oleh:
Ni Putu Padmaningsih 138115116
Novita Sari 138115117
Oswaldin Heraolia P. 138115118
Paulina Ambarsari M.N.H 138115119
Priscilla Diana Vivi Vionita 138115120
Raisa Novitae 138115121
HIPERTENSI
Apabila endotel rusak, partikel kolesterol akan mudah terendap pada arteri
koronari yang rusak lalu membentuk plak.
ATEROSKLEROSIS
Infark Miokard
DECOMPENSATIO CORDIS
Congestive Heart Failure (CHF)
Gambar. Hubungan Hipertensi dengan Ischemic Heart Disease dan Decompesatio Cordis
B. Penatalaksanaan Terapi
1. Hipertensi
Tujuan dari terapi hipertensi antara lain:
- Mengendalikan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara
seminimal mungkin menurunkan gangguan terhadap kualitas hidup penderita.
- Tekanan darah yang diharapkan setelah terapi adalah <140/90 mmHg tanpa adanya
komplikasi, hal ini berhubungan dengan penurunan risiko komplikasi CVD (Coronary
Vascular Disease)
- Pasien hipertensi dengan komplikasi diabetes melitus dan penyakit renal, tekanan darah
yang diharapkan dapat dicapai setelah terapi yaitu <130/80 mmHg
(Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2006).
(Dipiro 2008)
Golongan Obat Mekanisme/Sasaran Tujuan Pilihan Obat
Nitrat pembentukan nitrit oxide melalui proses Nitric oxide dapat menyebabkan dilatasi pada arteri -Short acting nitrat :
enzimatik maupun vena. Dilatasi vena akan mereduksi tekanan vena Nitroglycerin (i.v,
dan menurunkan preload ventrikular sehingga akan s.c, sublingual),
mereduksi tekanan dinding ventrikular dan kebutuhan Isosorbid dinitrat (i.v
jantung akan oksigen sehingga meningkatkan suplai & s.c)
oksigen. -Long acting nitrat :
Isosorbid dinitrat
(p.o)
Beta- secara kompetitif menghambat pengikatan Mengurangi kebutuhan oksigen dengan menurunkan laju Propanolol, Atenolol,
adrenergic catecholamin (norepinefrin dan epinefrin) denyut jantung dan mengurangi ketegangan dinding Metoprolol
blocking dengan β-receptor sehingga menghambat ventrikel dengan menurunkan afterload. Dengan demikian
agents aktivitas simpatetik yang secara normal obat akan menurunkan iskemia.
akan menstimulasi denyut jantung,
kontraktilitas, konduksi elektrik dan
relaksasi
Antiplatelet Enzim COX-1sehingga menghambat Mencegah terjadinya agregasi platelet pada darah. Aspirin, Clopidogrel
terbentuknya tromboksan sebagai
aktivator agregasi platelet.
Calcium Beraksi pada kanal ion Ca++ (L-type Menurunkan kontraksi otot jantung, menurunkan kebutuhan Verapamil, Nifedipin,
Channel calsium chanel) sehingga mengeblok otot jantung akan oksigen, dan menyebabkan vasodilatasi Felodipin,
Blocker masuknya kalsium pada jantung dan otot otot polos pembuluh darah sehingga mengurangi tekanan Amilodipin,
jantung. Berkurangnya kadar kalsium arteri dan intraventikular. Nikardipin,
akan menurunkan kontraksi otot jantung Diltiazem.
Angiotensin bekerja pada sistem renin angiotensin penghambatan produksi angiotensin II yang dapat Captopril,Benazepril,
Converting aldosteron dengan menghambat menyempitkan pembuluh darah sehingga dapat Lisinopril
Enzyme (ACE) Angiotensin Converting Enzim dalam menurunkan tekanan darah arteri, mereduksi afterload dan
Inhibitors memproduksi angiotensin II. preload serta menurunkan aktivitas simpatetik.
Anti-ischemic Late sodium current Mereduksi kelebihan sodium sehingga dapat memperbaiki Ranolazine
agents kekacauan pada homeostatis ion dan menurunkan
kemungkinan terjadinya iskemi. Terjadinya iskemi
terutama berkaitan dengan reduksi ATP dan penurunan
suplai energi yang menyebabkan kekacauan pada ion
homeostatis intraseluler. Obat ini mengatasi gejala iskemi
yang terjadi pada pasien yang menderita angina pektoris.
3. Decompensatio Cordis
Tujuan terapi decompensatio cordis ialah mengusahakan untuk menghilangkan bendungan sirkulasi, yaitu dengan:
1. Mengurangi beban jantung (istirahat, menurunkan berat badan, pembatasan asupan garam (<1500 mg Natrium/ hari).
2. Meningkatkan kontraktilitas miokard dengan senyawa yang berefek inotropik positif (glikosida jantung, dll).
3. Menekan preload (beban sebelum kerja jantung) dan afterload (beban sesudah kerja jantung), yaitu dengan diuretik untuk mengurangi
volume darah, dan vasodilator untuk menurunkan tahanan pembuluh darah perifer.
4. Menggunakan antiaritmia untuk memperbaiki frekuensi dan kelainan irama jantung.
Dengan meningkatkan kontraktilitas miokard, pengosongan ventrikel akan lebih baik, tekanan vena menurun, frekuensi denyut jantung
akan lebih baik, masa diastol akan lebih panjang, dan aliran darah ke otot jantung diperbaiki. Aliran darah ke ginjal juga diperbaiki, diuresis
meningkat, dan edema akan hilang (Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK Universitas Sriwijaya, 2008).
Obat-obat decompensatio cordis dapat dibedakan atas 3 golongan, yaitu:
1. Inotropik, yang meningkatkan kekuatan kontraksi miokard, yaitu glikosida jantung, misalnya digitalis, digoksin, digitoksin, ouabain,
strophantin K, dan inotropik lain (agonis β-adrenergik dan inhibitor fosfodiesterase).
2. Diuretik, yang menurunkan volume cairan ekstraselular sehingga mengurangi beban jantung.
3. Vasodilator, yang mengurangi beban jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J. T., et. al., 2008, Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, 7th edition, McGrawHill, New York, pp. 140-143.
Dipiro, T., Tarbet, L., Yee, C., Matzke, R., Wells, G., dan Posey, M., 2005, Pharmacotherapy a Pathopysiologic Approach, Medical Publishing
Division, New York, pp. 236-241.
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2006, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Dirjen PP & PL
Depkes RI, Jakarta, pp. 21-24.
Guyton, A. C., et al., 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11., EGC, Jakarta, pp. 262-269.
JNC 7, 2003, Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,
U.S.A., pp.35.
Michael, 2014, The JNC 8 Hypertension Guidelines: An In-Depth Guide, http://www.ajmc.com/publications/evidence-based-diabetes-
management/2014/jan-feb2014/The-JNC-8-Hypertension-Guidelines-An-In-Depth-Guide#sthash.7jFU8vlQ.dpuf, diakses tanggal 15
Maret 2014
Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK Universitas Sriwijaya, 2008, Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi 2, EGC, Jakarta
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Andyana, I. K., Setiadi, A. A. P., dan Kusnandar, 2009, Iso Farmakoterapi, PT. ISFI, Jakarta , pp.
134
WebMD, 2014, Atherosclerosis and High Blood Pressure, http://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/atherosclerosis-and-high-
blood-pressure, diakses pada tanggal 16 Maret 2014
Ziliwu, H. J., 2011, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Jantung, http://kepacitan.files.wordpress.com/2011/06/askep-gagal-jantung.pdf,
diakses tanggal 13 Maret 2014