•TD Berfluktuasi sepanjang hari paling rendah di malam hari & puncaknya di pagi hari –
siang hari
• Beberapa zat yang dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya garam dapur (NaCl),
hormon pria/wanita (pil KB), kortikosteroid, obat analgesik non-steroid, dekongestan,
kafein, alkohol, antidepresan.
DEFINISI HIPERTENSI
• Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan sistol atau diastol atau keduanya
Tekanan diastolik pada 2x atau lebih kunjungan → >90 mmHg
Tekanan sistolik pada 2x atau lebih kunjungan → >40 mmHg
• Hipertensi krisis didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah >180/120mmHg
• Ada 2 macam hipertensi krisis:
1. Hipertensi emergensi: peningkatan tajam tekanan darah yang disertai kerusakan organ
akut maupun kronis
2. Hipertensi urgensi: peningkatan tajam tekanan darah yang tidak disertai kerusakan
organ
Gejala: nyeri kepala pagi dan hilang setelah
bangun, baru terasa setelah beberapa tahun
dan dikenali dengan pengukuran tekanan
darah.
TD yang terlalu tinggi menyebabkan jantung
memompa lebih keras mengakibatkan gagal-
jantung (dekompensasi) dengan rasa sesak dan
udema di kaki
Penatalaksanaan Hipertensi
1. Mengontrol TD <130/80 mmHg sehingga menurunkan risiko mayor kejadian kardiovasular yaitu
fungsi ginjal, otak, jantung dan meningkatkan kualitas hidup.
2. Modifikasi gaya hidup (terapi non-farmakologi).
3. Terapi farmakologi (Obat Antihipertensi)
4. Monoterapi jarang bisa mengontrol tekanan darah, dan banyak pasien memerlukan lebih dari 1 obat
anti hipertensi
5. Respon terhadap berbagai klas antihipertensi adalah heterogen, beberapa pasien mungkin akan
berespon lebih baik dari pasien yang lain.
6. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa penyakit komorbiditas seperti diabetes, dan kerusakan
target organ seperti LVH dan CKD mengindikasikan pemilihan klas obat yang spesifik dalam terapi
hipertensi tetapi hal ini jangan sampai menyampingkan pentingnya kontrol tekanan darah.
7. Penurunan tekanan darah 20/10 mmHg pada pasien hipertensi akan menurunkan 50% risiko kejadian
kardiovaskuler.
Klasifikasi Tekanan Darah
Target Terapi Hipertensi
ACEi Diuretik
CCB
Angiotensin – Converting Enzyme inhibitor/ ACEi
Captopril, Ramipril, Lisinopril, Perindopril, dll
Mekanisme kerja Mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II dengan
menghambat kompetitif ACE
Mekanisme kerja Relaksasi otot polos di dinding arteri, mengurangi resistensi perifer total.
Pada kondisi angina meningkatkan aliran darah ke otot jantung
Mekanisme kerja Vasodilator pembuluh darah koroner dan perifer, meningkatkan aliran darah dan
menurunkan nadi dengan menekan konduksi terhadap nodus AV.
Mekanisme kerja Hambatan reseptor beta selektif (β1 saja) atau nonselektif (β1 dan β2)
menghasilkan efek inotropik dan kronotropik yang negatif.
Mekanisme kerja Mengurangi reabsorbsi Na di tubulus distal-----natriuresis dan kehilangan air secara
bersamaan
Kontraindikasi anuria
- Guideline UK. NICE dan JNC VIII membatasi pemakaian beta-blocker sebagai terapi awal
dengan pengecualian adanya indikasi spesifik seperti pasien gagal jantung kronik, angina
simtomatik, atau pasca infark miokard.
Alasan dibatasinya pemakaian beta-blocker sebagai terapi awal adalah:
(1) Kurang efektif dalam menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung iskemik jika
dibandingkan dengan golongan obat lain;
(2) Meningkatkan risiko diabetes terutama jika dibandingkan dengan terapi diuretik;
(3) Lebih mahal dari segi pembiayaan jika dipakai sebagai terapi awal.
Kesimpulan Terapi Inisial
1. Jika target TD tidak tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan, maka dapat
dilakukan peningkatan dosis obat awal atau dengan menambahkan obat kedua dari salah satu
kelas (diuretik thiazide, CCB , ACEI , atau ARB ).
2. Kombinasi dua obat dosis rendah direkomendasikan untuk kondisi TD >20/10 mmHg di atas
target dan tidak terkontrol dengan monoterapi.
3. Secara fisiologis konsep kombinasi 2 obat (dual therapy) cukup logis, karena respon terhadap
obat tunggal sering dibatasi oleh mekanisme counter aktivasi. Sebagai contoh kehilangan air
dan sodium oleh thiazide akan dikompensasi oleh RAAS sehingga akan membatasi efektivitas
thiazide dalam menurunkan tensi.
4. Kombinasi 2 golongan obat dosis rendah yang direkomendasikan adalah
ACEi+diuretic dan penghambat ACEi+CCB.
5. Penting harus diingat jangan menggunakan kombinasi ACEI dan ARB pada 1
pasien yang sama.