Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitri Riskiyani

NIM : 201601041

Kelas : 3B Keperawatan

Obat yang digunakan dalam terapi psikosis :

Tipikal Dosis (mg/hari) Atipikal Dosis (mg/hari)

Klorpromazin 50-1200 Sulpiride 400-800


Thioridazine 150-800 Klozapin 300-900
Fluphenazine Oral : 2-20 Olanzapin 10-20
Im : 12,5-250
Haloperidol Oral : 2-60 Quetiapin 150-800
Im : 5-30
Trifluoperazin 5-40 Risperidon 2-8
Thiothixene 5-60 Ziprasidone 40-160
Aripiprazole 10-60

A. Antipsikosis tipikal
Antipsikosis tipikal menimbulkan lebih banyak efek samping meski kerja antipsikosis
mereka baik karena obat tersebut bekerja pada reseptor D2. Obat ini secara struktur serupa
dan secara kimia saling berkaitan. Kerja obat pada reseptor D2 dapat digambarkan pada
tiga jaras utama yang dipengaruhinya :
1. Jaras mesolimbic
2. Jaras tuberoinfundibular
3. Jaras nigrostriatal
Jaras mesolimbic

Jaras mesolimbic berkaitan dengan efek psikologis obat ini :

 Efek antipsikosis
 Sedasi
 Gangguan performa

Jaras tuberoinfundibular

Jaras tuberoinfundibular berkaitan dengan efek neuroendokrin obat ini :

 Hiperprolaktinemia : adalah tingginya kadar prolactin dalam darah dari kelenjar


hipofisis yang dapat menyebabkan produksi air susu ibu serta masalah
menstruasi/ereksi
 Amenore : tidak adanya periode menstruasi pada wanita usia subur
 Galaktorea : susu mengalir keluar secara spontan dari payudara
 Ginekomastia : pembesaran jaringan payudara pada pria
 Infertilitas : ketidakmampuan pria atau wanita secara biologis untuk berperan
dalam konsepsi

Jaras nigrostriatal

Jaras ini berkaitan dengan gangguan pergerakan yang disebabkan oleh obat ini :

 Parkinsonisme : dikarakteristikkan dengan kurang atau lambatnya pergerakan,


kekakuan otot, dan tremor
 Dystonia : dikarakteristikkan dengan kontraksi otot secara terus menerus yang
menyebabkan pergerakan memutir atau pergerakan berulang atau mengadopsi
postur tubuh yang abnormal
 Akatisia : dikarakteristikkan dengan kegelisahan dan ansietas
 Dyskinesia tardive : dikarakteristikkan dengan pergerakan involunter yang
abnormal pada wajah
B. Antipsikosis atipikal
Obat ini, tidak seperti antipsikosis tipikal, menunjukkan sedikit sekali kesamaan dalam
struktur atau kimia.
 Clozapin : merupakan neuroleptic dibenzodiazepine dan mengeluarkan efeknya
melalui reseptor dopamine tetapi juga bekerja pada reseptor muskarinik dan
reseptor 5-HT
 Sulpirida : merupakan penyekat dopamine dan 5-HT dan efektif dalam menangani
skizofrenia. Diperkirakan bahwa sulpirida lebih banyak bekerja pada reseptor
dopamine mesolimbic
 Risperidone : memiliki afinitas yang lebih besar untuk 5-HT dibandingkan dopamin
dan lebih sedikit menimbulkan insidensi sedasi dan efek samping ekstrapiramida
pada pemberian dosis rendah dibandingkan neuroleptic lain.

C. Efek Samping
Efek samping antipsikosis tipikal muncul akibat kerja obat pada berbagai reseptor,
termasuk reseptor dopamin yang memungkinkan obat memberi hasil yang
menguntungkan. Antipsikosis berkaitan dengan tingginya tingkat efek samping, beberapa
efek samping cukup berat dan sering disebut sebagai efek samping ekstra pyramidal (ekstra
pyramidal side- effect, EPSE) contohnya adalah :
 Efek samping dopaminergik, seperti efek neurologis akut (dystonia,
parkinsonisme) dan efek neurologis kronis (dyskinesia tradiv, dystonia tradiv)
 Efek samping neuroendokrin, seperti amenore, galaktorea dan infertilitas
 Efek sampik idiosinkratik seperti sindrom neuroleptic maligna. Ini merupakan
reaksi yang mengancam jiwa bagi beberapa orang yang mengonsumsi obat
antipsikosis
 Efek sampik kolinergik seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi
urin, kegagalan ejakulasi.
 Efek sampuing histaminergic (sedasi)
 Efek samping adrenergic seperti hipotensi, aritmia
 Efek samping beragam seperti fotosensitivitas, sensitivitas terhadap panas, ikterik
kolestatik, pigmentasi retina
Penatalaksanaan efek samping ini seringkali memerlukan peresepan obat lain untuk
mengurangi tingkat keparahannya. Obat tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 Antikolinergik, digunakan untuk mengatasi efek samping motoric (benzheksol,


prosiklidin)
 Psikostimulan digunakan pada demotivasi
 Benzodiazepine digunakan untuk akatisia (lorazepam)
 Penyekat beta dan antihistamin terkadang digunakan untuk akatisia

Antipsikotik atipikal secara umum memiliki profil efek samping yang jauh lebih baik dan
biasanya lebih bisa di toleransi serta lebih aman digunakan.

Sumber :

Baber, P. 2012. Intisari Farmakologi Untuk Perawat. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai