Anda di halaman 1dari 18

POSTTERM

Oleh
Ike Ummi Mahmudatul Atiqoh
21704101037

Pembimbing:
dr. Bambang Soetjahjo, Sp. OG

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
DEFINISI

Preterm : <37 minggu


Aterm : 38-42 minggu
Post date : ≥ 40 minggu
Post term : > 42 minggu (294 hari)

Nama Lain : Postterm/serotinus/postdate/extended pregnancy/prolonged


pregnancy/post datisme/paskamaturisme
ETIOLOGI

1. Progesteron masih ada


2. Penurunan atau berkurangnya kadar oksitosin
3. Kadar kortisol /ACTH janin tidak diproduksi dengan baik
4. Tidak ada tekanan pada saraf uterus (tekanan pada
ganglion servikalis flx frankenhauser)
5. Herediter
Kelainan SSP
Defisiensi enzim
sulfatase

Kelainan Adrenal

Usia < 15
Tokolitik anti Pg : Asmef,
th atau >
salbutamol, progestin dll
35 th
- Kelainan letak
- Bagian bawah
masih tinggi
- Paritas
- Tali pusar pendek
PERMASALAHAN KEHAMILAN POSTTERM

1. Perubahan pada plasenta


- Disfungsi plasenta : penurunan kadar estriol dan laktogen plasenta
- Penimbunan kalsium  progresivitas degenerasi plasenta  gawat janin
- Penuaan plasenta  pasokan makanan dan oksigen berkurang
- Selaput vaskulosinsisial menebal dan berkurang  menurunkan mekanisme trasnpor
plasenta
- Degenerasi jaringan plasenta : edema, timbunan fibrinoid, fibrinosis, trombosis
intrevilli, infark villi
- Perubahan biokimia
- Spasme arteri spiralis  penurunan sirkulasi uteroplasenta
2. Pengaruh pada Janin
- Plasenta sering masih baik  berat janin >>
- Sindroma postmaturitas
STADIUM CIRI-CIRI
Stadium I Kulit kehilangan vernik kaseosa, maserasi berupa kulit kering,
rapuh dan mudah mengelupas
Stadium II Stadium I + pewarnaan mekonium pada kulit
Stadium III Stadium II + pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali
pusar
- Gawat janin : meningkat pada UK > 42 minggu
Penyebab:
a. Makrosomia : distosia, fraktur klavikula, Erb paralisis, kematian
bayi
b. Insufisiensi plasenta : pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion,
hipoksia, aspirasi mekonium
c. Cacat bawaan : hipoplasia adrenal, anensefalis
3. Pengaruh pada Ibu
- Mortalitas dan morbiditas o.k makrosomia dan tulang tengkorak lebih keras 
distosia, partus lama, incordinate uterine action, peningkatan tindakan obstetrik dan
persalinan traumatis akibat bayi besar
- Aspek emosi : kecemasan keluarga
DIAGNOSIS
1. Riwayat haidl  HPHT KRITERIA POSTTERM:
Syarat : - penderita yakin HPHT nya • > 36 mgg setelah tes kehamilan +
- siklus 28 hari dan teratur • > 32 mgg sjk DJJ pertama dg Doppler
- tidak minum pil KB selama 3 bulan • > 24 mgg sjk dirasakan quickening
terakhir • > 22 mgg sjk DJJ pertama dg Laennec
2. Riwayat pemeriksaan antenatal
- Tes kehamilan positif
- Gerak janin/quickening :
primigravida : UK 18 mgg 
THP : quickening + 22 mgg
multigravida : UK 16 mgg 
THP : quickening + 24 mgg
- DJJ : stetoskop laennec : mulai UK 18-20 mgg
Doppler : mulai UK 10-12 mgg
3. Tinggi fundus uteri
4. USG trimester 1 (11-14 minggu)
- panjang kepala-tungging (CRL)
- ukuran biparietal dan panjang femur (UK 16-26 mgg)
- lingkar perut dan lingkar kepala
5. Pemeriksaan radiologi
- Jarang dipakai karena sulit mengenal pemusatan tulang dan tidak baik bagi janin
- Pusat penulangan melihat epifisis
femur distal : 22 mgg
tibia proximal : 36 mgg
kuboid : 40 mgg
6. Pemeriksaan laboratorium
- Kadar lesitin/spingomielin
lesitin = spingomielin  UK 22-28 mgg
lesitin 1,2 x spingomielin  UK 28-32 mgg
lesitin 2 x spingomielin  UK genap bulan
Tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan postterm namun dapat digunakan untuk
menentukan janin cukup matang untuk dilahirkan atau tidak
- Aktivitas tromboplastin cairan aminon (ATCA)
cairan amnion  mempercepat bekuan darah
kadar meningkat  UK ber+
ATCA 45-65 detik : UK 41-42 mgg
< 45 detik : UK > 42 mgg
42-46 detik : lewat waktu
- Sitologi cairan amnion
Pengecatan nile blue sulphate : melihat sel lemak dalam cairan amnion
sel lemak > 10%  UK 36 mgg
≥ 50% UK 39 mgg
- Sitologi vagina sensitivitas 75 %
Dapat menilai kematangan serviks namun kematangan serviks tidak dapat
digunakan menentukan usia gestasi
KOTROVERSI TATALAKSANA
MASALAH TATALAKSANA POSTTERM POSTTERM
1. Beberapa penderita  UK tidak tepat  janin 1. Apakah dilakukan pengelolaan aktif atau
takut belum matur pasif?
2. Sulit menentukan janin akan mati atau hidup 2. Jika pengelolaan aktif, apakah diakhiri 41-
3. Janin besar 42 mgg?
4. >> 42 mgg  70% serviks belum matang dg nilai
Bishop rendah  sulit diinduksi
5. Persalinan berlarut-larut  merugikan janin
6. Disporposisi kepala-panggul dan distosia bahu
7. Janin lebih peka narkose dan penunjang
8. Oligohidramnion  pemecahan ketuban 
meningkatkan tali pusar. Tetapi dengan pemecahan
selaput ketuban dapat mengetahui mekonium atau
tidak
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Menentukan postterm atau tidak


2. Identifikasi kondisi janin dan hal yang membahayakan janin dengan pemeriksaan kardiotokografi (eg.
NST, CST, dan USG), laboratorium, gerakan janin, dan amnioskopi
a. NST dan penilaian volume kantong amnion normal  kehamilan dibiarkan  nilai 1 mgg 2x
b. Oligohidramnion (< 2 cm pd kantong vertikal/indeks cairan amnion <5)/deselerasi NST  induksi
persalinan
c. Cairan amnion normal dan NST tidak reaktif  periksa CST
▪ CST +  deserelasi lambat berulang, variabilitas abnormal  penurunan plasenta  SC
▪ CST -  kehamilan dibiarkan berlangsung  nilai 3 hari lagi
3. Periksa kematangan serviks dengan PS atau bishop score setiap kunjungan dan dapat diakhiri jika serviks
sudah matang:
PS ≥ 5 : serviks matang  induksi persalinan dan pengawasan intrapartum
PS < 5 : serviks belum matang nilai keadaan janin

Anda mungkin juga menyukai