Anda di halaman 1dari 32

Penyimpanan dan

Pemusnahan Obat
di Apotek
Apt. Sisri Novrita., M.Clin.Pharm
Penyimpanan Obat
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya
kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama Obat, nomor
batch dan tanggal kadaluwarsa. Semua Obat/bahan Obat harus
disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan
dan stabilitasnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Obat-Obat Tertentu disimpan di tempat yang aman berdasarkan analisis
risiko masing-masing sarana. Beberapa analisis risiko yang perlu
dipertimbangkan antara lain akses personil, dan mudah diawasi secara
langsung oleh penanggungjawab.
2. Apabila memiliki Obat-Obat Tertentu disimpan tidak dalam wadah asli,
maka wadah harus dilengkapi dengan identitas obat meliputi nama,
jumlah, bentuk dan kekuatan sediaan, jenis kemasan, nomor bets,
tanggal daluwarsa, dan nama produsen.
3. Memisahkan Obat-Obat Tertentu yang rusak, kedaluwarsa, dan/atau
telah dibatalkan izin edarnya dari Obat-Obat Tertentu yang masih layak
dan menyimpannya dengan aman disertai pencatatan sebelum
dimusnahkan atau dikembalikan kepada Industri Farmasi/PBF.
4. Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stock opname
dan mendokumentasikan hasil investigasi.
1. Bentuk sediaan
a. Sediaan Padat.
Untuk obat disimpan di etalase toko bagian depan. Untuk obat keras di
simpan di rak-rak tertentu. Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan
dilemari khusus dan terkunci. Dari semua golongan obat disusun secara
alfabetis dan menggunakan metode FIFO dan FEFO
b. Sediaan Suppositoria.
Sediaan suppositoria disimpan dilemari pendingin
c. Sediaan Cair.
Disimpan di rak khusus sediaan cair (sirup) dan berdasarkan alfabetis
d. Sediaan Tetes.
Disimpan pada rak khusus sediaan tetes (tetes mata, hidung, dan telinga)
disusun secara alfabetis
e. Sediaan Salep.
Disimpan pada rak khusus sediaan salep dan disusun berdasarkan alfabetis
f. Sediaan Injeksi.
Disimpan di rak khusus sediaan injeksi.
2. Kelas Terapi Obat
Obat/bahan obat disusun berdasarkan kelas terapi atau efek farmakologi
(antibiotik, analgesik, dll). Obat/bahan obat yang termasuk golongan bebas
dan bebas terbatas disimpan di etalase bagian depan, karena dengan
golongan obat tersebut dijual secara bebas kepada pasien. Sedangkan untuk
obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan pada lemari khusus dan
terkunci sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak terlihat oleh umum.
Vaksin diletakkan khusus dilemari pendingin yang bersuhu 2ᵒC-8ᵒC dan tidak
boleh dibekukan.
3. Stabilitas Obat
Stabilitas obat/bahan obat ini berkaitan dengan suhu penyimpanannya.
Agar tidak merusak bahan aktif yang ada didalamnya (reaksi zat berubah) dan
tidak merusak kandungannya. Keterangan disimpan pada suhu yang baik
tertera pada etiket obat tersebut.
1. Lemari pembeku -20ºC dan -10ºC
2. Lemari pendingin 2ᵒC dan 8ᵒC
3. Suhu ruang dingin terkendali 2ºC dan 8ºC
4. Suhu Ruang 30ºC.
5. Suhu Ruang Terkendali 20ºC dan 25ºC

Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kemenkes RI


4. Berdasarkan FIFO (First In
First Out) dan FEFO (First
Expired First Out)
FIFO (First In First Out) yaitu obat-obat yang pertama masuk berarti yang
pertama keluar. Sedangkan, FEFO (First Expired First Out) yaitu obat-obat
yang kadaluarsanya lebih cepat, maka yang pertama keluar.
5. HA (High Alert) dan LASA
(Look Alike Sound Alike)
Untuk obat yang termasuk HA maka penyimpanannya dilemari
khusus dan terkunci serta yang tidak terlihat oleh umum. Hal ini
dikarenakan obat ini termasuk obat yang beresiko tinggi berbahaya jika
tidak digunakan secara benar.
Obat yang termasuk LASA, maka penyimpanannya harus dipisahkan
agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambilnya. Hal ini dikarenakan
penampilan etiket yang mirip atau nama/pengucapannya yang hampir
terdengar sama.
LASA Dengan kandungan zat LASA Dengan bentuk sediaan
aktif berbeda berbeda
6.

6. Obat Narkotika, Psikotropika dan


Prekursor Farmasi. 
• Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi harus
mampu menjaga keamanan, khasiat dan mutu serta dilarang digunakan
untuk menyimpan barang selain Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi 
• Apotek harus memiliki tempat penyimpanan Narkotika atau Psikotropika
berupa lemari khusus dan berada dalam penguasaan Apoteker 
• Lemari khusus penyimpanan Narkotika dan Psikotropika harus mempunyai
2 (dua) buah kunci yang berbeda, satu kunci dipegang oleh Apoteker dan
satu kunci lainnya dipegang oleh pegawai lain yang dikuasakan. 
Menentukan tempat
penyimpanan obat
ETALASE
• Bisolvon tablet
• Microlax enema
• Magtral sirup
• Maltofer tablet
• Neo kaominal sirup
• Sanmol tablet
• Tolak Angin

Alasan, karena obat-obat diatas termasuk golongan bebas dan bebas


terbatas serta dapat disimpan pada suhu ruang dengan catatan tidak terkena
matahari secara langsung.
Rak Penyimpanan
• Berotec MDI • Glimepiride 1 mg tablet
• Braxidin • Cataflam 50 mg tablet
• Cataflam D 50 mg
• Cefspan 200 mg kapsul
• Cholestat 10 mg tablet • Bralifex plus ED
• Claneksi tablet • Cefspan 100 mg kapsul
• Cortidex injeksi • Polidemisin ED
• Garamycin krim 5 gram
• Glimepiride 2 mg tablet
• Profertil 50 tablet
• Santibi Plus tablet

Alasan, karena obat-obat diatas termasuk golongan obat keras dan


kelas terapi yang berbeda-beda. Untuk kelas terapi yang sama
seperti Glimepiride 2mg tabet dan Glimepiride 1 mg tablet
harus dijauhkan penyimpannya karena termasuk LASA
LEMARI NARKOTIKA
• Codein 20 mg
• Fentanyl injeksi
Alasan, karena obat tersebut termasuk dalam golongan obat narkotik
LEMARI PSIKOTROPIKA
• Clobazam 10 mg tablet
Alasan, karena obat tersebut termasuk golongan obat psikotropika
LEMARI PENDINGIN
• Havrix vaksin
Alasan, karena obat tersebut mengandung mikroba atau virus yang
stabilitasnya berada pada suhu 2ᵒC-8ᵒC
FREEZER
• Tidak ada obat yang dicantumkan pada pemicu sebaiknya
penyimpanannya didalam freezer. Karena freezer yang sejatinya untuk
membekukan, dapat merusak obat yang disimpan didalamnya
Pemusnahan dan Penarikan
Obat
Karena setiap obat/bahan obat tidak selalu baik kondisinya
dan mempunyai batas waktu untuk dapat memberi efek terapi
optimal, maka obat yang sudah tidak lagi digunakan harus segera
dimusnahkan. Dalam pemusnahan obat harus
mempertimbangkan beberapa faktor terutama keamanan. Obat
tidak boleh dibuang di tempat sampah tanpa terlebih dahulu
mengubah wujud fisik untuk menghindari penyalahgunaan atau
pengedaran obat yang telah kadaluwarsa.
Pemusnahan Obat yang
Telah Melewati Batas
Kadaluarsa
 Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan.

 Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika


atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

 Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh


Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja.

 Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.


Formulir Berita Acara Pemusnahan Obat yang terlampir dalam
Permenkes RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Berdasarkan sediaannya maka,
• Obat berbentuk padat, misal tablet dan kapsul harus dikeluarkan dari
kemasan dan dihancurkan, bila perlu dilarutkan terlebih dahulu sebelum
dibuang
• Obat berbentuk cair, harus dikeluarkan dari wadah sebelum dibuang.
• Obat berbentuk setengah padat, harus dikeluarkan dari wadah dan
dibungkus dalam wadah yang berbeda untuk kemudian dibuang terpisah
dari kemasan aslinya
Obat bebentuk padat, tablet dan kapsul
harus dikeluarkan dari kemasan dan
dihancurkan, bila perlu dilarutkan terlebih
dahulu sebelum dibuang
• Cholestat 10 mg tablet
• Claneksi tablet Clobazam 10 mg tablet
• Codein 20 mg Cefspan 100 mg kapsul
• Glimepiride 2 mg table Bisolvon tablet
• Profertil 50 tablet Maltofer tablet
Sanmol tablet
• Santibi Plus tablet
Braxidin
• Glimepiride 1 mg tablet
Cefspan 200 mg kapsul
• Cataflam 50 mg tablet Cataflam D 50 mg
Obat berbentuk cair, harus dikeluarkan
dari wadah (dihancurkan) sebelum
dibuang.
• Bralifex plus ED
• Cortidex injeksi
• Fentanyl injeksi
• Polidemisin ED
• Magtral sirup
• Neo kaominal sirup
• Tolak Angin
• Havrix vaksin
Obat berbentuk setengah padat, harus
dikeluarkan dari wadah dan dibungkus
dalam wadah yang berbeda untuk kemudian
dibuang terpisah dari kemasan aslinya
• Berotec MDI
• Garamycin krim 5 gram
• Microlax enema
Pemusnahan Resep Obat
Pemusnahan Resep
• Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5
(lima) tahun dapat dimusnahkan.
• Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan
lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep dan selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Penarikan Perbekalan Farmasi
• Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan
dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar
(voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan
kepada Kepala BPOM.
• Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya
dicabut oleh Menteri. 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai