Anda di halaman 1dari 43

OBAT ANTIHIPERTENSI

Hipertensi
Hipertensi penyakit kardiovaskuler

terbanyak
24% penduduk AS memiliki hipertensi
Hipertensi yang berlanjut akan merusak
pembuluh darah di ginjal, jantung dan otak
Kerusakan pembuluh darah akan mengarah
pada peningkatan insidensi gagal ginjal,
penyakit jantung koroner, gagal jantung
dan stroke

Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan

tingginya tekanan darah dan etiologinya


Berdasar tekanan darah
Klasifikasi

Sistol (mmHg)

Normal
Prehipertensi
Hipertensi tingkat
1
Hipertensitekanan
tingkat
Klasifikasi
2

<120
120-139
140-159

Diastol
(mmHg)
<80
80-90
90-100

>160 untuk usia


>100>18
darah
tahun berdasarkan JNC VII, 2003

Klasifikasi Hipertensi: Etiologi


Hipertensi esensial/primer/idiopatik

> 90% kasus


hipertensi tanpa kelainan dasar

patologi yang jelas


Penyebab: faktor genetik
(kepekaan terhadap natrium) dan
faktor lingkungan (gaya hidup,
stress emosi)

Klasifikasi Hipertensi: Etiologi


Hipertensi sekunder (5-10% kasus), terdiri

dari:
Ht kardiovaskuler (peningkatan
resistensi perifer akibat aterosklerosis)
misal Coarctatio aorta
Ht ginjal (oklusi arteri renalis, Renal
artery constriction
Ht endokrin feokromositoma,
Cushings disease, Aldosteronism
Ht neurogenik (akibat lesi saraf,
menyebabkan gangguan di pusat
kontrol, baroreseptor atau penurunan
aliran darah ke otak)

Diagnosis hipertensi
Didasarkan atas adanya peningkatan tekanan

darah pada pengukuran yang berulang-ulang


Resiko kerusakan ginjal, jantung dan otak
berhubungan dengan tingginya kenaikan tekanan
darah
Sebagian besar hipertensi asimptomatik
Faktor resiko
Merokok
Hiperlipidemia
Diabetes mellitus
Riwayat hipertensi pada keluarga
Manifestasi end organ damages pada awal diagnosis

Hipertensi
Komplikasi hipertensi lama dan/atau berat

yaitu kerusakan organ:


jantung (hipertrofik ventrikel kiri),
otak (strok akibat pecah pembuluh darah

cerebral),
ginjal (penyakit ginjal kronik, gagal ginjal),
mata dan
pembuluh darah perifer.

Tatalaksana Hipertensi
Tujuan: menurunkan mortalitas dan

morbiditas kardiovaskular.
Target tekanan darah:
bila penderita tidak memiliki kelainan

penyerta: <140/90 mmHg


pasien dengan diabetes melitus atau
kelainan ginjal tekanan darah harus
diturunkan di bawah 130/80 mmHg.

Pengaturan tekanan darah

Pengaturan Tekanan Darah


BP = CO x PVR
Tekanan darah dipertahankan melalui

pengaturan cardiac output (CO) dan


peripheral vascular resistance (PVC) pada
lokasi:
(lihat gambar)

1. Arteriol (resistance)
2. Post capillary venules (capacitance)
3.

Jantung (pump output)

Pengaturan Tekanan Darah


4. Ginjal
Mengatur tekanan darah dengan cara

mengatur volume intravaskular


Barorefleks diperankan oleh saraf
otonom yang bekerja sama dengan
mekanisme humoral, Sistem Reninangiotensin-aldosteron
Berfungsi untuk mengkoordinasi lokasi
pengaturan untuk mempertahankan
tekanan darah

Tatalaksana Hipertensi
Strategi pengobatan dimulai dengan
perubahan gaya hidup
diet rendah garam
berhenti merokok
mengurangi konsumsi alkohol
aktivitas fisik yang teratur, dan
penurunan berat badan bagi pasien obesitas
Dicoba sampai 12 bulan bagi penderita hipertensi tingkat
1 tanpa faktor risiko dan kerusakan organ.
Bila memiliki kelainan penyerta (seperti gagal jantung,
pasca infark miokard, penyakit jantung koroner, diabetes
melitus, stroke) maka terapi farmakologi/obat-obatan
harus dimulai lebih dini mulai dari hipertensi tingkat 1.

Tatalaksana Hipertensi
3 pendekatan utama dalam terapi
hipertensi:
1. Menurunkan curah jantung
2. Menurunkan volume darah
3. Menurunkan resistensi perifer

Tatalaksana Hipertensi
Berdasarkan JNC VII tahun 2003,
tatalaksana hipertensi secara farmakologis
dibagi menjadi dua lini:
Lini pertama: diuretik, penyekat reseptor
beta adrenergik (-blocker), ACE inhibitor,
penghambat reseptor angiotensin (ARB),
dan antagonis kalsium/calcium channel
blocker.
Lini kedua: penghambat saraf adrenergik,
penghambat adrenoreseptor alpha (blocker), dan vasodilator.

Lokasi Kerja Obat Antihipertensi

Klasifikasi berdasarkan efek


terapeutik
Obat yang menurunkan curah jantung:
beta blocker
penghambat saraf adrenergik

Obat yang menurunkan tahanan perifer :


Vasodilator
penghambat reseptor a-adrenergik
obat yang bekerja sentral
antagonis kalsium
ACE inhibitor
ARB
Diuretik ( dalam jangka panjang )

Obat yang menurunkan volume darah :


Diuretik

Rekomendasi obat JNC/WHO 2003


Diuretik
Beta blocker
ACE inhibitor
Angiotensin receptor blocker
Calcium channel blocker

Diuretika
Kerja:
meningkatkan ekskresi natrium, air, dan klorida

sehingga menurunakn volume darah dan cairan


ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah
jantung dan tekanan darah.
menurunkan resistensi perifer sehingga
memperkuat efek hipotensinya.
Pada awal pemberian diuetika terjadi

penurunan volume darah dan cardiac output


PVR dapat meningkat
Setelah 6 8 minggu CO kembali normal
sedangkan PVR menurun

Jenis Diuretik
1. Diuretik Golongan tiazid
2. Diuretik kuat/loop diuretic
3. Diuretik hemat kalium

Diuretik Golongan Tiazid


Hambat simporter Na-Cl di tubulus distal ginjal,

sehingga meningkatkan eksresi Na+ dan ClPrototipe: hidroklorotiazid (HCT), bendroflumetazid,


indapamid
Obat utama dalam terapi hipertensi
Efek hipotensi tiazid baru terlihat setelah 2-3 hari
dan mencapai maksimum setelah 2-4 minggu.
ES: hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia,
hiperkalsemia dan hiperurisemia.
Juga dapat sebabkan hiperlipidemia, hiperglikemia
dan kurang efektif pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal.

Diuretik kuat/loop diuretic


Bekerja di ansa Henle pars asendens dengan:

hambat kotransporter Na+, K+, Cl- dan


hambat resorpsi air dan elektrolit.
Digunakan terutama pada pasien gangguan

fungsi ginjal (kreatinin serum >2.5 mg/dL)


atau gagal jantung.
Preparat: furosemid, bumetanid, torasemid
dan asam etakrinat.
ES: hipokalemia, hiponatremia,
hipomagnesemia dan hiperkalsiuria.

Diuretik Hemat Kalium


Terutama digunakan kombinasi dengan

diuretik lain untuk mencegah hipokalemia.


Preparat: amilorid, triamteren, dan
spironolakton (antagonis aldosteron).
Dapat menimbulkan hiperkalemia bila
diberikan pada pasien dengan gagal ginjal
atau bila dikombinasi dengan ACE-inhibitor,
ARB, -blocker, AINS atau suplemen
kalium.

Contoh diuretik

Penghambat adrenoreseptor beta


(-blocker)
Hambat reseptor 1 sehingga:
menurunkan frekuensi denyut jantung dan

kontraktilitas miokard,
menghambat sekresi renin,
mempengaruhi aktivitas saraf simpatis,
perubahan pada sensitivitas baroreseptor,
perubahan aktivitas neuron adrenergik
perifer dan
peningkatan biosintesis prostasiklin
(vasodilator).

Penghambat adrenoreseptor beta


(-blocker)
Efek terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu

setelah terapi dimulai.


Atenolol mrpkn obat pilihan karena bersifat
kardioselektif
Obat lain: labetolol, karvedilol, propanolol
KI: pasien asma bronkial, bradikardia, blokade
AV derajat 2 dan 3, sick sinus syndrome dan
gagal jantung belum stabil.
ES: bronkopasme, gangguan sirkulasi perifer,
depresi, mimpi buruk, halusinasi dan
gangguan fungsi seksual.

Penghambat Angiotensin
Renin yang dikeluarkan oleh korteks ginjal

dirangsang oleh penurunan tekanan arteri


renal, simpatis, peningkatan konsentrasi
natrium pada tubulus distalis ginjal.
Renin bekerja dengan cara memecah
decapeptide angiontensin I.
Angiotensin I diubah oleh ACE (angiotensinconverting enzyme) menjadi Angiotensin II
di paru-paru. Angiotensin II merupakan
vasokonstriktor.

Jenis Obat Penghambat


Angiotensin
Angiotensin-coverting enzyme inhibitors

(ACE-inhibitors), misalnya captopril,


enalapril, lisinopril
AngiotensinReseptor Blockers (ARB),
misalnya: losartan, valsartan.

ACE-inhibitor
Hambat enzim angiotensin converting

enzyme (ACE) yang dalam keadaan normal


bertugas mengaktifkan angiotensin 1
menjadi angiotensin 2 yang berperan dalam
sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron, di
mana aldosteron berfungsi mengkonservasi
air dalam tubuh.
Hambat degradasi bradikinin, sehingga
bradikinin dapat bekerja meningkatkan
sintesis EDRF/NO dan prostasiklin yang
merupakan vasodilator.
Hambat pembentukan angiotensin II secara
lokal di endotel pembuluh darah.

ACE-inhibitor
Dibagi menjadi 2 kelompok:
bekerja langsung, contoh captopril dan

lisinopril
prodrug, contohnya enalapril, kuinapril dan
perindopril.
Efektif untuk hipertensi ringan hingga

berat, hipertensi dengan gagal jantung


kongestif, hipertensi pada diabetes,
dislipidemia, obesitas, hipertensi dengan
penyakit jantung koroner, hipertrofik
ventrikel kiri dll.

ACE-inhibitor
Sering dikombinasikan dengan diuretik, -

blocker atau vasodilator.


KI: stenosis arteri renalis bilateral atau
unilateral pada ginjal tunggal serta pada
ibu hamil.
ES: hipotensi, batuk kering, hiperkalemia,
rash kulit, edema angioneurotik, gagal
ginjal akut, proteinuria.

Penghambat reseptor angiotensin


(ARB)
Hambat efek angiotensin II pada reseptor

AT1 (yang terutama terdapat di otot polos


pembuluh darah dan otot jantung, selain itu
terdapat juga di ginjal, otak, dan kelenjar
adrenal).
Efek yang dihambat: vasokonstriksi, sekresi
aldosteron, rangsangan saraf simpatis,
sekresi vasopresin, rangsangan haus,
stimulasi jantung
Efek jangka panjang: hipertrofik otot polos
pembuluh darah dan miokard.

ARB
Efek yang ditimbulkan mirip dengan efek

ACE-inhibitor, bedanya ARB tidak berES


batuk kering dan angioedema.
Preparat: Losartan, valsartan, irbesartan
ES: hipotensi dan hiperkalemia.
KI: ibu hamil dan menyusui, pasien dengan
stenosis arteri renalis bilateral atau
unilateral pada ginjal tunggal.

Antagonis kalsium /
calcium channel blocker
Hambat influks kalsium pada sel otot polos

pembuluh darah dan miokard, menimbulkan


efek relaksasi arteriol dan penurunan
resistensi perifer.
Preparat: nifedipin, verapamil, diltiazem,
amlodipin, nikardipin, isradipin, dan felodipin.
Golongan dihidropiridin (seperti nifedipin,
nikardipin, dll) bersifat vaskuloselektif ,
menurunkan resistensi perifer tanpa
penurunan fungsi jantung yang berarti (efek
pada nodus SA dan AV minimal).

Antagonis kalsium /
calcium channel blocker
Nifedipin oral sangat bermanfaat untuk

hipertensi darurat (dosis 10mg akan


menurunkan tekanan darah dalam waktu
10 menit), namun tidak dianjurkan untuk
hiperensi dengan penyakit jantung koroner.
ES: iskemia miokard, hipotensi, edema
perifer, bradiaritmia, dll.

Vasodilator
Cara pemberian obat vasodilator, yaitu

Vasodilator oral, misalnya

hidralazine dan minoxidil


Vasodilator parenteral, misalnya
nitroprusside, diazoxide. Digunakan
pada kasus emergensi di RS
Efek samping: sakit kepala, mual,
muntah, jantung berdebar, flushing
Contoh: Hidralazin, Minoxidil,

Nitroprussid

Vasodilator: Hidralazin
Merelaksasi otot polos arteriol melalui

mekanisme yang belum diketahui.


Digunakan sebagai obat kedua atau ketiga
setelah diuretik dan -blocker.
ES: sakit kepala, mual, hipotensi, takikardia
KI: pasien penyakit jantung koroner dan
tidak dianjurkan pada pasien usia di atas
40 tahun.

Vasodilator: Minoksidil
Membuka kanal kalium ATP-dependent

dengan akibat terjadinya efluks kalium


dan hiperpolarisasi membran yang diikuti
oleh relaksasi otot polos pembuluh darah
dan vasodilatasi.
ES: retensi cairan dan garam, refleks
simpatis, hipertrikosis, hiperglikemia
Minoksidil harus diberikan bersama
dengan diuretik dan penghambat
adrenergik (biasanya -blocker) untuk
mencegah retensi cairan dan mengontrol
refleks simpatis.

Vasodilator: Diazoksid
Derivat benzotiazid namun tidak memiliki

efek diuresis.
Kerja mirip minoksidil
Untuk mengatasi hipertensi darurat,
hipertensi maligna, hipertensi ensefalopati,
dan hipertensi berat pada glomerulus akut
dan kronik.
ES: retensi cairan dan hiperglikemia.

Penghambat saraf adrenergik:


reserpin, guanetidin dan guanadrel
Reserpin
Hambat uptake dan memecah katekolamin (epinefrin
dan norepinefrin) di ujung vesikel.
Efek: penurunan curah jantung dan resistensi perifer.
ES: depresi mental, penurunan ambang kejang,
bradikardia, hipotensi ortostatik, dan hiperasiditas
lambung yang dapat mengeksaserbasi ulkus
lambung
Guanetidin dan guanadrel
bekerja menggeser norepinefrin dari vesikel dan
mendegradasinya, sehingga menurunkan tekanan
darah melalui penurunan curah jantung dan
resistensi perifer.
ES: hipotensi ortostatik dan diare

Penghambat adrenoreseptor alpha


(-blocker)
Sebabkan vasodilatasi arteriol dan venula

sehingga menurunkan resistensi perifer.


Preparat: prazosin, terazosin, bunazosin,
dan doksazosin.
Keunggulan: efek positif terhadap lipid
darah dan mengurangi resistensi perifer.
ES: hipotensi ortostatik, sakit kepala,
palpitasi, edema perifer, mual.

Adrenolitik sentral (metildopa dan


klonidin)
Metildopa
prodrug dalam susunan saraf pusat
menggantikan kedudukan dopa dalam sintesis
katekolamin hasil akhir -metilnorepinefrin.
Efek: mengurangi sinyal simpatis ke perifer
sehingga menurunkan resistensi vaskular
tanpa banyak mempengaruhi frekuensi dan
curah jantung.
Efektif bila kombinasi dengan diuretik
Pilihan utama pengobatan hipertensi pada ibu
hamil karena terbukti aman bagi janin.
ES: sedasi, hipotensi postural, pusing, mulut
kering, sakit kepala, depresi.

Adrenolitik sentral (metildopa dan


klonidin)
Klonidin
bekerja pada reseptor -2 di susunan saraf
pusat dengan efek penurunan simpathetic
outflow dan menurunkan resistensi perifer
dan curah jantung.
Sebagai obat kedua atau ketiga jika
penurunan tekanan darah dengan diuretik
belum optimal.
ES: mulut kering, sedasi, dll.

Tatalaksana hipertensi berdasarkan


klasifikasi dan ada/tidaknya kelainan
penyerta menurut JNC VII

Anda mungkin juga menyukai