OG
Oleh : Rizki Diah Anggraeni
ALAT REPRODUKSI (21704101020)
LABORATORIUM OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG / 2018
KELAINAN KONGENITAL ALAT REPRODUKSI
• Beberapa keadaan yang menyulitkan kehamilan disebabkan oleh adanya kelainan
saluran reproduksi.
• Sebagian besar kelainan alat reproduksi terjadi selama embryogenesis, dapatan
selama masa dewasa, dan dapat saat kehamilan.
• Embriogenesis yang abnormal cacat genitourinaria sporadic berbahaya
untuk janin dan ibunya
• Peningkatan insidensi keguguran
• Persalinan kurang bulan
• Kelainan presentasi janin
EMBRIOGENESIS SALURAN REPRODUKSI
KELAINAN KONGENITAL SALURAN
REPRODUKSI
Penyatuan dua duktus mulleri membentuk dua per tiga atas vagina, serviks, dan uterus.
Kelompok utama deformitas yang berasal dari tiga jenis defek embriologis , adalah sbb:
Gangguan Pematangan
kanalisasi vagina unilateral duktus
Mulleri
Hipertropi labia
Duplikasi vulva
Agenesis vagina
Atresia vagina
Vagina ganda
Septum vagina
longitudinal/transversal
KELAINAN VAGINA
Agenesis vagina
Agenesis mulleri komplet Kegagalan fusi dari sinus urogenital, hanya didapatkan jaringan ikat
diantara cerviks dan introitus
Hemiserviks tunggal
Serviks septate
• Berupa satu cincin berotot ang dipisahkan oleh sebuah sekat terbatas di serviks, atau
kelanjutan septum uterus ke bawah, atau sptum vagina ke atas
MALFORMASI
UTERUS
Insiden malformasi ini pada semua wanita adalah sekitar 0,5% dapat menghambat reproduksi
normal
Secara keseluruhan, insiden adalah 1 dalam 200-angkanya sekitar 1 dari 600 untuk wanita subur dan 1
dari 30 untuk mereka yang infertile.
Prosentasi anomali uterus ang dapat terjadi bikornuatus 39%, septate 24%, didelfis 11%, arkuata
7%, hipo/apalastik 4%
Faktor predisposisi terjadinya kehilangan kehamilan, infertilitas, persalinan premature, presentasi
abnormal janin, kehamilan ektopik, kehamilan kornu rudimenter, hambatan pertumbuhan janin, disfungsi
uterus, maupun rupture uterus.
Kelainan asimetris saluran reproduksi sering disertai anomaly saluran kemih e.g atresia uterus unilateral
atau vagina ganda buntu unilateral +anomaly urologis ipsilateral
Sepertiga wanita dengan defek mulleri mengalami gangguan pendengaran sensorineural.
Sindrom Mayer-von Rokitansky-Kuster-Hauser (MRKH) : agenesis vagina, kedua tuba fallopii, sepertiga
bagian atas vagina, kelainan ductus muller bervariasi, kelainan system ginjal, rangka dan pendengaran..
MALFORMASI UTERUS
Diagnosis
Anamnesis
• Kelainan haid, gangguan dalam kehamilan, gangguan proses persalinan.
Pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan penunjang
• Ultrasonografi sonohisterografi : dapat membedakan uterus septate dan bikornuatus
• Histeroskopi dan histerosalpingografi (HSG) : untuk memastikan konfigurasi rongga uterus dan
patensi tuba
• Laparoskopi
• MR (Magnetic resonance) untuk memastikan anomaly ductus mulleri dan kelainan yang lebih
luas (pemeriksaan traktus urinarius)
MALFORMASI UTERUS
Uterus Unikornuatus
Agenesis atau hypoplasia salah satu dari Penanganan pada Uterus dengan Tanduk
duktus mulleri, menyebabkan terjadinya uterus Rudimenter
unikornuatus. Endometrium Dipertimbangkan untuk
fungsional menghilangkan tanduk jika
Wanita dengan uterus unikornuatus tanduk tersebut non-
memperlihatkan peningkatan insiden Communicating horn communicating.
infertilitas, endometriosis, dan dismenorea. with the cervix
Kehamilan di dalam kornu rudimenter, Intervensi pembedahan
biasanya membahayakan. Tidak ada dibenarkan, mungkin perlu
endometrium dilakukan eksisi.
USG resolusi tinggi dan MRI deteksi dini fungsional dan non-
kehamilan kornu rudimenter communicating horn Tidak diperlukan adanya
intervensi.
MALFORMASI UTERUS
Uterus Didelfis
Anomali ini dibedakan dari uterus bikornuatus dan
septata oleh adanya non-fusi total serviks dan rongga
hemiuterus.
Masalah oragan reproduksi sama dengan uterus
unikornuatus (dengan frekuensi lebih rendah) kecuali
kehamilan kornu rudimenter dan ektopik 70%
berhasil hamil hingga kelahiran perabdominal
Manfaat intervensi bedah belum terbukti secara ilmiah.
Tehnik bedah yang direkomendasikan untuk menyatukan
uterus adalah metode metroplasti Strassman.
MALFORMASI UTERUS
Uterus Bikornuatus
Terjadi pada 10% dari kelainan duktus mulleri
Akibat dari fusi yang tidak sempurna kornu uterus setinggi
fundus, sehingga terdapat dua kavum uteri yang saling
berhubungan dan satu serviks. Terjadi belahan sagittal
uterus yang dimulai dari luar uterus sampai mencapai
ostium uteri internum pada uterus bikornis kompletus dan
kurang dari itu pada uterus bikornis parsialis.
Intervensi bedah yang dianjurkan adalah metroplasti
Strassman
A:
Metroplasty Jones
B:
Metroplasty
Strassman
C:
Metroplasty
Tompkins
MALFORMASI UTERUS
Uterus Septata
Akibat dari tidak terjadinya atau penyerapan
yang tidak lengkap septum uterovaginal yang
mengikuti penyatuan duktus mulleri.
Merupakan kelainan kongenital uterus yang paling
banyak (55%)
Septum uterus mengakibatkan keadaan yang
paling jelek dari kelainan duktus mulleri. Angka
kejadian abortus spontan berkisar antara 65%
dari semua kehamilan yang terjadi dengan
kelainan ini. Angka persalinan premature
meningkat sampai 21%.
MALFORMASI UTERUS
Uterus Arkuata
Penyimpangan ringan dari uterus yang berkembang normal.
Resorbsi hampir lengkap septum uterovaginal mungkin masih
meninggalkan tonjolan di kavum uteri pada daerah fundus.
Tidak ada dampak pada hasil akhir reproduksi; atau
kegagalan kehamilan trisemester kedua dan persalinan
kurang bulan
KELAINAN
KROMOSOM
ABNORMAL
Pseudohermaprodit Feminisasi
Genitalia Eksterna
PSEUDOHEMAPRODIT INTERSEKS
• Ketidaksesuaian antara kromosom seks atau • Disebut genitalia ambigu keadaan
gonad dengan fenotipnya. dinama apabila alat kelamin tidak dapat
• Pseudohermaprodit laki-laki kromosom menentukan identitas jenis kelamin
seks XY, gonadnya adalah testis, fenotipenya seseorang
cenderung mengarah ke feminism • Berubah nomenklatur Disoorder of sex
• Pseudohermaprodit perempuan development (DSD)
koromosom seks XX, gonadnya adalah • Diagnosa dengan pemeriksaan kromatin
ovarium, fenotipenya cenderung mengarah seks
ke arah maskulin
• Terapi hormon androgen atau estrogen
tergantung dari genitalia eksterna, dan
diasuh sesuai genitalia eksterna
KLASIFIKASI DSD
o Klasifikasi DSD menurut The
European Society for Pediatric
Endocrinology (ESPE) ada 3
kategori, yaitu :
o DSD Kromosom Seks
o 46, XY DSD
o 46, XX DSD
SINDROMA TURNER
Disgenesis ovarium
Ovarium seperti pita (streak gonad)
Seorang wanita pendek amenore primer, seks
sekunder tidak tumbuh
Susunan kromosom 44 autosom dan 1 kromosom X
(45-XO) + 60-80% folikel gonad akan cepat
mengalami atresia disfungsi gonad
Terdapat 2 galur sel yang berbeda (mosaic) :
45,XO/46,XY atau kimera : 46,XX/46,XY
gangguan fungsi gonad
Terapi : pemberian estrogen secara siklik
SINDROMA SINDROMA
SUPERFEMALE KLEINEFELTER
Susunan kromosom 47, XXX Susunan kromosom 47, XXY
Perkembangan seks normal Tumbuh sebagai pria
Kecerdasan rendah Ginekomasti
Testis atropi
Bisa ereksi dan coitus
Terapi : operasi pada ginekomasti
KELAINAN AKIBAT PENGARUH HORMON
Sindroma feminisasi testikuler
- Fenotif wanita dan genotif pria
- Genitalia eksterna wanita
- Ditemukan testis (rongga abdomen, kanalis
inguinalis, labium mayus)
- Ciri-ciri : rambut pubis dan rambut ketiak tidak
ada, vagina pendek dan menutup
- Terapi : pengangkatan testis
Terimakasih