Anda di halaman 1dari 24

DERMATITIS

 Ervinarto Pawellangi,S.Kep.,Ns
Defenisi
• Dermatitis adalah peradangan
kulit epidermis dan dermis
sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau
faktor endogen.
• Dermatitis adalah inflamasi
pada kulit yang disertai dengan
pengelupasan kulit dan
pembentukan sisik.
• Dermatitis lebih dikenal
sebagai eksim, merupakan
penyakit kulit yang mengalami
peradangan.
Etiologi
• Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui.
• Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen,
misaknya zat kimia, protein, bakteri dan fungus.
• Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
• Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh yang di dapat dan
spesifik untuk bereaksi.
• Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya
bahan kimia (contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik
(sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur)
dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
Gejala Umum
• Gatal
• Kemerahan pada kulit
• Kekeringan pada kulit
• Tebal dan permukaan kulit kasar
• Lepuh
Jenis – Jenis Dermatitis
1. Dermatitis Kontak
2. Dermatitis Atopik
3. Dermatitis Numuralis
4. Dermatitis Statis
5. Dermatitis Seboroik
1. Dermatitis Kontak
• Dermatitis kontak merupakan peradangan kulit yang
disebabkan oleh kontak langsung dengan zat tertentu.
Ruam ini terasa sangat gatal, terutama pada area tertentu,
dan sering kali memiliki batas – batas tertentu.
Etiologi
1.Dermatitis kontak iritan / DKI  Sabun detergen dan
logam – logam tertentu bisa mengiritasi kulit setelah
beberapa kali digunakan.
2.Dermatitis kontak alergika / DKA
• Kosmetika : Cat kuku, penghapus cat kuku, deodorant,
pelembab lotion sehabis bercukur, parfum, tabir surya.
• Obat – obat yang terkandung dalam krim kulit.
• Senyawa kimia ( dalam perhiasan ) : nikel.
• Tanaman : Racun IVY ( tanaman merambat ) racun pohon
ek, sejenis rumput liar, primros.
• Zat kimia yang digunakan dalam pengelolaan pakaian.
Gejala Klinis
• Tipe Toksik / Iritan :
1.Cepat timbul
2.Berbatas tegas
3.Eritema, bula, eksorasis
4.Ulkus, nekrosis
5.Skuam kulit menebal
6.Pedih bila kulit retak
• Tipe Alergik :
1. Lambat, batas tidak jelas
2. Luas dari pada kulit yang terkena
3. Daerah peka (lebih cepat gatal)
2. Dermatitis Atopik
• Dermatitis atopik adalah penyakit kulit reaksi inflamasi
yang didasari oleh faktor herediter dan faktor
lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala
eritema, papula, vesikel, kusta, skuama, dan pruritus
yang hebat.
• Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor
psikologi, atau akibat bahan kimia atau iritan.
3. Dermatitis Numuralis
• Dermatitis Numuralis merupakan dermatitis yang timbul
pada pasien yang memiliki kulit kering, serta memiliki
kepribadian yang tense dan anxious. Kadang disertai infeksi
lokal.
• Gejala Klinis : terlihat dermatitis sebesar uang logam,
edema, kadang ada visikel, krusta dan papul
• Paling banyak ditemukan pada ektremitas, bahu dan
bokong
4. Dermatitis Statis (Liken
Simplek Kronis)
• Dermatitis Statis merupakan penyakit
inflamasi kulit yang sering terjadi pada
bagian ektremitas bawah pada pasien
dengan insufisiensi dan hipertensi vena.
• Disebabkan karena adanya gangguan
aliran darah berupa bendungan dan
kelainan vena ditungkai bawah.
• Faktor Predisposisi :
1. Banyak berdiri
2. Obesitas
3. Sering melahirkan
5. Dermatitis Seboroik
• Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang sering
terdapat pada daerah tubuh berambut, terutama pada
kulit kepala, alis mata dan muka, kronik dan superfisial,
didasari oleh faktor konstitusi.
• Dermatitis seborik (DS) atau seborrheic eczema
merupakan penyakit yang umum, kronik dan, dan
merupakan inflamasi superfisial dari kulit, ditandai oleh
pruritus, berminyak, bercak merah dengan berbagai
ukuran dan bentuk yang menutup daerah inflamasi pada
kulit kepala, muka, serta telinga.
• Etiologi dermatitis seboroik masih belum jelas, meskipun
demikian berbagai macam faktor seperti faktor hormonal,
infeksi jamur, kekurangan nutrisi, faktor neurogenik
diduga berhubungan dengan kondisi ini.
Pencegahan
1. Jaga kelembaban kulit dengan cara menghindari
perubahan kulit.
2. Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
3. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras.
4. Hindari penggunaan make up berlebihan dan tidak
sesuai dengan jenis kulit.
5. Jika memiliki riwayat alergi, hindari faktor pencetus
alergi.
Pengobatan
• Sistemik  Pada kasus dermatits ringan diberi
antihistamin, atau kombinasi antihistamin antisrotonin,
antibradikinin. pada kasus berat dapat diberi
kortikosteriod.
• Topikal
1. Dermatitis basah harus diobati secara basah (kompres
terbuka).
2. Dermatitis kering diobati dengan krim atau salep.
3. Bila dermatitis akut diberi kompres, bila subakut, diberi
lotion / pasta, bila kronik diberi salep. Krim diberikan pada
daerah berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak
berambut.
Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimia/gg. sirkulasi


2. Nyeri b/d agen injury (biologi, kimia)
3. Resiko infeksi b/d kerusakan jaringan/integritas kulit
Intervensi Keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit b/d gangguan sirkulasi /


iritasi bahan kimia
Intervensi (NIC) :
- Kaji kerusakan pada kulit (area, dan radiasi)
- Monitor adanya kulit kemerahan
- Lakukan teknik perawatan luka steril
- Berikan obat oles (topikal) sesuai indikasi
Evaluasi (NOC) :
- Tissue integrity : skin & mucous membranes
- Wound healing
- Menunjukkan proses penyembuhan luka
Intervensi Keperawatan
2. Nyeri b/d agen injury (biologi, kimia)
Intervensi (NIC) :
- Pain management :
a. Kaji nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non-farmakologi (relaksasi & distraksi)
c. Tingkatkan istirahat
d. Evaluasi keefektifan kontrol nyero
e. Monitor penerimaan pasien ttg manajemen nyeri
f. Kolaborasi : analgetik
Evaluasi (NOC) :
- Pain level & control
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- TTV dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan
3. Resiko infeksi b/d kerusakan jaringan/integritas kulit
Intervensi (NIC)
- Kaji tanda-tanda infeksi
- Kaji kondisi kulit dan mukosa daerah perlukaan
- Lakukan teknik perawatan luka steril
- Instruksikan klien mengkonsumsi obat antibiotik sesuai indikasi,
begitupun dengan obat topikal
- Berikan masukan nutrisi yang cukup
- Berikan masukan cairan
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi
Evaluasi (NOC)
- Immune status
- Kontrol infeksi
- Kontrol bahaya, kemungkinan
Any Question...?

Thank’s

Anda mungkin juga menyukai