A. Konsep Medis
1. Definisi Penyakit
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik (eritema, edema,
papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis .(NANDA NIC-NOC.
2015).Dermatitis adalah peradangan pada kulit (imflamasi pada kulit) yang
disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukan sisi.
2. Klasifikasi
a. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul
dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada tanaman merambat atau detergen.Indikasi dan gejala antara kulit
memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-
bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi.Contohnya sabun cuci/detergen,
sabun mandi atau pembersih lantai.Alergennya bisa berupa karet, logam,
perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
b. Neuro Dermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil,
datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini
muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit
sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang
terasa gatal.Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan
tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
c. Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara
kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini
seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental
dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti
Parkinson.
d. Dermatitis Stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau
hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005). Yang muncul
dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang
kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan
gatal.Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah
jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi
penyebab
e. Dermatitis Atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma
bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami
ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan (fleksural).
3. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi
selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis.Respon tersebut
dapat berhubungan dengan alergi. Penyebab Dermatitis secara umum dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa),
fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi
dapat menjadi penyebab eksim.Masing-masing jenis eksim, biasanya
memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang pecah-pecah
dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan
ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi
bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena
peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan
dan terasa panas saat disentuh dan selulit muncul pada seseorang yang
sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
4. Tanda dan Gejala
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut
terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya
pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit dan
genitalia eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula,
erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu
dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis.
5. Patofisiologi
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas
tipe lambat.Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase
sensitisasi) dan fase elisitasi.Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen
dengan kulit sampai limfosit mengenal dan memberikan respon,
memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang
dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis.
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam
kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap.
Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak dan sel
Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum tersensitasi di
kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe, limfosit
yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah
bening regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T
efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel
tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan sistem
limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan sensetivitas yang
sama di seluruh kulit tubuh.Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan
hapten yang sama atau serupa. Sel efektor yang telah tersensitisasi
mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang sehingga
terjadi gejala klinis.
Pathway
Sabun, detergen, zat kimia allergen: s.sensitizen
Reaksi hipersensitivitas IV
sel efektor
mengeluarkan
Risiko Gangguan
nyeri
infeksi citra tubuh limfokin