Anda di halaman 1dari 11

MIND MAPPING STEVEN JOHNSON SYNDRO

KELOMPOK 1 :
1. RISYDA LATIFA
2. RINI OKTAVIA
3. PINA DWI ANGGRAINI
4. DEFI SYAHRINALTI

Alergi Obat-obatan Infeksi Mikroorganisme

STEVEN JOHNSON SYNDROME

Reaksi Alergi Type III

Kompleks Antigen & Antibodi

Terperangkap dalam jaringan kapiler

Sel Mast meningkat

Jaringan Kapiler Rusak

Akumulasi Neutrofil

Vesikula atau Bula Reaksi Radang

Kehilangan Plasma Jaringan Kulit & Mukosa Eritema

KEHILANGAN VOLUME CAIRAN Inflamasi Dermal & Epidermal

Kelainan Selaput Lendir & Ofisium NYERI


Kesulitan Menelan INTEGRITAS KULIT

Intake tidak Adekuat

Kelemahan Fisik

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Supply Nutrisi ke Jaringan Otot Me

MK : NYERI
SLKI : Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil
1. Keluhan nyeri menurun
2. Gelisah menurun
3. Ekspresi meringis menurun
SIKI :
1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan intensitasnya
2. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
3. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
4. Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis mengurangi nyeri
5. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi, jika perlu

MK : KEKURANGAN VOLUME CAIRAN


SLKI : Tidak terjadi kekurangan volume cairan dengan kriteria hasil
1. Haluaran urine adekuat (0,5-1,0 mg/kg/BB)
2. Turgor kulit baik
3. Urine jernih dan berwarna kuning
4. Membran mukosa lembab
5. Kadar elektrolit serum dalam batas normal
6. Tanda-tanda vital normal
SIKI :
1. Kaji dan catat turgor kulit
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Monitor dan catat cairan yang masuk dan keluar
4. Timbang BB klien setiap hari
5. Berikan penggantian cairan IV yang dihitung, elektrolit, plasma dan albumin
6. Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, natrium urine random)
MK : INTOLERANSI AKTIFITAS
SLKI : Klien dapat bertoleransi terhadap aktifitas dengan kriteria hasi
1. Klien mengatakan peningkatan toleransi aktifitas
SIKI :
1. Kaji respon individu terhadap aktifitas
2. Bantu klien dalam memenuhi aktifitas sehari-hari dengan tingkat keterbatasan yang dimiliki klien
3. Jelaskan pentingnya pembatasan aktifitas
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien
STEVEN JOHNSON SYNDROME

Neoplasma Faktor Fisik Makanan

OHNSON SYNDROME

Reaksi Alergi Type IV

Sel T

Limfosit & Sitotoksin terlepas

Mukosa Eritema Kelainan pada mata

mal & Epidermal Konjungtivitis

PERSEPSI SENSORI KELAINAN PENGLIHATAN


utrisi ke Jaringan Otot Menurun INTOLERANSI AKTIFITAS

MK : GANGGUAN INTEGRITAS KULIT


SLKI : Integritas kulit meningkat dengan kriteria hasil
1. Kerusakan lapisan kulit menurun
2. Nyeri menurun
3. Kemerahan menurun
SIKI :
1. Observasi integritas kulit setiap hari, catat turgor, sirkulasi, dan sensori serta perubahan lainnya yang terjadi
2. Gunakan pakaian tipis dan alat tenun yang lembut
3. Berikan lotion pelembab kulit
4. Anjurkan pasien minum air yang cukup
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti inflamasi

MK : NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH


SLKI : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil
1. Tidak terjadi penurunan BB
2. Nafsu makan meningkat
3. Lesi di bibir atau mulut tidak ada
4. Makanan yang disediakan 80% dihabiskan
SIKI :
1. Monitor intake dan output klien
2. Kaji malnutrisi dengan mengukur tinggi dan BB
3. Jaga kebersihan mulut untuk menambah nafsu makan klien
4. Berikan makanan sedikit tapi sering hingga jumlah asupan nutrisi terpenuhi
5. Berikan makanan untuk pasien dalam keadaan hangat dan lunak
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi klien
7. Kolaborasi dengan tim medis tentang makanan pengganti (enteral/parenteral)
g dimiliki klien
DEFENISI

Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir
di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat
kelainan pada kulit berupa eritema vesikel/bula dapat disertai purpura.

Sindrom Steven Johnson (SSJ) merupakan sindrom yang mengancam jiwa.


Angka mortalitas berkissar 1-5% dan meningkat pada pasien lansia.

ETIOLOGI

Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor yang dapat
dianggap sebagai penyebab adalah:
1. Alergi obat secara sistemik (misal: analgetik. Antipiretik), streptomicine,
Sulfonamide, tetrasiklin
2. Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit)
3. Neoplasma dan faktor endokrin
4. Faktor fisik (sinar matahari, radiasi, sinar X)
5. Makanan

FAKTOR RESIKO SINDROM STEVEN JOHNSON

1. Memiliki kelainan genetik yang dapat memicu timbulnya efek samping obat-
obatan tertentu.
2. Pernah menderita sindrom steven jonhson atau memiliki keluarga yang pernah
menderita kondisi ini.
3. Menderita kanker, terutama kanker darah
4. Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena baru menjalani transplantasi
organ, efek samping kemoterapi, menderita HIV/AIDS, atau penyakit auto imun.

MANIFESTASI KLINIS

1. Pada penyakit akut disertai gejala prodromal berupa:


Malaise
Demam tinggi suhu >38 C
Nyeri kepala
Batuk pilek dan nyeri tenggorokan
Tidak nafsu makan
2. Keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat
3. Kesadaran dapat menurun pada keadaan yang berat

GEJALA KHAS TRIAS SINDROM STEVEN JOHNSON


1. Eritema dan ruam
kemerahan dan bintik-bintik pada kulit pada area tertentu atau seluruh
tubuh.
2. Vesikel dan bula
penonjolan pada kulit berisi cairan yang kemudian memecah sehingga
terjadi erosi yang luas
3. Kelainan pada mukosa
kelainan mukosa paling umum pada bibir dan area konjungtiva

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan darah lengkap


Bila ditemukan leukositosis penyebab kemungkinan dari infeksi
Bila eosinophilia penyebab kemungkinan alergi
2. Histopatologi
3. Imunologi

KOMPLIKASI

1. Kehilangan cairan dan darah


2. Gangguan keseimbanagn cairan dan elektrolit, syok hipovolemik
3. Oftalmologi - Ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis, kebutaan
4. Gastroenterologi - Esophageal strictures
5. Genitourinaria - nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penilescarring, stenosis
ya yang terjadi vagina
6. Pulmonari - pneumonia, bronchipneumonia
7. Kutaneus - timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen, infeksi kulit
sekunder
8. Infeksi sistemik - syok sepsis

PENATALAKSANAAN

1. Setelah ditegakkan diagnosa, perlu segera dilakukan penilaian tingkat keparahan dan
prognosis menggunakan sistem scoring scorten.
2. Prioritas utama pada kedaruratan kasus alergi yang berat dan penyerangannya secara
sistemik kita tetap melakukan tindakan ABC (Airwa, Breathing dan Circulation)
3. Jika hasil scoring lebih dari 3 maka pasien dilakukan perawatan intensif di ICU
4. Bila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh, beri prednison 30-40 mg/hari
5. Pemberian antibiotik yang jarang menyebabkan alergi, berspektrum luas dan bersifat
bakteriosidal untuk mencegah terjadinya infeksi, misalnya Gentamisin.
6. Pengaturan keseimbangan cairan elektrolit dan nutrisi sangat penting, berikan cairan
infus Glukosa 5%. Bila terjadi hipokalemi berikan KCL. Bila terjadi hipernatremia berikan
diet rendah garam.
7. Therapy topical untuk lesi di mulut dapat berupa Kenalog on Orabase. Lesi di kulit dan
erosive dapat diberikan Sofratule atau krim Sulfadiazine.
elaput lendir
gan sampai berat

or yang dapat

eptomicine,

samping obat-

uarga yang pernah

jalani transplantasi
yakit auto imun.
tentu atau seluruh

emecah sehingga

tis, kebutaan

rring, stenosis

manen, infeksi kulit

n tingkat keparahan dan

n penyerangannya secara
an Circulation)
an intensif di ICU
nison 30-40 mg/hari
ektrum luas dan bersifat

penting, berikan cairan


di hipernatremia berikan

Orabase. Lesi di kulit dan

Anda mungkin juga menyukai