Catatan : pola pada penyakit seiring berjalannya waktu berubah terkait dengan faktor
perilaku dimana pada tahun 1990 penyakit yag menyebabkan kematian terbesar merupakan
penyakit infeksi (ISPA,TB,Diare),pada tahun 2010 penyakit tidak menular menjadi penyebab
kematian terbanyak (stroke,kecelakaan,jantung,kanker,diabetes),sedangkan pada tahun 2019
sampai sekarang penyebab kematian terbanyak di sebabkan terjadinya pandemi Covid 19.
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
Catatan : arah pembangunan kesehatan yang pada tahun 2005 mengenai kuratif –
rehabilitatif sekarang mulai bergerak ke arah promotif – preventif dengan tujuan dapat
menjadikan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
SDGs
Sustainable Development Goals (SDGs) : Rencana aksi global yang disepakati oleh
para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi
kesenjangan dan melindungi lingkungan.
SDGs berisi 17 Tujuan dan 16 Target yang diharapkan dapat dicapai pada Tahun
2030.SDGs mempuyai 4 pilar (pembangunan manusia, pembangunan ekonomi,pembangunan
lingkungan hidup, dan governance)
Tujuan SDGs
3.Good Health and Well being (Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik)
Yang pada intinya bertujuan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia.
8.Decent work and economic Growth (Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi)
11. Sustainable cities and communities (Kota dan komunitas yang berkelanjutan)
12. Responsible consumtion and Production (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung
Jawab)
16. Peace and Justice Strong Intitution (Intitusi Kuat Perdamaian dan Keadilan)
1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang
berkualitas
Dimana pada strategi ini perawat mampu berkerja sama dengan berbagai terkiat untuk
mampu mencapai kehidupan yang sehat dan kesejahteraan pdenduduk di segala usia dengan
menggunakan program promosi kesehatan yang menjadi salah satu jembatannya.
10. Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang kesehatan
Pengertian promosi kesehatan yang tertuang dalam piagam ottawa ini kemudian
diperbarui WHO menjadi: “Proses pemberdayaan rakyat (individu dan masyarakat) yang
memungkinkan mereka mampu mengendalikan determinan- determinan kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatannya ”
Catatan : kelompok masuk dalam masyarakat,dan kesamaan atara piagam otawa dan
pernyataan WHO adalah pada bagian dimana hal tersebut dilakukan unuk meningkatkan
derajat kesehatan.
1. Pemerintahan
2. Keluarga – individu
3. Tenaga kesehatan
Catatan : hal yang pertama harus di lakukan adalah membuat individu atau kelompok yang
akan di beri promosi kesehatan tersebut mau terlebih dahulu,lalu berlanjut pada mampu serta
membuat individu atau kelompok tersebut mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan.
1. Sasaran primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal
(misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi
kemasyarakatan dan media massa.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan serta mereka
yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.
1. Pemberdayaan
Adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau
kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Promosi kesehatan mempunyai tujuan
memampukan masyarakat (enable), membuat masyarakat mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan secara mandiri, dengan menggali seluruh potensi
yang ada untuk perbaikan kesehatan dengan memberikan pelatihan, pemberian
informasi dan lingkungan yang mendukung.
proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan
sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
lebih berdaya.
proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya
Pada prinsipnya, pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
Input, meliputi: SDM (pemimpin, toma, toga, kader), jumlah dana yang digunakan,
bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Proses, meliputi: jenis dan jumlah KIE/penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi
pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, adanya siklus
pengambilan keputusan di masyarakat dan pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
Output, meliputi: jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya masyarakat,
jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang
kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan
keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di masyarakat.
Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam menurunkan
angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan status gizi
masyarakat.
2. Advokasi
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan
yang dilaksanakan. Advokasi perlu dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan
klien, rumah sakit membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu
yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan
(policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi
pemerintah maupun swasta.
Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-macam, yaitu
2. Seminar/presentasi
3. Media
4. Perkumpulan
3. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini
publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti: tokoh
masyarakat, tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta,
media massa, organisasi profesi pemerintah dan lain-lain.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di
mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang- orang yang menjadi panutan/idolanya,
kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum)
memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut
Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder atau petugas pelaksana diberbagai
tingkat administrasi (dari pusat hingga desa).
Strategi bina suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma- norma dan
kondisi/situasi kondusif di masyarakat dalam mendukung perilaku sehat.
Bina suasana sering dikaitkan dengan pemasaran sosial dan kampanye, karena
pembentukan opini memerlukan kegiatan pemasaran sosial dan kampanye. Namun
perlu diperhatikan bahwa bina suasana dimaksud untuk menciptakan suasana
yang mendukung, menggerakkan masyarakat secara partisipatif dan kemitraan.
Tujuan utama bina suasana adalah mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat
dalam mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau
menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut.
Bentuk kegiatan untuk mendapatkan dukungan social ini antara lain: pelatihan para
toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma.
Pendekatan dalam bina suasana
1. Pendekatan Individu
Bina Suasana Individu ditujukan/dilakukan kepada individu-individu tokoh
masyarakat
Individu tersebut diharapkan:
Dapat menyebarluaskan opini yang positif terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan.
dapat menjadi role model dalam hal perilaku yang sedang diperkenalkan.
Yaitu dengan bersedia atau mau mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan tersebut
dapat diupayakan agar mereka bersedia menjadi kader dan turut
menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi
perubahan perilaku individu.
2. Pendekatan Kelompok
Bina Suasana Kelompok ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW),
Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi, Organisasi Wanita,
Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan lain-lain.
Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan atau bersama-sama dengan
pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dengan pendekatan ini diharapkan
kelompok-kelompok tersebut menjadi peduli terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan ini dapat
berupa kelompok tersebut bersedia juga mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan melakukan kontrol sosial
terhadap individu-individu anggotanya.
3. Pendekatan Masyarakat Umum
Bina Suasana Masyarakat Umum dilakukan terhadap masyarakat umum dengan
membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran,
majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum yang
positif tentang perilaku tersebut.
Diharapkan:
Media-media massa tersebut menjadi peduli dan mendukung perilaku yang
sedang diperkenalkan
Media-media massa tersebut bersedia menjadi mitra dalam rangka menyebar-
luaskan informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan
menciptakan pendapat umum (opini publik) yang positif tentang perilaku
tersebut
Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai
pendukung atau “penekan” (social pressure) oleh individu individu anggota
masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang
sedang diperkenalkan
Promosi kesehatan tidak hanya berkutat pada pendidikan kesehatan saja akan tetapi
banyak strategi yang bisa digunakan dalam rangka promosi kesehatan.
Masalah yang semakin kompleks membutuhkan suatu upaya pendekatan dan
intervensi promosi kesehatan yang lebih efektif
Adanya Peran politik yang sangat menentukan keberhasilan dalam promosi kesehatan
perlu diperhatikan
Adanya peningkatan dalam teknologi dan komunikasi perlu dipertimbangkan dalam
promosi kesehatan
Catatan : pada beberapa foto di atas dapat di lihat betapa begitu pesatnya kemajuan
teknologi di era sekarang,bahkan memungkinkan segala sesuatu di lakukan dengan hanya di
rumah dan mengoprasikan banyak fitur aplikasi di handphone termasuk juga dalam
melakukan promosi kesehatan ,namun dari semua itu terdapat juga kesenjangan akses
telekomunikasi di dalam nya dimana tidak semua daah yang ada di Indonesia memiliki
jaringan internet yang sama bagusnya.