PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan/produksi,
penerimaan, pendistribusian, pengawasan, pemeliharaan, penghapusan, pemantauan,
administrasi, pelaporan, dan evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Tujuan
pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yaitu agar tersedianya sediaan farmasi
dan alat kesehatan yang bermutu dalam jumlah dan pada saat yang tepat sesuai
spesifikasi dan fungsi yang ditetapkan oleh panitia farmasi dan terapi secara berdaya
guna dan berhasil guna.
Salah satu perbekalan farmasi yang pengelolaanya harus dilaksanakan dengan
ketat adalah obat obatan Narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi, karena rentan
sekali terjadi penyalahgunaan obat dikalangan masyarakat. Untuk itu setiap sarana
pelayanan farmasi wajib melakukan pengelolaan sediaan Narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
Obat yang sudah melewati masa kadalursa dapat membahayakan karena
berkurangnya stabilitas obat tersebut dan dapat mengakibatkan efek toksik (racun). Hal
ini dikarenakan kerja obat sudah tidak optimal dan kecepatan reaksinya telah menurun,
sehingga obat yang masuk kedalam tubuh hanya akan mengendap dan menjadi racun.
Sebenarnya obat yang belum kadaluarsa juga dapat menyebabkan efek buruk yang sama.
Hal ini disebabkan karena penyimpanannya yang salah yang menyebabkan zat didalam
obat tersebut rusak
Obat kadaluarsa (obat expire date) merupakan polemik tersendiri bagi Asisten
Apoteker (Tenaga Teknis Kefarmasian) dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian,
baik itu di puskesmas; rumah sakit; apotek; atau tempat pelayanan kesehatan lainya.
Permasalahannya ialah ketika AA ataupun TTK yang ada disalah satu tempat pelayanan
kesahatan tersebut diminta untuk ikut bertanggung jawab atas semua obat yang
kadaluarsa. Hal ini bisa menimbulkan dampak moril dan materil yang luarbiasa bagi kita
untuk dapat menjalankan pekerjaan kefarmasian dengan baik. Karena itu perlulah kita
mengetahui bagaimana sebenarnya permasalahan obat kadaluarsa ini, sehingga kita bisa
mencari solusi yang terbaik untuk menanganinya.
B. Rumusan masalah
Mengingat berbagai permasalahan diatas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Bagaimana cara pengelolaan obat obat Narkotika, psikotropika dan prekursor
farmasi sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
2. Bagaimana cara pelayanan resep yang mengandung Narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi
3. Bagaimana cara pengelolaan resep dan obat obat rusak atau kadaluarsa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika.
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri
farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung ephedrine,
pseudoephedrine, norephedrine/phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine, atau
Potasium Permanganat.
Obat rusak atau kadaluarsa adalah kondisi obat bila konsentrasinya sudah
berkurang antara 25-30% dari konsentrasi awalnya serta bentuk fisik yang mengalami
perubahan.
Obat rusak yaitu obat yang bentuk atau kondisinya yang tidak dapat digunakan
lagi, sedangkan waktu kadaluarsa yaitu waktu yang menunjukan batas akhir obat masih
memenuhi syarat dan waktu kadaluarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun harus
dicantumkan pada kemasan obat. Obat rusak dan kadaluarsa dengan kadar dan fungsi
yang telah berubah mengakibatkan penyakit pada manusia serta dapat menimbulkan
kematian
2. Pengadaan
Penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib memenuhi
Cara Distribusi Obat yang Baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya dapat
dilakukan berdasarkan:
a) Surat pesanan yang ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek.
b) Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) untuk pesanan dari
Puskesmas.
(Formulir 1 Terlampir)
3. Pengiriman
Pengiriman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yang dilakukan oleh
Industri Farmasi, PBF, atau Instalasi Farmasi Pemerintah harus dilengkapi dengan:
a) Surat pesanan;
b) Faktur dan/atau surat pengantar barang, paling sedikit memuat:
nama Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;
bentuk sediaan;
kekuatan;
kemasan;
jumlah;
tanggal kadaluarsa; dan
nomor batch.
Pengiriman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yang dilakukan melalui
jasa pengangkutan hanya dapat membawa Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi sesuai dengan jumlah yang tecantum dalam surat pesanan, faktur, dan/atau
surat pengantar barang yang dibawa pada saat pengiriman.
5. Penyimpanan
Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di
fasilitas produksi, fasilitas distribusi, dan fasilitas pelayanan kefarmasian harus
mampu menjaga keamanan, khasiat, dan mutu Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi.
Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat
berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus dan dilarang digunakan untuk
menyimpan barang selain Narkotika Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Berikut
adalah ketentuan mengenai gudan, ruangan dan lemari khusus menurut Permenkes
nomor 3 tahun 2015.
a) Gudang khusus tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika Farmasi harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang dilengkapi
dengan pintu jeruji besi dengan 2 (dua) buah kunci yan gberbeda;
langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi;
jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab; dan
kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan pegawai lain
yang dikuasakan.
b) Ruangan khusus tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat;
jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
kunci ruang khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan; dan
tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk.
c) Lemari khusus tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
terbuat dari bahan yang kuat;
tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi
Farmasi Pemerintah;
diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan ; dan
kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
6. Pemusnahan
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya dilakukan dalam
hal:
a) diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau tidak
dapat diolah kembali;
b) telah kadaluarsa;
c) tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/atau
untuk pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk sisa penggunaan;
d) dibatalkan izin edarnya; atau
e) berhubungan dengan tindak pidana.