Anda di halaman 1dari 17

ANTI

HIPERTENSI
BY KELOMPOK 1 :
1. DIZY AURA A 2022190007
2. INGGAR ASTITI 2022190009
3.SITI SURIYANTI 2022190011
4.ZAHROTUN NURUL F 2022190013
KALI INI TEMA PRESENTASI
KITA PENTING BANGET JADI
KALAU BISA JANGAN KEDIP
SAMPAI SELESAI
PENGERTIAN
ANTIHIPERTENSI
Anti hipertensi merupakan jenis pengobatan baik oral maupun
parenteral, yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
( Hipertensi ). Cara mengetahu tinggi tidaknya tekanan darah
seseorang adalah dengan mengetahui terlebih dahulu tekanan
darahnya
KLASIFIKASI OBAT
ANTIHIPERTENSI
berdasarkan aksinya, obat anti hipertensi diklasifikasikan dalam beberapa
jenis, yaitu :

1.DIERUTIK

Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk meningkatkan ekskresi natrium,


air klorida, sehingga dapat menurunkan volume darah dan cairan
ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis Reseptor
Beta :
a. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium
sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,
cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,
hipertensi pada kehamilan.
2.Antagonis Reseptor- Beta
Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis Reseptor Beta :
a.Asebutol (Beta bloker)

Nama Paten sacral, corbutol,sectrazide.Sediaan obat : tablet, kapsul.Mekanisme kerja


menghambat efektif isoproterenol, menurunkan aktivitas renin, menurunka outflow
simpatetik perifer.Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma,
kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.Kontraindikasi : gagal jantung, syok
kardiogenik, asma, diabetes mellitus, bradikardia, depresi.Efek samping : mual, kaki
tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu ,Interaksi obat : memperpanjang keadaan
hipoglikemia bila diberi bersama insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid
dan asam urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila
diberikan bersama dengan penghambat kalsium
r).
b.Atenolol (Beta bloker)
Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor di
ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi, bradikardia, syok
kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit kemerahan,
impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin. Diuretik
tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat bila diberi
bersama alkaloid ergot.
C.Metoprolol (Beta bloker)
Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek pada reseptor
adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat
diberikan beberapa kali sehari.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik, sehingga menurunkan
denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk
ke ASI.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung
tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinyante
d.Propranolol (Beta bloker)
Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung, menghambat pelepasan
renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat vasomotor otak.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat
diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat –
obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik hepertrofi, miokard
infark, feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III,
gagal jantung kongestif. Hati – hati pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan
menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme, agranulositosis, depresi.
Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena menambah berat hipotensi
dan kalsium antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat
terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan
obat ini. Simetidin menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
3..Antagonis Reseptor - Alfa
Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal berespon terhadap rangsangan
simpatis dengan vasokonstriksi.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium Antagonis:

a.Klonidin (alfa antagonis)


Nama paten : Catapres, dixarit
Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP.
Indikasi : hipertensi, migren
Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.
Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan, antipsikotik, alcohol.
Betabloker meningkatkan efek antihipertensinya
4.Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks kalsium yang
dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi perifer.
jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Kalsium Antagonis:
a.Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta bloker. Efek terhadap
konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin meningkatkan
efeknya.
b.Niedipin (antagonis kalsium)
Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Nifecard, Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri
coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal jantung refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi berat atau
eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan waktu protombin bila
diberikan bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma.
c.(Antagonis kalsium)
Nama paten : Isoptil
Sediaan obat : Tablet, injeksi
Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung dan vaskuler
sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi perifer
sehingga menurunkan penggunaan oksigen.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok jantung tingkat II
dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu, dipsnea, bradikardia,
kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek negative pada denyut,
kondiksi dan kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam darah. Pemberian
bersama antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan kadar
karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas
jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate bila diberi
bersama kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini.
5.ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan
resisitensi perifer. Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori ACE inhibitor:

a.Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan angiotensin II yang
berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan riwayat angioedema dan wanita
menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak boleh diberikan bersama
dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya
menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.
b.Lisinopril

Nama paten : Zestril


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin
I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil, hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic. Indomitasin
meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat bila diberikan bersama.
C.Ramiprill
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin
I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan
sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati – hati
pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Indometasin
menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.
6.Vasidilator
obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Berikut jenis antihipertensi yang termasuk dalam golongan
vasodilator: A.Hidralizin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun,
meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah, kulit
kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid

Anda mungkin juga menyukai