Efek samping beta bloker: gagal jantung, AV blok, spasme bronkus, depresi
B. Nitrat
Nitrat berperan sebagai vasodilator arteri kuat, selain itu juga mempunyai
efek dilatasi pembuluh darah vena sistemik. Hal ini mengakibatkan
peningkatan volume pembuluh darah capacitate (venous), dan meningkatkan
redistribusi volume sirkulasi darah menghasilkan penurunan aliran balik di
ventrikel sehingga kebutuhan oksigen didinding jantung serta miokard menurun.
Efek samping paling sering adalah penurunan tekanan darah sehingga sering
pusing atau sakit kepala.
C. Calcium Chanel Antagonis
Merupakan obat pilihan untuk angina pectoris karena memiliki efek vasodilator
dan menurunkan tahanan perifer.
2. Nifedipin
Merupakan vasodilator arteriol yang sangat kuat, tetapi efek terhadap
SA/AV nodal kecil. Nifedipin sering digunakan dalam terapi pasien dengan
iskemi miokard kronik, angina pectoris stabil dan hipertensi.
Inhibitor
adalah
agen
penghambat
(menyekat)
pembentukan
meningkatkan
sehingga
dapat
meningkatkan
kontraktilitas.
Pemberian
menyebabkan
vasodilatasi
dan
penggunaannya
sering
dosis
rendah
(2,5
mcg/kgBB/mnt)
mempunyai
efek
dosis
tinggi
(10-20
mcg/kgBB/mnt)
mempunyai
efek
Kelas 1B
Lignocain
Indikasi: aritmia ventrikel khususnya karena iskhemi miokard, VT
Dosis
: bolus 1-2 mg/kgBB dalam 5 menit bias diulang 3-5 menit, tidak boleh >
300 mg dalam 1 jam. Dilanjutkan maintenance 1-4 mg/menit
Dosis IV
mukopolisakarida
yang
menghambat
bekuan
darah
Heparin
digunakan
dalam
pengobatan
dan
pencegahan
tromboemboli di vena dan arteri. Tetapi lebih efektif bila digunakan untuk
pengobatan tromboemboli di vena. Juga digunakan dalam pengobatan
miokard infark, CVD, unstable angina pectoris dan DIC.
Kontraindikasi: pasien dengan kecenderungan terjadi perdarahan, gastric
ulcer, SBE, defisiensi vitamin K, gagal ginjal atau hati dan atau pasien yang
menjalani bedah otak atau spinal cord. Pemberian heparin juga tidak
dianjurkan bagi pasien dengan hipertensi malignan, TBC aktif atau pasien
dengan kecanduan alcohol.
Cara Pemberian parenteral: dosis awal diberikan secara bolus sebanyak
5000 unit dilanjutkan dengan drip 1000 unit atau 20.000-30.000 unit per 24
jam. Pada pemberian heparin harus dilakukan pemeriksaan APTT tiap 6 jam
dimana nilai APTT berkisar 1,5-2 kali nilai kontrol.
Efek samping: meskipun sangat jarang tetapi bisa timbul gejala mual,
muntah dan skin rush.
b. Warfarin
Indikasi: antikoagulan oral diberikan pada pasien yang berisiko terjadi
tromboemboli, misalnya pada pasien dengan pasca infark miokard, atrial
fibrilasi, gagal jantung kongestif, atau adanya riwayat emboli sistemik atau
adanya thrombus di LV.
Pemberian warfarin sangat bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin.
2. Anti Trombolitik Agen, yaitu obat yang menghancurkan bekuan darah dengan
mengaktifkan endogenous plasminogen yang menyebabkan fibrinolisis.
Tujuan pemberian antitrombolitik adalah melarutkan thrombus yang menyumbat
arteri koroner pada serangan akut miokard infark.
-
Streptokinase
Urokinase
Indikasi:
-
Usia kurang dari 75 tahun, dengan nyeri dada khas infark yang kurang dari 12
jam sejak timbulnya nyeri.
defibrillator
dan
obat-obat
resusitasi
kardiovaskuler
(trolley
emergency)
5. Profilaksis corticosteroid atau anti histamine bila diperlukan.
Cara Pemberian:
1. Streptokinase
Sebelum pemberian, suntikkan kortikosteroid sebagai profilaksis terhadap
reaksi alergi. Kemudian masukkan 1.500.000 unit selama 60 menit. Berikan
heparin 1000 unit per jam dengan menyesuaikan dosis agar APTT berkisar 1,52 kali kontrol.
2. r- TPA
Sebaiknya diberikan sebelum 6 jam serangan jantung.
Dosis: bolus 15 mg IV, lanjutkan 0,75 mg/kg BB dalam drip selama 1 jam (total
dosis maksimal 100 mg).
Berikan heparin 5000 unit bolus pada saat bersamaan dengan pemberian r
TPA. Lanjutkan dengan pemberian heparin 1000 unit perjam dengan
menyesuaikan dosis agar APTT berkisar 1,5-2 kali kontrol.
3. Pengontrol Platelet, yaitu obat yang menghambat fungsi platelet.
EMERGENCY DRUGS
a. Obat-Obat Hemodinamik
Obat-obatan jantung dipengaruhi oleh:
-
Tropik
Atropik
SV x HR
1. Adrenaline/Epinephrine
Efek: menaikkan laju nadi dan tekanan darah, vasokinstriksi, bronkodilatasi
melalui sistem saraf simpatis reseptor alpha dan beta.
Sediaan: Obat injeksi dalam ampul 1:1000 dan 1:10.000
Indikasi: Asistole, anapilaksis, gagal jantung, vasokonstriktor
Rute
IV
Infus
SC/IM
E.T
Dosis dewasa
Cardiac arrest 1 mg (dapat
diberikan intracardiac), atau 0,1
ml/kgBB,
1:10.000
larutan
adrenalin titrasi
25mg dalam 250 ml dextrose 5%
mulai dengan 5mg/mnt dinaikkan
sampai
mencapai
hasil
yang
diharapkan
0,1-0,15 ml larutan, 1:1000 dapat
diulang setelah 15 menit
2 x dosis intravena
Dosis Pediatric
0,1 ml/kgBB, larutan
1:10.000
(bisa
intracardiaca
pada
cardiac arrest
0,1 ml/kgBB, larutan
1:10.000,
dapat
diulang setelah 15
menit
2-5
mcg/kg
BB/mnt.
Mengaktifkan
reseptor
dopaminergik,
>10mcg/kgBB/mnt.
Mengaktifkan
reseptor
alfa,
membuat
dosis x BB x 60
jumlah mcg/cc
5. Heparin
Efek: merupakan antikoagulan potan yang bekerja terhadap potensiasi terhadap
beberapa faktor koagulan termasuk thrombin dan faktor x. efektifitasnya dapat
diukur secara laboratories yaitu APTT
Sediaan: 2500UI/ml dalam 5 ml (vial), 100 unit=1 mg.
Indikasi; prevensi dan pengobatan thrombosis vena dalam, prevensi thrombus
pada katub protetic dan untuk pengobatan emboli pulmonum. Untuk efek terapi
dapat dicek APTT 1,5-2 kali harga normal.
Dosis; Iv: 5000Unit diikuti dengan infuse 40.000 unit/24 jam, atau 10.000 unit
tiap 6 bulan; SC: 5000 unit sebelum pembedahan kemudian 5000 unit setiap 8-12
jam.
Lama kerja: 4-6 jam
6. AMINOPHILYLLINE
Pengobatan
simtomatis
pada
dispepsia
yang
disebabkan
ulkus
peptikum, gastritis, duodenitis reflux esophagitis, dispepsi non ulkus dan prevensi
stres ulcus. Pada dosis efektif untuk penyembuhan.
Dosis: Untuk pengobatan dispepsia: 1-2 tablet atau 10-20 ml. Untuk pengobatan
ulcus pepticum 20 ml tiap 2 jam.
Lama kerja: 1-4 jam
Efek samping: Senyawa aluminium dapat menyebabkan konstipasi. Senyawa
magnesium dapat menyebabkan diare.
8. BUPIVACAINE (Marcain)
Efek: Obat anestesi lokal
Sediaan: 0,25%, 0,5%, 0,75%, plain atau + adrenaline dalam vial 20 ml
Indikasi: infiltrasi, plexus, epidural, spinal anestesi.
Dosis: tidak melebihi 2 mg/kgBB tiap 4 jam.
Lama kerja: 2-8 jam
Efek samping: toksis anestesi lokal
Perhatian: jangan diberikan intravena
9. CALCIUM
Efek: inotropik ringan, mengurangi efek depresi citrate pada jantung, pada
transfusi darah mencegah tetapi karena kadar Ca yang rendah
Sediaan: Ca gluconate dan Ca chloride 10%
Indikasi: Pada tranfusi darah (lebih dari 1 unit/5 menit pada orang dewasa)
hiperkalemia, tetani.
dengan
obat
lain
(potensiasi
warfarin,
phenitoin,
aminophiline,
ginekomasti (jarang))
11.DIAZEPAM
Efek: sedativa, anticonvulsi poten
Sediaan: 100mg/2ml dalam ampu
Indikasi: premedikasi sedasi, anti convulsi, anti spasmodik, prevensi halusinasi.
Dosis:
Rute
IV
Dosis dewasa
5-20 mg, dengan efek bervariasi pada
Dosis Pediatric
Titrasi, mulai
0,1 ml/kgBB
dengan
sensitif
Infus
80 mg/lt dan diberikan dalam 8 jam
PR
0,25 mg/kgBB
Lama kerja: 15 menit sampai beberapa jam, tergantung dosis
Efek samping: Mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksi
terutam pada pasien tua, kadang terjadi hipotensi. Metabolit diazepam dapat
terakumulasi pada pemberian per infus selama beberapa hari dengan dosis tingi.
Dianjurkan menurunkan dosis secara bertahap berdasarkan respon klinis pasien
Perhatian: pada pemberian intravena dapat menyebabkan kerusakan pada vena
dan pada pemberian jangka lama sebaiknya digunakan jalur vena sentral,
sebaiknya dihindari pemberian intramuskuler karena absorbsinya kurang baik,
selain rasanya nyeri
12.LARGACTIL
Efek: Merupakan transquiliser mayor dengan efek sedatif anti emetic dan
berguna untuk pengobatan hiccup yang persisten. Selain itu juga merupakan
vasodilator dan mempengaruhi homeostatis temperatur.
Sediaan: 25mg/ml dalam ampul
Indikasi: vomitus persisten, tetanus, hiccup persisten, pulmonal
Dosis: im: 25-50 mg dalam 4-8 jam.
iv: 5 mg sebagai vasodilator ringan atao 0,16 mg/kgBB/jam
Efek samping: gejala ekstra piramidal, hipotensi, takikardi, mengatuk
13.DIGOXIN
Efek:
menurunkan
kecepatan
konduksi
impuls
yang
melalui
nodus
samping:
pengobatan
jangka
panjang:
hipertensi,
kelemahan
otot,
26.NORADRENALINE
Efek: vasokonstriksi pembuluh darah melalui alpha reseptor sehingga menaikkan
tekanan darah
Sediaan: 1 mg/ml dalam ampul
Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi yang hebat
Dosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml D5%, infus dimulai dengan dosis 4-8
mg/menit titrasi
Lama kerja: singkat
Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi berlebihan, iskemik miokard, aritmia
27.PHENYTOIN
Efek:
merupakan
anti
konvulsan,
mengurangi
frekuensi
kejang
dengan
29.VERAPAMIL
Efek: meningkatkan periode refraktur otot jantung yaitu dengan menurunkan
kecepatan konduksi jaringan pengantar
Sediaan: injeksi 2,5 mg/ml dalam ampul 2 ml
Tablet: 40 mg, 80 mg, 160 mg
Indikasi: aritmia supraventrikuler, angina
Dosis: intravena 5 mg pasien dan diulang setelah 5 menit sampai dosis
maksimum 10-15 mg
Oral: untuk aritmia 40-120 mg 3x/hari. Utnuk angina 80-120 mg 3x/hari
Lama kerja: 4-8 jam
Efek samping iv: hipotensi, bradikardi, blok, asistole
Tablet: mual, muntah dan konstipasi
Perhatian: jangan berikan verapamil bersama-sama dengan beta bloker, karena
dapat terjadi blok jantung yang fatal
30.WARFARIN
Efek: memperpanjang coagulasi darah dan dapat diukur melalui protrombin time.
Efek antikoagulan ini timbul melalui mekanisme penghambatan efek vitamin K
Sediaan: tablet 1mg, 3 mg, 5 mg
Dosis: 10 mg/hari selama 3 hari diikuti 2-8 mg/hari sampai nilai protrombin time
normal
Indikasi: trombosis vena dalam, emboli pulmonum, fibrilasi atrial, penderita
dengan katub stenosis
Perhatian:
terjadi
[potensiasi
dengan
alkohol
dan
obat
seperti
aspirin,