Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR PARADIGMA DALAM PROMISI KESEHATAN

Bu Nina Dwi Lestari,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom

PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU

Catatan : pola pada penyakit seiring berjalannya waktu berubah terkait dengan faktor
perilaku dimana pada tahun 1990 penyakit yag menyebabkan kematian terbesar merupakan
penyakit infeksi (ISPA,TB,Diare),pada tahun 2010 penyakit tidak menular menjadi penyebab
kematian terbanyak (stroke,kecelakaan,jantung,kanker,diabetes),sedangkan pada tahun 2019
sampai sekarang penyebab kematian terbanyak di sebabkan terjadinya pandemi Covid 19.
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN

Catatan : arah pembangunan kesehatan yang pada tahun 2005 mengenai kuratif –
rehabilitatif sekarang mulai bergerak ke arah promotif – preventif dengan tujuan dapat
menjadikan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Untuk mencapai hal tersebut pemeritah menggerakkan beberapa cara melalui :

PROGRAM INDONESIA SEHAT

1) Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi


setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujud
bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera .
2) Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dengan beberapa program yang salah satunya Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS)

SDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) : Rencana aksi global yang disepakati oleh
para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi
kesenjangan dan melindungi lingkungan.
SDGs berisi 17 Tujuan dan 16 Target yang diharapkan dapat dicapai pada Tahun
2030.SDGs mempuyai 4 pilar (pembangunan manusia, pembangunan ekonomi,pembangunan
lingkungan hidup, dan governance)

SDGs merupakan kelanjutan dari Milennium Development Goals (MDGs): agenda


pembangunan global yang berlaku pada tahun 2000–2015

Tujuan SDGs

1. No Poverty (tidak ada kemiskinan )

2.Zero Hunger (tidak ada kelaparan)

3.Good Health and Well being (Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik)

Yang pada intinya bertujuan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia.

4.Quality education (Pendidikan berkualitas)

5.Gender Equality (Kesetaraan Gender)

6.Clean Water & Sanitation (Air Bersih & Sanitasi)

7.Affordable and Clean Energy (Energi yang Terjangkau dan Bersih)

8.Decent work and economic Growth (Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi)

9.Industry, Inovation and Infrastructure (Industri, Inovasi dan Infrastruktur)

10. Reduce inequality (Mengurangi ketimpangan)

11. Sustainable cities and communities (Kota dan komunitas yang berkelanjutan)

12. Responsible consumtion and Production (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung
Jawab)

13. Climate Action (Aksi Iklim)

14. Life Below Water (Kehidupan di Bawah Air)


15. Life on Land (Kehidupan di Darat)

16. Peace and Justice Strong Intitution (Intitusi Kuat Perdamaian dan Keadilan)

17. Partnerships for the goals (Kemitraan untuk mencapai tujuan)

Strategi yang di gunakan :

1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang
berkualitas

2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat

3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas

5. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat


kesehatan

6. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan

7. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber daya manusia kesehatan

8. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Dimana pada strategi ini perawat mampu berkerja sama dengan berbagai terkiat untuk
mampu mencapai kehidupan yang sehat dan kesejahteraan pdenduduk di segala usia dengan
menggunakan program promosi kesehatan yang menjadi salah satu jembatannya.

9. Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi

10. Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) bidang kesehatan

11. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.


PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

Proses yang memungkinkan individu mengendalikan dan memperbaiki kesehatannya.


Untuk mencapai kesehatan jasmani, rohani dan sosial yang sempurna, seseorang atau
kelompok harus mampu mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, mampu memenuhi
kebutuhan, mampu mengubah atau beradaptasi dengan lingkungan (Piagam Otawa, 1986)

Pengertian promosi kesehatan yang tertuang dalam piagam ottawa ini kemudian
diperbarui WHO menjadi: “Proses pemberdayaan rakyat (individu dan masyarakat) yang
memungkinkan mereka mampu mengendalikan determinan- determinan kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatannya ”

Catatan : kelompok masuk dalam masyarakat,dan kesamaan atara piagam otawa dan
pernyataan WHO adalah pada bagian dimana hal tersebut dilakukan unuk meningkatkan
derajat kesehatan.

PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan adalah kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik),


peraturan, dan organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup
yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas” (Green & Kreuter,
2005)

“Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor-


faktor kesehatan melalui pembelajaran “dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat” ,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.” (Keputusan Menteri Kesehatan No.
1114/Menkes/SK/VIII/2005)
KESIMPULAN PROMOSI KESEHATAN

Catatan : Upstream : - ekonomi dan sosial peluang dan sumber daya

- Hidup dan kerja kondisi di rumah dan komunitas

Downstream : perawatan medis dan perilaku pribadi


Promosi kesehatan tidak akan berhasih dengan hanya memperhatikan faktor
downstream saja maka harus di lakukan keduanya (upstream dan downstream)

PERBEDAAN PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

 “Promosi kesehatan lahir (emerged out) dari pendidikan kesehatan Pendidikan


kesehatan berfocus pada aktivitas pembelajaran dan pengalaman untuk individu dan
kelompok yang merupakan komponen dalam promosi kesehatan.
 Dalam penkes ada komunikasi. Komunikasi antara klien dan tenaga kesehatan
merupakan bagian penting dalam suatu promosi kesehatan.
 Sehingga walaupun pendidikan kesehatan ada terlebih dahulu namun penkes
merupakan bagian dalam promkes

Mengapa upaya pendidikan kesehatan saja tidak cukup?

Pendidikan kesehatan yang bertujuan merubah perilaku individu, kelompok dan


masyarakat, ternyata tidak cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena diluar
itu masih banyak faktor atau determinan yang mempengaruhi kesehatan dan berada di luar
wilayah kesehatan. Determinan kesehatan tersebut tidak bisa diintervensi dengan pendidikan
kesehatan saja, tapi harus lewat regulasi dan legislasi, melalui upaya mediasi dan
advokasi.

Yang bertanggung jawab akan promosi kesehatan

1. Pemerintahan
2. Keluarga – individu
3. Tenaga kesehatan
Catatan : hal yang pertama harus di lakukan adalah membuat individu atau kelompok yang
akan di beri promosi kesehatan tersebut mau terlebih dahulu,lalu berlanjut pada mampu serta
membuat individu atau kelompok tersebut mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan.

SASARAN PROMOSI KESEHATAN

1. Sasaran primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal
(misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi
kemasyarakatan dan media massa.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan serta mereka
yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.

STRATEGI DALAM PROMOSI KESEHATAN

1. Pemberdayaan
Adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau
kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Promosi kesehatan mempunyai tujuan
memampukan masyarakat (enable), membuat masyarakat mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan secara mandiri, dengan menggali seluruh potensi
yang ada untuk perbaikan kesehatan dengan memberikan pelatihan, pemberian
informasi dan lingkungan yang mendukung.
 proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan
sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu
lebih berdaya.
 proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya
 Pada prinsipnya, pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri

Prinsip pemberdayaan Masyarakat

1.Menumbuh-kembangkan potensi masyarakat.

2. Mengembangkan gotong-royong masyarakat.

3. Menggali kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

4. Bekerja untuk dan bersama masyarakat

5. KIE Berbasis masyarakat (sebanyak mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi


lokal)
6. Menjalin kemitraan, dengan LSM dan ormas lain.

7. Desentralisasi: penyerahan urusan/kebijakan pemerintahan dari pusat ke daerah

Unsur pemberdayaan masyarakat

 Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan diperlukan kaitannya


dengan: peluang, layanan, penegakan hukum, efektifitas negoisasi dan
akuntabilitas.
 Keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan
bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan
 Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan
yang dilakukan dengan mengatas-namakan rakyat.
 Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerjasama,
mengorganisir warga masyarakat, serta mobilisasi sumberdaya untuk
memecahkan masalahmasalah yang mereka hadapi

Indikator hasil pemberdayaan masyarakat

 Input, meliputi: SDM (pemimpin, toma, toga, kader), jumlah dana yang digunakan,
bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.
 Proses, meliputi: jenis dan jumlah KIE/penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi
pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, adanya siklus
pengambilan keputusan di masyarakat dan pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
 Output, meliputi: jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya masyarakat,
jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang
kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan
keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di masyarakat.
 Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam menurunkan
angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan status gizi
masyarakat.
2. Advokasi
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan
yang dilaksanakan. Advokasi perlu dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan
klien, rumah sakit membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu
yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan
(policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi
pemerintah maupun swasta.

Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-macam, yaitu

1. Lobi politik (political lobying)

2. Seminar/presentasi

3. Media

4. Perkumpulan

Tujuan advokasi dalam promosi kesehatan

 Komitmen politik (Political commitment)


Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting
untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan
advokasi yang baik.
 Mendapatkan dukungan kebijakan (Policy support).
Adanya komitmen politik dari para eksekutif, maka perlu ditindaklanjuti
dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang
telah memperoleh komitmen politik tersebut.
 Mendapatkan penerimaan sosial (Social acceptance)
Suatu program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan
kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut
untuk memperoleh dukungan masyarakat.
 Mendapatkan Dukungan sistem (System support)
Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau
prosedur kerja yang jelas mendukung.

3. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini
publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti: tokoh
masyarakat, tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta,
media massa, organisasi profesi pemerintah dan lain-lain.
 Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di
mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang- orang yang menjadi panutan/idolanya,
kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum)
memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut
 Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder atau petugas pelaksana diberbagai
tingkat administrasi (dari pusat hingga desa).
 Strategi bina suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma- norma dan
kondisi/situasi kondusif di masyarakat dalam mendukung perilaku sehat.
 Bina suasana sering dikaitkan dengan pemasaran sosial dan kampanye, karena
pembentukan opini memerlukan kegiatan pemasaran sosial dan kampanye. Namun
perlu diperhatikan bahwa bina suasana dimaksud untuk menciptakan suasana
yang mendukung, menggerakkan masyarakat secara partisipatif dan kemitraan.

Tujuan bina suasana

 Tujuan utama bina suasana adalah mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat
dalam mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau
menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut.
 Bentuk kegiatan untuk mendapatkan dukungan social ini antara lain: pelatihan para
toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma.
Pendekatan dalam bina suasana

1. Pendekatan Individu
Bina Suasana Individu ditujukan/dilakukan kepada individu-individu tokoh
masyarakat
Individu tersebut diharapkan:
 Dapat menyebarluaskan opini yang positif terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan.
 dapat menjadi role model dalam hal perilaku yang sedang diperkenalkan.
Yaitu dengan bersedia atau mau mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan tersebut
 dapat diupayakan agar mereka bersedia menjadi kader dan turut
menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi
perubahan perilaku individu.
2. Pendekatan Kelompok
Bina Suasana Kelompok ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW),
Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi, Organisasi Wanita,
Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan lain-lain.
Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan atau bersama-sama dengan
pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dengan pendekatan ini diharapkan
kelompok-kelompok tersebut menjadi peduli terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan ini dapat
berupa kelompok tersebut bersedia juga mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan melakukan kontrol sosial
terhadap individu-individu anggotanya.
3. Pendekatan Masyarakat Umum
Bina Suasana Masyarakat Umum dilakukan terhadap masyarakat umum dengan
membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran,
majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum yang
positif tentang perilaku tersebut.
Diharapkan:
 Media-media massa tersebut menjadi peduli dan mendukung perilaku yang
sedang diperkenalkan
 Media-media massa tersebut bersedia menjadi mitra dalam rangka menyebar-
luaskan informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan
menciptakan pendapat umum (opini publik) yang positif tentang perilaku
tersebut
 Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai
pendukung atau “penekan” (social pressure) oleh individu individu anggota
masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang
sedang diperkenalkan

Paradigma baru dalam promosi kesehatan

 Promosi kesehatan tidak hanya berkutat pada pendidikan kesehatan saja akan tetapi
banyak strategi yang bisa digunakan dalam rangka promosi kesehatan.
 Masalah yang semakin kompleks membutuhkan suatu upaya pendekatan dan
intervensi promosi kesehatan yang lebih efektif
 Adanya Peran politik yang sangat menentukan keberhasilan dalam promosi kesehatan
perlu diperhatikan
 Adanya peningkatan dalam teknologi dan komunikasi perlu dipertimbangkan dalam
promosi kesehatan
Catatan : pada beberapa foto di atas dapat di lihat betapa begitu pesatnya kemajuan
teknologi di era sekarang,bahkan memungkinkan segala sesuatu di lakukan dengan hanya di
rumah dan mengoprasikan banyak fitur aplikasi di handphone termasuk juga dalam
melakukan promosi kesehatan ,namun dari semua itu terdapat juga kesenjangan akses
telekomunikasi di dalam nya dimana tidak semua daah yang ada di Indonesia memiliki
jaringan internet yang sama bagusnya.

 Paradigma baru dalam PROMKES (Pender, 2015)


1. Multilevel intervention and strategies
 Berbagai macam strategi dan kombinasi dari berbagai strategi diperlukan
untuk keberhasilan suatu promosi kesehatan
 Target intervensi dilakukan secara multilevel dari tingkat individu,
keluarga, sekolah, komunitas/masyarakat, tempat kerja, populasi, sosial
ekonomi, lingkungan, pemerintah
2. Mobile wireless computer Technology
 Electronic Health (e-Health)
 Mobile Health (m-Health)
 Social media

Penggunaan teknologi dan media masa yang bijak untuk keberhasilan


promosi kesehatan.
3. Community/Sociopolitical Partnership
Kerjasama dengan pemerintah, organisasi komunitas, public and private group
sangat dibutuhkan untuk keberhasilan program promosi kesehatan.
 Teknologi terus berkembang, bahkan semakin maju dengan tingkat
kecepatan tinggi. Pemanfaatan Teknologi informasi menjadi penting dalam
strategi promosi kesehatan di era 4.0
 Yang ideal: teknologi maju terjangkau, tidak menyebabkan jurang
kesenjangan, semakin murah, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan,
diterima oleh masyarakat dan profesi kesehatan
 Penerapan teknologi dalam promosi kesehatan perlu mempertimbangkan
akses dan keterjangkauan.
 Penerapan teknologi dalam promosi kesehatan harus memperhatikan
keselamatan pasien (patient safety) dan evidenced based
 Kemajuan teknologi harus diimbangi dengan: regulasi yang adaptif,
kolaboratif, menjunjung tinggi etika, promosi kesehatan kepada
masyarakat, profesi kesehatan serta regulator yang kompeten

Anda mungkin juga menyukai