Disusun oleh :
Natasha kiranie lubay (211030121755)
Novi Tia Pramisti (211030121765)
Nurika Amalia (211030121777)
Pebriyanti (211030121560)
Riska Kartika (211030121764)
Risky Jubaidilah (211030121766)
ANTIHIPERTENSI
DEFINISI
Adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini bertahan. Dalam keadaan
normal tekanan sistolik 140 mmHg sedangkan tekanan diastolic Daerah batas yang harus diamati
adalah bila sistolik 140-149 mmHg dan 90 mmHg - 94 mmHg
I. Terapi yang dilakukan :
Penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi dan terapi farmakologi.
Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup meliputi pola diet, aktivitas
fisik, larangan merokok dan pembatasan konsumsi alkohol. Terapi farmakologis
dapat diberikan antihipertensi tunggal maupun kombinasi.
Tanpa obat (non farmakoterapi) dengan cara merubah gaya hidup berupa :
a) Mengendalikan BB bagi pasien dg bb lebih
b) Pembatasan masukan sodium, lemak jenuh dan alkohol
c) Olahraga
d) Tidak merokok
Dengan obat (Farmakoterapi)
Sebelum dengan obat dalam jangka panjang harus diamati paling tidak pada
kunjungan terpisah selama 1-2 minggu apakah peningkatan TD menetap.
Pengobatan tidak boleh ditunda pada pasien hipertensi berat atau adanya kondisi
seperti gagal jantung, gangguan fungsi ginjal atau diabetes.
Tujuan pengobatan hipertensi adalah mengurangi morbiditas atau mortalitas
kardiovaskuler akibat HT dengan cara seminimal mungkin mengganggu kualitas hidup pasien. Hal
ini dicapai dengan mencapai dan mempertahankan TD 140/90 mmHg sambil mengendalikan
faktor - faktor resiko kardiovaskuler
Obat antihipertensi adalah kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah akibat
hipertensi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan komplikasi, mulai
dari stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga gagal ginjal.
Tujuannya adalah Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan
morbiditas melalui pendekatan terapi nonfarmakologi dan farmakologi.
Berdasarkan etiologinya dibagi atas :
1. Hipertensi esensial/primer/Idioptik.
penyebab multifaktoral terdiri atas faktor genetik (berupa sensitivitas terhadap natrium,
stress, peningkatan terhadap vasokonstriktor dan resistensi insulin) dan lingkungan (makan
garam berlebihan, stress psikis dan obesitas)
2. Hipertensi sekunder, disebabkan karena ginjal, penyakit endokrin, obat, dll.
a) Organonitrates (Nitrovasodilators)
b) nitroglycerin (Nitro-Bid, Nitrostat)
c) isosorbide dinitrate (Isordil, Sorbitrate)
d) amyl nitrate (Aspirols, Vaporole)
Isosorbid Dinitrat
Hipertensi darurat adalah keadaan yang memerlukan penurunan TD dengan segera (dalam
waktu 1 jam, tidak perlu sampai normal) biasanya dengan terapi parenteral. Hipertensi mendesak
adalah keadaan yang menghendaki penurunan TD dalam waktu 24 jam biasanya dengan obat oral,
contohnya krisis hipertensi akibat penghentian mendadak AH, hipertensi perioperatif yang berat.
Contohnnya ensefalopati hipertensif, gagal jantung kiri akut dengan edema paru, eklampsia, IMA
atau mengancam.
1) HT esensial kronik, telah ada sebelum hamil atau terdiagnosis sebelum kehamilan minggu
ke 20.
Diuretik dan AH lain kecuali penghambat ACE, boleh diteruskan bila telah
digunakan sebelum hamil. Penghambat ACE menyebabkan fetus mengalami gagal
ginjal dan kematian bila digunakan pada ibu hamil selama 2 trimester terakhir.
Membatasi makan garam.
Istirahat/berhenti bekerja.
2) Preeklampsia-eklampsia
Terapi dengan AH dimulai bila TDD > 100 mmHg
Bila kelahiran dalam 24 jam tidak dimungkinkan berikan obat oral yakni metildopa.
Hidralazin, antagonis kalsium, b bloker dan labetolol merupakan obat tambahan
atau obat pengganti.
Diuretik akan memperburuk keadaan harus dihindarkan.
6Bila kelahiran akan segera terjadi diberikan Hidralazin IV efektif dan telah
digunakan dengan aman pada kehamilan.
OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI
Dibagi menjadi beberapa golongan yaitu :
a. Diuretik
b. Penyekat reseptor beta adrenergik (ß –blocker)
c. Vasodilator
d. Penghambat ACE (Angiotensin-Converting Enzyme)
e. Penghambat reseptor Angiotensin (Angiotensin Receptor Blocker, ARB)
f. Antagonis kalsium
a) DIURETIK
Diuretik bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan vol darah dan cairan ekstraselular, sehingga terjadi penurunan curah jantung
dan TD
Diminum pagi hari
Kontrol kadar kalium
Monitor keberhasilan dan evaluasi
Diuretik yang tidak menahan kalium / diuretik kuat + suplemen kalium (K < 3,5 mEq/L
atau makan pisang, avocado, kentang, orange, juice, dll).
Diuretik menahan kalium : Hindarkan makan yang kaya kalium. Jangan hentikan tiba-
tiba, dapat menyebabkan pusing, monitor denyut jantung
DIURETIK KUAT
Contohnya : FUROSEMID
Digunakan pada hipertensive heart failure, edema paru akut, edema pd sindrom nefrotik
2. PENGHAMBAT ADRENERGIK
2.1. Penghambat Adrenoseptor Beta(b-blocker)
Bekerja frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah
jantung. Digunakan sebagai obat tahap pertama pd HT ringan sp sedang terutama pada pasien dg
penyakit jantung koroner. pasien patuh minum obat dengan hambatan reseptor ß1 berupa
penurunan dipilih, bersifat kardioselektif dan penetrasinya ke SSP blocker, minimal shg kurang
esonya dan cukup diberikan sekali sehari
Dari berbagai ß atenolol merupakan obat yg sering à Hindari pemakaian pada pasien DM
karena ß menutupi gejala hipoglikemiam Sediaan berbagai β-Bloker :
a. Kardioselektif
Asebutolol
Bisoprolol
Metoprolol
b. Nonselektif
Alprenolol
Karteolol
Nadolol
Oksprenolol
Pindolol
Propranolol
Timolol
Karvedilol
Labetalol
2.2. Penghambat Adrenoseptor Alfa (a-blocker)
Terazosin = Hytrin®️
3. VASODILATOR
3.1. Hidralazin
Hidralazin oral biasanya ditambahkan sebagai obat ketiga kepada diuretik dan b bloker.
3.2. Minoksidil
Lebih poten dan kerjanya lebih lama daripada Hidralazin. Efektif untuk terapi jangka
panjang hipertensi berat yang refrakter terhadap kombinasi 3 obat yang terdiri dari diuretik,
penghambat adrenergik dan vasodilator lainnya. Harus diberikan bersama diuretik dan b-bloker
atau penghambat adrenergik lain untuk mengatasi retensi cairan dan takikardi serta meningkatkan
respons pengobatan.
I: hipertensi akeselerasi atau maligna dan pada pasien dengan penyakit ginjal lanjut
Efektif untuk hipertensi ringan, sedang maupun berat. Pada hipertensi berat penghambat
ACE dapat ditambahkan sebagai vasodilator obat ke 3 pada diuretik dan b-bloker. Kombinasi
dengan vasodilator termasuk Prazosin dan Nifedipin memberikan efek yang baik.
Kaptopril
Merupakan ACE inhibitor yg pengobatan pertama ditemukan dan banyak digunakan untuk
pengobatan hipertensi dan gagal jantung
•Antikoagulan
Digunakan untuk mencegah pembekuan darah untuk mencegah terbentuknya atau meluasnya
trombus dan emboli
•Anti Platelet
OBAT ANTIARITMIA
Aritmia adalah gangguan ururtan irama atau gangguan kecepatan dari
proses depolarisasi, repolarisasi atau kedua2nya pada jantung.
(Class I)
Class IA
o quinidine (Quinidex)
o procainamide (Pronestyl)
o disopyramide (Norpace)
Class IB
o lidocaine (Xylocaine)
o tocainide (Tonocard)
o mexiletine (Mexitil)
Class IC
o encainide (Enkaid)
o flecainide (Tambocor)
o Beta-Adrenergic Blockers
(Class II)
propranolol (Inderal)
Acebutolol (Sectral)
Esmolol (Brevibloc)
sotalol (Betapace)
Antiarrhythmic Agents Drugs that Prolong Repolarization
(Class III)
sotalol (Betapace)
amiodarone (Cordarone)
Calcium Channel Blockers
(Class IV)
adenosine (Adenocard)
digoxin (Lanoxin)
• Blood Lipid-Lowering Agents
Resins
o Cholestyramine (Cholybar, Questran)
o colestipol (Colestid)
HMG CoA Reductase Inhibitors
o lovastatin (Mevacor)
o pravastatin (Pravochol)
o simvastatin (Zocor)
Fibric Acid Derivatives
o gemfibrozil (Lobid)
o clofibrate (Atromid-S)
Miscellaneous
o nicotinic acid (Niacin)
o probucol (Lorelco)
Indikasi Statin
o Terapi tambahan pd diet untuk menurunkan kolesterol
o Mengurangi insiden kejadian koroner klinis dan memperlambat progresi
aterosklerosis koroner pd pasien dengan PJK
ES Statin
o Miositis yg bersifat sementara
o Sakit kepala, perubahan fungsi ginjal dan efek sal cerna, perubahan uji fungsi
hati,flatulen, konstipasi, mual, muntah
o Efek pd otot : miopati
ARB digunakan sebagai alternatif dari ACEI dalam tatalaksana gagal jantung atau nefropati akibat
diabetes. Pemberian ARB menurunkan TD tanpa mempengaruhi frekuensi denyut jantung.
LOSARTAN
Merupakan prototipe obat gol ARB bekerja selektif pd reseptor AT1 , menimbulkan efek yg mirip
dg pemberian ACE-I, tetapi krn tidak mempengaruhi metabolisme bradikinin maka dilaporkan
obat ini tidak memiliki eso batuk kering dan angioedem seperti pd ACE-I.
ACE-inhibitor
o Kaptopril\
o Benazepril
o Enalapril
o Fosinopril
o Lisinopril
o Perindropil
o Quinapril
o Ramipril
o Trandolapril
o Imidapril
ARB
o Losartan
o Valsartan
o Irbesartan
o Telmisartan
o Candesartan
6. ANTAGONIS KALSIUM
Contoh obat golongan ini yang digunakan sebagai antihipertensi adalah Verapamil, Diltiazem,
Nifedipin, Amlodipin, Felodipin, Isradipin dan Nikardipin.
6.1. Amlodipin
D : 30-120 mg 4 x sehari
6.2. Nifedipin
D : 10-30 mg 4 x sehari.
Pemilihan Antihipertensi berdasarkan karakteristik penderita atau adanya penyakit lain yang
diderita. Pengurangan/Penghentian Antihipertensi Bila TD telah terkendali selama 1 tahun atau
lebih dan sedikitnya 4 x kunjungan, antihipertensi dapat mulai dikurangi secara bertahap dan
perlahan, dimulai dengan penurunan dosis, baru kemudian dihentikan, sedangkan modifikasi pola
hidup terus dijalankan ®️harus diperiksa TD secara teratur.