JOHNSON
Kelompok 4
Aqilla Fidya Haya (P071201180)
Baiq Dwi Fitra Sulistya(P071201180)
Beryl Aji Khafidyan (P071201180)
Dewa Ayu Linda Mahayani (P071201180)
Intari Tiba Raestutien (P071201180)
Ni Made Gayatri Ananda Putri (P071201180)
Shila Ditya Friscila (P071201180)
Teguh Wahyudi Ilhami(P071201180)
Uswatun Hasanah (P071201180)
Definisi
• Pengkajian
• Menurut (Smeltzer, Suzanne C, 2010) inspeksi kulit yang cermat
harus dilakukan, dan penampilan kulit serta luas lesi dicatat.
Kulit yang normal diobservasi secara ketat untuk menentukan
apakah timbul daerah- daerah bula yang baru. Perembasan
cairan dari bula dipantau untuk memantau jumlah, warna dan
baunya. Inspeksi rongga mulut untuk mendeteksi pembentukan
bula dan lesi yang terkelupas harus dilakukan setiap hari.
Kondisi pasien dinilai setiap hari untuk menemukan keluhan
gatal, terbakar dan kekeringan pada mata. Kemampuan pasien
menelan dan meminum cairan, di samping kemampuan
berbicara secara normal, ditentukan.
Diagnosa Keperawatan
Menurut (NANDA, 2015), diagnosa yang dapat ditegakkan pada klien
dengan sindrom steven johnson, adalah :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agens farmaseutikal
ditandai dengan adanya lesi pada kulit, mukosa, dan mata (00046)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak
adekuat (gangguan integritas kulit) (00004)
3. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera ditandai dengan kulit
yang terkelupas dan adanya lesi (00132)
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan ditandai dengan demam, sakit
tenggorokan, dan adanya gangguan pada mukosa (00002)
5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan faktor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan (00028)
• Perencanaan Keperawatan
A. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
agens farmaseutikal ditandai dengan adanya
lesi pada kulit, mukosa, dan mata (00046).
– Tujuan yang diharapkan (NOC) : Integritas jaringan :
kulit & membran mukosa baik Kriteria Hasil :
• Tidak ada lesi pada kulit dan mukosa membran
• Tidak ada pengelupasan kulit
• Tidak ada eritema
• Tidak ada peningkatan suhu kulit
• Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau kulit dan membran mukosa pada area 1. Mengetahui perkembangan kondisi luka/lesi dan
yang mengalami perubahan warna, memar, menentukan intervensi tindakan
dan kerusakan. selanjutnya dengan tepat untuk memperbaiki
2. Pantau adanya kekeringan dan kelembaban yang integritas kulit.
berlebihan pada kulit. 2. Kekeringan/kelembaban yang berlebihan pada kulit
dapat memperparah
kerusakan integritas kulit dan
menjadi indikator keseimbangan
3. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi. cairan klien.
3. Pemberian salep yang sesuai dapat menjadi
pelindung area luka dari agens infeksi dan
mempercepat penyembuhan luka/lesi.
INTERVENSI RASIONAL
4. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis 4. Balutan yang sesuai dengan jenis luka dapat
luka. menghindari gesekan luka pada area lain.
5. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian 5. Pakaian yang ketat dapat meningkatkan
yang longgar. gesekan antara luka dengan kain, sehingga
dapat memperparah kerusakan integritas
kulit.
6. Ajarkan kepada keluarga tentang tanda dan 6. Pengetahuan yang adekuat pada keluarga
kerusakan kulit. dapat membantu tenaga kesehatan dalam
mengantisipasi tanda kerusakan kulit pada
klien.
7. Rujuk pada ahli diet, dengan tepat 7. Pemberian diet tinggi protein diperlukan
untuk pembentukan jaringan baru pada
luka/lesi
B. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh
primer tidak adekuat (gangguan integritas kulit)
- Tujuan yang diharapkan (NOC): Kontrol resiko: proses
infeksi dapat dilakukan dan status imunitas baik
Kriteria Hasil:
– Mengidentifikasi faktor resiko infeksi
– Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
– Memonitor perilaku diri yang berhubungan dengan resiko
infeksi
– Memonitor faktor di lingkungan yang berhubungan dengan
resiko infeksi
– Jumlah leukosit dalam batas normal (5000 - 10.000/mm3)
intervensi rasional
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, 1. Perubahan tanda vital, terutama suhu
dan status pernafasan dengan merupakan komplikasi lanjut untuk
tepat. terjadinya infeksi.
2. Karakteristik luka dapat menjadi
2. Monitor karakteristik luka, indikator adanya infeksi.
termasuk drainase, warna, ukuran,
dan bau. 3. Pengunjung dapat
3. Batasi jumlah pengunjung meningkatkan resiko kontaminasi
silang.
4. Nutrisi yang adekuat dapat
4. Tingkatkan intake nutrisi yang mempercepat regenerasi jaringan dan
tepat. penyembuhan luka.
intervensi rsional