DAN
KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU (KET)
Oleh
Ike Ummi Mahmudatul Atiqoh
21704101037
Pembimbing:
dr. Bambang Soetjahjo, Sp. OG
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
• Amenore • Tanda Syok • Laboratorium :
• Perdarahan • VT serviks DL
pervaginam dari terbuka/tertutup • Sonografi
bercak sampai • Ukuran uterus • Kariotipe
jumlah banyak lebih kecil
• Perut nyeri dan
kaku (kontraksi)
• Pengeluaran
jaringan
KLASIFIKASI
(Depkes, 2013)
Spontan
Abortus Terapetikus
Provakatus
Kriminalis
ABORTUS SPONTAN
(Cunningham et al , 2014, Obstetri Williams)
Abortus Imminens
Abortus Incipiens
Abortus
completus
Abortus
Incompletus
Missed Abortion
(Depkes, 2013)
(Depkes, 2013)
(Depkes, 2013)
Missed abortion
(Depkes, 2013)
ABORTUS HABITUALIS
▪ Abortus berulang (recurrent abortion) adalah abortus yang terjadi ≥3 kali berturut-turut.
▪ Angka kejadian 0.4 – 1%.
▪ Resiko berulangnya abortus setelah abortus I adalah 20% ; resiko setelah abortus II adalah 25%
dan resiko setelah abortus III adalah 30%
▪ Etiologi sama dengan abortus sporadik
(Depkes, 2013)
ABORTUS PROVOKATUS
TERAPETIKUS KRIMINALIS
Indikasi:
▪ Tindakan abortus yang tidak mempunyai alasan
Gangguan kesehatan yang sangat mengancam medis yang dapat dipertanggungjawabkan atau
keselamatan ibu (keganasan, Decom cordis
tanpa mempunyai arti medis yang bermakna. Hanya
persisten)
untuk kepentingan si pelaku.
Kehamilan akibat perkosaan atau incest ▪ Jenis-jenis tindakan abortus kriminalis
- kekerasan mekanik
- obat-obatan
KOMPLIKASI:
Dipastikan terjadi cacat berat pada janin (severe - Perdarahan akibat luka jalan lahir
physical deformities) atau retardasi mental - Syok kematian
- Emboli udara
- Infeksi dan sepsis
(Cunningham et al , 2014, Obstetri Williams)
DEFINISI
▪ Suatu kehamilan dimana pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel
pada dinding endometrium kavum uteri (Sarwono, 2014)
▪ Kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri
PENDAHULUAN
Pada thn 2007,
Normalnya kehamilan terdapat 20 kasus
akan terjadi setiap 1.000
intrauterin, nidasi akan
terjadi pada kehamilan menderita
endometrium korpus KET
uteri. (BPS Kesehatan,
2008)
Riw Operasi
Riw KET Riw penggunaan Riw SC
daerah tuba dan /
sebelumnya AKDR sebelumnya
atau tuberoktomi
(Depkes, 2013)
LOKASI KET
Kehamilan
kehamilan tuba >95% (pars
heterotopik
ampularis, pars ismika, pars
Kehamilan fimbriae
intraligamenter
(sangat sedikit)
± 10 cm
implantasi
5 mm
1 mm
(Sarwono, 2014)
Kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi pada kehamilan ektopik
(Sarwono, 2014)
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Adanya amenore • Tanda syok • Laboratorium : DL, B-hCG
• Pada pemeriksaan ginekologik
• Uterine bleeding (perdarahan terdapat :
• Progesteron
tidak banyak, berwarna coklat • Adanya nyeri ayun : dengan • USG
tua) menggerakan porsio dan serviks • Laparoskopi atau Laparotomi
• Nyeri perut bagian bawah ibu akan merasa sakit yang
• Kuldosintesis
(nyeri tiba-tiba, sering sangat;
• Douglas crise : rasa nyeri hebat • Histerosalpingografi
disertai perdarahan &
pada penekanan kavum Douglas;
menyebabkan terjadinya
• Kavum douglas teraba menonjol
syok) karena terkumpulnya darah,
begitu pula teraba masa
retrouterin massa pelvis.
(Sarwono, 2014)
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Umum :
Syok ? atasi syok Rehidrasi dg cairan kristaloid 500 ml/15 menit 3-4 kali
Tatalaksana Bedah laparotomi
Konservatif : Salpingostomi, salpingotomi, dan pembukaan fimbriae
pada lokasi ektopiknya tuba rusak ringan
Radikal : Salpingektomi tuba rusak berat
Tatalaksana Medis
Dosis tunggal
- Metotreksat, 50 mg/m2 IM
Dosis variabel
- Metotreksat, 1 mg/kg IM, hari ke-1,3,5,7 plus
- Leukovorin, 0,1 mg/kg IM, hari ke-2,4,6,8 (Cunningham et al , 2014, Obstetri Williams)
(Sarwono, 2014)
DIAGNOSIS KET TANPA LAPAROSKOPI
(Sarwono, 2014)
American Family Physician
American Family Physician
American Family Physician
DIAGNOSIS BANDING
Gejala KET Abortus Kista Ovarium Infeksi Pelvis
Primer Sekunder
▪ Terjadi apabila ovum dan Merupakan kehamilan tuba,
yang walaupun terjadi
spermatozoon bertemu dan gangguan tidak
bersatu di dalam satu menyebabkan meninggalnya
tempat di peritoneum mudigah, dan vaskularisasi
masih cukup untuk
dalam rongga perut, dan memungkinkan mudigah
kemudian juga bertumbuh terus.
berimplantasi di tempat tsb Mudigah yang menjadi janin
dapat meninggalkan tuba
▪ Berakhir dgn kematian melalui ostium abdominalis
mudigah atau lewat sobekan dinding
tuba, dan kemudian letak
kantong janin dalam rongga
peritoneum
Patologi