Anda di halaman 1dari 10

TERAPI MODALITAS

Oleh : Ns. Yanuar Fahrizal., M.Kep., Sp.Kep.J

NISC : Atha Rahma Talitha & Reshananda Affan A M

TUJUAN PEMBELAJARAN

• Mahasiswa memahami konsep terapi modalitas


• Mahasiswa mampu memahami jenis terapi modalitas
• Mahasiswa mampu memahami manfaat dan indikasi terapi
modalitas

LATAR BELAKANG

• Penyebab terjadinya gangguan jiwa adalah multicausal (ada


beberapa sebabnya)
• Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku
manusia
• Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah
kondisi yang mengandung reaksi (respon yang baru)
• Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya
faktor-faktor yang sifatnya menimbulkan tekanan sosial pada
individu sehingga reaksi indv tersebut dapat diprediksi (reward
dan punishment)
• Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam
menunjuang dan menghambat perilaku individu dalam kelompok
sosial
• Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental
emosional dan sosial ke arah keutuhan pribadi yang dilakukan
secara holistik
DEFINISI

• Suatu tehnik terapi dengan menggunakan pendekatan secara


spesifik
• Suatu sistem psikoterapi yang keberhasilannya sangat tergantung
pada adanya komunikasi atau perilaku timbal balik antara pasien
dan terapis
• Pentingnya Therapeutic use of self
• Terapi yang diberikan dalam upaya mengubah perilaku mal
adaptif menjadi perilaku adaptif

JENIS TERAPI MODALITAS

• Psikofarmaka
• Cognitive Behavior Therapy
• Terapi individu
• Terapi lingkungan (milleu therapy)
• Terapi kelompok
• Terapi keluarga
• Terapi komplementer
• Terapi somatic
• Terapi bermain
A. TERAPI INDIVIDU
• Hubungan terstruktur yang dijalin antara perawat – klien
untuk merubah pikirian, perasaan serta perilaku klien
• Untuk mengembangkan pendekatan unik penyelesaian
konflik, meredakan penderitaan emosional,
mengembangkan cara yang cocok untuk memenuhi
kebutuhan
• Melalui 3 fase (orientasi, kerja dan terminasi)

• FASE ORIENTASI
o Perawat membangun hubungan saling percaya
dengan klien
o Latar belakang klien didiskusikan & isu
diidentifikasi
o Perawat dan klien merumuskan tujuan dan
menentukan komponen praktik
• FASE KERJA
o Klien melakukan eksplorasi diri
o Klien dibantu utk mengembangkan pengetahuan
tentang diri dan didorong menghadapi risiko
mengubah perilaku yang maladaptif
o Disesuaikan dengan kebutuhan klien
• FASE TERMINASI
o Setelah dua pihak menyetujui bahwa masalah yg
mengawali terjalinnya hub. telah mereda dan
lebih terkendali
o Klien merasa lebih baik dan melaporkan
peningkatan fungsi pribadi, sosial atau pekerjaan
o Tujuan terapi telah tercapai
B. PSIKOFARMAKA
• Sediaan kimiawi apabila diberikan pada pasien akan
mempengaruhi : proses pikir, alam perasaan, tingkah laku
dan penghayatan pribadi
• Macam obat :
o Anti Psikosis (haloperidol, CPZ, Clozapin,
Olezapin, Resperidone)
o Anti Depresi (amiphtripilin, Fluoxetin,
mertazepin
o Anti Mania (Carba mecepim, Asam valproic)
o Anti Cemas (Diazepam, alphazolam, prazepam,
Buspiron)
o Anti Insomnia (Nitrocepam, trizolam,
phenobarbital)
o Anti Obsesi Kompulsif (Luvox, Anaframil)
o Anti Panik (Obat dan mekanisme kerja sama
dengan obat obsesi kompulsif sebab keduanya
berkaitan dengan hyperssensitifitas
serotoninergik reseptor di SSP)

C. COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY


• Strategi memodifikasi keyakinan dan sikap
yangmempengaruhi perasaan dan perilaku klien karena
adanya distorsi kognitif
• Proses : membantu mempertimbangkan stressor dan
mengidentifikasi pola pikir dan keyakinan yang tidak
akurat
• Fokus asuhan : reevaluasi ide, nilai, harapan dan memulai
menyusun perubahan kognitif
Gambar 1. Distorsi Kognitif (Stuart, 2013)

Gambar 2. Tahapan Perubahan (Stuart, 2013)


D. TERAPI LINGKUNGAN (MILLEU THERAPY)

• Perawat menggunakan semua lingkungan dalam arti


terapeutik
• Perawat memberi kesempatan tumbuh dan berubah
perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik
dalam aktivitas dan interaksi
• Memberi kesempatan dukungan, pengertian,
berkembang sebagai pribadi yang bertanggung jawab.
• Klien dipaparkan pada peraturan, harapan, tekanan peer,
dan interaksi sosial.
• Perawat mendorong komunikasi dan pembuatan
keputusan, meningkatkan harga diri, belajar ketrampilan
dan perilaku baru.
• Tujuan : memampukan klien dapat hidup di luar lembaga
yang diciptakan melalui belajar kompetensi yang
diperlukan untuk beralih dari rumah sakit ke komunitas.

 Klien dipertahankan selama mungkin dalam


keluarga/masyarakat dengan cara Pendidikan kesehatan
untuk menekan angka kambuh.

E. TERAPI KELOMPOK

• Salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat


kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama
• Perawat berinteraksi dengan sekelompok klien secara
teratur
• Tujuan : meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan
hubungan interpersonal, merubah perilaku maladaptif
• Ada 3 tahap : tahap pemulaan, fase kerja dan tahap
terminasi
• Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi jenis:
o terapi aktivitas kelompok sosialisasi
o terapi aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi
o terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
o terapi aktivitas stimulasi realita

• Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality


testing)
• Membentuk sosialisasi
• Meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara
reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensif
• Mebangkitkan motivasi bagi kemajuan funsi-fungsi
psikologis

• Tahapan terapi kelompok :


o Tahap 1
 Terapis membentuk hubungan kerja
dengan para anggota kelompok.
 Tujuannya adalah agar para anggota
saling mengenal, mengetahui tujuan
serta membiasakan diri untuk melakukan
diskusi kelompok.
o Tahap 2
 Terutama tercapainya transference dan
perkembangan identitas kelompok.
 Transference : suatu perilaku atau
keinginan seseorang pasien A, yang
seharusnya ditujukan kepada orang lain
(misal pasien B) dialihkan kepada orang
lainnya lagi (misalnya pasien C).
 Perkembangan identitas kelompok :
tercapainya sesuatu “sense of belonging“
atau rasa menyatu.

o Tahap 3
 Disebut tahap mutual analysis (saling
menganalisa) yaitu semua pasien akan
mendapat informasi atau reaksi atas apa
yang sudah dikemukakannya.
 Dengan mendapat reaksi yang
bermacam-macam, kelompok dapat
mengambil kesimpulan reaksi mana yang
benar.
 Setiap orang akan mendapatkan koreksi
atau kesan kelompok secara umum atas
tingkah lakunya.

F. TERAPI KELUARGA
• Seluruh keluarga disertakan sebagai unit penanganan
• Semua masalah keluarga diidentifikasi dan kontribusi dari
masing-masing anggota terhadap masalah yang dialami
• Terdiri 3 fase : Fase 1 (perjanjian), fase 2 (kerja) dan fase
3 (terminasi)
• Tujuan : meningkatkan fungsi keluarga

 Keluarga diharapkan dapat mempertahankan perawatan


yang berkesinambungan.
• Ciri-ciri Fungsional Keluarga :
o Mempertahankan keseimbangan
o Mempertahankan emosi
o Kontak emosi dipertahankan oleh tiap generasi
dan diantara generasi
o Hubungan yang erat
o Perbedaan antara anggota keluarga mendorong
meningkatnya pertumbuhan & kreativitas
individu
o Hubungan yg terbuka dan bersahabat antara
orang tua dan anak

• Ciri-ciri Disfungsional Keluarga :


o Keluarga tidak memiliki satu atau lebih fungsi
keluarga
o Ibu yang terlalu melindungi/ ayah yang tidak
pernah ada di rumah
o Orang tua yg super aktif/pasif
o Pasangan yang tidak harmonis

• Psikoedukasi keluarga :
o Sesi 1
 Mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dan merawat satu
masalah kesehatan anggota keluarga
o Sesi 2:
 Merawat masalah kesehatan yang kedua
dari anggota keluarga yang sakit
o Sesi 3:
 Manajemen stres keluarga
o Sesi 4:
 Manajemen beban keluarga
o Sesi 5:
 Memanfaatkan system pendukung
o Sesi 6:
 Mengevaluasi manfaat psikoedukasi
keluarga
G. TERAPI KOMPLEMENTER
• Yoga
• T’ai chi
• Ayuverda
• Hipnoterapi
• Aromaterapi
• Terapi dengan binatang

H. TERAPI SOMATIC
• Didasarkan pada model medikal : memandang gangguan
jiwa sebagai penyakit
• Tekanan: pengkajian spesifik dan pengelompokan gejala
dalam sindroma spesifik.
• Perilaku abnormal akibat penyakit atau organisme
tertentu dan akibat perubahan
• Jenisnya :
o medikasi psikoaktif
o intervensi nutrisi
o fototerapi
o ECT
o bedah otak

I. TERAPI BERMAIN
• Terapis membina hubungan yang hangat
• Merefleksikan perasaan anak
• Mempercayai anak dapat menyelesaikan masalah
• Interpretasi perilaku anak karena anak-anak akan
berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada
dengan kemampuan verbal
• Indikasi :
o anak depresi
o anak cemas
o anak abuse
o dewasa dengan stres pasca trauma

Anda mungkin juga menyukai