0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
244 tayangan23 halaman
Penyimpanan obat harus dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk menjamin keamanan dan stabilitas obat. Obat disusun berdasarkan golongan, kelas terapi, dan suhu penyimpanan yang sesuai serta menerapkan prinsip FIFO dan FEFO. Obat yang rusak atau kadaluwarsa harus dimusnahkan dengan memisahkan dari kemasan asli dan mengubah wujud fisiknya.
Penyimpanan obat harus dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk menjamin keamanan dan stabilitas obat. Obat disusun berdasarkan golongan, kelas terapi, dan suhu penyimpanan yang sesuai serta menerapkan prinsip FIFO dan FEFO. Obat yang rusak atau kadaluwarsa harus dimusnahkan dengan memisahkan dari kemasan asli dan mengubah wujud fisiknya.
Penyimpanan obat harus dilakukan sesuai dengan ketentuan untuk menjamin keamanan dan stabilitas obat. Obat disusun berdasarkan golongan, kelas terapi, dan suhu penyimpanan yang sesuai serta menerapkan prinsip FIFO dan FEFO. Obat yang rusak atau kadaluwarsa harus dimusnahkan dengan memisahkan dari kemasan asli dan mengubah wujud fisiknya.
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
Permenkes RI Nomor 35 Tahun 2014 Bab II Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek • 1. Obat-Obat Tertentu disimpan di tempat yang aman berdasarkan analisis risiko masing-masing sarana. Beberapa analisis risiko yang perlu dipertimbangkan antara lain akses personil, dan mudah diawasi secara langsung oleh penanggungjawab. • 2. Apabila memiliki Obat-Obat Tertentu disimpan tidak dalam wadah asli, maka wadah harus dilengkapi dengan identitas obat meliputi nama, jumlah, bentuk dan kekuatan sediaan, jenis kemasan, nomor bets, tanggal daluwarsa, dan nama produsen. • 3. Memisahkan Obat-Obat Tertentu yang rusak, kedaluwarsa, dan/atau telah dibatalkan izin edarnya dari Obat-Obat Tertentu yang masih layak dan menyimpannya dengan aman disertai pencatatan sebelum dimusnahkan atau dikembalikan kepada Industri Farmasi/PBF. • 4. Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stock opname dan mendokumentasikan hasil investigasi.
PKBPOM RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan
Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan 1. Bentuk sediaan a. Sediaan Padat. Untuk obat disimpan di etalase toko bagian depan. Untuk obat keras di simpan di rak-rak tertentu. Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dilemari khusus dan terkunci. Dari semua golongan obat disusun secara alfabetis dan menggunakan metode FIFO dan FEFO b. Sediaan Suppositoria. Sediaan suppositoria disimpan dilemari pendingin c. Sediaan Cair. Disimpan di rak khusus sediaan cair (sirup) dan berdasarkan alfabetis d. Sediaan Tetes. Disimpan pada rak khusus sediaan tetes (tetes mata, hidung, dan telinga) disusun secara alfabetis e. Sediaan Salep. Disimpan pada rak khusus sediaan salep dan disusun berdasarkan alfabetis f. Sediaan Injeksi. Disimpan di rak khusus sediaan injeksi. 2. Kelas Terapi Obat Obat/bahan obat disusun berdasarkan kelas terapi atau efek farmakologi (antibiotik, analgesik, dll). Obat/bahan obat yang termasuk golongan bebas dan bebas terbatas disimpan di etalase bagian depan, karena dengan golongan obat tersebut dijual secara bebas kepada pasien. Sedangkan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan pada lemari khusus dan terkunci sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak terlihat oleh umum. Vaksin diletakkan khusus dilemari pendingin yang bersuhu 2ᵒC-8ᵒC dan tidak boleh dibekukan. 3. Stabilitas Obat Stabilitas obat/bahan obat ini berkaitan dengan suhu penyimpanannya. Agar tidak merusak bahan aktif yang ada didalamnya (reaksi zat berubah) dan tidak merusak kandungannya. Keterangan disimpan pada suhu yang baik tertera pada etiket obat tersebut. 1. Lemari pembeku -20ºC dan -10ºC 2. Lemari pendingin 2ᵒC dan 8ᵒC 3. Suhu ruang dingin terkendali 2ºC dan 8ºC 4. Suhu Ruang 30ºC. 5. Suhu Ruang Terkendali 20ºC dan 25ºC
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kemenkes RI
4. Berdasarkan FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) FIFO (First In First Out) yaitu obat-obat yang pertama masuk berarti yang pertama keluar. Sedangkan, FEFO (First Expired First Out) yaitu obat-obat yang kadaluarsanya lebih cepat, maka yang pertama keluar. 5. HA (High Alert) dan LASA (Look Alike Sound Alike) Untuk obat yang termasuk HA maka penyimpanannya dilemari khusus dan terkunci serta yang tidak terlihat oleh umum. Hal ini dikarenakan obat ini termasuk obat yang beresiko tinggi berbahaya jika tidak digunakan secara benar. Obat yang termasuk LASA, maka penyimpanannya harus dipisahkan agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambilnya. Hal ini dikarenakan penampilan etiket yang mirip atau nama/pengucapannya yang hampir terdengar sama. ETALASE • Bisolvon tablet • Microlax enema • Magtral sirup • Maltofer tablet • Neo kaominal sirup • Sanmol tablet • Tolak Angin
Alasan, karena obat-obat diatas termasuk golongan bebas dan bebas
terbatas serta dapat disimpan pada suhu ruang dengan catatan tidak terkena matahari secara langsung. Rak Penyimpanan • Berotec MDI • Glimepiride 1 mg tablet • Braxidin • Cataflam 50 mg tablet • Cataflam D 50 mg • Cefspan 200 mg kapsul • Cholestat 10 mg tablet • Bralifex plus ED • Claneksi tablet • Cefspan 100 mg kapsul • Cortidex injeksi • Polidemisin ED • Garamycin krim 5 gram • Glimepiride 2 mg tablet • Profertil 50 tablet • Santibi Plus tablet
Alasan, karena obat-obat diatas termasuk golongan obat keras dan
kelas terapi yang berbeda-beda. Untuk kelas terapi yang sama seperti Glimepiride 2mg tabet dan Glimepiride 1 mg tablet harus dijauhkan penyimpannya karena termasuk LASA LEMARI NARKOTIKA • Codein 20 mg • Fentanyl injeksi Alasan, karena obat tersebut termasuk dalam golongan obat narkotik LEMARI PSIKOTROPIKA • Clobazam 10 mg tablet Alasan, karena obat tersebut termasuk golongan obat psikotropika LEMARI PENDINGIN • Havrix vaksin Alasan, karena obat tersebut mengandung mikroba atau virus yang stabilitasnya berada pada suhu 2ᵒC-8ᵒC FREEZER • Tidak ada obat yang dicantumkan pada pemicu sebaiknya penyimpanannya didalam freezer. Karena freezer yang sejatinya untuk membekukan, dapat merusak obat yang disimpan didalamnya Pemusnahan Obat Karena setiap obat/bahan obat tidak selalu baik kondisinya dan mempunyai batas waktu untuk dapat memberi efek terapi optimal, maka obat yang sudah tidak lagi digunakan harus segera dimusnahkan. Dalam pemusnahan obat harus mempertimbangkan beberapa faktor terutama keamanan. Obat tidak boleh dibuang di tempat sampah tanpa terlebih dahulu mengubah wujud fisik untuk menghindari penyalahgunaan atau pengedaran obat yang telah kadaluwarsa. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
Permenkes RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Formulir Berita Acara Pemusnahan Obat yang terlampir dalam Permenkes RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Berdasarkan sediaannya maka, • Obat berbentuk padat, misal tablet dan kapsul harus dikeluarkan dari kemasan dan dihancurkan, bila perlu dilarutkan terlebih dahulu sebelum dibuang • Obat berbentuk cair, harus dikeluarkan dari wadah sebelum dibuang. • Obat berbentuk setengah padat, harus dikeluarkan dari wadah dan dibungkus dalam wadah yang berbeda untuk kemudian dibuang terpisah dari kemasan aslinya Obat bebentuk padat, tablet dan kapsul harus dikeluarkan dari kemasan dan dihancurkan, bila perlu dilarutkan terlebih dahulu sebelum dibuang • Cholestat 10 mg tablet • Claneksi tablet Clobazam 10 mg tablet • Codein 20 mg Cefspan 100 mg kapsul • Glimepiride 2 mg table Bisolvon tablet Maltofer tablet • Profertil 50 tablet Sanmol tablet • Santibi Plus tablet Braxidin • Glimepiride 1 mg tablet Cefspan 200 mg kapsul • Cataflam 50 mg tablet Cataflam D 50 mg Obat berbentuk cair, harus dikeluarkan dari wadah (dihancurkan) sebelum dibuang. • Bralifex plus ED • Cortidex injeksi • Fentanyl injeksi • Polidemisin ED • Magtral sirup • Neo kaominal sirup • Tolak Angin • Havrix vaksin Obat berbentuk setengah padat, harus dikeluarkan dari wadah dan dibungkus dalam wadah yang berbeda untuk kemudian dibuang terpisah dari kemasan aslinya • Berotec MDI • Garamycin krim 5 gram • Microlax enema