Anda di halaman 1dari 21

ANTI


OLEH:
YULIANA PUTRI N. (J210180121)
HIPERTENSI
• SYAFIRA SHELSABILLA (J210180133)
• SOFIA NGIZATU RAHMA (J210180137)
• LUTFI AROFATUL INAYAH (J210180138)
• IRMANDA PANGESTI (J210180154)
• MIFTAH NUR AFFANDI (J210180161)
• MUHAMMAD AHSAN AL FAITH (J210180163)
PENGERTIAN:
Antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan untuk mengobati
hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki
resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang
beresiko terkena stroke maupun miokard infark.

TUJUAN:
Adapun tujuan pemberian anti hipertensi yakni :

1. Mengurangi insiden gagal jantung dan mencegah manifestasi yang


muncul akibat gagal jantung.
2. Mencegah hipertensi yang akan tumbuh menjadi komplikasi yang lebih
parah dan mencegah komplikasi yang lebih parah lagi bila sudah ada.
3. Mengurangi insiden serangan serebrovaskular dan akutnya pada pasien
yang sudah terkena serangan serebrovaskular.
4. Mengurangi mortalitas fetal dan perinatal yang diasosiasikan dengan
hipertensi maternal.
JENIS JENIS ANTI HIPERTENSI:
1. Diuretik
=>Menurunkan tekanan darah dengan menghancurkan garam yang
tersimpan di alam tubuh. Macam-macam obat diuretik:
1). Thiazide
=>bekerja dengan cara mengurangi penyerapan natrium dalam ginjal,
sehhingga meningkatkan produksi urine. thiazide dapat melebarkan
pembuluh darah sehingga lebih efektif dalam mengatasi hipertensi. Contoh
obat jenis thiazide antara lain adalah chlortalidone, hydroclhorothiazide,
indapamide.
2). Diuretik Loop
=> Bekerja pada loop(lengkung) Henle di dalam ginjal. Obat ini bekerja
dengan menurunkan penyerapan kalium ,klorida, dan natrium sehingga
memaksa ginjal meningkatkan jumlah urine. Dengan jumlah urine yang
meningkat , tekanan darah turun serta kelebihan cairan yang menumpuk di
dalam tubuh dan paru-paru akan berkurang. Contoh obat jenis ini adalah
bumetanide.
3).Diuretik hemat kalium.
=> Diuretik ini digunakan untuk mencegah hypokalemia. Contoh diuretik
golongan ini antara lain adalah amiloride, eplerenone, spironolactone, dan
triamterene.
4). Penghambat karbonat anhidrase.
=> Bekerja dengan cara meningkatkan konsentrasi asam bikarbonat,
natrium, kalium, dan air yang dikeluarkan dari ginjal. Penghambat karbonat
digunakan untuk menurunkan jumlah cairan di dalam bola mata dan
terkadang mengatasi penyakit akibat ketinggian. Salah satu contoh obat
ini adalah acetazolamide.
5). Diuretik osmotik.
=> Meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring keluar oleh ginjal,
sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal. Contoh obat
diuretik jenis ini adalah mannitol.
Contoh obat diuretik yaitu;
1). Furosemide
 Digunakan untuk membuang cairan atau garam berlebih di dalam tubuh
melalui urine dan meredakan pembengkakan. Dan untuk penderita tekanan
darah tinggi (hipertensi) bidikombinasikan dengan obat diuretik lainnya,
seperti triamtene atau spironolactone.
 Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix. 
 Mekanisme kerja : Mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke
dalam intersitium pada ascending limb of henle.
 Indikasi: Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung kongesti,
sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
 Kontraindikasi : Wanita hamil dan menyusui
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik:
 Efek Samping :
- Susunan saraf pusat: Pusing, vertigo, parastesis, sakit kepala, gangguan
penglihatan, tinnitus, tuli, spasme otot, kelemahan, gelisah
- Kardiovaskular: hipotensi ortostatik
lanjutan….
- Hematologi: Anemia, leukopenia, agranulositosis (jarang),
trombositopenia, anemia aplastik (jarang)
- Saluran pencernaan: anoreksia, mual, muntah, kejang, diare, konstipasi,
pankreatitis
- Hipersensitivitas: purpura, ruam kulit, urtikaria, pruritus
 Interaksi obat:
• Berpotensi meningkatkan efek nefrotoksik (kerusakan ginjal) dari obat
golongan sefalosporin (misalnya cefalotin) dan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAIDs).
• Meningkatkan efek ototoksik (kerusakan telinga) dari obat
aminoglikosida, asam ethacynic, dan obat-obatan ototoksik lainnya.
• Meningkatkan efek hipotensi dari obat penghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE inhibitors), angiotensin II receptor antagonists, dan
obat penghambat monoamine oksidase.
• Risiko hiperkalemia dapat meningkat jika digunakan bersama dengan
obat diuretik hemat kalium.
2). HCT (Hydrochlorothiaside)
 Nama paten:
 Mekanisme kerja : Mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga
volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun.
 Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,
cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
 Kontraindikasi : Hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi
pada kehamilan.
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik : Diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Didistribusi
keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal.
 Efek samping:
 Interaksi obat:
2. Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (β-Blocker)
 Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β-blocker
dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor β1, antara lain :
a. penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga
menurunkan curah jantung
b. hambatan sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat
penurunan Angiotensin II
c. efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada
sensitivitas baroresptor, perubahan neuron adrenergik perifer dan
peningkatan biosentesis prostasiklin.
d. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Propanolol, Metoprolol, Atenolol,
Betaxolol, Bisoprolol, Pindolol, Acebutolol,
e. Penbutolol, Labetalol.
 Macam-macm obat Resptor Beta Adrenergik yaitu;
1). Metoprolol (Beta bloker)
 Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
 Mekanisme kerja : Pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek
pada reseptor ginjal.
 Indikasi : Hipertensi, miokard infard, angina pektoris
 Kontraindikasi : Bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok
kardiogenik, gagal jantung tersembunyi
 Farmakodinamika : Penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan
tekanan darah. Penghambat beta dapat
 Farmakokinetik : Diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu
paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
 Efek samping : Lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk,
diare
 Interaksi obat : Reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
2). Propranolol (Beta bloker)
 Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
 Mekanisme kerja : Diduga karena menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik
di pusat vasomotor otak.
 Indikasi : Hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis
 Kontraindikasi : Syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok
jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati-hati pemberian
pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui
 Farmakodinamika : Penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan
tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta
dan dapat masuk ke ASI.
 Farmakokinetik : Diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu
paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat
mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat obat
lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein.
 Efek samping : Bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme,
agranulositosis, depresi.
  Interaksi obat : Hati-hati bila diberikan bersama dengan reserpine
karena menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis karena
menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat
terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital,
rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan
metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
3. Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)
 Mekanisme kerja: secara langsung menghambat pembentukan Angiotensin II dan
pada saat yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin. Hasilnya berupa
vasokonstriksi yang berkurang, berkurangnya natrium dan retensi air, dan
meningkatkan vasodilatasi (melalui bradikinin). Contoh antihipertensi dari golongan
ini adalah Kaptopril, Enalapril, Benazepril, Fosinopril, Moexipril, Quianapril, Lisinopril.
Contoh obat penghambat ACE-Inhibitor :
1). Kaptopril
 Nama paten : Capoten
 Mekanisme kerja : Menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan
angiotensin II menyusui.
 Indikasi : Hipertensi, gagal jantung.
 Kontraindikasi : Hipersensivitas, hati- hati pada penderita dengan riwayat
angioedema dan wanita
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik:
 Efek samping : Batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia,
pandangan kabur.
 Interaksi obat : Hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak boleh
diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat nitrat
lain, litium.
2). Lisinopril
 Nama paten : Zestril
 Mekanisme kerja : Menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya
aktivitas vasopressor dan sekresi aldosterone.
 Indikasi : Hipertensi
 Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil,
hipersensivitas.
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik:
 Efek samping : Batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
 Interaksi obat : Efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic.
Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat bila
diberikan bersama.
4. Penghambat Reseptor Angiotensin
 Mekanisme kerja : inhibitor kompetitif dari resptor Angiotensin II (tipe 1).
Pengaruhnya lebih spesifik pada Angiotensin II dan mengurangi atau sama sekali
tidak ada produksi ataupun metabolisme bradikinin. Contoh antihipertensi dari
golongan ini adalah Losartan, Valsartan, Candesartan, Irbesartan, Telmisartan,
Eprosartan, Zolosartan.
Contoh obat penghambat Reseptor Angiotensin yaitu;
1). Candesartan
 Nama Paten: Blopress, Blopress Plus, Canderin, Candersatan Cilexetil,
Candefion, Canidix, Quantan, Candotens.
 Mekanisme kerja: Candesartan adalah obat penghambat obat Angiotensin II
(ARB) yang bermanfaat menurunkan tekanan darah, maka komplikasi
hipertensi, seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal, dapat dicegah.
 Indikasi: Kejadian serebrovaskuler, Nefropati diabetik, Gagal Jantung, Hipertensi
 Kontraindikasi: Terdapat alergi terhadap salah satu obat tersebut; selama
kehamilan dan selama laktasi, disfungsi hati atau ginjal, yang dapat mengubah
metabolism dan ekskresi obat, dan pada hipovolemia.
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik: Absobsi, distribusi, metabolisme, eksresi
 Efek Samping: Sakit kepala, pusing, sinkop, dan kelemahan fisik yang dapat
dihubungkan dengan penurunan tekanan kepala; hipotensi; keluhan GI seperti
diare, nyeri abdomen, mual, mulut kering, dan sakit gigi; gejala infeksi saluran
pernapasan atas dan batuk; serta ruam kulit, kulit kering dan alopesia. Pada uji
praklinis, obat-obat ini terbukti terkait dengan terjadinya kanker.
 Interaksi obat:
5 . Antagonis Kalsium
 Mekanisme kerja : antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel
otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium
terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi.
Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti efek takikardia dan vasokonstriksi,
terutama bila menggunakan golongan obat dihidropirin (Nifedipine).
Sedangkan Diltiazem dan Veparamil tidak menimbulkan takikardia karena efek
kronotropik negatif langsung pada jantung.
Macam-macm obat Antagonis Kalsium yaitu:
1). Felodipin
 Nama Paten : -
 Mekanisme Kerja: Hentikan bila terjadi nyeri iskemik;gangguan hati,menyusui;
hindari sari buah grapefruit (mempengaruhi metabolisme).
  Indikasi: hipertensi, angina.
 Kontraindikasi: kehamilan.
 Efek Samping: muka merah, sakit kepala, palpitasi, pusing, fatigue, edema
kaki, ruam kulit dan gatal, hiperplasia, demam, impoten.
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik:
 Efek Samping: muka merah, sakit kepala, palpitasi, pusing, fatigue,
edema kaki, ruam kulit dan gatal, hiperplasia, demam, impoten.
 Ineraksi obat:: Obat ini mempunyai masa kerja yang lebih panjang, dan
dapat diberikan sekali sehari. Nifedipin, nikardipin, amlodipin, dan
felodipin digunakan untuk pengobatan angina atau hipertensi.
Semuanya bermanfaat pada angina yang disertai dengan vasospasme
koroner.
6. Alpha-2 receptor agonist
 Obat ini bekerja dengan menekan aktivitas jaringan yang memproduksi
hormon adrenalin sehingga tekanan darah turun.
Macam-macm obat Alpha-2 receptor agonist yaitu:
1). Metilpoda:
 Nama paten: Dopamet
  Mekanisme kerja:
 Indikasi: hipertensi, bersama dengan diuretika; krisis hipertensi jika
tidak diperlukan efek segera.
 Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma; porfiria.
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik:
 Efek Samping: gangguan saluran cerna, stomatis, mulut kering, sedasi,
depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, gangguan ejakulasi,
kerusakan hati, anemia hemolitik, sindrom mirip lupus eritematosus,
parkinsonismus, ruam kulit, hidung tersumbat.
 Interaksi obat: Meningkatkan risiko hipotensi, jika digunakan dengan 
diuretik. Mengganggu metabolisme obat, jika digunakan dengan
entacapone. Dapat mengurangi efek metildopa, jika dikonsumsi dengan
obat simpatomimetik (misalnya pseudoephedrine), antidepresan
trisiklik, dan obat hipertensi golongan penghambat beta (misalnya
bisoprolol) Meningkatkan efek racun lithium.
7. Penghambat adrenergik perifer
 Obat ini jarang digunakan pada pasien hipertensi,namun apabila
pengunaan obat hipertensi lain belum berhasil maka dokter akan
menyarankan pengunaan obat jenis ini untuk menghambat adregenik
perifer pasien.
Macam-macm obat Penghambat adrenergik perifer yaitu:
1). Reserpine 
 Nama paten : Resapin dan Serpasil
 Mekanisme kerja:
 Indikasi:  Hipertensi ringan sampai sedang.
 Kontraindikasi: Depresi; gagal ginjal berat.
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetik:
 Efek Samping: Depresi (sampai bunuh diri) akibat dosis yang terlalu tinggi;
atau akibat akumulasi dari penggunaan setiap hari untuk jangka waktu
lama (waktu paruhnya 1-2 minggu); bronkospasme; eksaserbasi gagal
jantung kongestif atau tercetusnya gagal jantung yang laten; gejala-gejala
ekstrapiramidal (parkinsonisme, diskinesia, distonia); memburuknya ulkus
peptikum; mengantuk di siang hari, gangguan tidur di malam hari, mimpi
buruk; berat badan naik (nafsu makan bertambah, retensi cairan); kongesti
nasal; dispepsia; kehilangan libido dan impotensi; menstruasi tidak teratur,
amenorea, galaktorea.
 Interakasi obat:
8. Penghambat renin
 Obat ini jenispenemuan baru,yang bekerja menghambat senyawa
kimiawi di dalam tubuuh pasien yang disebut renin. Seperti obat
antihipertensi lainnya,penghambat renin bekerja dengan melebarkan
pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah turun.
Macam-macm obat Penghambat renin yaitu:
1). Aliskerin
 Nama paten : -
 Mekanisme kerja: monitor secara rutin kadar kalium dalam plasma dan
fungsi ginjal, diabetes mellitus dan gagal jantung, angioedema kepala
dan leher. 
 Indikasi: Hipertensi.
 Kontraindikasi: Hipersensitif; kehamilan dan menyusui
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetika:
 Efek Samping: Diare, rash, kenaikan asam urat, gout, batu ginjal,
angioedema, anaemia, hiperkalemia, sakit kepala, nasopharingitis,
pusing, lemah, infeksi saluran nafas bagian atas, nyeri punggung, dan
batuk.
 Interaksi obat:  gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan kerusakan
ginjal atau hipertensi renovaskular.
Hipotensi simptomatik bisa dilihat pada
pasien yang memulai terapi Aliskiren, diperlukan pengawasan ketat.
Tidak boleh
digunakan pada pasien yang sedang mengandung. (Jika kehamilan terjadi
selama terapi, Aliskiren harus dilanjutkan)
9. Penghambat alfa (alpha blocker) 
=> Menghambat hormon katekolamin agar tidk mengikat dengan reseptor
alfa. Hasilnya,sirkulasi darah berjalan lancar,jantung berdenyutu secara
normal, dan tekaan darah menurun.Hanya alfa-bloker yang selektif
menghambat reseptor alfa-1 yang digunakan sebagai antihipertensi.Alfa-
Bloker non selektif kurang efektif sebagai antihipertensi karena hambatan
reseptor alfa-2 di ujung saraf adregenik akan meningkatkan pelepasan
norepinefrin dan meningkatkan aktivitas simpatis
Macam-macm obat Penghambat alfa yaitu:
1). Dexazosin
 Nama paten : -
  mekanisme kerja:
 Indikasi: Hiperplasia prostat jinak pada pasien yang memiliki riwayat
hipertensi maupun tekanan darah normal.
 Kontraindikasi: Usia <16 tahun, hipersensitivitas terhadap doksazosin,
quinazolin, sumbatan pada saluran pencernaan, hiperplasia prostat
jinak dengan riwayat hipotensi, pasien dengan riwayat hipotensi
ortostatik, penyempitan atau penyumbatan dalam saluran kemih,
infeksi saluran kemih yang sudah berlangsung lama, batu kandung
kemih, dan inkontinensi luapan atau anuria dengan atau tanpa
masalah ginjal.
 Efek Samping: Serangan jantung, kelemahan pada lengan dan kaki
atau kesulitan berbicara (gejala stroke), pembengkakan pada wajah,
lidah, atau tenggorokan yang merupakan reaksi alergi, nyeri dada,
angina, napas pendek, sulit bernapas, napas berbunyi, denyut jantung
meningkat/menurun atau tidak beraturan, palpitasi, kemerahan atau
gatal-gatal pada kulit, pingsan, kekuningan pada kulit atau mata,
rendahnya jumlah sel darah putih atau trombosit, dll.
 Interaksi obat: Obat hipertensi lain seperti terazosin dan prazosin,
lihat lampiran 1 (alfa bloker).
10. Vasodilator
=> Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah).
Macam-macm obat Vasodilator yaitu:
1). Hidralazin
  Nama paten : Aproseline
 Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga
resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
 Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
 Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
 Farmakodinamika:
 Farmakokinetika:
 Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna,
mukamerah, kulit kemerahan.
 Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid.

Anda mungkin juga menyukai