Anda di halaman 1dari 43

ADJI NABILA CHINTIA

SHINDI YUNIA PURWANTO

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU OBSTETRI DAN GYNEKOOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
• Batasan :
* TUMOR : setiap massa benjolan
* NEOPLASMA : jaringan abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi
• Jenis : jinak/ganas
• Macam :
-Tumor ovarium/Adneksa
- Myoma uteri
TUMOR OVARIUM
OVARIUM

Fisiologi Ovarium
• Fungsi proliferatif (generatif), yaitu sebagai sumber ovum selama masa reproduksi.
• Fungsi sekretorik (vegetatif), yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormon steroid (estrogen,
progesteron dan androgen).
• Selain itu, juga berperan dalam mengatur siklus haid wanita.
KISTA OVARIUM

• Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau
sekitar ovarium
• Faktor resiko:
• Pengobatan infertilitas
• Tamoxifen
• Kehamilan
• Hypothyroidism
• Gonadotropin maternal
• Merokok
SIFAT KISTA

Kista Fisiologis Kista Patologis


Dialami oleh orang di usia
Pembesaran bisa terjadi relatif
reproduksi karena masih
cepat, yang kadang tidak
mengalami menstruasi, tidak
disadari penderita. Karena,
menimbulkan nyeri pada saat
kista tersebut sering muncul
haid, tidak perlu operasi, tidak
tanpa gejala seperti penyakit
berbahaya dan tidak
umumnya.
menyebabkan keganasan.
KLASIFIKASI TUMOR OVARII BENIGNA
Kistik Neoplastik Solid

Non-neoplastik Cystadenoma mucinosum Fibroma

Folikel Cystadenoma serosum Lymphangioma

Lutein Dermoid Mesothelioma

Stein-Luventhal Osteochondroma

Endometrial Brener

Peradangan tubo ovarial

Inclusion germinal
TUMOR KISTIK OVARIUM
KISTA OVARIUM NON-NEOPLASTIK

KISTA FOLLIKEL
• Berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi.
• Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
• Tidak menunjukkan gejala. Bila sudah cukup besar akan terasa tidak
nyaman.
• Diagnosa ditentukan dengan palpasi
• Tanpa terapi, akan mengalami resorpsi. Bila kista kecil dilakukan punksi
atau eksisi saja. Bila besar di enucleasi dengan meninggalkan jaringan
ovarium yang normal
KISTA LUTEIN
• Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.
• Sering menyerupai kehamilan ektopik.
• Haid kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus-menerus, disertai rasa
sakit pada bagian perut bawah. Dapat dibedakan dengan pemeriksaan test kehamilan.
• Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit.
• Pada umumnya bersifat konservatif karena biasanya akan mengecil dengan sendirinya. Jika ukuran besar
,harus dilakukan ekstirpasi
SINDROM OVARIUM POLIKISTIK
• Penyakit herediter yang autosomal dominant
• Kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan
berdinding tebal
• Menyebabkan 5-10% wanita usia reproduktif menjadi infertil
• Konsesus Rotterdam 2003, kriteria diagnostik adanya 2 dari 3 keadaan berikut: olligomenorhea, tanda-
tanda hiperandrogen dan ovarium polikistik
• Didapati 30% pasien mengalami amenorea, 75% oligomenorea dan 90% adanya peningkatan
konsentrasi kadar luteinizing hormone (LH) dan androgen.
• Patogenesa: adanya gangguan hubungan umpan balik
antara pusat (hipotalamus – hipofisis) dan ovarium sehingga
kadar estrogen selalu tinggi yang mengakibatkan tidak
pernah terjadi kenaikan kadar FSH yang cukup adekuat.
• Terapi:
• operatif (wedge resection)
• non operatif (Clomiphene citrate (clomide) 50 mg dan
gonadotrophin 4500 i.u. )
GERMINAL INCLUSION CYST

• Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.


• Biasanya terjadi pada wanita tua.
• Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.
KISTA OVARIUM NEOPLASTIK
KISTOMA OVARII SIMPLEKS

• Permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,


dan dapat menjadi besar.
• Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serous, dan
berwarna kuning.
• Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran
tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.
• Terapi: pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, lalu
pemeriksaan PA
CYSTADENOMA MUCINOSUM

• Bentuk bulat atau bentuk tidak teratur, permukaan rata dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan. Di
beberapa tempat dindingnya sangat tipis sehingga transparan.
• Isi kista: cairan yang jernih, kadang-kadang sangat kental, berisi mucin. Bila disertai unsur darah dapat
berwarna kecoklat-coklatan
• Tatalaksana: pengangkatan tumor.
• Jika tumor sudah cukup besar biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-
ooforektomi).
CYSTADENOMA SEROSUM

• Dinding luarnya dapat menyerupai kista mucinosum, tetapi pada beberapa kasus terlihat pertumbuhan
yang papillomatus yang menyerupai gambaran bloemkool
• Isinya merupakan cairan encer, kadang-kadang berwarna merah atau kecoklat-coklatan berisi protein,
darah.
• Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum
KISTA DERMOID

• Dinding tebal berwarna keputih-putihan.


• Isi: rambut, cairan kental dan licin dan kadang-kadang ditemukan juga gigi, tulang rawan atau butir-butir
tulang pada dindingnya.
• Patogenesa:
• Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak sempurna pada akhir stadium blastomer.
• Berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.
• 1 – 3 % dari kista dermoid dapat berubah menjadi ganas, yaitu menjadi carcinoma epidermoid.
• Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan, biasanya dengan seluruh ovarium
KISTA OVARIUM BERDASARKAN LOKALISASI

• Kista bebas (penduculata)


• Gerakan bebas
• Batas jelas
• Kista intraligamentair
• Letaknya diantara 2 lig. Latum
• Gerakan terbatas
• Tampak pembuluh-pembuluh darah yang bersilangan satu sama lain
• Kista pseudo intraligamentair
• Letaknya di luar lig. Latum
• Gerakan terbatas, karena perlekatan (infeksi, metastase)
• Gamb. Pembuluh darah biasa.
MANIFESTASI KLINIS

• Tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama.


• Pada stadium awal: gangguan haid.
• Jika menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
• Terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada
saat bersenggama.
• Pada stadium lanjut: adanya asites, penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ di dalam
rongga perut lainnya.
• Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air
kecil.
TATALAKSANA

• wanita yang dicurigai memiliki kista fungsional sebaiknya diberi kontrasepsi oral, walaupun nampaknya
tidak ada akselerasi resolusi, dibandingkan bila hanya dilakukan observasi, walaupun demikian
pemberian kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko terbentuknya kista yang lain.
• kista yang memberikan gejala sebaiknya dievaluasi dgn seksama. Bila gejala ringan, cukup dengan
analgesi.
PEMBEDAHAN

• indikasi pembedahan bila : nyeri hebat atau curiga ganas (kista yang besar, multilokuler, septa (+), papil
(+), dan ada peningkatan aliran darah.
• Bila ada kecurigaan ganas sebaiknya dilakukan laparotomi eksplorasi
• kista fungsional saat hamil dioperasi bila :
• ada keadaan mendesak (torsi, terjepit dll)
•  8 Cm (takut akan terjadi torsi)
• tumor ovarium yang solid : harus dilaparotomi.
INDIKASI PEMBEDAHAN PADA MASSA ADNEKSA :

- kista ovarium lebih dari 5 cm, menetap setelah observasi sampai 8 minggu
- massa adneksa pada usia pramenars
- massa adneksa pada usia pasca menopause
- massa padat pada segala usia
- massa kistik lebih dari 8 cm
MIOMA UTERI
SUATU TUMOR JINAK YANG TUMBUH DALAM OTOT UTERUS
• Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri, fibroid.
• Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma.
• Hanya kira-kira 10% mioma ditemukan pada wanita setelah menopause
• Amerika Serikat : angka kejadian mioma uteri adalah 2-12,8 orang per 1000 wanita tiap tahunnya.
• Penelitian Ran Ok et-al di Pusan Saint Benedict Hospital Korea menemukan 17% kasus mioma uteri dari
4784 kasus-kasus bedah ginekologi yang diteliti.
• Di Indonesia : 2,39 – 11,7% dari kasus ginekologi
• Paling sering pada wanita umur 35 – 45 tahun (±25%)
• Jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause.
• Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya
hamil 1 kali
• Penyebab pasti  belum diketahui.
• Bentuk tumor : tunggal atau multiple
• umumnya tumbuh didalam otot rahim  intramural mioma
• keluhan : berupa perdarahan saat siklus dan diluar siklus haid.
• Sedangkan yang tumbuh dikulit luar rahim  tipe subserosa
• tidak ada keluhan perdarahan, keluhan ada bila tumor membesar dengan dijumpai benjolan keras, sulit
digerakkan.
ETIOLOGI

• Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos miometrium, menurut teori onkogenik maka patogenesa
mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor
• Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma, namun diketahui
estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOLOGI

• Mioma uteri umumnya bersifat multiple, berlobus yang tidak teratur maupun berbentuk sferis.
• Berbatas jelas dengan miometrium sekitarnya, → enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah
dari jaringan miometrium disekitarnya
• Pemeriksaan makroskopis → berwarna lebih pucat dibanding miometrium, halus, berbentuk lingkaran
dan lebih keras dibanding jaringan sekitar, dan terdapat pseudocapsule
• Mioma dapat tumbuh disetiap bagian dari dinding uterus
JENIS

Jenis Mioma Uteri :


• Intra mural - 54 %
• Subserosum - 48,2 %
• Submukosum - 6,1 %
• Intraligamenter - 4,4 % ( Benson & Pernolls, 2001 )
bentuk lain :
• Pedunculated (bertangkai)
• Wandering Mioma (parasit)
MANIFESTASI KLINIS

• Perdarahan / menorhagia  karena permukaan kavum uteri yang lebih luas dan adanya gangguan
kontraksi uterus akibat massa tumor
• Penekanan pada kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya
• Nyeri  akibat degenerasi mioma atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma submukosum
• Infertilitas  dapat disebabkan distorsi tuba, gangguan implantasi pada endometrium, oklusi kanalis
endoserviks, dsb.
• Bisa tanpa gejala
PENEGAKAN DIAGNOSA

• Anamnesa tentang riwayat penyakit


• Palpasi abdomen  didapatkan tumor di daerah atas pubis atau abdomen bawah dg konsistensi padat
kenyal, tidak nyeri, berbatas jelas, mobil (bila tdk ada perlekatan)
• Pemeriksaan bimanual  didapatkan tumor menyatu/berhubungan dg uterus.
• Pemeriksaan USG
• Kuret & pemeriksaan PA pd kasus perdarahan
• Pemeriksaan PA bahan operasi
TATALAKSANA

Tergantung pada : besar kecilnya mioma, ada tidaknya keluhan/ komplikasi dan usia + paritas.
Observasi : jika besarnya uterus sama atau kurang dari ukuran uterus pada kehamilan 12 minggu tanpa
disertai penyulit lain. Pengawasan dilakukan tiap 3 bulan sekali. Apabila terjadi pembesaran atau
timbul komplikasi dipertimbangkan tindakan operatif.
• Expectant management/Watchful Waiting
• Terapi Medikamentosa
• Antifibrinolitik
• Anti Inflamasi Non-steroid
• Kontrasepsi Oral
• Magnetic resonance-guided focused ultrasound surgery
• Embolisasi A. Uterina
• Terapi Pembedahan
• Bila disertai keluhan/ komplikasi perdarahan :
• Koreksi anemia dengan transfusi sampai HB > 10 gr%
• Kuretase dikerjakan bila HB > 10 gr% kecuali pada perdarahan yang profuse.
• Tujuan kuret : menghentikan perdarahan & untuk pemeriksaan patologi anatomi guna
menyingkirkan kemungkinan keganasan atau penyakit lain.
• Setelah kuretase, jika tidak ada keganasan – tindakan selanjutnya tergantung usia dan paritas
pasien :
• Usia < 35 th, pingin anak  terapi konservatif
• Usia > 35 th , cukup anak  tindakan operatif
Miomektomi (jika fungsi reproduksi diperlukan dan secara teknis
memungkinkan). Kekambuhan pasca miomektomi : 15-30% (Benson-
Pernoll)
Histerektomi :
Besar tumor > uterus hamil 12 mg ( ada/ tdk keluhan)
Reproduksi tidak diperlukan
Pertumbuhan tumor sangat cepat
Perdarahan yang membahayakan penderita (hemostasis)
MIOMEKTOMI

• Abdominal Myomectomy
• Hysteroscopic Myomectomy
• Vaginal Myomectomy
• Laparoscopic/robotically assisted laparoscopic myomectomy
HISTEREKTOMI

• Total histerektomi abdominal.


• supracervical atau histerektomi subtotal.
• Histerektomi radikal.
• Ooforektomi dan salpingo-ooforektomi:
• Vaginal histerektomi.
• Histerektomi vaginal Laparoskopi
KOMPLIKASI

• Perdarahan sampai anemi


• Torsi pada yang bertangkai
• Infeksi
• Degenerasi merah (degenerasi karneus) sampai nekrotik
• Degenerasi ganas (Miosarkoma)
• Degenerasi hialin & degenerasi kistik
• Infertilitas
PROGNOSIS

• Histerektomi seluruh mioma adalah kuratif. Miomektomi yang ekstensif dan secara signifikan
melibatkan miometrium atau menembus endometrium maka diharuskan SC pada persalinan
berikutnya. Mioma yang kambuh kembali setelah miomektomi terjadi 15-40% pasien dan 2/3-nya
memerlukan tindakan lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai