Anda di halaman 1dari 47

Referat

Alergi Imunilogi
Shindi Yunia Purwanto
(21704101011)

Pembimbing:
dr. Tewu KL Walangare

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2017/2018
L A T AR B E L AKANG

Alergi
Kegagalan kekebalan Gejala yang ditimbulkan
tubuh dimana tubuh Angka kejadian alergi di alergi dapat ringan
seseorang menjadi dunia antara 7,5-40% . hingga berat.
hipersensitif dalam Negara Jepang, Ukraina, Gejala yang sering
bereaksi imunologi dan Bulgaria memiliki muncul antara lain
terhadap bahan-bahan angka kejadian alergi gatal, urtikaria,
yang imunogenik tertinggi di dunia gangguan pernafasan,
(antigenik) atau gangguan pencernaan
berkaitan dengan atopik
DERMATITIS ATOPI
• Nama lain: ekzema atopik, ekzema Etiologi
konstitutional, ekzema fleksural,
• genetik,
neurodermatitis disemenata, dan
prurigo besnier • imunologi,
• lingkungan
• DA : peradangan kulit yang bersifat • gaya hidup, dan psikis
kronis residif, disertai rasa gatal, dan
mengenai bagian tubuh tertentu

• Pada bayi, anak, dewasa serta pada


penderita sering didapatkan riwayat
atopi pada diri sendiri ataupun
keluarga berupa DA, rinitis alergika
ataupun asma bronkial
GEJALA KLINIS

INFANTIL
• Predileksi utama wajah kemudian
meluas, simetris.
• Lesi eritema, papulovesikel, gatal, bisa
berubah menjadi krutsa.
• Dapat sembuh atau lanjut menjadi
fase anak
FASE ANAK
• Kelanjutan dari fase anak atau timbul
sendiri
• Predileksi fossa cubiti dan poplitea, fleksor
pergelangan tangan, kelopak mata, leher.
Simetris
• Lesi kronis, disertai hiperkeratosis,
hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi, krusta,
dan skuama
FASE DEWASA
• Predileksi kedua telapak tangan, jari,
pergelangan tangan, bibir, leher bagian
anterior, kulit kepala, dan puting susu.
• Kronik berupa plak hiperpigmentasi,
hiperkeratosis, likenifikasi, erosi, dan
skuama.
• Gatal dirasakan lebih hebat saat
beristirahat, udara panas, dan berkeringat
Penegakan Diagnosa
Kriteria Hanifin-Rajka
Untuk menegakkan diagnosis harus
didapatkan 3 kriteria mayor, serta 3
atau lebih kriteria minor
Kriteria William
✢ Jika terdapat kulit yang gatal (harus ada), ditambah 3 atau lebih

tanda
Diagnosa Banding
✢ Fase bayi : dermatitis seboroik, psoriaris, dan dermatitis
popok.
✢ Fase anak : dermatitis numularis, dermatitis intertriginosa,
dermatitis kontak, dan dermatitis traumatika.
✢ Fase dewasa : neurodermatitis, liken simpleks kronikus
Penatalaksanaan
✢ Menghindari faktor pencetus
✢ Perbaikan sawar kulit : humektan (gliserin, propilen, glikol),
urea 10%, emoilen (lanolin 10%, petrolatum).
✢ Kortikosteroid topikal
DERMATITIS KONTAK
Dermatitis yang disebabkan terpaparnya kulit
dengan bahan dari luar yang bersifat iritan atau
alergen
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergika

• Disebabkan terpaparnya kulit • Disebabkan terpaparnya kulit


dengan bahan iritan dengan bahan yang bersifat
sebagai alergen

DKI DKA
Etiologi Iritan primer Sensitizer
Permulaan penyakit Paparan pertama Paparan berulang
Penderita Semua Orang Penderita yang sensitive atau alergi
Effloresesensi Batas jelas Batas tidak jelas
Uji Tempel Eritem batas jelas, reaksi menurun Batas tidak jelas, reaksi tetap atau
setelah uji tempel dilepas bertambah setelah uji tempel
dilepas
+1: reaksi lemah , eritema, infiltrat, papul (+)
Uji Tempel +2: reaksi kuat, edema/vesikel(++)
+3: reaksi sangat kuat, bula/ulkus(+++)
±: meraguka, makula eritematosa
• Dilakukan dipunggung IR: iritasi, seperti terbakar, pustul
• Hal yang perlu diperhatikan: NT: tidak dites
o dermatitis yg terjadi harus sudah
sembuh
oTes dilakukan min 1 mgg setelah
pemakaian kortikosteroid dihentikan
oUji tempel diibuka setelah 48 jam
oPasien dilarang melakukan aktivitas yg
menyebabkan uji tempel terlepas
• Pembacaan I (15-30 menit setelah
dilepas), II (72 jam)
DERMATITIS KONTAK
ALERGIKA
• Akibat pajanan terhadap suatu
alergen.
• Hipersensitivitas tipe IV
• Gatal
• Lesi akut: eritematosa berbatas
tegas, dengan edema, papul,
vesikel, bula, erosi, dan eksudas
• Lesi kronis : kulit kering,
berskuama, papul, likenifikasi,
fisur, dengan batas tidak jelas
• Sering mengenai tangan, lengan,
wajah, telinga, leher, badan,
genitalia, dan paha
Penatalaksanaan
✢ Menghindari kontak dengan alergen
✢ Kompres NaCl pada vesikel >> krim untuk lesi kering
✢ Lesi akut : prednison 30mg/hr
DERMATITIS KONTAK
IRITAN
• Akibat pajanan
terhadap zat kimiawi,
fisis atau mekanik
• Pajanan pertama >>
iritasi kulit
• Mekanisme utama
DKI >>
 Hilangnya substansi daya
ikat air dan lemak
permukaan
 Jejas pada membran sel
 Denaturasi keratin
epidermis
 Efek sitotoksik langsung
Manifestasi Klinis
✢ Iritan kuat >> gejala akut
rasa pedih, panas, dan terbakar
efloresensi : eritema, edem,
bula, dan nekrosis, biasanya
berbatas tegas
✢ Iritan lemah >> gejala kronis
kulit tampak kering, eritema,
skuama, hiperkeratosis,
likenifikasi difus, dan fisura
Penatalaksanaan
✢ Menghindari kontak dengan bahan iritan yang menjadi
penyebab (kimiawi, fisik, mekanik).
✢ Obat topikal untuk memperbaiki sawar kulit.
✢ Kortikostreoid untuk inflamasi
✢ Menggunakan APD bagi pekerja penderita DKI
DERMATITIS NUMULARIS
✢ Peradangan kulit dengan lesi ✢ Lesi : vesikel mudah pecah
yang menetap, gatal, lesi sehingga basah (oozing)
berbentuk uang logam, disertai dengan bersisik.
sirkular atau lesi oval ✢ Etiologi : trauma lokal,
berbatas tegas. kontak dg bahan kimia,
✢ Lokasi: daerah tangan dan kondisi kulit kering
kaki
Manifestasi Klinis
✢ Gatal ✢ Dalam 1-2 minggu lesi
✢ Lesi akut , berbentuk seperti memasuki fase kronik berupa
koin, eritematous, bebatas plak dengan skuama dan
tegas. likenifikasi.
✢ Vesikel mudah pecah>> ✢ Jumlah lesi dapat hanya satu
eksudasi membentuk pin atau multipel dan tersebar pada
point>> krusta kekuningan. ekstremitas bilateral atau
simetris.
✢ Penyembuhan dimulai dari
tengah
DD Penegakan Diagnosa
• dermaitis atopik, • Anamnesa
• dermatitis kontak alergi, • Pemeriksaan Fisik
• psoriasis, • Pemeriksaan Penunjang
• dermatofitosis.
 patch test dan prick test untuk
mengidentifikasikan bahan
kontak
Penatalaksanaan

✢ Melindungi kulit dari trauma


✢ Emollient
✢ Obat topikal : antiinflamasi triamcinolone 0,025-0,1%.
✢ Obat sistemik : antibiotik, antihistamik, kortikosteroid oral
DERMATITIS STATIS
↑ tekanan vena

↑ tekanan hidrostatis

Permeabilitas pembuluh darah kapiler ↑

✢ akibat adanya Ekstravasasi makromolekul (fibrinogen)


gangguan aliran darah
vena di tungkai bawah. Fibrinogen terkumpul

✢ Etiologi : Endapan Selubung fibrin perkapiler


fibrin perkapiler
Pasokan O2 dan nutrisi ↓

Hipoksia dan kerusakan

Leukosit terperangkap d endapan fibrin

Ekskresi mediator inflamasi dan growth factor

Inflamasi dan fibrinolisis


Manifestasi Klinis
✢ Varises
✢ Edema
✢ Eritematus dan
hiperpigmentasi
✢ Timbul purpura
✢ eritema, skuama, kadang
eksudasi, dan gatal
✢ Kronis: kulit akan menjadi
tebal dan fibrotik,
DD
• dermatitis kontak,
• dermatitis numularis,
• dermatitis asteatotik,
• Schamberg.
Penatalaksanaan
Sistemik
✢ Antihistamin : hidroksin hidroklorida 10-50 mg
✢ Kortikosteroid :
Topikal
✢ Kompres
✢ Losio topikal yang mengandung mentol, fenol, atau
premoksin
✢ Kortikosteroid topikal: mometasone 1% 2 kali sehari
URTIKARIA & ANGIOEDEMA
✢ Urtikaria adalah reaksi ✢ Angioedema adalah
vaskular pada kulit yang reaksiyang menyerupai
ditandai dengan adanya urtikaria tetapi terjadi pada
edema setempat yang cepat lapisan kulit yang lebih
timbul dan menghilang dalam, dan disertai
perlahan-lahan, berwarna pembengkakan jaringan.
pucat atau kemerahan Lokasi : Perioral,
periorbital, lidah, genitalia,
dan ekstremitas
✢ Faktor imunologi : Etiologi :
hipersensitivitas tipe 1 ✢ Obat

✢ Makanan

✢ Faktor non- ✢ Penyakit sistemik dan


imunologik : keganasan
aktivasi sel mast
Manifestasi Klinis
URTIKARIA ANGIOEDEMA
✢ Edema sentral ✢ Edema dermis atau subkutan:

✢ Gatal dan rasa terbakar kemerahan, edema membran mukosa


✢ Hilang dalam 1-24 jam ✢ Nyeri

✢ Menghilang setelah 72 jam


DD Penegakan Diagnosa
• vaskulitis, • Anamnesa
• mastositosis, • Pemeriksaan Fisik
• pemfigoid bulosa, • Pemeriksaan Penunjang
• anafilaktoid purpura,
 pemeriksaan darah, urin, fese,
• morbus hansen,
 kadar ig E,
• lupus eritematus subkutan.
 uji tusuk kulit,
 uji serum autolog,
 uji dermatografisme,
 pemeriksaan histopatologis
Penatalaksanaan

✢ menghindar faktor pencetus seperti konsumsi alkohol,


kelelahan fisik dan mental, pakaian yang ketat, dan suhu
lingkungan yang sangat panas.
✢ Obat Antihistamin non sedatif dan sedatif
✢ kortikosteroid
LIKEN SIMPLEKS KRONIS
✢ peradangan kulit kronis
✢ 3 zona : peripheral zone ,
disertai rasa gatal, ditandai
middle zone , central zone
dengan kulit yang tebal
dan likenifikasi
✢ Liken simpleks kronis
biasanya bersifat tunggal
atau multiple, eritematosa,
bersisik, berbatas tegas,
hiperpigmentasi yang
berupa plak kasar.
Etiopatogenesis
• Pruritus: sebagai gejala dari penyakit lain seperti
gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu,
limfoma Hodgkin, hipertiroidisme,
hipotiroidisme, AIDS, hepaitis B dan C,
dermatitis atopik, dermatitis kontak, serta
gigitan serangga
• Faktor emosional
Manifestasi Klinis
✢ Gatal, lebih hebat saat tidak
beraktivitas
✢ Gatal dapat bersifat
paroksismal, terus menerus
atau sporadik
✢ Hiperpigmentasi dan
hipopigmentasi
✢ Lesi : plak eritema >> edema >>
skuama tebal
DD Penegakan Diagnosa
• psoriasis, • Anamnesa
• dermatitis atopik, • Pemeriksaan Fisik
• liken planus hipertropi • Pemeriksaan Penunjang
 histolopatologis>> Ortokeratosis dan
hipergranulosis
Penatalaksanaan
✢ Kortikosteroid topikal
✢ Antihistamin :
✢ pelembab
✢ Selective Serotonin Reuptake Inhibitors pada pasien COPD
✢ Edukasi : menghindari garukan, dan menjaga kuku agar tetap
pendek
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai