Anda di halaman 1dari 13

Keperawatan untuk pasien dengan Sindrom Steven Johnson

Erna Rochmawati, PhD


PJ Pemateri : Adinda & Made
PJ Penyunting : Mila Alfika Rini
Overview
1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Pathway
4. Assesment
5. Nursing Care

Definisi
Sindrom Stevens-Johnson adalah penyakit kulit yang
berpotensi mematikan yang biasanya hasil dari reaksi obat.
Bentuk lain dari penyakit ini disebut Nekrolisis Epidermal
Beracun, dan sekali lagi ini biasanya hasil dari reaksi terkait
obat
Klasifikasi (Oakley & Krishnamurthy 2019)
Sindrom Stevens-Johnson: Tidak mempengaruhi tidak
kurang 10%
Overlap syndrom dengan toxic epidermal necrolisis kalo
misal 10-30% dari total area tubuh (area yang terkena
gejala-gejala pada lapisan kulit
Toxic epidermal necrolisis jika sudah lebih dari 30%
Penyebabnya
Utamanya karena obat-obatan reaksi obat sehingga munculnya
Syndorm Steven Jhonson sampe ke fase lanjut SJS/TEN dilihat
dalam sekitar 85% kasus.
Obat-obatan yang sering menyebabkan Steven-Johnson
syndrome/TEN
1. Allopurinol
2. Carbamazepine
3. Lamotrigine
4. Nevirapine
5. Oxicam NSAIDs
6. Phenobarbital
7. Phenytoin
8. Sulfamethoazole and other sulfur antibiotics
9. Sulfasalazine

Tanda dan Gejala:


Demam
Tidak Enak Badan
Gatal - gatal dikulit
Nyeri dipersendian
Muncul lesi dikulit dengan cepat dan kemudian dapat
kembali lagi, bisa menyebar, bentuk berbeda setiap orang
berupa nodul, pakula, makula atau seperti HS, vesikel,
vesikula atau bentuk bulat seperti lepuh luka bakar. Area
yang terkena bisa di wajah, bibir, mukosa menyebar rata
atau hanya di satu sisi, bagian tubuh atas lengan, kaki dll
Gambar 9.1

Gambar 9.2
Gambar 9.3
Pengkajian: Riwayat Kesehatan
Gejala apa yang mucul pada pasien demam, kelemahan,
gejala pada lapisan saluran nafas bagian atas
Kapan munculnya rash yang sangat nyeri biasanya mulai
dari wajah dan dada (lapisan mukus yang terkena: pada
mata, mulut, hidung dan pada genitalia
Kapan munculnya rash tersebut pertamakali dan
dokumentasikan bagaimana progressnya cepat atau tidak,
penyebarannya merata atau menyeluruh, pada bagian tubuh
apa saja
Kaji gejala lain apakah saluran nafas terkena atau tidak :
batuk, sesak nafas, batuk darah hipersekresi dan hemoptisis
Gejala yang menunjukkan keterlibatan usus:diare dan
distensi perut
Tanggal indeks (tanggal timbulnya reaksi yang merugikan)
dengan menanyakan kapan pasien mengalami gejala atau
tanda gangguan pertama, misalnya sakit tenggorokan, ruam,
nyeri kulit dan sakit mata / mulut.
Masalah medis sebelumnya atau yang sedang berlangsung;
tanyakan secara khusus tentang riwayat infeksi HSV
berulang dan infeksi dada
Semua obat yang diminum 2 bulan sebelumnya, termasuk
over-the-counter (OTC) dan terapi komplementer /
alternative
Riwayat alergi obat sebelumnya, termasuk perincian jenis
reaksi
Penyebab lain penyakit kulit parah yang ditandai dengan
lepuh dan keterlibatan selaput lender.
Pengkajian Pemeriksaan Tubuh
Meliputi seluruh tubuh Head to toe, dicatat berat badan
pasien berapa karena berhubungan dengan TBSA Total
Body Service Area
Catat tanda-tanda vital kemudian saturasi oksigen dengan
pulse oximeter
Lihat target lesinya (terutama target atipikal), makula
purpura, lepuh dan area ablasi epidermis
Periksa semua situs mukosa, cari mucositis, lepuh dan erosi
Catat seberapa banyak eritema dan tingkat detasemen
epidermis secara terpisah pada peta tubuh
Gambar 9.4
Skema peta tubuh dari keterlibatan kulit dalam SJS / TEN.
a. Luasnya eritema kulit (berwarna merah muda) = 65% tubuh
luas permukaan (BSA); luasnya epidermal detasemen
(merah) = 10% BSA.
b. Luas eritema (berwarna merah muda) = 90% BSA; tingkat
detasemen epidermis (merah) = 45% BSA.
Sumber: Creamer et al. 2016
Penilaian –Laboratory, klinis

Hitung darah lengkap


Laju sedimentasi eritrosit
Protein C-reaktif
Urea dan elektrolit, magnesium, fosfat, bikarbonat,
Glukosa, tes fungsi hati
Studi koagulasi, dan serologi mikoplasma;
Apusan dari kulit lesi untuk bakteriologi

Penilaian –X-ray, biopsi

Rontgen dada
Biopsi dari lesi kulit, hanya berdekatan dengan lepuh,
dikirim untuk histopatologi rutin, dan biopsi kedua diambil
dari kulit periblisterlesional dikirim tidak tetap untuk
imunofluoresensi langsung, untuk mengecualikan gangguan
imunobullous;
Mengatur foto-foto kulit untuk menunjukkan jenis lesi dan
tingkat keterlibatan.
Gambar 9.5

Management

1. Segera hentikan semua obat penyebab potensial yang


menyebabkan SJS / TEN (lihat Tabel 2)
2. Menetapkan akses vena perifer; jika memungkinkan,
masukkan kanula melalui kulit nonlesional; memulai
resusitasi cairan intravena (IV) yang tepat jika secara klinis
3. Pastikan apakah pasien dapat mempertahankan hidrasi dan
nutrisi yang cukup secara oral; jika tidak memungkinkan,
masukkan selang nasogastrik dan berikan makan
nasogastric
4. Masukkan kateter kemih ketika ada keterlibatan urogenital
Masalah keperawatan (Tremmel et al 2019)

Defisit volume cairan


Gangguan integritas kulit
Nyeri

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0305417919
3 0035

1. Fisik
Respirasi fungsi vital terganggu,
Demam
Gatal
Luka
Kehilangan nafsu makan
Kelelahan
Mual, muntah
Dehidrasi
Masalah sekresi
2. Mental
Gangguan kesadaran
Kecemasan panik
Stres
Gangguan mood
3. Fungsional
Kurangnya manajemen diri
Kurangnya kemandirian ADL
Mobilitas terganggu
4. Gangguan Sosial
Seksualitas
Masalah Partisipasi
Ketidakmampuan sosial
Asuhan Keperawatan

Gambar 9.6

Gambar 9.7
Gambar 9.8

Gambar 9.9
Referensi

Creamer dkk. 2016. Pedoman UK untuk pengelolaan


sindrom Steven-Johnson / nekrolisis epidermal toksik pada
orang dewasa 2016. British Journal of Dermatology.174.
hlm 1194-1227.
McCarthy, K.D, Donovan, R.M.2016. Manajemen Pasien
dengan Nekrolisis Epidermal Beracun Menggunakan
Dressing Foam Transfer Silikon dan Dressing Absorbent
Sekunder. J Wound Ostomy Continence Nurs. 2016; 43 (6):
650-65.
https://www.nursingcenter.com/pdfjournal?AID=3864961&
an=00152192201611000-
00013&Journal_ID=448075&Issue_ID=3864270
Trommel, N, Hofland, H.W, van Komen, R.S. Dokter, J.
van Baar,

Anda mungkin juga menyukai