Anda di halaman 1dari 22

Syuriati wulandari

20030310136
Dermatitis
• Merupakan peradangan kulit bukan karena infeksi, yang mengenai epidermis dan
dermis bagian atas sebagai respon terhadap terhadap pengaruh berbagai faktor dari
luar (eksternal) dan atau dalam (internal) yang dalam perkembangannya kelainan
kulit polimorf dan biasanya memberikan keluhan gatal.
• Klasifikasi berdasarkan penyebab:
a. dermatitis yang berhubungan dengan faktor eksogen:
1. dermatitis iritan
2. dermatitis kontak alergi
b. dermatitis yang berhubungan dengan faktor endogen
1. dermatitis atopik
2. dermatitis numuler
3. dermatitis seboroik
4. dermatitis stasis
5. neurodermatitis sirkumskripta
6.pomfolik
Lanjutan…….
 Klasifikasi perjalanan penyakitnya, dibagi menjadi:
1. dermatitis akut
2. dermatitis sub akut
3. dermatitis kronik
 Gambaran klinik
1. dermatitis akut→eritema, edema, vesikel dan membasah. Keluhan
subyektif: gatal→digaruk→terjadi erosi atau ekskoriasi
2. dermatitis subakut→tidak terlalu basah, krusta, eritem, udem masih
jelas, vesikel tidak tampak /sedikit.
3. dermatitis kronik→kering, likenifikasi, skuama, papul erosi dan
hiperpigmentasi.
 Histopatologi:
1. akut→di epidermis→spongiosis,edema intrasel,kdg2 eksositosis sel
PMN→krusta menutupi epidermis.di dermis→edema hebat,
pelebaran pblh darah, sebukan sel radang bulat disktr pdlh
darah,vesikel sub epidermis.
2. sub akut→hiperkeratosis, akantosis ringan, spongiosis ringan,
vesikel kecil dibagian atas. dermis→bag.atas sembab, pblh darah
melebar dikitari oleh sebukan limfohistiosit, papil dermis agak
memanjang.
3. kronis→hiperkeratosis yang hebat disertai parakeratosis, akantosis
tdk teratur, reterdiges memanjang, tdk ada vesikel, kdg2 spongiosis
ringan. dermis→papil dan bag. Atas menebal, fibroblas
bertambah→dinding pblh darah menebal, sebukan limfohistiosit di
sktr pblh darah dermis bag. Atas, eosinofil, dan jmlh sel mast
bertambah.
Lanjtan………………..
 Terapi
1. topikal
- akut: kompres lart. Asam salysil 1/1000, solusio burowi diencerkan
1:20, lart. Perak nitrat 1/1000,lart.permagnas kalikus 1/10.000. jika ada
infeksi skunder penggunaan lart. Rivanol 1/1000 dpt dipertimbangkan.
- kronis : salep kortikosteroid
2. sistemik
- akut : kortokisteroid dan antihistamin
- kronik: antihistamin
Dermatitis kontak iritan
 Peradangan kulit yang timbul sebagai respon terhadap bahan yng
menempel pada kulit
 Etiologi : bahan iritan yang menempel di kulit dan memberikan reakis
non alergik.
 Golongan bahan iritan :
1. iritan kuat atau absolut
menyebabkan dermatitis akut, timbul segera. Misl: asam/basa kuat,
bulu ulat, racun atau toksik serangga.
2. iritan kronis atau relatif
menimbulkan dermatitis iritan kronik. Misl: asam/ basa lemah,
sabun , detergen, larutan antiseptik.
 Gejala kilinik: rasa panas, nyeri atau gatal.
 Predileksi : seluruh prmukaan tubuh dapat terkena
 Tanda-tanda klinik : eritema numular sampai dengan plakat. Vesikel,
bula samapai erosi numular sampai plakat.
 DB: antraks dan erisipelas.
 Terapi
1. umum : hindari sumber toksik/iritan
2. sistemik : kortikosteroid seperti prednisolon 40-60 mg/hr
Dermatitis kontak alergi
• Merupakan suatu dermatitis yang timbul setelah kontak dengan alergen
melalui proses sensitisasi.
• Etiologi : alergen biasanya berupa bahan logam, perhiasan, dan obat-
obatan.
• Patofisiologi :
alergen→kulit tersensitisasi→reaksi imunologik tipe IV.
• Gejala klinis: kemerahan pada daerah kontak dan mengeluh gatal.
• Tanda klinis : eritema numular sampai plakat, papula dan vesikel
berkelompok disertai erosi numular sampai plakat. Berupa makula
hiperpigmentasi dengan skuama halus.
• Diagnosis
1. px eosinofil darah tepi
2. Px imunoglobulin E: uji tempel (patch test), uji gores (scratch test), uji
tusuk (prick test).
 DB: dermatofitosis, dermatitis seboroik dan kandidiasis
 Terapi :
1. umum : hindari faktor penyebab
2. sistemik :
- antihistamin
- kortikosteroid : metilprednisolon, metil prednison atau
triamisolon.
3. topikal :
lesi basah di kompres KMnO4 1/5000→kering hidrokortison 1-2%,
triamsinolon 0,1%, fluosinolon 0,025%, desoksimetason 2-2,5% dan
betametason-dipropionat 0,05%.
Dermatitis atopik
 Dermatitis yang bersifat kronis, residif, distribusi simetris, biasanya
terjadi pada individu dengan riwayat gangguan alergi pada keluarga
atau individu tersebut.
 Sinonim : neurodermatitis disseminata, prurigo diathesique besnier.
 Etiologi : -gangg. Fungsi sel limfosit T dn peningkatan kadar Ig E.
- blokade reseptor beta adrenergik pada kulit.
 Gejala subyektif : rasa gatal, kulit kering(iktiosis/xerosis), lebih pucat
dan dermograpi putih.
 Predileksi :
- bayi : kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut.
- anak : tengkuk, lipat siku, lipat lutut
-dewasa: tengkuk, lipat siku, lipat lutut, punggung kaki.
• Tanda klinis :
- bayi : eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar disertai erosi dan
eksudasi serta krusta.
- anak : papula-papula miliar, likenifikasi, tak eksudatif
- dewasa : biasanya hiperpigmentasi, kering dan likenifikasi.
• Px:1. dermatografisme putih→perubahan dari rangsangan goresan
terhadap kulit.
2. percobaan asetilkolin menimbulkan vasokonstriksi kulit tampak
garis pucat selama 1 jam.
• DB: dermatitis kontak, dermatitis numularis
• Terapi
1. umum : hindari semua faktor luar yang dapat menimbulkan manifestasi,
menjauhi alergen pencetus, hindari pemakaian bahan yang merangsang
2. sistemik :
- antihistamin gol H1
- kortikosteroid
- antibiotika
3. topikal :
- bayi : kortikosteroid ringan mis: hidrokortison cream 1-1,5%
- anak dan dewasa kortikosteroid kuat. Mis: betametason
dipropionat 0,05% atau deoksimetason 0,25%.kombinasi asam salisilat
1-3% salep.
Dermatitis numular
 Dermatitis yang bentuknya menyerupai uang logam dan biasanya
menyerang daerah ekstrimitas ekstensor.
 Sinonim : dermatitis diskoid, neurodermatitis numularis
 Etologi : sterss emosi.
 Gejala subyektif : rasa gatal
 Predileksi : punggung tangan, permukaan ekstensor lengan, tungkai,
paha, bahu, bokong, payudara dan puting,.
 Gejala obyektif : eritema, edema, papel, vesikel berbentuk numuler
diameter 5-40mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas,
kering jadi krusta. Digaruk fenomena koebner.
 DB: dermatitis atopik dan neurodermatitis
 Terapi
1. umum :menghindari faktor yg menimbulkan eksaserbasi
2. lokal :
a. solusio permanganas kalikus 1/10000
b. kortikosteroid salep
c. preparat ter : salep liquor carbons detergen 5-10%
3. sistemik
a. antibiotika
b. kortikosteroid
c. sedativa
Dermatitis stasis
 Merupakan dermatitis yang bersifat persisten pada tungkai bawah oleh
karena adanya gangguan aliran darah vena.
 Sinonim : dermatitis hemostatika
 Etiologi :gangguan aliran darah vena
 Gejala subyektif : rasa gatal, kaki terasa berat bila berdiri lama, rasa
seperti tertusuk jarum dan kesemutan.
 Predileksi : tungkai bawah tepat diatas maleolus internus.
 Gejala obyektif : edema pada tungkai→fibrotik→erosi, eksudasi, krusta
dan skuama lesi tidak jelas→varices→bila tidak diobati menjadi ulkus
varicosum
 Terapi :
1. dasar: -memperbaiki aliran darah: menggunakan pembalut tekan,
operasi varises “striping”, obat sceleroting agent
2. terapi dermatitis
a. terapi lokal: dikompres, jika kering gunakan salep seng oksida
b. terapi sistemik: kortikosteroid jangka pendek (5-7 hr) dan
antibiotik jika ada skunder infeksi.
Dermatitis seboroik
• Peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung sebasea.
• Sinonim : seborrheic eczema, dermatitis seboroidhes
• Etiologi : aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat.
• Patofisiologi : keaktififan gland.sebasea→
• Faktor yang mempengaruhi : stress, kelelahan,cuaca dingin,makanan
berlemak, banyak keringat.
• Predileksi : alis, skalp, retroaurikula, lipatan nasolabialis, presternum,
skrotum
• Gejala subyektif : gatal, rambut rontok
• Gejala obyektif : skuamasi kering atau basah dan halus atau kasar,
krusta kekuningan
• DB: psoriaisis, pitiriasis rosea,dermatofit.
• Terapi
umum: diet rendah lemak
sistemik : antihistamin, berat kortokosteroid
lokal : preparat sulfur, tar, kortikosteroid, sbgai sampo
Neurodermatitis sirkumskripta
 Dermatitis kronik yang ditandai oleh bercak dengan likenifikasi,
hiperpigmentasi, kering, skuama, batas jelas, berbentuk lonjong, persegi
atau tidak terarur dan biasanya terdapat faktor psikogen yang kuat.
 Sinonim : liken simpleks kronikus, liken widal.
 Etiologi : blm di ketahui dgn pasti, sering kali krn infeksi sterptokokus
beta, kuman lepra dan sarkadosis.
 Gejala subyektif : rasa gatal.
 Predileksi : tengkuk, dorsum pedis, dorsum manus, lengan bawah
ekstensor, pergelangan tangan, pergelangan kaki.
 Gejala obyektif: papula miliar, likenifikasi dan hiperpigmentasi, skuama
dan kadang-kadang ekskoriasi.
 Gambaran histopatologi : epidermis : hiperkeratosis, akantosis dan sedikit
papilomatosis. Dermis pelebaran pembuluh darah dan sebukan sel radang
kronik
 DB: psoriasis , tinea korporis, prurigio nodularis.
 Terapi :
1. umum: mencegah garukan atau gosokan, hindari gigitan serangga.
Hindari stress.
2. sistemik: sedatif atau antihistamin
3. topikal : salep kortikosteroid dan preparat ter
Pomfolik (ekzema dishidrofik).
 Suatu kondisi dengan vesikel-vesikel pada tangan dan atau kaki yang
bersifat rekuren, akut atau kronik.
 Etiologi : stress, reaksi id akibat infeksi jamur atau bakteri, makanan atau
obat-obatan.
 Faktor predisposisi: orang-orang banyak keringat pd tangan dan kaki,
orang yang cenderung punya stigmata atopik.
 Gejala subyektif : gelembung-gelembung pada telapak tangan dan kaki,
dan terasa gatal.
 Predileksi : telapak tangan dan kaki.
 Gejala obyektif : vesikel-vesikel bilateral simetris, kadang pustula dan bula.
 Gambaran histopatologi : tak tampak perubahan kelenjar keringat.
Epidermis ditemukan vesikel dan tidak terlihat tanda-tanda radang.
 DB: psoriasis pustulosa, akrodermatitis kontinua, pstular bakteri,tina
mnum vesikuler,HZ brachialis,scabies.
 Terapi :
- krim kortikosteroid
- asam salisilat 5% dalam alkohol
- krim vioform 3%
- jk madidans : kompres KMnO4 1/5000
- jk berat : kortikosteroid sistemik seperti prednisolon,prednison, atau
triamisolon.

Anda mungkin juga menyukai