LANJUT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut
Harapan
Hipertensi
Pada usia lanjut
prevalensi gagal
jantung dan stroke
tinggi.
pengobatan
hipertensi yang
optimal
A. Definisi
The Joint National Community on Preventation
Detection evaluation and treatment of High Blood
Preassure
WHO dengan International Society of Hipertention
Hipertensi sekunder
Terjadinya tekanan darah tinggi akibat penyakit tertentu.
Merupakan 10-20% dari semua hipertensi.
Penyebab hipertensi sekunder :
1. Penyakit ginjal
2. Penyakit endokrin
3. Koarktasio aorta
4. Hipertensi pada kehamilan
5. Stress akut
6. Volume intravaskuler meningkat
7. Penyakit neurologi
C. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 :
Klasifikasi hipertensi menurut WHO :
Krisis hipertensi :
Genetik/Keturu
nan
Faktor resiko yang dapat di kontrol :
Kurang olah
Obesitas Merokok
raga
Konsumsi kopi
berlebih
Konsumsi garam
Kosumsi alkohol Stres
berlebih
E. Patofisiologi
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah
berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya
hipertensi :
F. Tanda dan gejala
Lakukan
Ukur
Ambil
pengukuran
Pada usia lanjut terdapat beberapa keadaan yang
menjadi masalah saat pengukuran tekanan darah :
aterosklerosis
Pseudohipertensi
Saat
Pembuluh
Tekanan
Pemeriksaan penunjang lain sbg tanda, faktor resiko,
komplikasi/prognosis dari hipertensi :
a. Hemoglobin/Hematokrit
b. Blood ureum nitrogen
c. Glukosa
d. Kalium dan kalsium serum
e. Kolesterol
f. Pemeriksaan tiroid
g. Kadar aldosteron urin/serum
h. Urinalisa
i. Asam urat
j. Steroid urin
k. IVP
l. Foto dada
m. CT scan
n. EKG
H. Komplikasi
Hipertensi Kematian Penyakit jantung
a. Komplikasi pada sistem kardiovaskular
b. Efek neurologik
Sakit kepala
daerah
oksipital Vertigo,
Infark serebri
tinitus
Oklusi
vaskular
I. Penatalaksanaan Hipertensi pada usia lanjut
Prinsip penatalaksanaan hipertensi
2. Interaksi obat
1. Ketidakpatuhan penderita
3. Obesitas
5. Interaksi obat
6. Kontrasepsi oral
8. Hipertensi sekunder
BP SBP DBP (mmHg) Lifestyle Initial Drug Therapy
Classification (mmHg) * * Modification Without Compelling With
Indication Compelling
Indication
Normal < 120 and < 80 Encourage
Prehypertensio 120-139 or 80-89 Yes No antihypertensive Drug(s) for
n indicated compelling
indications.
Stage I 140-159 or 90-99 Yes Thiazide-type Drug(s) for the
Hypertension diuretics for most. compelling
May consider ACEI , indications.
ARB, BB , CCB or Other
combination. antihypertensiv
Stage II 160 100 Yes Two-drug combination e drugs
Hypertension for most
(usually (diuretics, ACEI,
thiazide-type diuretic ARB, BB, CCB)
and ACEI or ARB or as needed.
BB or CCB)
* Treatment determined by highest BP category.
Initial combined therapy should be used cautiously
in those at risk for orthostatic hypotension.
Treat patients with chronic kidney disease or
diabetes or BP goal < 130/80 mmHg
Konsep Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan untuk hipertensi dibagi menjadi :
1. Non Farmakologis atau modifikasi gaya hidup.
2. Farmakologis
1. Non farmakologis atau modifikasi gaya hidup meliputi:
IMT 27
Membatasi alkohol.
Na , atau 6 g NaCl/hari)
Mempertahankan asupan kalium (90 mmol/hari),
makanan
Modification Recommendation Approximate SBP Reduction (Range)
Weight reduction Maintain normal body weight (BMI 5-20 mmHg / 10 kg weight loss
18,5 24,9 kg/m2)
Adopt DASH eating plan Consume a diet rich in fruits, 8-14 mmHg
vegetables and low fat dairy products
with a reduced content of saturated
and total fat
Dietary sodium reduction Reduced dietary sodium intake to no 2-8 mmHg
more than 100 mmol per day (2,4 g
sodium or 6 g sodium chloride)
Physical activity Engage in regular aerobic physical 4-9 mmHg
activity such as brisk walking (at least
30 min per day, most days of the
week)
Moderation of alcohol consumption Limit consumption to no more than 2 2-4 mmHg
drinks (1 oz or 30 ml ethanol; e.g. 24
oz beer, 10 oz wine, or 3 oz 80-proof
whiskey) per day in most men and to
no more thsn 1 drink per day in
women and lighter weight persons
DASH, Dietary Approaches to Stop Hypertension
* For overall cardiovascular risk reduction, stop smoking.
The effects of implementing these modifications are
dose and time dependent, and could be greater for some
individuals.
2. Farmakologis
Obat-obat antihipertensi :
a) Diuretik
Cara kerja : meningkatkan ekskres natrium, klorida dan air
menurunkan cairan plasma dan ekstrasel
guanfasin
c). Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah relaksasi
otot polos penurunan resistensi pembuluh darah
natrium nitroprusid, hidralazin, doksazosin, prazosin,
minoksidil, diaksozid.
efek samping : hipotensi ortostatik.
d). Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
Menghambat sistem renin-angiotensin, menstimulasi
sintesis prostaglandin dan juga mengurangi aktivitas
saraf simpatis
Captopril, diberikan 1 jam sebelum makan. Pada
gagal ginjal dosis dikurangi.
Efek samping : batuk kering , eritema, gangguan
pengecap, proteinuria, gagal ginjal dan
agranulositosis.
e). Antagonis Kalsium
mengurangi tekanan darah vasodilatasi perifer yang
berkaitan dengan refleks takikardi dan retensi cairan.
nifedipin, nikardipin, felodipin, amilodipin, verapamil
dan diltiazem.
F). Antagonis Reseptor Angiotensin II (AIIRA / ARB)
tidak mempengaruhi produksi Angiotensin II tetapi
memblok di tempat kerja pada organ target.
Kelebihannya tidak menimbulkan batuk karena tidak
mempengaruhi metabolisme bradikinin.
Prinsip pemberian obat anti hipertensi pada lansia :
Dimulai dengan 1 macam obat dengan dosis kecil
(START LOW GO SLOW)
Penurunan tekanan darah perlahan
Regimen obat harus sederhana dan dosis sebaiknya
sekali sehari
Antisipasi efek samping obat-obat antihipertensi
Pemantauan tekanan darah untuk evaluasi efektivitas
pengobatan
Setelah tercapai target maka pemberian obat harus
disesuaikan kembali untuk maintenance
pasien
Pemberian antihipertensi pada lansia harus hati-hati karena
pada lansia terdapat :