Anda di halaman 1dari 44

OBAT ANTI-HIPERTENSI

DEFINISI :
– Meningkatnya tekanan darah arteri yg persisten.
Diklasifikasikan sbb :
Klasifikasi : Sistolik Diastolik
– Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
– Pre-hipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
– Hipertensi-1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
– Hipertensi-2 > 160 mmHg > 100 mmHg
– Penderita dg TDD < 90 mmHg dan TDS > 140 mmHg =
“ Hipertensi sitolik terisolasi “.
– Krisis hipertensi : TD > 180 / 120 mmHg = Hipertensi darurat,
terjadinya akut & sering disertai kerusakan organ =
Hipertensi gawat.
PATOFISIOLOGI :
• Hipertensi adalah penyakit heterogen  penyebbnya :
-. Oleh penyebab spesifik ( hipertensi sekunder ).
-. Oleh penyebab yg patofisiologinya belum jelas ( hipertensi
primer = esensial ).
• Hipertensi sekunder disbbkan : penyakit Ginjal kronik,
Paekromositoma, Sindrom Chusing, Hipertiroid, hiperpara
tiroid, Aldosteron primer, Kehamilan, Obstruktif sleep-
apnea, Kerusakan aorta, Obat ( kortikosteroid, estrogen,
AINS, amfetamine, sibutramin, siklosporin, erytropoitin.
• Hipertensi primer penyebabnya multifaktorial :
-. Ketidaknormalan humoral ( Sistem renin-angiotensin-
aldosteron , Hormon natriuretik, Hiperinsulinisme ).
-. Patologi Sistem saraf pusat, Saraf otonom, Volume
plasma, Konstriksi arteriol.
-. Defisiensi senyawa sintesis lokal vasodilator pd endothe-
lium vaskuler : ( Prostasiklin, Bradikinin, Nitrit oksida )
-. Meningkatnya senyawa vasokontriksi : ( Angiotensi II,
Endotelin I ).
-. Peningkatan [ Ca++ ] intraseluler  perubahan vaskuler,
fungsi otot polos, dan peningkatan resistensi vaskuler
perifer.
• Penybb kematian pd hipertensi : kematian prematur akibat,
-. Serebrovaskuler acsident, Kardiovaskuler, Gagal ginjal.
MANIFESTASI KLINIK :
• Hipertensi primer sederhana biasanya tanpa keluhan.
• Hipertensi sekunder disertai gejala penyakit tertentu. Pada
-. Feokromositoma ( sakit kepala, berkeringat, takikardi,
palpitasi, hipotensi ortostatik ).
-. Aldosteronemia ( hipokalemia kram otot, & kelelahan ).
-. Sindrom Cushing ( BB naik, Poliuria, Oedema, jerawat, ).
TERAPI.
TUJUAN : mengurangi morbiditas dan mortalitas.
TARGET : TD < 140 / 90 mmHg ( Hipertensi tanpa komplikasi ).
TD < 130 / 80 utk DM, Ginjal kronik.
TDS merupakan indikator yg baik utk resiko kardiovaskuler, drpd
TDD ( dijadikan tanda klinik primer dlm mengontrol hipertensi
).
TERAPI non FARMAKOLOGI :
• Pre & Hipertensi dianjurkan memodifikasi gaya hidupnya :
a. Penurunan BB.
b. Diet makanan diambil dari DASH.
c. Mengurangi asupan Na+ ( 2,4 – 6 g.hari NaCl ).
d. Melakukan aktivitas fisik ( aerobik ).
e. Hindari Alkohol dan Rokok.
• Hipertensi 1, 2 : terapi modifikasi dan terapi obat bersamaan.
TERAPI FARMAKOLOGI :
• Tergantung derajat hipertensinya & ada/tidaknya komplikasi.
• Hipertensi tahap 1 diawali dg pemberian Diuretik Thiazide.
• Hipertensi – 2 dg kombinasi ( kecuali ada kontra indikasi ).
• Ada 6 komplikasi hipertensi spesifik dg obat anti-hiertensi :
a. Gagal ginjal akut
b. Paska infark miokardium.
c. Resiko tinggi penyakit Koroner.
d. DM.
e. Gagal ginjal kronik.
f. Memcegah serangan stroke berulang.
KELOMPOK OBAT ANTI-HIPERTENSI :
• Diuretik, RbB, Inhibitor ACE, ARB, CCB, : merupakan agen
primer / obat pilihan utama.
• RaB, Ra2-agonis sentral, Inhibitor adrenergik & Vasodilator
merupakan obat alternatif
1. DIURETIK :
-. Thiazide : Obat pilihan utk hipertensi.
Fungsi ginjal yg kurang baik dan GFR lebih
30 cc/menit masih dpt digunakan/diberikan.
-. Dg menurunnya fungsi ginjal  Na+ & H2O terakumulasi 
diuretik jerat Henle digunakan utk mengatasi efek tsb.
-. Diuretik hemat Kalium : antihipertensi yg lemah jika digunakan
tunggal. Efek hipitensi tampak bila dikombinasi dg Diuretik
hemat kalium thiazide atau jerat Henle. Kekurangan K dpt
teratasi.
-. Antagonis Aldosteron : Diuretik hemat K juga, dg onset sampai
6 minggu dg Spirolakton.
-. Diuretik dpt menurunkan TD dg menybbkan diuresis  Volume
plasma turun dan stroke volume ( SV )  curah jantung ( CO )
turun.  TD turun.
• Banyak antihipertensi menginduksi retensi garam & H2O, hal
ini dpt dilawan dg pemberian diuretik thiazide.
Efek samping Thiazide :
-. Hipo-K, Hipo-Mg, Hipo-Ca, Hiper-uresemia, Hiperglike-
mia, Hiperlipidemia, dan Disfungsi seksual.
-. Diuretik jerat Henle  efek samping lebih kecil.
-. Hipo-K, & Hipo Mg dpt menybbkan kelelahan otot /
kejang  Arithmia jantung dpt terjadi trtm yg dpt
Digitalis, Hipertropi-ventrikel, & Iskemia kordis.
• Diuretik hemat K dpt menybbkan Hiper-K trtm pd gagal ginjal
kronik, DM, dg obat inhibitor ACE, ARB, AINS, obat K.
Sediaan : Bendrofluazide : Cordizide.
Klortalidon : Hygroton, Tenoret, Tenoretic.
Hidroklorotiazide : ( generik )
Indapamid : Natrilix.
Metolazon : Zaroxolyn.
Xipamid : Diuresan.
Furosemid : ( generik ), Arsiret, Diurefo, Farsetic, Farsix,
Furosix, Gralisa, Husamid, Impulgan,
Lasix, Uresix, Yekasix.
Bumetanid : Burinex.
Torasenid : Unat
Amilorid HCl : ( generik ), Puritrid.
Spironolakton : ( generik ), Carpiaton, Letonal.
Manitol : ( generik )
2. INHIBITOR ACE

• ACE membantu produksi Angiotensin, yg berperan dlm regulasi


TD arteri.
• ACE terdistribusi pd jaringan endothelial.
• Tempat produksi Angiotensin adalah pembuluh darah.
• Inhibitor ACE mencegah perubahan Angiotensin I 
Angiotensin II.
• Angiotensin II sbg vasokontriktor & stimulus sekresi Aldosteron
• Inhibitor ACE juga mencegah degradasi Bardikinin & Sintesis
senyawa vasodilator lain : Prostaglandin E2, Prostasiklin.
• Dosis awal rendah  sedikit” ditingkatkan.
• Hipotensi akut dpt terjadi : trtm pd Defisiensi Na+ & hipovolemi.
gagal jantung, lanjut-usia, penggunaan bersama diuretik, &
vasodilator.
• Dosis : 1 x sehari, kecuali Kaptopril ( 2 kali/hari ).
• Inhibitor ACE menurunkan Aldosteron  Hiper-K+ emia,
sering terjadi pd : GGK, DM,  penangannya dg ARB, AINS.
• Efek samping : Neutropenia, Agranulosit, Proteinuria,
Glomerulonefritis, GGA ( tgt stenosis bi/uni lateral dari efek
vasokontriksi arteriole eferen ).
• Penurunan GFR akibat dari inhibisi vasikontriksi angiotensin II
pd arteriole eferen.
• Angioedema ( bibir & lidah oedema, sulit bernafas ) dpt sbg
akibat putus abat, reaksi silang dg ARB.
• Persistensi batuk kering, akibat inhibisi degradasi Bradikinin.
Kontra indikasi : utk Bumil,  dpt nimbulkan masalah neonatal
( gagal ginjal neonatal & kematian neonatal ).
Sediaan obat : Inhibitor ACE.
• Kaptopril. : ( generik ), Acendril, Capoten, Casipril, dll.
• Benazepril : Cibasen.
• Delapril : Cupressin.
• Analapril maleat : ( generik ), Rebacardon, Tenace, dll.
• Fosipril : Acenor M.
• Lisinopril : Anterpril, Noperten, Tensinop, Zestril.
• Perindopril : Prexum.
• Kuinapril : Accupril
3. PENGHAMBAT RESEPTOR ANGIOTENSIN II = ARB

• ARB menahan langsung R.Angiotensin Tipe I ( R-AT1 ).


• AT1 : Reseptor memperantarai efek Angiotensin II ( Vaso-
kontriksi, Pelepasan Aldosteron, Aktivasi simpatik, Pele-pasan
ADH, Kontriksi arteriol eferen glomerulus ).
• ARB tidak mencegah degradasi Bradikinin,  tidak menim-
bulkan efek samping batuk.
• Tambahan obat Diuretik Thiazde meningkatkan efikasi.
• Pada : DM tipe-2, Nefropati, terapi ARB  mengurangi
perkembangan nefropati.
• Pada : Gagal jantung sistolik, mengurangi resiko kardiovas-
kuler saat diberi Diuretk, Inhibitor ACE, b-Bloker.
EFEK SAMPING : ARB efek-sampingnya rendah.
Insufisiensi ginjal, Hiper-K+ emia, Hipotensi ortostatik,
Angioedema, Tidak boleh utk Bumil.
SEDIAAN OBAT : Angiotensin II Reseptor Bloker ( ARB ) 
• Losartan : Acetensa, Cozaar, Insaar.
• Valsartan : Aprovel, Blopress, Diovan.

4. BETA BLOKER
• Mekanisme belum diketahui, tetapi dpt menurunkan curah
jantung, melalui kronotropik ( - ) dan efek inotropik jantung
dan inhibisi pelepasan renin ginjal.
EFEK SAMPING b BLOKER :
• Pd miokardium  Bradikardi, Ketidak-normalan konduksi
AV, Gagal jantung akut.
• Penghambat R-b-2 Pulmoner  Bronchuspasme pd asma /
COPD.
• Penghambat R-b-2 otot polos arteriol kedinginan, memper-
parah nyeri, ( Phenomana Raynould’s ), karena penurunan
aliran darah perifer.
• Penghentian mendadak  angina nonstabil, infark miokard,
dpt meninggal pd predisposisi miokarial. Utk itu penghen-
tian obat b-Bloker harus perlahan diturunkan.
• Peningkatan serum lipid & glukosa (kurang bermakna klinis).
SEDIAAN OBAT : b-BLOKER
a. Propanolol : (generik), Farmadral, Inderal, Lipblok, Propadex.
b. Asebutolol : Sectral.
c. Atenolol : (generik), Farnormin, Internolol, Tenormin,
Tensinorm, Zumablok.
d. Betaksolol : Kerlone.
e. Bisoprolol Fumarat : Concor.
f. Karvedilol : Mikelan.
g. Labetalol HCl : Trandate.
h. Metoprolol : Ateksi, Lopresor, Seloken.
5. PENGHAMBAT / ANTAGONIS SALURAN Ca++ ( CCB )

• CCB menyebbkan Relaksasi Jantung & Otot Polos, dg


menghambat saluran Ca++ yg sensitiv voltage,  mengu-
rangi masuknya Ca++ .
• Relaksasi otot polos vaskuler  vasodilatasi  reduksi TD.
BEBERAPA OBAT & KERJANYA :
1. VERAPAMIL : menurunkan denyut jantung, memperlambat
konduksi nodus AV,  dpt memicu gagal jantung pd pende-
rita lemah jantung,
2. DILTIZEM : menurunkan konduksi AV & denyut jantung ttp
lebih lemah.
EFEK SAMPING ( kedua obat ) :
• Ketidaknormalan konduksi jantung  Bradikardia, Blok AV,
gagal jantung  anoreksia, mual, edema perifer, hipotensi.
• Verapamil dpt menybbkan Konstipasi.
3. DIHIDROPIRIDIN : meningkatkan refleks yg dimediasi baro-
reseptor pd denyut jantung, akibat drpd efek vasodilatasi
perifer. Tidak menurunkan konduksi nodus AV.
4. NIFEDIPIN : Jarang meningkatkan frekuensi, intensitas, durasi
angina, ( diatasi dg Nifedipin lepas lambat ). Efek-samping
lain : sakit kepala, kemerahan, pusing, gingival hiperplasia,
edema perifer, keluhan saluran cerna.

6. ANTAGONIS / PENGHAMBAT R-alfa-1 :


• Kerjanya menginhibisi Katekolamin sel otot polos vaskuler
perifer,  vasodilatasi.
EFEK SAMPING :
-. Hipotensi ortostatik dg pusing. Pingsan sesaat, palpitasi,
sinkope.
-. Dihindari dg pemberian dosis awal kmdn meningkat pelan.
-. Dosis lebih tinggi  retensi air & Na+  efektif bila
bersamaan diberi anti-diuretik.
SEDIAAN OBAT : Antagonis / penghambat R-alfa-1 :
• Prazosin : Hyperal, Minipress.
• Doksazosin : Cardura, Kaltensif.

7. ANTAGONIS alfa-2 PUSAT :


KERJANYA :
• Stimuli R-alfa-2 adrenergik di otak  mengurangi simpatetik
dari pusat Vasomotor & meningkatkan Tonus Vagal. 
penurunan : denyut jantung, curah jantung, resistensi
perifer, aktivitas renin plasma, refleks baroreseptor.  TD
turun.
• Penggunaan kronik :  Retensi air & natrium.
• Sedasi & mulut kering, serta depresi.
• Penghentian mendadak  Hipertensi balik ( overshoot
hipertensi ) ke nilai sebelum terapi, malahan dpt lebih tinggi
• Methyldopa : jarang menimbulkan hepatitis, anemia hemolitik.
 peningkatan persisten GOT,GPT, Alkalin fosfat, 
pertanda adanya hepatitis fulminant ( hati-hati ). fatal.
• Clonidin transdermal : sedikit timbulkan efek samping, tetapi
mahal & timbul efek lokal iritasi kulit.
SEDIAAN OBAT :
• Klonidin : (generik), Catapres, Dixarit.
• Metildopa : Dopamet, Medopa, Tensipas, Hyperpax.

8. RESERPIN :
KERJANYA :
• Mengosongkan NA pd saraf akhir simpatik, & memblok
transport NA ke dlm granul penyimpanan,  saat saraf
terstimuli jumlah NA yg dilepas ke sinaps berkurang 
pengurangan tonus simpatik  Resistensi perifer turun  TD
turun
• Waktu paruh panjang  dosis 1 x sehari, diberikan selama
2 – 6 minggu sampai efek antihipertensi maksimal.
• Dpt menybbkan retensi air & natrium, perlu diberikan
diuretik thiazide.
EFEK SAMPING :
• Depresi. ( akibat kosongnya Katekolamin & Serotonin di
SSP ). Dihindari dg pemberia 0,25 mg/hari.

9. VASODILATOR ARTERI LANGSUNG :


KERJANYA :
• Menyebbkan relaksasi langsung otot polos arteriol.
• Dpt menybbkan angina pd penderita arteri koroner.
SEDIAAN OBAT :
• Hidralazine
• Minoxidil : vasodilator poten.
10. INHIBITOR SIMPATETIK POSTGANGLION.

KERJANYA :
• Mengosongkan NA dari terminal saraf simpatik posganglionik,
dan inhibisi pelepasan NA thdp respon stimuli saraf simpatik.
• Mengurangi curah jantung & resistensi perifer  TD turuN.
EFEK SAMPING :
• Hipotensi ortostatik, Disfungsi ereksi, Diare, kegemukan.
SEDIAAN OBAT :
• Guanethidine.
• Guanadrel.
RINGKASAN : OBAT ANTI-HIPERTENSI.
MENURUT : MEKANISME KERJANYA.

1. DIURETIKA.
2. INHIBITOR ACE.
3. PENGHAMBAT RESEPTOR ANGIOTENSIN II = ARB
4. BETA BLOKER
5. PENGHAMBAT / ANTAGONIS SALURAN Ca++ ( CCB )
6. ANTAGONIS / BLOKER / INHIBITOR R-alfa-1
7. ANTAGONIS / BLOKER / INHIBITOR R -alfa-2 PUSAT
8. Mengosongkan NA pd saraf akhir simpatik, & memblok
transport Nor-Adrenalin
9. VASODILATOR ARTERI LANGSUNG
10. INHIBITOR SIMPATETIK POST-GANGLION
POPULASI KHUSUS dg HIPERTENSI.

1. HIPERTENSI ORANG TUA :


• Morbiditas & mortalitas oleh sebab kardiovaskuler meningkat
pd umur > 50 th.
• Sensitiv pd hipovolemia & inhibisi simpatetik.
• Pengobatan diawali dg dosis kecil diuretik  meningkat scr
bertahap.
• Dg diuretik tidak menurunkan  inhibitor ACE dpt diberikan
dg dosis rendah kmnd ditingkatkan.
• b Bloker merupakan pilihan utama, utk orang-tua dg hiper-
tensi dan angina.
• Inhibitor ACE utk DM atau Gagal jantung
HIPERTENSI pada ANAK dan REMAJA

• Sering Hipertensi sekunder.


• Penyakit ginjal : Pyelonefritis, Glomerulonefritis, Stenosis
arteria ginjal, Cyste ginjal.
• Penanganan non-farmakologi.
• Diuretik, b-Bloker, Inhibitor ACE, antihipertensi efektif.
• Inhibitor ACE & ARB kontraindikasi utk wanita  efek
teratogenik & Stenosis arteri ginjal.

HIPERTENSI pada BUMIL :


• Preeclamsia dg hipertensi & Proteinuria ( TD 140/90 mmHg )
• Pengobatan preclamsia diindikasi jika ada preeclamsia &
konvulsi.
• Antihipertensi digunakan jika DBP > 105 atau 110 mmHg
• Obat yg sering dipakai : Hidralazine, diberikan i.v.
• Hipertensi kronik ( terjadi sebelum 20 minggu kehamilan ) :

-. Methyldopa dipertimbangkan sbg obat pilihan.

-. b-Bloker, labetalol, CCB, sbg alternatif.


• Kontra-Indikasi : Inhibitor ACE & ARB ( tidak boleh diberikan
pada Bumil ).

HIPERTENSI dg PENYAKIT PULMO & ARTERI PERIFER :


• b-Bloker dihindari pd penderita hipertensi dg Asma, COPD,
Penyakit vaskuler.

HIPERTENSI dg DISLIPIDEMIA :
• Dislipidemia dg hipertensi sebaiknya selalu dikontrol.
EPILEPSI / SERANGAN KEJANG.

• Epilepsi adalah gejala, bukan penyakit, & mengenai satu diantara


100 orang.
• Terapi tgt jenis epilepsi.
EPILEPSI / SERANGAN KEJANG dibagi :
1. Epilepsi simtomatik : ( sekunder ) akibat Faktor intra-kranial 
Meningitis, Ensefalitis, Neurosifilis, Abses, TBC, Trauma ( saat
lahir, sedera kepala ), Lesi vaskuler, Degenerasi serebral,
Tumor. Faktor ekstrakranial : Anoksia, Racun ( alkohol, etil-
klorida, timah, kokain ), Gangguan metabolik ( uremia,
alkalosis, gagal hati, hipoglikemia ), henti obat hipnotik opiat.
2. Epilepsi Idiopatik : ( primer ) tidak diketahui sebabnya.
Catatan :
• Otak punya kapasitas menimbulkan serangan kejang jika
stimulusnya cukup.
• Ada orang mengalami serangan spontan tanpa stimulus
pemicu, sedang orang lain jika ada kilatan cahaya, minum
alkohol, kelelahan, atau perlu elektrokonvulsif.
• Derajat utk menimbulkan serangan kejang disebut “ ambang
serangan “ bagi ybs.

JENIS EPILEPSI IDIOPATIK :


• SERANGAN TONIK-KLONIK :
-. Didahului masa ketegangan yg meningkat ( bbrp menit – 2
hari )  hilang kesadaran & jatuh dlm keadaan kaku.
-. Kekakuan otot diikuti kejang umum  diikuti ekstremitas
lemas.
-. Pasien akan sadar sendiri dlm 5 – 15 menit  bingung 15
menit  kmdn tertidur lelap.
-. Serangan ini disebut Grand mal / mayor.
• SERANGAN ABSENS SEDERHANA :
-. Pd anak yg mengalami absens 10 – 15 detik saat menatap
lurus ke depan, kadang berkedip-kedip, atau mendongak,
kmdn kembali pd aktivitas normal.
-. Serangan terjadi 5 – 100 kali / hari.
-. Serangan dikenal sbg serangan petit mal.
• SERANGAN MIOKLONIK :
-. Serangan berupa kedutan satu / semua tungkai, trtm jam
pertama setelah bangun tidur.
-. Mungkin akan melempar barang atau menjatuhkan barang
saat serapan pagi.
-. Terdpt pd pasein dg Gand mal, atau bersama epilepsi
simtomatik.
STATUS EPILEPTIKUS :

• Serangan yg diikuti serangan berikutnya tanpa ada periode

sadar dari pasien.

• Status epileptikus grand mal dpt berlangsung bbrp jam – sp

bbrp hari, & dpt fatal.

• Status ini dpt timbul spontan atau akibat menghentikan obat

antikonvulsi terlalu capat.


OBAT ANTIKONVULSI ( EPILEPSI )

HIDANTOIN – FENITOIN :
• Fenitoin ( Dilantin ) paling banyak dipakai.
• Utk Grand mal, & semua btk epilepsi, kecuali petit mal.
• Dpt dikombinasi dg antikonvulsi lainnya.
SIDE EFEK :
• Hipertropi gusi, bila terjadi perlu ganti antikonvulsi.
• Sindrom Hidantoin fetal  Palatoskhisis, bila ibunya minum
Hidantoin selama kehamilan.
• Dermatitis, demam, eosinofilia, timbul acne umum.
• Nistagmus, inkoordinasi muskuler, vertigo.
• Leukositosis, agranulositosis, trombositopenia.
• Efek dihilangkan dg mengurangi dosis.
INTERAKSI OBAT :
• Metabolisme Fenitoin dipengaruhi obat lain yg diminum
bersamaan.
• Barbiturat, Karbamazepin  meningkatkan metabolisme
Fenitoin  penurunan kadar fenitoin dlm darah.
• Koumarin, Disulfiram, Isoniazid dan kloramphenikol, 
menghambat metabolisme Fenitoin  timbul tanda
keracunan Fenitoin.

BARBITURAT :
• Fenobarbiton, Metilfenobarbiton, Primidon.
• Metilfenobarbiton ( Prominal ) : dimetab.  Fenobarbiton.
• Primidon ( Mysoline ) dimetab.  jadi Pema & Fenobarbiton.
• Barbiturat mendepresi SSP di Korteks & Formatio Retikularis.
• Utk pengobatan : Serangan mayor, dan kejang demam pada
anak-anak.
KARBAMAZEPIN :
• Karbamazepin = Tegretol  utk grand mal, & dikombinasi dg
antikonvulsan lainnya.
• Obat pilihan utk Neuralgia Trigeminus.
INTERAKSI OBAT :
• Fenitoin meningkatkan metabolisme  menurunkan kadarnya
• Danazol  menghambat metab.  meningkatkan kadarnya.

SUKSINAMID :
• Termasuk : Etosuksimid, Metsuksimid, Fensuksimid.
• Utk Petit mal.

Na. VALPROAT :
• Efektif utk Petit mal, Grand mal, Epilepsi campuran, dan
serangan mioklonik.
BENZODIAZEPIN :
• Termasuk : Diazepam ( Valium ), Nitrazepam, Klonazepam.
• Utk mengobati : Status epileptikus, scr i.v.
• Nitrazepam = Mogadon : utk epilepsi mioklonik yg timbul
bersama dg grand mal.
• Klonazepam ( Rivotril ) : utk bermacam btk epilepsi pd
dewasa atau anak.
OBAT UTK STATUS EPILEPTIKUS :
• Diazepam 10 mg i.v. dlm 5 menit  kejang berhenti 
diikuti pemberian Fenitoin i.v. 50 mg / mnt  sp dosis 500
mg – 1.000 mg utk dewasa.
• Klonazepam : 1 – 4 mg i.v. sbg pengganti Diazepam,
Kerjanya lama, ttp efeknya depresi pernafasan & sedasi.
• Jika tak berhasil dicoba dg Pentothal = Tiopentum sodium.
Terima kasih

Sampai jumpa
OBAT PARKINSON

PARKINSON :
• Penyakit neurologik dg manifestasi : ggn sikap, kekakuan,
tremor, hipokinesia ( pengurangan gerakan otot scr abnormal )
• Setiap 100 orang ada 1 di atas umur 50 th.
SEBAB :
• Perobahan dlm otak : pengurangan R Dopamin & sel-sel dlm
substansi nigra.
• Sistem pengendali gerakan terggu, sistem Dopaminergik
defektif, sistem kolinergik jadi dominan.
• Terapi berupaya memulihkan sistem Dopaminergik dengan :
-. L-Dopa, Amantadin. atau
-. Menekan sistem kolinergik, dg antikolinergik : Benseksol,
Benztropin.
OBAT PARKINSONISME.

LEVODOPA ( LARODOPA ) :

• Obat pilihan utk Parkinson.

• Dopamin tidak efektif krn kurang diserap usus & tidak dpt

melewati sawar darah otak.

• Levodopa merupakan prekursor Dopamin, mudah diserap

& dpt lewat sawar darah otak.

• L-Dopa selektif utk mengobati hipokinesia, drpd kekakuan

& tremor.
INTERAKSI OBAT :
• Reserpin ( Serpasil ) menghabiskan dopamin otak.
• Fenotiazin  memblok reseptor dopamin.
• Inhibitor MAO mengurangi degradasi Dopamin & NA 
meningkatkan amin ini,  hipertensi.
• Benzodiazepin & Fenotiazin  menurunkan efek L-Dopa.
• Piridoksin membalikkan efek L-Dopa  sedikit L-Dopa yg lewat
sawar otak

L-DOPA dg INHIBITOR DEKARBOKSILASE :


• Inhibitor dekarboksilase ( Carbidopa ) : yg digabungkan
menguntungkan pengobatan Parkinson.
• Carbidopa tidak lewat sawar darah otak  dg bergabung L-dopa
diperlukan sedikit  efek samping ( mual, muntah ) berkurang.
• Dijual sbg : Sinemet atau Madopar.
ANTIKOLINERGIK :
• Trtm : Benzeksol ( Artene, Anti-spas ), Biperidin ( Akineton ),
Benztropin ( Cogentin ), Orfenadrin ( Norflex, Disipal,
Orpadrex )
• Menurunkan aktivitas kolinergik  mengurangi dominasi sistem
kolinergik, bila gejalanya ringan.
• Kekakuan dan tremor dg sedikit gangguan jalan dpt diberikan.

BROMOKRIPTIN :
• Langsung mempengaruhi R-Dopaminergik  digunakan utk
Parkinson idiopatik, atau pasca ensefalitik.
• Gabungan dg Levodopa sangat efektif.
OBAT MIGREN

• Mengenai 20% penduduk, trtm wanita 2x > pria.


• Bentuk sakit kepala mendadak, disertai mual, muntah, &
fotofobia.
• Sering didahului gangguan visual : melihat bintang, disfagia,
parestesia sebelah.
• Kebanyakan orang dewasa ( pubertas – 65 th ).
• Faktor pemicu : emosional ( stres ). Fisik ( kelelahan, cedera
kepala ), Hormonal ( premenstruasi ), Makanan ( keju, anggur )
• Substansi intrinsik badan : Serotonin, Bradikinin, Histamin.
TERAPI :
• Meliputi : Penatalaksanaan jangka panjang, Pencegahan,
Terapi serangan akut.
OBAT MIGREN JANGKA PANJANG.

TERAPI NON OBAT :


• Menghindari pemicu. ( makanan, situasi dll ).
• Penggunaan : fisioterapi, psikoterapi, akupunctur.
TERAPI OBAT :
• Profilaksis  diindikasi jika serangan > 1 kali / bulan
• Obat yg dipakai : mengubah kerja Katekolamin, Anti-
serotonin.
OBAT YG MENGUBAH KERJA KATEKOLAMIN :
1. KLONIDIN :
-. Dizarit 25 mg  utk terapi profilaksis jangka panjang.
-. Juga utk hipertensi dg nama dagang “ Catapres “ 125 mcg
2. PENYEKAT beta :
2. PENYEKAT beta :
-. Memblok efek beta dari NA.
-. Propanolol ( Inderal ) & Pindolol ( Visken ) berguna utk
mencegah migren.

3. ANTI-DEPRESAN TRISIKLIK :
-. Memblok NA pd terminal saraf  shg tersedia NA lebih
banyak utk bekerja pd dinding pembuluh darah & SSP.
-. Amitriptilin 10 – 60 mg diberikan malam hari.

4. OBAT ANTI-SEROTONIN :
-. Antihistamin, Antiserotonin, Siprohepdin, Metilazin,
Pizotifen malat.
-. Siproheptadin ( Periactin ) diberikan 4 – 8 mg 3 x sehari.
-. Merdilazin ( Dilosyn ) 8 mg 2 x sehari
-. Pizotifen ( Sandimigran ) 0,5 mg 1 – 3 x sehari
MIGREN dg SERANGAN AKUT.

• Diusahakan pasien tenang & dpt tidur.


ANALGESIK :
1. ASPIRIN :
-. Dosis 900 mg ( tiga tablet ).
2. PARASETAMOL :
-. Dosis 1 grm ( dua tablet ).
Bersamaan dengan keduanya dpt diberikan :
-. Kodein, Dekstropropoksifen;
ANTI-EMETIKUM :
-. Termasuk : Metoklopramid, Tietilperazin, Proklorperazin,
Meklozin HCl, Metoklopramid ( Maxolon ), sbg Obat
pilihan.
-. Dosis 10 mg, diberikan 10 menit sebelum Aspirin /
Parasetamol
TRANQUILIZER :
-. Diazepam, umumnya berespon baik  dpt tidur.
-. Diazepam 5 – 10 mg.

ERGOTAMIN :
• Vasokontriktor kuat dlm pengobatan migren.
• Diberikan pd munculnya tanda pertama,
• Dg dosis awal 1 – 2 mg peroral / rektal.
• Kmdn diberi 1 – ½ mg sampai 1 jam.
• Dosis harian tidak lebih 6 mg, dosis mingguan < 10 mg.
SEDIAAN ERGOTAMIN :
• Lingraine : tablet sublingual.
• Medihaler Ergotamin : Inhaler aerosol = o,45 mg/dosis.
• Ergodryl, Migral : Kapsul / tablet oral.
• Cafergot : Tablet oral
BEBERAPA ISTILAH :

1. AANTIEMETIK : Obat mengatasi, mencegah mual, & muntah.


2. ANTIEPILEPTIK = ANTIKONVULSI : obat yg bekerja pd SSP utk
mencegah serangan epilepsi.
3. KATEKOLAMIN : Sekelompok obat simpatomimetik termasuk
Adrenalin.
4. EPILEPSI : Penyakit SSP di mana pelepasan listrik tidak terkendali
oleh sel-sel otak  timbul episode tidak sadar diri atau disfungsi
psikotik sementara dengan atau tanpa kejang
5. MIGREN : Nyeri paroksismal hebat di kepala , umumnya unilateral &
sering ada mual, muntah, & fotofobia.
6. PAROKSISMALl : serangan mendadak, muncul mendadak, atau
peningkatan intensitas gejala mendadak.
7. PSIKOTROPIK : Obat berafinitas tinggi thdp atau mempengaruhi
pikiran / jiwa.
8. SEROTONIN : Hormon yg dilepas dlm darah , bersifat
vasokonstriktor.
Terima kasih

Sampai berjumpa kembali.

Anda mungkin juga menyukai