati-hati tidak
sampai ada informasi yang berarti
berat
Benzatin Berat Neurotoksis - dosis tinggi dapat
BenzylpenicillDi menyebabkan konvuisi
Benzylpenicillin Berat Maksimum 6 g sehari,
Neurotoksis - dosis tinggi dapat
menyebabkan konvuisi
Bleomycin Sedang Kurangi dosis
Ceftazidime Ringan Kurangi dosis
Ceftriaxone Sedang Maksimum 2 g sehari, monitor
darah tepi jika teijadi gangguan
tungsi ginjal dan hati
Choroquine Ringan Kurangi dosis jika reumatik
sampai
sedang
Chlorpromazine Berat Mulai dengan dosis kecO,
penambahan sensitiHtas
serebral
Cisplatin Ringan Hindari jika mungkin; Nefrotoksis
dan neurotoksis

Formularium SpesialLstik Ilmu Penyakit THT-KL 137


Cydophospamide Ringan Kurangi dosis
sampai
sedang
Ergometrine Berat Produsen menganjurkan untuk
menghindari
Erythromicin Berat Maksimum 1,5 g sehari
(ototoksis)
Ethambutol Ringan Kurangi dosis; monitor kadar
ethambutol jika kreatinin < 30
mi/menit
Fluconazole Ringan Biasanya dosis awai setengah
sampai dari dosis berikutnya
sedang
Flueytosine Kurangi dosis dan monitor kadar
flucytosine - lihat literatur
Heparin Berat Risiko bertambahnya
perdarahan
Isoniazid Berat Maksimum 200 mg sehari;
periferneuropati
Magnesium Sedang Hindari atau kurangi dosis;
sulfate bertambahnya risiko toksisitas
Metformin Ringan Hindari; bertambahnya risiko
asidossis lactic
Methotrexate Ringan Kurangi dosis: akumulasi:
nefrotoksis
Metocbprajde Berat Hindari atau gunakan dosis kedl
: bertambahnya risiko dari reaksi
ekstrapiramidal
Morphine Sedang Kurangi dosis atau Hindari:
sampai meningkatkan dan
berat memperpanjang efek;
bertambahnya sensitifitas
serebral

138 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


Penicillamine Ringan Hindari jika mungkin atau
kurangi dosis; nefrotoksis
Procaine Berat Neurotoksis - dosis tkiggi dapat
benzylpeniciflin menyebabkan kotwuisi
Propanolol Berat Mulai dengan dosis kecil; oral
kadar plasma tinggi; mengurangi
perdarahan ginjai dan efek
fungsi ginjai yang kurang balk
Qunine Sedang Kurangi dosis parenteral untuk
pengobatan malaria

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 139


KEHAMILAN

Selama kehamilan, baik ibu maupun janin membentuk unit


fungsional yang saling berkaitan {non-separable functional unit).
Kesehatan sang ibu (maternal well-being) merupakan prasyarat
absolut untuk berfungsi dan berkembang optimal dari keduanya.
Konsekuensinya, adalah penting untuk mengobati ibu kapanpun
diperlukan sementara melindungi janin {the unborn) pada tingkat
yang paling memungkinkan.

Obat-obat dapat mempunyai efek membahayakan terhadap janin


setiap saat selama kehamilan. Mai ini penting untuk diingat bila
memberikan obat pada wanita usia subur {childbearing age).
Bagaimanapun, kekhawatiran yang tidak rasional terhadap
penggunaan obat selama kehamilan juga berbahaya. Termasuk
untreated illness, impaired maternal compliance, pengobatan
suboptimal dan gagal pengobatan.

Pendekatan seperti itu dapat menentukan risiko terhadap maternal


well-being, dan dapat juga mempengaruhi Ihe unborn child".
Penting untuk mengetahui risiko latarbelakang {the background
risk) dalam konteks prevalensi obat-obat yang menginduksi efek
negatifpada kehamilan. Malformasi kongenital major terjadi pada 2
-4% bayi lahir hidup. Dari seluruh diagnosa kehamilan,sebanyak
15% akan mengalami letai loss". Penyebabnya baru sedikit
diketahui.

Selama trimester pertama obat-obatan dapat menyebabkan


malformasi kongenital (teratogenesis), dan risiko terbesar terjadi
mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-8 kehamilan. Selama
trimester ke-2 dan ke-3 obat dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan fungsional janin, atau mempunyai efek toksik

140 Fonnulanum Spesialislik llniu Penyakit THT-KL


padajaringan fetal. Obat-obatyang digunakan tidak lama sebelum
keiahiran atau saat melahirkan dapat menyebabkan efek samping
pada proses keiahiran atau pada bayl setelah keiahiran. Beberapa
obat secara konklusif telah menunjukkan sifat teratogenik pada
manusia tetapi tidak satupun obat yang betul-betui aman untuk awal
kehamilan.

PERESEPANPADAKEHAMILAN

Sebelum merencanakan kehamilan sebaiknya dllakukan konseling,


termasuk diskusi tentang risiko penggunaan obat tertentu, obat
tradlslonal dan ketergantungan terhadap rokok dan alkohol.
Suplemen asam folat sebaiknya diberikan selama proses
perencanaan kehamilan karena penggunaan asam folat secara
perikonseptual dapat menurunkan neuraltube defects.

Pemberian obat pada kehamilan hanya jika manfaat yang


diharapkan terhadap sang ibu lebih besar daripada risiko terhadap
janin. Sebisa mungkin hindari pemberian obat pada trimester awal.
Obat-obat yang digunakan secara ekstensif pada kehamilan dan
yang biasanya tampak aman sebaiknya diberikan seperti obat baru
atau yang belum diujicoba, dan diberikan dalam dosis efektif
terkecll.

Tabel berlkut Ini mencantumkan obat-obat yang mempunyai efek


berbahaya pada kehamilan dan mengindikasikan trimester yang
berisiko. Tabel tersebut dibuat berdasarkan data pada manusia
tetapi untuk obat-obatan terbaru sudah dicantumkan informasi dari
studi pada hewan yang bila tidak dicantumkan dapat menyesatkan
{its omission might be misleading).

Obat yang tidak dalam Tabel dibawah inl tidak berarti obat tersebut
aman.

Formularium Spesialisiik llmu Penyakit THT-KL 141


Tabel. Obat-obat yang haais dihindari atau digunakan dengan hati-
hati pada kehamilan.

Dactinomycin Hindaii (teratogenik pada studi


hewan)
Acidovir Hdak diketatiul menyebabkan
batiaya;
Absorpsi terbatas dari sediaan topikal
Atenolol Dapat menyebabkan restnksi
pertumbuhan intrauterin, hipoglikemia
neonatal, dan bradikardia;
Risiko leblh besar pada pasien
hipertensi berat
Betamethasone Manfaat pengobatan, misalnya pada
asma, melebitii risikonya
Bleomicin Hindari (teratogenik dan karsinogenik
pada studi hewan)
Ceftazidim Tidakdiketahui menyebabkan bahaya
Cisplatin Hindaii (teratogenik dan toksik pada
studi hewan)
Clomifien citrate Efek pada perkembangan janin
Dexamethason Manfaat pengobatan, misalnya pada
asma, melebihi risikonya;
Risiko retardasi pertumbuhan
intrauterin pada penggunaan jangka
panjang atau pengobatan sistemik
berulang;
Kortikosteroid diperlukan oleh ibu
saat melahirkan;
Monitor seksama bila teijadl retensi
calran

142 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakil THT-KL


Dexamethason Manfaat pengobatan, misalnya pada
asma, melebihi risikonya;
Risiko retardasi pertumbuhan
intrauterin pada penggunaan jangka
panjang atau pengobatan sistemik
berulang;
Kortikostercid diperlukan oleh ibu
saat melahirkan;
Monitor seksama bila terjadi retensi
cairan
Doxorubidn Hindari (teratogenik dan tokslk pada
stud! hewan);
bersama dengan produk liposomal,
d^erlukan kontrasepsi yang efektif
selama pengobatan dan untuk paling
tidak 6 bulan setelah pemberian obat
pada pria atau wanita)
Eritromicin Tidak diketahui menyebabkan batiaya
Ethambutol Tidak diketahui menyebabkan bahaya
Fluorauracyl(5FU) Hindari (teratogenik)
FenoksimetilpenisOin Tidak diketahui menyebabkan bahaya
GriseofuMn Hindari (fetotoksik dan teratogenik
pada studi hewan);
kontrasepsi yang efektif diperlukan
seiama pengobatan dan untuk paling
tidak 1 tiuian seteiah pemberian obat
(Penting: efektivitas kontrasepsi oral
menurun)

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 143


Heparin Socium Semuatrmester:
Diiaporkan osteoporosis setelah
penggunaan jangka panjang
Via! multidosis mungkin mengandung
benz3 alkohol - dianjurkan untuk
dihindari
Isoniazid Tidakdiketahui menyebabkan bahaya
Calcium Folinate Dianjurkan untuk dgunakan hanya
bila manfaatnya melebihi risikonya
Quinene Trimester pertama:
Dosis tinggi bersifatteratogenik;
tetapi pada malaria manfiaat
pengobatan melebihi risikonya
Chloroquin Trimester pertama dan ke-3:
Manfaat pada pencegahan dan
pengobatan malaria melebihi
risikonya
Chlcrprcmazine Trimester ke-3:
efek ekstrapiramidal pada neonatus
kadang-kadang diiaporkan.
Metfbrmin Semua trimester: Hindari;
Insulin secara normal disubstitusi
pada semua pasien diabetik

Metochlopramid Tidakdiketahui menyebabkan bahaya


Metotrexate Hindari (teratogenik; dapat
menurunkan fertilitas selama terapi
tetapi mungkin reversibel);
Diperlukan kontrasepsi yang efektif
selama pengobatan dan untuk paling
tidak 6 bulan s^elah pemberian cbat
pada pria atau wanita

144 Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL


Morphine Trimester ke-3:
Depresses neonatal respiratbn\
efek putus olsat pada neonatus dari
IIdu yang ketergantungan; gastric
stasis dan risiko Inhalation
pneumonia pada ibu saatmelahirkan
Nifedipin Dapat menghambat kelahiran;
Beberapa senyawa dOiidropiridin
bersifat teratogenik pada studi
hewan, tetapi risiko teiiiadap fetus
sebaiknya dilmbangi dengan risiko
hipertensi matemal tak terkontrol
Nystatin Tidak ada informasi, tetapi absorpsi
pada saluran cerna dapat diabaikan
Levonorgestrel Pada kontrasepsi oral, evidens
epidemiologi menunjukkan tidak ada
efek mambahayakan terhadap janin
Norplant Pada kontrasepsi oral, evidens
epidemiologi menunjukkan tidak ada
efek mambahayakan terhadap janin
Parasetamd Tidak diketahui menyebabkan bahaya
Pi! KB Evidens epidemiologi menunjukkan
tidak ada efek membahayakan
terhadap janin
Pirazinajnid Digunal^n hanya bila manfaatnya
melet»hi risikonya.
Podofilin 20% Semua trimester: Hindari
Dilaporkan kematian neonatal dan
teratogenesis

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 145


Propranolol Dapat menyebabkan restriksi
pertumbuhan intrauterin, hipoglikemia
neonatal, dan bradikardia;
Risiko lebih besar pada pasien
hipertensi berat
Rifampisin Trimester pertama:
Dosis sangat tinggi berslfat
teratogenik pada studi hewan
Siklofosfamid Hindari (kontrasepsi yang efektif
diperlukan selama pengobatan dan
untuk paling tidak 3 bulan setelah
pemberian obat pada pria atau
wanita)
Sulfiadoksin Pada malaria, manfaat pencegahan
Pirimetamin dan pengobatan melebihi risikonya.
Trimester pertama:
Kemungkinan risiko teratogenik
(pirimetamin merupakan antagonis
folat)
Trmester ke-3:
hemolisis dan methemoglobinemia
neonatal.
Kekhawatiran akan teijadinya
peningkatan risiko kemicterus pada
neonatus nampaknya tidak teijadi
Vinblastine Hindari (pengalaman terbatas
menunjukkan bahaya terhadap janin;
teratogenik pada studi hewan)
Vincristine Hindari (teratogenik dan fetal loss
pada studi hewan)

146 Formularium Spesialistik llmu Penyakit THT-KL


MENYUSUI

Pemberian beberapa obat (contoh ergotamin) pada wanita


menyusui dapat membahayakan bayi. Beberapa obat dapat
menghambat laktasi(contoh estrogen).
Toksisitas terhadap bayi dapat terjadi apabila obat diekskresi ke
dalam AS! dalam jumlah yang signifikan. KonsentrasI obat dalam
AS! (contoh iodida) dapat meningkat pada plasma ibu menyusui
sehingga dosis terapi pada ibu menyusui dapat menimbulkan
toksisitas terhadap bayi, Beberapa obat dapat menghambat reflex
sucking pada bayi (contoh fenobarbital). Obat-obat yang dieksresi
ke dalam ASI dapat menimbulkan hipersensitifitas terhadap bayi
meskipun konsentrasinya sangat rendah untuk menimbulkan efek
farmakologi.
Aciclovir Jumlah yang signifikan dalam ASI
setelah pemberian sistemik namun
relatifaman
Amoksisiiin Dalam jumlah kecil terdapat dalam
ASI; aman pada dosis lazim;
l^ukan monitoring terhadap bayi
Amoksisilin + Dalam jumlah kecil terdapat dalam
Clavulanic acid ASI
Ampicitlin Dalam jumlah kecil terdapat dalam
ASI; aman pada dosis lazim;
lakukan monitoring terhadap bayi
Atenolol Jumlah yang signifikan dalam ASI;
aman pada dosis lazim; lakukan
monitoring terhadap bayi
Azitromicyn Tldakadainfbrmasi yang tersedia
Benzathin Dalam jumlah kecil terdapat dalam
benzilpenicillin ASI; aman pada dosis lazim;
lakukan monitoring terhadap bayi

Formularium Spesialistik Ilmu PenvakU THT-KL 147


BenzilpeniciDin Dalam jumlah kedl terdapat dalam
ASi; aman pada dosis lazim;
lakukan monitoring teriiadap liayi
Betamethason Efek sistemik pada bay] tidak sama
dengan dosis ibu, tidak equivalent
dengan prednisolon 40 mg sehari;
monitor fungsi adrenal bay! pada
pemberian dosis tinggi
Bleomisin Kontraindikasi pada menyusui
Ceftazidim Dalam jumlah kecil dieksresi dalam
ASI; aman pada dosis lazim;
lakukan monitoring terhadap bayi
Ceflriaxon Dalam jumlah kecil dieksresi dalam
ASI; aman pada dosis lazim;
lakukan monitoring terhadap bayi
Chloroquin Untuk pencegahan anemia, dalam
jumlah sangat kecil sudah
berbahaya; tidak adequate untuk
pengobatan malaria; hindari
menyusui ketika digunakan untuk
penyakit rheumatik
Chlorpromazne Lanjutkan menyusui; kemungklnan
menlmbulkan efek samping; lakukan
monitoring terhadap kemungkinan
mengantuk pada bayi
Clomifene Menghambat laktasi
Siidofbsphamid Kontraindikasi pada menyusui
Dactinomycin Kontraindikasi pada menyusui
Deksametason Efek sistemik pada bayi tidak sama
dengan dosis ibu, tidak equivalent
dengan prednisolon 40 mg sehari;
monitor fungsi adrenal bayi pada
pemberian dosis tinggi
148 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL
Doksorubisin Kontraindikasi pada menyusui
Ergocalceferol Hati-hati pada dosis tinggi; dapat
menyebabkan hiperkalsemia pada
bayi
Eritromisin Hanya jumlah kecil yang
diekskresikan ke dalam ASI; aman
pada dosis lazim; lakukan
monltorjng terhadap bayi
Etambutol Dalam jumlah sangat kec3 sudah
berbahaya
Etinilestradiol Gunakan metode kontrasepsi
altematif; dapat menghambatlaktasi
Etoposid Kontraindikasi pada menyusui
Flukonazol Diekskresi di ASI; aman pada dosis
lazim; lakukan monitoring terhadap
bayi
Flusitosin Produsen menganjurkan untuk
dihindari
Fluorouracil Hentikan menyusui
Isoniazid Lakukan monitoring toksisitas
terhadap bayi; risiko timbulnya
konvuisi dan neurophaty,
Levonorgestrel Gunakan metode kontrasepsi
altematif; dapat menghambatlaktasi
Medroksiprogesteron Diekskresikan ke dalam ASI; tidak
ada efek samping yamg cGlaporkan
(sebaiknya mulai diinjeksi
kontrasepsi 6 minggu setelah
kelahiran atau lebih);
Metformin Diekskresi di ASI tetapi aman pada
dosis lazim; lakukan monitoring
terhadap bayi

Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL 149


Metotreksat KontraincBkasi pada menyusui
Metoklopramid Diekskresikan ke dalam ASI;
kemungkinan menimbulkan efek
samping: lakukan monitoring efek
samping pada bay]
Morfin Aman pada dosis lazim; lakukan
monitoring terhadap bayl
Nifedipin Diekreslkan ke dalam ASI dalam
jumlah kec3; lanjutkan menyusui;
lakukan monitoring terhadap bayl
Noretisteron KomblnasI oral kontrasepsi dapat
menghambat laktasi, gunakan
metode kontrasepsi altematif hingga
berhenti menyusui atau selama 6
bulan setelah melahlrkan;
progestogen adalah satu-satunya
kontrasepsi yang tictek
mempengaruhl laktasi (sebaiknya
mulal dinjeksl kontrasepsi 6 minggu
setelah kelahlran atau leblh)
Nistatin Tidak ada InfbrmasI yamg tersedia;
tetapi absorpsi dari saluran cema
tIdak berarti
Parasetamd Diekreslkan ke dalam ASI dalam
jumlah kedl; aman dalam dosIs
lazIm; lakukan monitoring terhadap
bay!
Primaquin Hindari; risiko hemolisis pada bayl
yang menderita defislensi G6PD
Promethazin Aman pada dosis lazim; lakukan
monitoring terhadap kemungkinan
mengantuk pada bayl

150 Formularium Spesialistik Ilmu Penyakit THT-KL


PropranobI Diekskresi ke dalam ASI; aman
pada dosis lazim; lakukan
monitoring terhadap bay!
Pyrazinamid Dalam jumlah sangat kecO sudah
berbahaya
Retinol Risiko toksisitas secara teori pada
bay! yang ibunya menggunakan
dosis tinggi
Rifampisin Dalam jumlah sangat kedl sudah
berbahaya
Thiamin Ibu yang menderita defisiensi
thiamin berat seharusnya
menghindari menyusui karena
ekskresi metil glioksal dalam ASI
Vinblastin Kontraindikasl pada menyusui
Vinkristin Kontraindikasi pada menyusui

Formularium Spesialislik Ilmu Penyakit THT-KL 151

Anda mungkin juga menyukai