Di susun oleh :
AMRIL IDRIS
3. Patogenesis
Dermatitis : reaksi alergi tipe 4. Reaksi spesifik memerlukan beberapa jam untuk mencapai
maximum. Gejala klinis biasanya baru tampak sesudah 24-48 jam. Pada interaksi antara antigen
& antibodi terjadi pembebasan berbagai mediator farmakologik (histamin, SRS-A, serotonin,
bradikinin, asetil kolin, anafilatoksin).
4. Gejala Klinis
Subyektif : tanda-tanda radang(itis)akut, terutama pruritus (dolor), kenaikan suhu (kalor),
kemerahan (rubor), gangguan fungsi kulit(fungsiolesa).
Obyektif : Biasanya batas kelainan tidak jelas, terdapat polimorfi ygdapat timbul secara serentak
atau berturut-turut.
Edema sangat jelas pada kulitlonggar mis : muka (palpebra, bibir) & genetalia externa.
Dermatitis madidans (basah) : adanya exudasi, vesikel-vesikel yg berkelompok kemudian
membesar dapat disertai pustule jika disertai infeksi.
Dermatitis sika (kering) : erosi atau ekskoriasi dengan krusta, terjadi deskuamasi sisik-sisik.
Bila proses menjadi kronik tampak likenifikasi kemudian terjadi hiper/hipo pigmentasi.
Eritema madidans eksudasi, vesikel, bula erosi, ekskoriasi krusta sika
deskuamasi likenifikasi Hipo/Hiperpigmentasi
a) Dermatitis kontak
Ialah dermatitis karena kontaktan eksternal, yang menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik)
atau (toksik).
Etiologi
a. Tipe toksik akut : oleh iritan primer kuat/absolut seperti asam kuat, basa kuat, racun serangga,
getah tanaman tertentu.
b. Tipe toksik kronik : oleh iritan primer lemah seperti sabun, detergan , asma lemah, wol, bulu
binatang, bahan pelarut, antiseptik dan lainnya.
c. Tipe allergik : oleh karena alergen seperti (Ag, Hg, Cr), karet, plastik,, zat pewarna, sabun,
detergen, obat-obatan (Antibiotik, sulfa anti histamin), sinar, larutan antiseptik dsb.
Patofisiologi
Hipersensitivitas type 4 (tipe lambat)
Mengeluarkan limfokin
Imigrasi kedarah parakortikal kel. Getah bening regional kedalam sirkulasi, kulit dan sistem
limfoid
Sensitivitas seluruh tubuh
Gejala klinik
A. Tipe toksik:
Akut :
- cepat timbul
- berbatas tegas
- Eritem, vesikel/bula, eksoriasi
- Nekrosis, ulkus
Kronik :
- Lambat, batas tidak jelas/teghas
- Kadang-kadang gatal, pedih bila kulit retak
- Skuama kulit menebal
B. Tipe alergik:
- Lambat, batas tidak jelas
- Luas dari pada kulit yanng terkena
- Daerah peka- Lebih cepat gatal
Pemeriksaan laboratorium
a. Uji tempel (patch test)
Dilakukan bila dermatitis sudah tenang
- Lokasi yang dipilih- lokasi yang representatif seperti punggung atau lengan atas, bahanyang
diguinakan bahan standard dan yang dicurigai.
- Sesudah 24-48 jam dibaca apakah terdapat reaksi atau tidak. Reaksi dinilai sebagai :
+ : Eritema
++ : Eritema, edema, papul.
+++ : eritema,edema,papul, vesikel
++++ : Sama dengan +3, tetapi disertai vesikel yang berkonfluensi.
+++++ : Eritema dan bula
Terapi/ pengobatan
1. Umum : Hilangkan bahan penyebab
2. Topikal
Akut : Kompres salicil
Bila kering : krim kortikosteroid
3. Sistemik
a. Antibiotik : Toksik akut, luas : penicillin
b. Kortikosteroid : tipe allergen : Kortiko sterioid
c. Antihistamin : Untuk mendapatkan efek sedatifa
b) Dermatitis atopik
Dermatitis atopik dapat disebut juga eksema konstitusional, ekzema fleksural, neur dermatits
diseminata, prurigo besnier.
Etiologi
Terdapat stigmata atopi ( herediter ) pada pasien berupa :
a. Rinitis allergik asma bronkhikial hay fever
b. Allergik terhadap berbagai alergen protein.
c. Pada kulit dermatitis atopik dermatografisme putih dan kecenderungan timbul urtika.
d. Reaksi menurun terhadap perubahan suhu dan ketegangan(stress).
e. Resitensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri.
f. Lebih sensitif terhadap serum dan obat.
Patofisiologi
Peningkatan sel mast
Histamin dilepaskan
Produksi berlebihan Ig E
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah tepi : ditemukan adanya eosinofil.
2. Pemeriksaan imunologi : ditemukan kadar imunoglobulin meningkat berhubungan dengan
kelainan pernafasan seperti : asma bronkial, rinitis alergika. Serta terjadi pengurangan sel T
dalam darah.
Penatalaksanaan
Mandikan si kecil 2 kali sehari dengan air dingin, gunakan sabun yang mengandung pelembab.
Setelah mandi dan dikeringkan segera oleskan obat topikal 2 kali sehari pada kelainan kulitnya.
Supaya kulit tak menjadi kering, oleskan pelembab 2 kali sehari sehabis mandi. Walaupun kulit
sudah sembuh, pemakaian pelembab tetap dianjurkan untuk mengatasi kekeringan pada kulit.
Hindari faktor pencetus
Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal.
Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek
sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari.
c) Dermatitis Numularis
Etiologi
Tidak diketahui. Penyakit timbul pada pasien yang mempunyai kulit kering, serta mempunyai
kepribadian yang tense dan anxious. Kadang-kadang didapati infeksi lokal.
Manifestasi klinis
Subyektif sangat gatal. Obyektif terlihat dermatitis sebear uang logam, terdiri atas eritema,
edema, kadang-kadang ada visikel, krusta dan papul. Tempat predileksi ialah ekstremitas (
terutama tungkai bawah ), bahu dan bokong. Penyakit ini mempunyai kecenderungan residif.
Penatalaksanaan.
Cari infeksi sebagai faktor pencetus fokal sistemik, dapat diberikan prednison 20 Mg sehari.
Pengobatan topikal disesuaikan kondisi penyakit.
d) Dermatitis statis
Atau dermatitis hipostatis merupakan dermatits yang bersifat persisten pada tungkai bawah oleh
karena adanya gangguan aliran darah.
Etiologi
Karena adanya gangguan aliran darah berupa bendungan dan kelainan vena ditungkai bawah.
Beberapa faktor predisposisi
- Banyak berdiri
- Obesitas
- Sering melahirkan
- Ras
Tanda dan gejala
Subyektif terdapat pruritus. Pada permulaan tampak edema pada pergelangan kaki, terutam pada
sore sehabis bekerja. Hemosiderin ke;luar dari pembuluh darah, sehingga terlihat bercak-bercak
hiperpigmentasi kecoklatan pada bagian medial sepertiga bawah tungkai bawah. Perlahan-lahan
timbul dermatitis yang seringkali medidans. Bila timbul infeksi sekunder, maka teraba indurasi
suskutan dan kulit diatasnya berwarna coklat merah. Karena terjadi pembendungan serta
atropikulit, maka dengan muda akan timbul ulkus. Faktor presipitasi timbulnya ulkus statis ialah
truma ringan dan infeksi sekunder. Pada stadium lanjut dapat timbul ulkus statis, maka subyektif
terasa nyeri.
Penatalaksanaan
Terdiri atas pengobatan kausa karena kelainan sirkulasi misalnya diperbaiki dengan elevasi
tungkai pada saat tidur. Terapi dermatitis diberikan sesuai dengan kondisinya.
e) Neurodermitis sirkumskripta
Sinonim : Liken Simpleks Kronis
etiologi : Tidak pasti.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Penderita umumnya orang dewasa atau orang tua. Mungkin suatu tempat gatal kemudian digaruk
berulang-ulang, maka akan timbul papel, likenifikasi dan kulit menjadi tebal yang menimbulkan
hyperpigmentasi. Lesi berupa papel besar, gatal disebut prurigo nodularis.
Tempat di tengkuk, di punggung kaki, punggung tangan, lengan bawah dekat siku, tungkai bawah
bagian lateral, perianal, scrotum dan vulva atau di scalp. Prurigo nodularis sering ditemukan di
lengan dan tungkai. Kelainan menipis bila tidak digaruk.
Pengobatan :
Diberitahukan kepada penderita : kelainan kulit menipis dan kemudian menghilang bila tidak
digaruk.
Sistemik : Sedativa atau Antihistaminika untuk mengurangi rasa gatal.
Topikal : Salep Kortikosteroid.
Bila kurang berhasil dibantu dengan cara oklusi (ditutup dengan bahan impermeabel misalnya
bungkus plastik). Kalau belum berhasil juga disuntik dengan kortikosteroid intra lesi, misalnya
triamsinolon.
Prognosis :
Baik, tetapi sering pula residif.
f) Dermatitis seboroika
Sinonim :
Seborrheic Eczema, Dermatitis Seborrhoides, Seborrhoide.
Penyebab :
Tidak diketahui.
Faktor yang mempengaruhi / memperburuk :
Jenis makanan berlemak
Banyaknya keringat
Stress emosi
Insidens :
Daerah dingin insidennya lebih tinggi. Umumnya bayi dan anak umur 6 10 tahun, serta orang
dewasa umur 18 40 tahun.
Perjalanan Penyakit Dan Gejala Klinis :
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar;
krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak,
umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum.
Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebut
pytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut.
Lesi dapat menjalar ke dahi, belakang telinga, tengkuk, serta oozing (membasah), dan menjadi
keadaan eksfoliatif generalisata. Pada bayi dapat terjadi eritroderma deskuamativa atau disebut
penyakit Leiner.
Diagnosis Banding :
Psoriasis, Pitiriasis Rosea, Dermatofitosis.
Pengobatan :
: diet rendah lemak.Umum
: antihistamin, pada kasus berat, kortikosteroid.Sistemik
dapat dipakai selenium sulfideLokal : preparat sulfur, tar, kortikosteroid. Shampo
Prognosis :
Kronik residif.
Dermatitis Kontak
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan anamnesis yang
teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena
hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan.
Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada
anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat
kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek
personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam
tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan papula disusul dengan pembentukan
vesikel yang jika pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul
pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Karena beberapa
bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi
regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan diagnosis.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1.Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali
tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
2.Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
3.Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan
tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada
tempat kontak.
4.Rasa gatal
5.Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.
a. Data subyektif
- Pruritus
- Nyeri
- Kecemasan
- Malu
b. Data obyektif
- Eritema
- Vesikel
- warna
- suhu
- Kelembapan / kekeringan
- Tekstur kulit
- Lesi
- Vaskularitas
c. Tanyakan :
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat alergi kulit
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat pengobatan sebelumnya
- Riwayat psikososial
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2.Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen
3.Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
4.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
5.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
6.Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi
3. INTERVENSI
1. Gangguan integritas kulit b.d kekeringan pada kulit
- Tujuan : klien/orang tua akan mempertahankan kulit klien agar mempunyai hidrasi yang baik
dan turunnya peradangan, ditandai dengan :
a. Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
b. Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
c. Berkurangnnya kemerahan
d. Berkurangnya lecet karena garukan
e. Penyembuhan area kulit yang telah rusak
- Intervensi :
a. Mandikan anak paling tidak sekali sehari selama 15 20 menit. Segera oleskan salep atau krim
yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
Rasional : dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab
selama 2 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.
b. Gunakan air hangat untuk memandikan anak.
Rasional : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.
c. Anjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan sabun yang mengandung pelembab atau
sabun untuk kulit sensitive pada anak. Hindari mandi busa.
Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat
kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.
d. Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari pada anak.
Rasional : salep atau krim akan melembabkan kulit.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Tujuan :
Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai
Kriteria Hasil :
1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
2.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.
3.Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.
4.Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
5.Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
6.Tampak tidak meprihatinkan kondisi.
7.Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan
penampilan
Intervensi :
a. Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).
Rasional: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi
klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
b. Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.
Rasional: Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
c. Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.
Rasional: klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.
d. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan
kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.
Rasional: Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu
terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .
e. Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
f. Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
4. EVALUASI
Evaluasi yang akan dilakukan yaitu mencakup tentang :
1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.
2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.
3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.
4.Menggunakan obat topikal dengan tepat.
5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 1997. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih Bahasa:
Brahm U. Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Areif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aescalipius.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarths
Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC
http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/dermatitis-atopik.html
http://www.klikdokter.com/illness/detail/216