DAN
PEMUSNAHAN
Desilia Rahmadani (4305019009)
Ruli Putri Pratama (4305019032)
Santi Eka Nurani (4305019047)
Penarikan
Penarikan adalah proses penarikan sediaan farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang telah diedarkan
yang tidak memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat,
dan mutu.
Surat penarikan adalah instruksi atau perintah penarikan obat dari
Kepala BPOM kepada pemilik izin edar atau dari pemilik izin edar
kepada fasilitas distribusi dan fasilitas pelayanan kefarmasian.
Penarikan
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela
oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan
kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri
(Permenkes, 2016).
Pemilik izin edar adalah industri farmasi yang telah mendapatkan persetujuan
izin edar untuk sediaan farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang diregistrasi. Pemilik izin edar wajib menjamin sediaan farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang diedarkan telah
memenuhi standar dan persyaratan kemanan, khasiat, dan mutu.
Tujuan Penarikan Obat:
Untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan pasien
Melindungi konsumen dari penyalahgunaan obat-obatan dan
penggunaan sediaan farmasi yang tidak memenuhi persyaratan mutu,
keamanan, dan kemanfaatan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penarikan obat untuk
memastikan obat yang sudah ditarik ijin edarnya tidak lagi digunakan
di instalasi rawat inap maupun rawat jalan
Kriteria Penarikan Obat :
Obat tersebut sering menimbulkan masalah baik itu berupa alergi, efek
samping, ataupun interaksi dengan obat lain
Obat tersebut rusak secara fisik seperti tablet terbelah atau hancur, kapsul
melunak karena hisgroskopis, perubahan warna botol yang pecah/retak
a. Identitas obat
b. Alasan penarikan
c. Penetapan kelas penarikan
d. Jangkaun penarikan
Prosedur Penarikan Obat
Prosedur penarikan obat di depo/satelit/unit :
Catat nama dan nomor batch/lot produk
Telusuri nomor barcode produk
Telusuri histori mutasi stok keluar
Catat lokasi stok disimpan atau nama pasien yang telah dilayani
Kirimkan memo pemberitahuan penarikan ke depo/satelit/unit dimana produk disimpan
Lakukan proses “karantina” produk sampai produk diambil oleh distributor/pabrik
Setelah dilakukan pendataan daftar obat yang ingin ditarik selanjutnya :
Mencari nomor faktur pembelian dikomputer
Mengambil faktur pembelian barang
Menghubungi PBF yang terkait perihal penarikan obat-obat rusak tersebut
Dokumentasikan nama, nomor batch/lot obat yang ditarik, tindakan yang diambil dan hasil penarikan
produk. Dokumen disertai dengan lampiran form pemberitahuan penarikan dari distributor serta dokumen
serah terima barang dengan distributor/pabrik
Prosedur Penarikan Obat
Jika ada supplier/pabrik farmasi memberikan surat edaran tentang penarikan obat
kepada instalasi farmasi, maka :
Berikan surat edaran penarikan obat tersebut kepada instalasi rawat inap dan rawat jalan
Tarik obat dari tiap-tiap instalasi dan pastikan bahwa obat tersebut sudah tidak ada di
ruangan
Catat jenis obat, dosis, nomor batch, dan merk yang ditarik
Catat jumlah obat dan tanggal kadaluwarsa yang ditarik
Tanda tangani kolom nama yang menyerahkan dan yang menerima perbekalan farmasi
yang ditarik
Kumpulkan dan serahkan kepada bagian pengadaan untuk kemudian dikembalikan ke
supplier.
Pemusnahan
Pemusnahan obat adalah suatu tindakan perusakan dan pelenyapan
terhadap obat kemasan, dan/atau label yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label sehingga tidak
dapat digunakan lagi.
Petugas gudang farmasi membuat serta menyampaikan laporan yang berisi daftar
obat yang rusak dan/atau kadaluarsa
Laporan tersebut harus memuat nama obat, kemudian dipisahkan, dilengkapi
dengan jumlah dan tanggal kadaluarsa
Apoteker penanggung jawab instalasi farmasi menentukan jadwal, metode dan
tempat pemusnahan
Kirimkan berita acara kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan Dinas
Kesehatan.
Metode Pemusnahan Obat
Wadah Obat
Kemasan sekunder (box atau dus terluar) dibakar. Hal ini untuk
menghinduri dus obat disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab, misalnya untuk mengemas obat palsu
Untuk jenis obat padat seperti tablet, kaplet, serbuk, dan kapsul
dikeluarkan dari kemasan primer. Jika kemasan primer berupa botol,
maka hilangkan atau lepaskan identitas/label obat. Jika kemasan
primer berupa tube, bocorkan/guntingkan tube sehingga menjadi
rusak
Metode Pemusnahan Obat
Bentuk Obat
Sediaan padat dan setengah padat seperti tablet, kapsul, salep, serbuk, krim
dibakar dalam insenerator. Dimana sebelumnya sediaan dikeluarkan dari
wadah atau pembungkusnya dan kemudian dimasukkan dalam insenerator,
dibakar hingga menjadi abu, dan abunya dikumpulkan dan dibuang ketempat
pembuang sampah
Sediaan cair seperti sirup dan infus dikeluarkan dari wadahnya, dicampur
dengan sejumlah air dan dibuang ke septitank khusus yang sudah tersedia
Sediaan cair berupa injeksi, dipecahkan bersama wadahnya, cairannya
dialirkan kedalam septitank, dan pecahan wadahnya dikumpulkan dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir
Teknik Pemusnahan
a. Pengenceran
Obat-obatan dalam bentuk cairan seperti sirup dan infus dapat dilarutkan dalam sejumlah
besar air hingga encer dan dibuang ke saluran pembuangan air (tanpa memberikan dampak
serius terhadap kesehatan dan lingkungan)
b. Penimbunan
Digunakan untuk jenis obat padat seperti tablet, kaplet, serbuk, dan kapsul. Lokasi
penguburannya harus jauh dari sumber air minum/pemukiman.
c. Enkapsulasi
Dilakukan dengan cara memadatkan obat-obatan dalam tong plastik atau besi. Sebelum
digunakan, tong harus bersih dan kandungan sebelumnya harus bukan bahan yang mudah
meledak atau berbahaya. Tong diisi dengan obat-obatan padat atau setengah padat, lalu sisa
ruang dipenuhi dengan campuran kapur, semen, dan air hingga terisi penuh, kemudian tong
ditutup dengan pengelasan.
Teknik Pemusnahan
d. Imobilisasi Limbah (Inersiasi)
Obat-obatan dilepas dari bahan pengemasnya : kapsul, blister, sachet, kertas, karton, botol,
dan plastik. Obat-obatan dicampur dengan kapur, semen, dan air sehingga terbentuk pasta
yang homogen. Pasta dipindahkan ke tempat pembuangan akhir yang akan membentuk masa
padat bercampur dengan limbah rumah tangga biasa.
Solusi :
Untuk mencegah obat kadaluwarsa yaitu :
Melakukan stok opname secara berkala minimal sebulan sekali untuk memeriksa dan mencatat
obat yang akan kadaluarsa dan obat yang telah kadaluarsa.
Tahap penerimaan : Nama obat, Nomor bets dan tanggal kadaluwarsa obat dan atau bahan obat
harus dicatat pada saat penerimaan, untuk mempermudah penelusuran.
Tahap penyimpanan : Harus diambil langkah-langkah untuk memastikan rotasi stok sesuai. Obat
dan atau bahan obat yang kadaluarsa harus segera ditarik, dipisahkan secara fisik.
KASUS II
Penarikan produk obat oleh perusahaan farmasi Kalbe Farma terjadi menyusul 2 kasus
pasien meninggal di RS Siloam Karawaci, Tangerang. Pasien tersebut meninggal setelah
mendapat suntikan salah satu dari obat yang ditarik. Pasien mengalami gatal dan kejang-kejang
setelah penyuntikan Buvanest Spinal 0,5 % Heavy. Sempat mendapat perawatan intensif,
pasien meninggal kurang dari 24 jam kemudian. Ada indikasi, Buvanest yang disuntikkan berisi
obat lain yakni Asam Tranexamat.
Solusi :
Kasus tersebut perlu dilaporkan kepada pihak farmasi Kalbe Farma yang memproduksi
Buvanest Spinal 0,5 % Heavy dan segera diinvestigasi.
Kalbe Farma segera menarik produk yakni seluruh batch Buvanest Spinal 0,5% Heavy dari
RS Siloam
TERIMAKASIH !! ;-)