KB 3 : Gangguan Komunikasi
1. Hambatan dalam komunikasi menjadi empat, yaitu:
a. Gangguan; gangguan dapat berbentuk mekanik dan semantik. Gangguan mekanik disebabkan oleh saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik, sedangkan gangguan semantik adalah gangguan yang
berhubungan dengan pesan komunikasi sehingga pengertiannya menjadi berubah dari yang dimaksudkan
semula.
b. Kepentingan; seseorang hanya akan memperhatikan pesan yang ada kaitannya dengan kepentingannya.
Kepentingan tidak hanya mempengaruhi perhatian saja, namun juga menentukan daya tanggap, perasaan,
pikiran dan tingkah laku.
c. Motivasi; suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila pesan yang disampaikan sesuai dengan
motivasi dari penerima.
d. Prasangka; seseorang yang memiliki prasangka terhadap pengirim pesan dapat menyebabkan proses
komunikasi berlangsung tidak efektif karena dalam prasangka, emosi memaksa seseorang menarik
kesimpulan tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
2. Gangguan Proses Komunikasi
a. Hambatan dari pengiriman pesa
b. Hambatan dalam penyadian atau simbol
c. Hambatan media
d. Hambatan dalam bahasa sandi
e. Hambatan dari penerima pesan
f. Hambata dalam memberikan umpan balik
3. Hambatan fisik, Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain-lain. Misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya. Salah satu contoh lagi
terkait hambatan fisik yang bisa mengganggu komunikasi adalah masalah pada perkembangan otak.
4. Hambatan semantik, Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua
yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
5. Hambatan psikologis, Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan
6. Penyebab gangguan komunikasi, Beberapa penyebab masalah komunikasi termasuk gangguan pendengaran,
gangguan neurologis, cedera otak, cedera pita suara, autisme, cacat intelektual, penyalahgunaan obat,
gangguan fisik seperti bibir sumbing atau langit-langit mulut, gangguan emosi atau kejiwaan, dan gangguan
perkembangan (Association, 2015). Gangguan komunikasi mungkin akibat gangguan perkembangan atau
mereka dapat disebabkan oleh: masalah fisik seperti masalah dalam perkembangan otak; paparan racun (racun)
selama
7. Gangguan Spektrum Autisme (Pervasive developmental disorder), Autism spectrum disorder (ASD) adalah
gangguan neurologis dan perkembangan yang dimulai sejak awal masa kanak-kanak dan berlangsung
sepanjang hidup seseorang.
8. Konflik adalah perjuangan yang dirasakan antara dua atau lebih individu yang saling bergantung karena
perbedaan- perbedaan yang tampaknya tidak sesuai dalam keyakinan, nilai, dan tujuan, atau perbedaan
keinginan untuk menghargai, mengendalikan, dan keterhubungan.
KB 4 : Komunikasi Terapeutik
1. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk memberikan manfaat bagi komunikan. Segala
informasi yang ditampilkan atau diekspresikan bertujuan untuk membantu mengatasi masalah komunikan.
2. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan antara perawat dengan klien yang
bertujuan untuk mendorong kesembuhan klien.
3. Tujuan komunikasi terapeutik:
a. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi masalah fisik dan psikisnya serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal-hal yang diperlukan
b. Mengurangi keraguan dan membantu klien dalam menentukan pilihan tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
c. Mampu membentuk hubungan yang hangat, mandiri dalam kapasitas memberi dan menerima dalam
hubungan profesional perawat-klien dalam rangka membantu penyelesaian masalah klien.
d. Meningkatkan fungsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan
e. mencapai tujuan yang realistis
4. Prinsip komunikasi terapeutik:
a. Merencanakan wawancara pada waktu yang tepat.
b. Menetapkan pedoman untuk interaksi terapeutik.
c. Memberikan kenyamanan selama interaksi.
d. Menerima klien apa adanya.
e. Mendorong spontanitas.
f. Fokus pada arahan dan isyarat yang disajikan oleh klien.
g. Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan.
h. Mengendalikan perasaan sendiri selama interaksi.
i. Memiliki sifat altruisme
5. Elemen komunikasi terapeutik:
a. Ikhlas dan ujur
b. Empati
Empati merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain
pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu, atau
melibatkan upaya membayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi orang lain. Rasa empati adalah
sikap dimana seorang perawat ikut merasa sebagaimana yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien.
c. Kepecayaan
d. Validasi
Validasi adalah bahwa perawat mendengarkan klien dan merespons secara kongruen untuk memastikan
bahwa perawat dan klien memiliki pemahaman yang sama tentang suatu masalah atau issue.
e. Kepedulian
f. Kehangatan
g. Mendengarkan aktif
Mendengarkan aktif adalah Mendengar dan menafsirkan bahasa, memperhatikan peningkatan nonverbal
dan paraverbal, danmengidentifikasi perasaan yang mendasarinya.
6. Keterampilan Sikap dalam Komunikasi Terapeutik:
a. Posisi berhadapan
b. Mempertahankan kontak mata
c. Membungkuk ke arah klien
d. Memperlihatkan sikap terbuka
e. Rileks
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi Terapeutik:
a. Pendidikan dan Pegetahuan
b. Lama bekerja
c. Kondisi psik
d. Keadaan psikologi
e. Sosiokultural
f. Lingkungan
g. Politik ekonomi
h. Kejelasan pea
8. Fase-fase hubungan terapeutik:
a. Fase Prainteraksi (persiapan), Pada fase ini, perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan
sendiri, serta menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional diri.
b. Fase Orientasi (perkenalan), Tahap orientasi ini bertujuan untuk memvalidasi keakuratan data yang sudah
didapatkan perawat saat fase prainteraksi dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan saat ini.
c. Fase Kerja, Pada fase kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang dilakukan adalah memberi
kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara baik,
melakukan kegiatan sesuai rencana.
d. Fase Terminasi, Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan perasaannya
9. Teknik Pelaksanaan Komunikasi terapeutik:
a. Teknik yang memungkinkan klien untuk menetapkan pilihanya
1) Mendengarkan (listening)
2) Menunjukkan penerimaan
3) Menawarkan diri
4) Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan terbuka (broad openings)
5) Diam
6) Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan terbuka (broad openings)
b. Teknik yang mendorong spontanitas Klien
1) Mengulang (restating/repeating)
2) Merefleksikan (reflecting/feedback)
3) Komentar terbuka
4) Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
5) Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
c. Teknik yang Fokus Pada Klien Dengan Menanggapi Respon Verbal, Paraverbal, dan Nonverbal
1) Memfokuskan (focusing)
2) Mengarahkan (Directing)
d. Teknik yang Mendorong Ekspresi Perasaan
1) Klarifikasi (clarification)
2) Identifikasi tema (theme identification)
3) Verbalisasi yang tersirat
4) Melakukan pengamatan (Making observations)
5) Memberi informasi (informing)
6) Memberikan penghargaan (reward)
e. Teknik Yang Mendorong Klien Untuk Membuat Beberapa Perubahan
1) Konfrontasi (Confronting)
2) Pembatasan (Limit setting)
2 Daftar materi yang 1. KB 1 : Prinsip-Prinsip Komunikasi
sulit dipahami di 2. KB 2 : Perkembangan Bahasa dalam Komunikasi Sesuai Tingkat Usia
modul ini 3. KB 3 : Penyebab Gangguan Komunikasi
4. KB 4 : Tehnik Pelaksanaan Komunikasi
3 Daftar materi yang 1. KB 1 : Perbedaan komunikasi interpersonal dan intrapersonal
sering mengalami 2. KB 2 : Perkembangan komunikasi sesuai tahap usia
miskonsepsi 3. KB 3 : Gangguan komunikasi
4. KB 3 : Konflik komunikasi keperawatan
5. KB 4 : Perbedaan empati dan simpati dan Sikap Altruisme