Anda di halaman 1dari 40

BACA D/ HATI

MASING-2

Taha 25-29
 Al-Anbiya’ 83 dibaca

Cut Azwanidar, M.Si., Apt


 meningkatnya tekanan darah di dalam arteri
yang persisten. dimana tekanan sistole lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastole lebih
dari 90 mmHg.
 Curah jantung
 Resistensi perifer
 Tekanan darah dipertahankan melalui pengaturan cardiac output
dan peripheral vascular resistance pada lokasi:
 Arteriol
 Postcapillary venules
 Jantung
 BP=CO x PVR
Patofisiologi

Antivirus Hipertensi primer


Hipertensiuntuk
sekunder (tidak diketahui
herpes spesifik)
(penyebabnya penyababnya)

Umumnya karena peny.


Ginjal kronik atau Multifaktornya:
renovascular
Kondisi lain :
hipertyroid,
kehamilan, aldosteron Slide berikutnya…
primer, kerusakan
aorta
penyebab lain krn obat :
kortikosteroid, estrogen,
AINS, amphetamine,
sibutramin, siklosporin,
tacrolimus, erythopoietin
dan venlafaxine
Patofisiologi
lanjutan…
Hipertensi primer (tidak
diketahui penyababnya)

Multifaktornya:

1. Ketidaknormalan 3. Atau terjadi peningkatan


humonal: sistem renin- produksi senyawa
angiotensin-aldesteron, vasokontriktor spt:
hormaon natriuretik atau angiotensin II dan
hiperinsulinemia endotelin I.
2. Patologi pada SSP,
4. Asupan natrium tinggi dan
serabut saraf otonom,
peningkatan hormon natriuretik
vol.pasma, kontriksi yang menghambat transpor Na
arteriol intraseluler, menghasilkan
3. Defisiensi senyawa peningkatan reaktivitas vaskular
sintesis lokal vasodilator dan
5. TD
Peningkatan kosentrasi
pada endotelium kalsium intraseluler, memicu
vaskular, ex: perubahan vaskular, fungsi
prostagsiklin, bradikinin, otot halus dan peningkatan
nitrit oksida atau resistensi vascular perifer
Tujuan Terapi

Antivirus untuk
Secara keseluruhan Target nilai TDnya
herpes

Kurang dari 140/90 mmHg utk


Mengurangi morbiditas hipertensi tidak komplikasi dan kurang
dan kematian 130/80 untuk pasien DM serta ginjal
kronik
 Diagnosis didasarkan atas adanya peningkatan TD pada
pengukuran yang berulang-ulang pada waktu atau situasi
berlainan.

 Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa


gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal.
 Faktor resiko :
Merokok dan minum alkohol
Hiperlipidemia
Diabetes mellitus
Riwayat hipertensi pada keluarga
Konsumsi tinggi garam,
Stres dan obesitas
Harus dimulai dari gaya hidup :
1. kelebihan BB dianjurkan menurunkannya sp
batas ideal.
2. Latihan fisik/olah raga teratur,
3. Diet rendah garam (<6 g/hari), disertai
dengan asupan kalsium, magnesium dan
kalium yang cukup
4. Tidak minum alkohol,
5. Berhenti merokok
6. Mengurangi makanan berlemak
 Obat antihipertensi lini pertama:
◦ Diuretika
◦ ß-bloker
◦ Angitensin-converting enzim (ACE inhibitor)
◦ Antagonis Angiotensin II
◦ Ca-bloker
◦ α-bloker

Selain itu dikenal juga 3 klp obat lini kedua:


◦ Vasodilator
◦ Penghambat saraf adrenergik
◦ Agonis α-2 sentral/Bekerja pada SSP
A. Diuretik

Bumetanid
Furosemid
Hidroklorotiazid
Spironolakton
Triamteren
ß-Bloker

Atenolol
Labetalol
Metoprolol
Nadolol
Propranolol
Timolol
Inhibitor ACE

Benazepril
Kaptopril
Enalapril
Fosinopril
Lisinopril
Moeksipril
Quinapril
Ramipril
Antagonis Angiotensin II
Losartan
Penghambat Chanal Calcium (Ca-Bloker)

Amlodipine
Diltiazem
Felodipin
Isradipin
Nikardipin
Nifedipin
Nisoldipin
Verapamil
α- Bloker

Doksazosin
Prazosin
Terazosin
Vasodilator
Hidralazin
Minoksidil
Diazoksid
Natrium nitroprusid
Penghambat saraf adrenergik

Reserpin
Guanetidin
Guanadrel
Agonis α-2 sentral

Klonidin
α-metildopa
 Diuretika : suatu obat yg dapat meningkatkan
jumlah urin (diuresis) melalui kerja langsung
pada ginjal.
 Diuretika
 Menurunkan tekanan darah dengan
menyebabkan diuresis
 Pengurangan vol.plasma dan stroke volume
(SV) berhubungan dg dieuresis dalam
penurunan curah jantung (CO) dan TD
akhirnya
 Penurunan CO yang utama menyebabkan
peningkatan resistensi perifer
 Contoh diuretika
 Thiazide, misalnya HCT
 Diuretika kuat, misalnya furosemid (lasix)
 Diuretika hemat kalium : spironolakton
 Thiazide,
 Gol yang dipilih menangani hipertensi, efektif juga
menununkan TD
 Thiazide, bekerja dengan menghambat transport
bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal sehingga
peningkatan eksresi Na dan air sehingga
menunkan vol.ekstrasel, menimbulkan
pengurangan vol. sekuncup jantung dan aliran
darah ginjal.
 Penderita dg fungsi ginjal kurang baik laju filtrasi
glomerulus (LFG) di ats 30 ml/menit, thiazide :
agen yang paling efektif menurunkan TD
 contoh HCT (hidroklortiazid)
 Furosemida adalah suatu diuretika dengan
efek diuretik kuat, yang bekerja dengan
cara menghambat reabsorbsi ion Na pada
lengkungan Henle pada bagian menaik.

 Efek diuresisnya cepat timbul dan cepat


pula berakhir. Lama dan intensitas diuretik
dapat berlainan pada berbagai individu.
 Spironolokton adalah diuretik hemat
kalium, yang bekerja dengan antagonis
aldosteron, untuk pasien hiperurisemia,
hipokalemia dan dg intoleransi glukosa.
 Hipokalemia, kecuali pada diuretika hemat
kalium
 Hipomagnesia
 hiperglikemia
 Peningkatan konsentrasi lemak serum
 Peningkatan konsentrasi asam urat
 Obat-obatan yang mempengaruhi fungsi
saraf simpatis
 Digunakan pada hipertensi sedang
 Pada obat yang bekerja pada SSP dapat
menyebabkan sedasi, depresi mental serta
gangguan tidur
 Jenis obat antihipertensi yang mempengaruhi
fungsi saraf simpatis
 Simpatoplegia sentral, misalnya metildopa,
clonidine
 Penghambat ganglion, misalnya trimetaphan
 Obat penghambat neronadrenergik,
misalnya guanetidin, reserpin
 Beta blocker, misalnya propranolol,
metoprolol, labetalol
 Alfa blocker, misalnya prazosin
 Vasodilator
 Ada cara pemberian obat vasodilator, yaitu
 Vasodilator oral, misalnya hidralazine dan minoxidil
 Vasodilator parenteral, misalnya nitroprusside,
Diazoksid digunakan pada kasus emergensi di RS

Efek samping :
 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Jantung berdebar
 flushing
 Contoh vasodilator
 Hidralasin
 Minoxidil
 Nitroprussid
 Calcium Channel Blockers (CCB), misalnya
nifedipin, amlodipin, felodipin, dll)
 Penghambat Angiotensin
 Renin yang dikeluarkan oleh korteks ginjal
dirangsang oleh penurunan tekanan arteri
renal, simpatis, peningkatan konsentrasi
natrium pada tubulus distalis ginjal.
 Renin bekerja dengan cara memecah
decapeptide angiontensin I.
 Angiotensin I diubah oleh ACE (angiotensin-
converting enzyme) menjadi Angiotensin II di
paru-paru. Angiotensin II merupakan
vasokonstriktor
Jenis obat penghambat angiotensin

 Angiotensin-coverting enzyme inhibitors


(ACE-inhibitors), misalnya captopril,
enalapril, lisinopril
 Angiotensin–Reseptor Blockers (ARB),
misalnya: losartan, valsartan,
 Efek toksik ACE inhibitors
 Hipotensi, biasanya terjadi pada dosis awal
pemberian pada penderita hipovelimi karena
diuretika, pembatasan garam dan diare
 Hiperkalemia, pada gangguan ginjal atau
diabetes
 Batuk kering
 Angioedema
 Tidak boleh diberikan pada wanita hamil
trimester 2 dan3
Efek toksik ARB
 Hampir sama dengan ACE inhibitor
 Tidak memiliki efek samping batuk kering
dan angioedema karena tidak mempengaruhi
bradikinin
Terima Kasih
 x

Anda mungkin juga menyukai