Uraian:
Obat adalah zat kimia yang bersifat racun, namun dalam jumlah tertentu dapat
memberikan efek mengobati. Obat terdiri dari 2 macam, obat dalam dan obat luar.
Taman Obat Keluarga (TOGA) merupakan sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun
atau ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat
dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan obat.
NO NAMA TANAMAN BAGIAN KEGUNAAN
a Kumis kucing Daun Melancarkan air seni
NARKOTIKA : Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
NARKOTIKA digolongkan dalam 3 golongan
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan (contoh; heroin/putaw, kokain, ganja).
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (contoh:
morfin, petidin).
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan (contoh: kodein, dextrometorfan).
PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah bukan sintetis bukan narkotika, yang
bekasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika digolongkan dalam 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan (contoh: MDMA/ekstasi, methamfetamin, LSD).
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan (contoh: amfetamin).
3. Golongan III : Psikotropika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindrom ketergantungan (contoh: luminal, diazepam).
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/atau ilmu pengatahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (contoh : diazepam, pil BK, pil Koplo,
rohipnol, lexotan, Mogadon dll).
Zat adiktif lainnya Adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif (mempengaruhi
pikiran, perasaan dan perilaku) di luar yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman beralkohol (Keppres Nomor 3 tahun 1997, tentang pengawasan dan
pengendalian minuman beralkohol).
Minuman beralkohol mengandung etanol yang berpengaruh menekan susunan saraf
pusat. Alkohol sering menjadi bagian dari gaya hidup atau budaya/tradisi tertentu . Jika
alkohol dicampur/digunakan bersama narkotika atau psikotropika tertentu dapat
memperkuat pengaruh narkotika atau psikotropika tersebut dalam tubuh, sehingga
dapat terjadi intoksikasi dan kematian.
Ada 3 golongan minuman beralkohol, yaitu :
Golongan A : Kadar etanol 1-5% (bir)
Golongan B : Kadar etanol 5-20% (berbagai jenis anggur/wine)
Golongan C : Kadar etanol 20-45% (Whiskey, Vodka, Mansion House, drygin, Jhony
Walker).
2. Inhalasi (zat yang dihirup): Mudah menguap berupa senyawa organik (benzyl alcohol)
yang terdapat pada barang-barang keperluan rumah tannga, kantor dsb, sering
disalahgunakan. Contoh : Lem, tiner, penghapus cet kuku, bensin.
3. Tembakau : Pemakaian tembakau/rokok sangat luas di masyarakat. Kadar nikotin
tembakau yang bisa diserap oleh tubuh adalah 1-3 mg nikotin per batang rokok. Dosis
yang dapat menyebabkan kematian adalah 60 mg nikotin sekali pakai.
4. Kafein : merupakan zat stimulansia (perangsang), dapat menimbulkan ketergantungan
jika dikonsumsi melebihi 100 mg/hari atau lebih dari 2 cangkir kopi. Ketergantungan
yang ditimbulkan lebih banyak pada ketergantungan psikologis. Minuman energi
seringkali menambah kafein dalam komposisinya.
A. Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis yang digunakan tapi secara umum dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Pada saat menggunakan NAPZA : Jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), acuh tak
acuh, mengantuk, agresif, curiga.
2. Bila kelebihan dosis (overdosis) : Nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit
terasa dingin, nafas lambat/berhenti, dapat meninggal (pengguna heroin/opiat).
3. Bila sedang ketagihan (putus zat/sakaw) : Mata dan hidung berair, menguap terus
menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi (pada
pengguna heroin/opiat).
4. Pengaruh jangka panjang, penampilan diri menurun (malas dandan, jorok), tidak
peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan keropos, badan kurus
dan selera makan menurun, terdapat bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain
(pada pengguna dengan jarum suntik).
B. Perubahan sikap dan perilaku
1. Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,
malas, kurang bertanggung jawab.
2. Pola tidur berubah, begadang pada malam hari dan sulit dibangunkan pada pagi hari,
mengantuk di kelas atau tempat kerja.
3. Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi tahu
terlebih dahulu.
4. Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindar bertemu anggota
keluarga di rumah, menarik diri dari pergaulan.
5. Sering mendapat telpon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga, kemudian
menghilang.
6. Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik
keluarga, mencuri, memeras, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi.
7. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar, sikap bermusuhan,
pencuriga, tertutup dan banyak rahasia.
C. Peralatan yang digunakan
Dapat dipakai sebagi petunjuk bahwa seseorang mempunyai kebiasaan menggunakan jenis
NAPZA tertentu. Misalnya penggunaan Heroin/Putaw pada dirinya atau tasnya, laci
mejanya, terdapat antara lain :
1. Jarum suntik ukuran 1 ml, kadang dibuang pada saluran air dalam kamar mandi.
2. Botol air mineral bekas yang berlubang di dindingnya.
3. Sedotan minuman dari plastik.
4. Gulunan uang kertas.
5. Kertas timah (foil) bekas bungkus rokok atau permen karet, untuk tempat heroin di
bakar.
6. Kartu telepon, untuk memilah bubuk heroin.
7. Sendok stainles untuk melarutkan heroin.
8. Botol-botol kecil sebesar jempol, dengan pipa pada dindingnya.
c. Kita sudah lama mengenal dan menggunakan bahan pemanis dalam makanan seperti gula
pasir, gula aren, gula merah atau gula tebu. Pada saat ini banyak beredar bahan pemanis
yang disebut biang gula, sari gula, sari manis dan sebagainya. Pemanis ini dibuat dari bahan
kimia, oleh karenanya dinamakan pemanis buatan. Rasanya jauh lebih manis dari gula, tetapi
berbeda dengan gula, zat pemanis ini tidak mempunyai nilai gizi.
Penggunaan zat pemanis dalam makanan tidak perlu banyak, karena rasanya sangat manis.
Karena pemakaiannya sedikit maka harganya jauh lebih murah dari gula. Pemanis buatan
walau harganya murah, tetapi tidak bermanfaat bagi manusia, karena tidak mempunyai nilai
gizi. Zat ini sebetulnya hanya tepat bagi orang yang sakit kencing manis dan orang yang
badannya terlalu gemuk. Jumlah pemanis buatan yang digunakan tanpa batas, dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
d. Makanan dan minuman yang tidak membahayakan kesehatan adalah yang terbuat dari
bahan-bahan yang dari alam. Dengan demikian dapat dihindarkan penggunaan bahan-bahan
kimiawi, seperti zat pewarna buatan dan sebagainya.
Kosmetika adalah sediaan atau paduan yang siap digunakan pada bagian luar badan, gigi dan
rongga mulut. Kosmetika digunakan dengan maksud untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. Kosmetika
seringkali mengandung zat kimia sehingga penggunannya harus secara baik dan benar,
sesuai dengan aturan agar memberikan efek yang tepat.
Kosmetika yang sering kali digunakan sehari-hari :
1. Sabun mandi.
2. Pasta gigi.
3. Shampo.
4. Bedak
Jenis-jenis Kosmetika :
1. Pembersih : adalah sediaan yang digunakan untuk membersihkan sebagian atau seluruh
bagian wajah dan tubuh, contoh : Sabun mandi, shampo, pasta gigi.
2. Pewangi : adalah sediaan yang digunakan untuk memberikan rasa wangi contoh : minyak
wangi, deodoran, pewangi badan dll.
3. Perawat kulit : adalah sediaan yang berguna untuk merawat kulit wajah, tangan dan badan
contoh : pelembab, hand and body lotion, lulur, mangir, tabir surya dll.
4. Sediaan rias wajah : adalah sediaan yang digunakan untuk mempercantik atau
memperindah wajah (mata, pipi, bibir) contoh : face powder, alas bedak, pemerah pipi,
pewarna bibir (lipstik), pemulas mata, maskara dll.