Diabetes Mellitus
Merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Perbandingan Perbedaan DM tipe 1 dan 2
DM tipe 1 DM tipe 2
Mula muncul
Umumnya masa kanak-kanak dan remaja, walaupun ada juga pada masa dewasa < 40 tahun Berat Randah, tak ada Biasanya kurus
Pada usia tua,umumnya > 40 tahun Ringan Cukup tinggi, normal Gemuk atau normal
selama20 tahun untuk menurunkan kadar glukosa darah, yang akhirnya pada tahun1954 mulai dicoba oleh Franke dan Fucbs pada manusia untuk mengobati DM
OAD ini sangat membantu pada DM tipe 2 dengan pankreas yang masih mampu mensekresi insulin digunakan terutama untuk DM tipe 2 ( DM tipe 1 masih tergantung dengan penggunaan insulin) Disukai karena: - digunakan dalam jangka waktu yang panjang - bila digunakan penyuntikan, pasien merasa sakit dan reaksi cepat. Hal ini dapat membahayakan bila terjadi kesalahan bahaya hipoglikemik. Preparat - preparat : - Insulin secretagogue I (Sulfonilurea) terbagi2 : Generasi I dan Generasi II
- Biguanide
Preparat-preparat relative baru sebagai alternatif mulai digunakan di klinik. - Meglitinide (Secretagogue ke II ) - Thiazolipinedione - Penghambat glukosidase Alfa Golongan Sulfonilurea dan Golongan Biguanide yang kebanyakan beredar di Indonesia. Sekarang ini untuk Sulfonilurea kebanyakan digunakan adalah OAD dari Generasi II, kecuali chlorpropamide. Meskipun semua OAD mempunyai mekanisme kerja yang hampir sama
Tetapi dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kekhususan dari beberapa OAD yang tersedia, seperti: 1. Chlorpropamide (Diabenese) 2. Tolazaminde (Tolinase) 3. Glibenclamide (Euglicon/Daon1) 4. Gliclazide (Diamicron) 5. Gliquidone (Glurenorm) 6. Glipizide (Minidiab) 7. Glibornuride (Glutril) 8. Biguanide (Metformin)
Golongan
Generasi
S U L F O N I L U R E A
B I G U N I D E
II
Euglucon/Daonil Diamicron Glurenorm Glibinase/Minidiab Glutri Pro-Diaban DBI/Dibotin Glucophage/ biguanil Silubin
Buformin(50)
30 300
FARMAKODINAMIK
Kerja utama: Meningkatkan rilis insulin dari pankreas. Stimulus glukosa untuk rilis insulin yang kurang mencukupi, obat- obat golongan ini masih dapat merangsang lebih rilis insulin
Mempunyai efek regulasi terhadap reseptorreseptor insulin diberbagai sel-sel jaringan, sehingga memperbesar kepekaan jaringan terhadap insulin; dan menurunkan kadar glukagon serum tetapi kemaknaan klinisnya masih dipertanyakan
SULFONILUREA
O R SO2 HN C H N R'
R = gugus alifatik ( asetil, amino, kloro, metil, metiltio, dan trifluoro metil), yang berpengaruh terhadap masa kerja obat dan meningkatkan aktivitas hipoglikemik. Bila R adalah gugus -aril karbokamidoetil (Ar-CONH-CH2-CH2-), seperti pada glibenklamid dan glipizid, senyawa ini mempunyai aktivitas lebih besar bila dibanding senyawa awal. Ini merupakan antidiabetes oral generasi kedua. Diduga hal ini disebabkan oleh fungsi jarak khas antara N substituen dengan atom N sulfonamida sehingga interaksi obat reseptor lebih serasi R = gugus alifatik lain, yang berpengaruh terhadap sifat lipofil senyawa R = metil, senyawa relatif tidak aktif R = etil, senyawa aktivitasnya lemah, dan bila senyawa mengandung 3 - 6 atom C, aktivitasnya maksimal. Aktivitas senyawa hilang bila mengandung atom C = 12 atau lebih R dapat pula berupa gugus alisiklik atau cincin heterosiklik yang terdiri dari 5-7 atom. Bila berupa gugus aril, senyawa menimbulkan toksisitas cukup besar.
Sulfonilurea
FARMAKOKINETIK Absorpsi diusus baik (dapat pemberian peroral), kemudian menyebar keseluruh cairan extrasel Dalam plasma terikat dengan protein plasma (terutama Albumin 70-99%); sebagian dalam bentuk bebas Mula kerja dan lama kerja bervariasi untuk setiap sediaan; t plasma berkisar umumnya 4-5 jam untuk Glibenklamid, antolazamid 6-7 jam, klorpropamid lebih dari 30 jam Dosis tinggi dapat menghambat penghancuran insulin oleh hati
Short-acting
Jenis II
Intermediate
Jenis III
Long-Acting
Chlorpropamide @ 250 mg
Diabenese
Tolbutamid
1000
95 97 88 96 99 92 97 85
4,5 6,5 36 10 4 10 - 12
2.Tolbutamide (Rastinon)
Dosis awal oral : 500 mg 1-2 dd. Diserap secara cepat dalam seluran cerna, kadar obat dalam darah minimum dicapai setelah 5-8 jam Tolbutamide cepat mengalami oksidasi pada gugs p-metil menjadi gugus karboksilat yang tidak aktif.
O O NH NH S O
3. Gliclazide (Diamicron)
Dosis : 40 80 mg / hari . Sifat khususnya: (1) Mempunyai efek hipoglikemik sedang, kerjanya landai (smooth), sehingga jarang menimbulkan hipoglikemik; (2) Mempunyai sifat antiagregasi trombosit yang nyata, sehingga tepat bila digunakan pada DM tipe II yang sudah mempunyai penyulitan giopati diabetik;
(3) Dalam batas tertentu, masih dapat digunakan pada kasus kasus dengan gangguan faal hati dan atau ginjal.
Sifat khususnya : (1) Mempunyai sifat hipoglikemik yang kuat, sehingga para penderita harus selalu diingatkan jangan sampai melewatkan jadwal makannya; efek hipoglikemik bertambah bila diberikan sebelum makan;
(2) Juga mempunyai efek antiagregasi trombosit; (3) Dalam batas batas tertentu masih dapat diberikan pada penderita dengan kelainan faal hati dan atau ginjal.
5. Glipizid (Minidiab)
H N H N S O O H N N O
O N
Dosis : 2,5 - 5 mg / hari. Maksimum 15 mg / hari Sifat khususnya: (1) Menekan produksi glukosa oleh hati; (2) Meningkatkan jumlah reseptor; (3) Juga berpengaruh pada tingkat pasca reseptor
6. Gliquidone (Glurenorm)
Sifat khususnya: (1) Mempunyai sifat hipoglikemik yang sedang, kerjanya landai (smooth), sehingga jarang menimbulkan hipoglikemia; (2) Hampir seluruhnya dieksresi melalui empedu kemudian dikeluarkan ke usus, sehingga aman bila diberikan pada DM dengan kelainan faal hati dan atau ginjal yang agak berat.
INDIKASI SULFONILUREA Pemilihan preparat sulfonilurea yang tepat untuk pasien tertentu penting untuk suksesnya terapi. Yang penting bukan umur pasien. waktu terapi dimulai tetapi umur pasien dimana penyakit mulai timbul pada umumnya hasilnya baik dengan terapi jika DM-nya timbul pada usia > 40 tahun. Untuk mengatasi hiperglikemi diutamakan pengaturan diet dan exercise sampai berat badan ideal obat merupakan pelengkap dalam mempertahankan euglikemik. Selama terapi pemeriksaan fisik & Laboratorium tetap dilakukan teratur dalam keadaan gawat seperti stres, komplikasi infeksi dan pembedahan tetap kembali keterapi insulin sebagai terapi standar.
KONTRA INDIKASI
Pada pasien DM dengan: Disfungsi hati, ginjal endokrin, gizi buruk, alkoholisme akut & pasien yang mendapat diuretik tiazid. Efek potensiasi : meningkatkan keadaan Hipoglikemik dengan penggunaan bersama preparat praparat : Sulfonamid, Propanolol, Salisilat, Clofibrat, Fenilbutazon, Probenesid, Dikumarol, Kloramfenikol, Mono Amino Oksidase Inhibitor, Alkohol.
Efek samping
UGDP (University Group Diabetes Program) 1970 jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular pasien DM yang diobati dengan tolbutamide sangat besar dibanding pasien yang diobati insulin atau plasebo. Seperti sediaan sedian lain sering dilaporkan : rasa tidak enak, sakit perut; Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare) ; saraf (vertigo, bingung, sakit kepala, ataksia).
Efek Samping
Kegagalan sekunder. Maksudnya disini adalah Gagal mempertahankan respon yang baik pada terapi sulfonilurea dalam jangka panjang pada pengelolaan DM tipe2 (dianjurkan terapi berselang dalam dosis tunggal dengan masa kerja pendek); juga penurunan progrsef pada massa sel B pada DM Tipe2 kronis juga berperan untuk kegagalan sekunder ini. Efek teratogen pada hewan uji pernah dilaporkan pada dosis yang besar sehingga tak dianjurkan untuk wanita hamil Efek Diuretik dijumpai pada klorpropamid, Acetohexamide, Tolazamide & Gliburide
Risiko terjadi Ikterus obstruktif paling sering dilaporkan dengan sediaan Klorpropamid (+0,4%); pasien dengan predisposisi genetik bisa terjadi hiper emicflush ( = efek disulfiram = efek Antabus) bila mengkonsumsi alkohol didalam penggunaan terapi Tolbutamid, Gliburide & tersering klorpropamide
Efek Samping
Toksisitas Hematologik (Leukopenia sementara,
Trombositopenia) terjadi pada kurang dari 1% pasien dengan terapi klorpropamide.
gangguan fungsi hati dan atau ginjal); dan cenderung terjadi pada derivat derivat kerja kuat (Glibenklamid, Klorpropamid).
Nafsu
dapat
BIGUANIDE
NH NH
H2 N
N H
NH2
Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan biguanida tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir tidak pernah menyebabkan hipoglikemia. Satu-satunya senyawa biguanida yang masih dipakai sebagai obat hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Metformin masih banyak dipakai di beberapa negara termasuk Indonesia, karena frekuensi terjadinya asidosis laktat cukup sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan fungsi ginjal dan hati.
Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi adalah nausea, muntah, kadang-kadang diare, dan dapat menyebabkan asidosis laktat.
Kontra Indikasi
Sediaan biguanida tidak boleh diberikan pada penderita gangguan fungsi hepar, gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung kongesif dan wanita hamil. Pada keadaan gawat juga sebaiknya tidak diberikan biguanida.
Metformin
N H N NH2
NH
NH
Metformin mempunyai t : 1,5 - 3 jam, tak terikat protein plasma, tidak dimetabolisme, dan dieksresi oleh ginjal sebagai senyawa aktif. Kerjanya pada glukoneogenesis dihati, mengganggu ambilan asam laktat oleh hati. metformin di duga
Pada pasien insufisiensi ginjal dapat terjadi akumulasi Metformin, sehingga meningkatkan risiko Asidosis Laktat Jarang berinteraksi dengan obat lain dan tak menimbulkan resistensi
Indikasi Metformin
A. Penderita NIIDM yang :
1. 2. 3. 4. Obesitas Gagal dengan Monoterapi Gagal dengan Monoterapi Diit Disertai dislipidemia, hiper insulinemia, gangguan rheologi, dan sebagainya.
B. Pederita IDDM yang ada gangguan reseptor dan post reseptor. C. Penderita Non - DM yang disertai obesitas, dislipidemia, hiper insulinemia, gangguan rheologi, dan sebagainya.
Kontra Indikasi
3. Penderita dengan cimetidine (kontra indikasi relatif) karena obat ini menurunkan klirens Metformin
Kontra Indikasi
4. Pasien DM dengan penyakit akut ginjal, penyakit hati, alkoholisme, atau predisposisi untuk terjadinya Anoksia jaringan (misalnya: disfungsi Kardio pulmoner kronis). Karena risiko asidosis laktat yang diinduksi oleh obat Biguanide dengan adanya penyakit tersebut. 5. Pada keadaan gawat
Buformin : khasiat 5x lebih dari Metformin, sifatnya banyak kesamaan dengan metformin, t lebih kurang 3 jam, dieksresi utuh melalui ginjal. Fenformin : khasiat 20 x lebih dari metformin tetapi lebih toksik; resorpsi perlahan & tidak lengkap, dihati mengalami Biotransformasi, dieksresi melalui ginjal
MEGLITINIDE
CH3 O H3 C O OH
N H
CH3
log P = 5,19
Kinetik : Mula kerja obat sangat cepat dengan konsentrasi dan efek puncak +1 jam setelah pemberian, klirens dihati dan t plasma 1 jam masa kerjannya singkat (4-5 jam). Derifat sekret agoginsulin yang baru ini oleh FDA (1998) disetujui untuk penggunaan klinis (dikenal sebagai Repaglinide). Merupakan indikasi: untuk mengontrol perjalanan glukosa pascaprandial. Obat ini digunakan obat tepat sebelum makan kemudian akan makan.
TIAZOLIDINEDIONE
S O N H O
Preparat yang beredar dipasaran Rosiglitazone & Proglitazon disetujui digunakan pada tahun 1999 disetujui digunakan pada DM Tipe 2 sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan Biguanide; Troglitazone terbukti berhubungan dengan terjadinya kerusakan hati idiosinkratis yang rendah tetapi bermakna. Merupakan OAD baru ini dikenalkan dengan kerja meningkatkan sensivitas insulin terhadap jaringan sasaran.
EFEK SAMPING
Efek yang tidak diinginkan yang menonjol: flatulensi, diare dan rasa sakit nyeri abdominal, akibat KH yang tidak diserap didalam kolon, difermentasi jadi asam lemak rantai pendek dengan menghasilkan gas, pada penggunaan kronis, efek samping cenderung berkurang Hipoglikemi dapat terjadi pada pemberian bersamaan dengan sulfonilurea. Dapat diobati dengan Glukosa (Dextrosa) Dikontra indikasikan pada pasien dengan penyakit usus besar kronis / penyakit peradangan usus besar atau berbagai kondisi usus yang dapat memperburuk keadaan yang disebabkan terjadinya gas dan regangan; pasien dengan gangguan ginjal; untuk penggunaan Acarbose harus hati hati pada penyakit hati.
Terima Kasih