Anda di halaman 1dari 50

PSIKOFARMAKOLO

GI
INDRIASTUTI CAHYANINGSIH
DEFINISI
◦Ilmu yang mempelajari efek obat pada
perilaku manusia dan bagaimana efek ini
terjadi melalui perubahan aktivitas neural
(syaraf).
JENIS -JENIS
◦ANTIPSIKOTIK
◦ANTIDEPRESAN
◦ANTI MANIA
◦ANTI CEMAS
◦ANTIINSOMNIA
ANTIPSIKOTIK
◦golongan obat yang digunakan dalam penanganan gangguan
mental untuk mengendalikan dan mengurangi gejala pada
pasien yang mengalami gangguan bipolar, skizoprenia,
gangguan kecemasan, atau depresi
PATOFISIOLOGI
◦ Patofisiologi skizoprenia melibatkan system dopaminergik dan
serotonergik
◦ Catatan : terdapat hubungan kuat antara system dopaminergik dan
serotonergik → serotonin memodulasi fungsi dopamine (reduction
in serotonin activity are associated with enhancements in
dopamine activity)

◦ Hipotesis / teori tentang patofisiologi skizoprenia :


◦ Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas sistem dopaminergik.
◦ Hiperdopaminergia pada sistem mesolimbik → berkaitan dengan
gejala positif.
◦ Hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal →
bertanggung jawab terhadap gejala negatif dan gejala
extrapiramidal
◦Reseptor dopamine yang terlibat adalah reseptor
dopamine-2 (D2) → dijumpai peningkatan densitas
reseptor D2 pada jaringan otak pasien skizoprenia.
◦Jika sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik
diblokade → mengurangi gejala positif.
◦Jika sistem serotonergik diblokade → meningkatkan
aktivitas dopaminergik pada sistem mesocortis →
mengurangi gejala negatif
JALUR DOPAMINERGIK
SYARAF
1. Jalur nigrostriatal : dari
substantia nigra ke basal
ganglia → fungsi gerakan,
EPS
2. Jalur mesolimbik : dari
tegmental area menuju ke
sistem limbik → memori,
sikap, kesadaran, proses
stimulus
3. Jalur mesocortical : dari
tegmental area menuju ke
frontal cortex → kognisi,
fungsi sosial, komunikasi,
respons terhadap stress
4. Jalur tuberoinfendibular dari
hipotalamus ke kelenjar pituitari
→ pelepasan prolaktin
Antipsikotik tipikal
◦ Klorpromazin
◦ Tioridazin Low potency
◦ Mesoridazin
◦ Flufenazin
◦ Perfenazin
◦ Thiotixene
◦ Haloperidol High potency
◦ Loxapin
◦ molindon
Pada dasarnya potensi tidak berhubungan dengan efektifitas obat → hanya
menunjukkan miligram equivalency (contoh : haloperidol 15 mg equivalent
Dengan klorpromasin 750 mg) → jika digunakan dalam dosis yang ekuipoten
semua antipsikotik tipikal sama efikasinya
Antipsikotik atipikal

Clozapin
Risperidon
Olanzapin
Quetiapin
Ziprasidon

Saat ini lebih banyak digunakan sebagai “drug of choice”


karena relatif lebih aman dari efek samping ekstrapiramidal
Rentang dosis oral efektif dan
potensi anti psikotik
Obat Dosis akut (mg/hari) Dosis pemeliharaan Potensi
(mg/hari)
Klorpromasin 400 – 1000 100 – 300 100
Tioridazin 400 – 800 100 - 200 100
Flufenazin 10 – 60 3 - 20 2
Perfenazin 8 – 64 4 - 32 8
Trifluoperazin 20 – 80 5 - 20 5
Tiotiksen 20 – 80 5 - 30 4
Haloperidol 10 – 60 3 - 20 2
Loxapin 40 – 160 20 - 80 10
Molindon 50 – 200 20 - 100 10
Klozapin 300 – 600 150 - 400 -
Risperidon 4–6 2-4 -
Olanzapin 10 – 20 5 - 50 -
Quetiapin 300 – 600 150 - 300 -
Terapi Stabilisasi

◦ Fase stabilisasi  minggu ke 2 – 3 setelah serangan akut  Tujuan : mengurangi


stres pada pasien & meminimalkan kekambuhan, me↑kan adaptasi pasien,
memfasilitasi pe↓an gejala & me↑kan proses pemulihan
◦ Regimen pengobatan dilanjutkan & dilakukan pemantauan minimal 6 bulan
◦ Pengobatan : antipsikotik atipikal
◦ Jika menggunakan obat tipikal, dapat digunakan dosis yang ekuivalen dengan CPZ
300-1000mg
◦ Terapi tidak menyembuhkan, namun dapat mengurangi gejala
Terapi pemeliharaan
◦ Tujuan : memastikan kesembuhan terpelihara, me↑kan kualitas hidup
pasien, me↓kan tingkat kekambuhan,pemantauan efek samping obat
terus berlanjut
◦ Rekomendasi : intervensi psikososial sebagai terapi (+)an
◦ Terapi pemeliharaan  minimal 1 - 5 tahun sejak sembuh dari episode
akut, setelah 5 tahun  dosis diturunkan perlahan
◦ MESO  EPS, tardive dyskinesia

◦ pasien yg bermasalah dalam kepatuhan minum obat 


diberikan depot terapi (ex: flufenazin/ haloperidol dekanoat i.m dg
interval 2-4 minggu)  diberikan jika pasien memiliki dosis efektif per
oral yang stabil
Masalah dalam penggunaan obat antipsikotik :
ketidakpatuhan akibat efek samping obat

 Efek samping ekstrapiramidal → dijumpai pada obat


antipsikotik tipikal
 Efek antikolinergik (mulut kering, pandangan kabur,
konstipasi, retensi urin, penurunan memori) → pada
antipsikotik potensi rendah (exp : klorpromasin)
 Tardive dyskinesia → gerakan yang tidak terkontrol,
terutama pada mulut, lidah
 Efek pada kardiovaskuler (hipotensi ortostatik) →
pada obat tipikal dan atipikal
 Efek pada fungsi seksual dan endokrin
 kejang → potensi tertinggi pada pemakaian
klorpromasin atau klozapin
Yang termasuk efek samping
ekstrapiramidal
1. Distonia akut  kejang otot & postur abnormal
 Biasa terjadi 3-5 hari setelah tx antipsikotik dimulai atau ketika
dosis ditingkatkan.
2. Pseudoparkinsonisme  gejala parkinson yg memiliki manifestasi
klinik yg sama spt parkinson idiopatik
 Muncul 3 bln pertama stlh pengobatan
3. Akatisia  perasaan subjektif  kegelisahan & kecemasan,
gangguan aktivitas motorik
 Muncul bbrp hari – bbrp minggu stlh penggunaan antipsikotik
ANTIDEPRESAN
DEFINISI
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaaan yang sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan dan rasa putus asa dan
tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
TERAPI FARMAKOLOGI
 Mekanisme terjadinya obat anti depresi adalah :
Menghambat reuptake aminergic
neurotransmitter
Menghambat penghancuran oleh enzim
monoamine oxidase
Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic
transmitter pada sinaps neuron di SSP.
Pemberian anti depresan dilakukan melalui
tahapan – tahapan, yaitu dosis initial, titrasi,
stabilisasi, maintenance dan tapering off, dimana
dosis dan lama pemberiannya berbeda-beda.
DOSIS DEWASA
ANTIDEPRESAN
LINI PERTAMA
◦ ANTIDEPRESAN TRISIKLIK
- Efektif untuk semua jenis depresi
- Membok reuptake NE dan 5-HT
- Mempengaruhi sistem reseptor lain  efek samping pada sistem
kolinergik, neurologik dan kardiovaskular  antikolinergik dan
hipotensi ortostatik
EFEK SAMPING TCA
Efek Antikolinergik
Efek Kardiovaskular (mulut kering,
(aritmia, takikardi, pandangan kabur,
hipotensi ortostatik) konstipasi, disfungsi
sexual)

Weight
Sedasi
Gain
SSRI
(SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE INHIBITOR)
◦ Efikasi sama dengan TCA  pasien yang gagal dengan TCA
mungkin bisa berespon baik dengan SSRI atau sebaliknya.
◦ 5 HT mediated vs NA mediated  perlu penelitian lebih lanjut
◦ ES kardiovaskular, antikolinergik, sedative  minimal
◦ Tidak/sedikit diekskresi di ASI
Interaksi obat
Antidepresan golongan
TCA
ANTI MANIA
ANTI MANIA
◦ kKelompok obat yang digunakan untuk mengendalikan suasana hati atau mood.
◦ Antimania bekerja dalam mengendalikan mood, terutama saat episode
maniaeuforia berlebihan dan berperilaku hiperaktif, sulit tidur, berbicara
berlebihan, rasa percaya diri yang terlalu tinggi, dan bertambahnya nafsu makan.
Seiring perkembangan episode mania, penderita dapat mengalami gejala lanjutan,
seperti pikiran kacau, gaduh gelisah, delusi atau waham, halusinasi, ketakutan,
hingga memiliki keinginan untuk melukai diri sendiri.
EFEK
SAMPING
ANTI CEMAS
◦ golongan obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental,
seperti serangan panik atau gangguan kecemasan
ANTIINSOMNIA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai