mencapai status masa depan rumah sakit seperti lingkup dan posisi pasar,
pelayanan dan keterampilan tenaga kerja. Jadi visi itu merupakan suatu inspirasi
dari status masa depan rumah sakit yang cukup jelas dan sangat kuat
menimbulkan dan mendukung tindakan yang perlu agar impian atau visi menjadi
mudah dimengerti oleh semua stakeholder, dinyatakan singkat tetapi jelas dan
Misi rumah sakit merupakan pernyataan singkat dan jelas tentang alasan
keberadaan rumah sakit, maksud dan fungsi yang diinginkan untuk memenuhi
pengharapan dan kepuasan konsumen dan metode utama untuk mencapai visi.
Maksud utama rumah sakit memiliki suatu pernyataan misi adalah memberi
kejelasan fokus kepada seluruh personel rumah sakit dan memberikan pengertian
4
bahwa apa yang dilakukan adalah terikat pada maksud yang besar (Siregar dan
Amalia, 2004).
5
Berdasarkan PerMenKes RI Nomor 340/MenKes/Per/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus
(dua belas) pelayanan medik spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan
penunjang medik.
d. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas
spesialis dasar.
6
b. Rumah sakit khusus kelas B adalah rumah sakit khusus yang mempunyai
Rumah Sakit, setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien
dan akuntabel. Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas kepala rumah
sakit atau direktur rumah sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
umum dan keuangan. Kepala rumah sakit harus seorang tenaga medis yang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, panitia farmasi dan terapi adalah
organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan
staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-
spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah
7
Menurut KepMenKes RI Nomor 1197/MenKes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tujuan Panitia Farmasi dan Terapi
yaitu:
dengan kebutuhan.
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, fungsi dan ruang lingkup Panitia
secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga
harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat
yang sama.
b. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau
menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota
staf medis.
c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit yang
nasional.
8
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan
yang diterima/disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah
sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan. Sistem yang
dipakai adalah suatu sistem dimana prosesnya tetap berjalan terus, dalam arti kata
bahwa sementara formularium digunakan oleh staf medis, di lain pihak Panitia
pasien.
dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
9
kesehatan, dispensing obat, pengendalian mutu dan pengendalian distribusi dan
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, bagan organisasi adalah bagan yang
perbekalan, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu dan harus selalu
dinamis sesuai perubahan yang dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai
harapan pelanggan.
a. Kepala IFRS.
b. Administrasi IFRS.
c. Pengelolaan perbekalan farmasi.
d. Pelayanan farmasi klinik.
e. Manajemen mutu.
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok farmasi rumah sakit
10
d. Memberi pelayanan mutu melalui analisa dan evaluasi untuk
pelayanan.
2.3.3.1 Pemilihan
terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan
11
2.3.3.2 Perencanaan
d. Penetapan prioritas.
e. Siklus penyakit.
f. Sisa persediaan.
h. Rencana pengembangan.
2.3.3.3 Pengadaan
c. Sumbangan/droping/hibah.
12
Pengadaan bertujuan untuk mendapatkan jenis dan jumlah sesuai dengan
2.3.3.4 Produksi
kesehatan di rumah sakit. Produksi Instalasi Farmasi perlu diadakan karena obat-
obat yang dikehendaki dalam bentuk tertentu atau obat-obat dengan formulasi dan
2.3.3.5 Penerimaan
origin.
2.3.3.6 Penyimpanan
yang ditetapkan:
13
c. Mudah tidaknya meledak/terbakar.
disusun berdasarkan First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out
(FEFO)
2.3.3.7 Pendistribusian
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas
c. Sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.
sistem resep perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh satelit
14
farmasi.
sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem resep perorangan oleh apotek
rumah sakit.
kebutuhan pasien diluar jam kerja yang diselenggarakan oleh apotek rumah
diberikan/digunakan dan dibayar dalam unit dosis tunggal atau ganda, yang berisi
obat dalam jumlah yang telah ditetapkan atau jumlah yang cukup untuk
15
adalah pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin
penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau
apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya. Tujuan
sakit.
b. Memberikan pelayanan farmasi yang dapat menjamin efektifitas,
16
b. Duplikasi pengobatan.
c. Alergi, interaksi dan efek samping obat.
d. Kontraindikasi.
e. Efek aditif.
2.3.4.2 Dispensing
Tujuannya adalah:
tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga
menyertai.
Dispensing sediaan
menjamin kompatibilitas dan stabilitas obat maupun wadah sesuai dengan dosis
yang ditetapkan.
17
b. Dispensing Sediaan Farmasi Berbahaya
Merupakan penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap
pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan
obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung
prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai, sehingga
e. Pakaian khusus.
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
Tujuan :
18
a. Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin terutama yang
Kegiatan :
memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter,
Tujuannya:
19
dan pasif.
rawat inap.
kesehatan lainnya.
kefarmasian.
obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan,
jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping
lain.
2.3.4.6 Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah
20
Melakukan pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari
Tujuan :
Tujuan :
a. Pemilihan obat.
b. Menerapkan secara langsung pengetahuan
farmakologi terapetik.
c. Menilai kemajuan pasien.
d. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.
2.3.4.8 Pengkajian Penggunaan Obat
Tujuan:
a. Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada
21
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada pengkajian penggunaan obat
RI, 2004).
a. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril untuk
dihasilkan.
Fungsi utama CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk
keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsinya adalah
berdekatan dengan ruangan pemakai alat steril terbesar. Dengan pemilihan lokasi
22
seperti ini maka selain meningkatkan pengendalian infeksi dengan meminimalkan
resiko kontaminasi silang serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat steril.
a. Ruangan dekontaminasi
pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal
berbahaya lainnya.
dekontaminasi harus dihisap keluar atau ke sistem sirkulasi udara melalui filter,
tekanan udara harus negatif tidak mengkontaminasi udara ruangan lainnya dan
dekontaminasi harus terletak di luar lalu lintas utama rumah sakit, dirancang
sebagai are tertutup, secara fungsional terpisah dari area di sebelahnya dan dengan
izin masuk terbatas, dirancang secara fungsional terpisah dari area lainnya
dipindahkan ke area yang bersih atau ke area proses sterilisasi dan disediakan
23
Di ruangan ini dilakukan proses pengemasan alat untuk alat bongkar
pasang maupun pengemasan dan penyimpanan barang bersih. Pada ruangan ini
persiapan sterilisasi. Pada daerah ini sebaiknya ada tempat untuk penyimpanan
barang tertutup. Selain linen, pada ruangan ini juga dilakukan pula persiapan
untuk bahan seperti kain kasa, kapas, cotton swab dan lain-lain.
d. Ruangan sterilisasi
Etilen Oksida, sebaiknya dibuat ruangan khusus yang terpisah tetapi masih dalam
digunakan mesin sterilisasi dua pintu, maka pintu belakang langsung berhubungan
tekanan positif dengan efisiensi filtrasi particular antara 90% - 95% (untuk
partikel ukuran 0,5 mikro). Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang
halus dan kuat. Alat steril disimpan pada jarak 19 - 24 cm dari lantai dan
24