Anda di halaman 1dari 42

Komunikasi Kesehatan

TOPIK 1
Topik Bahasan

1. Konsep dasar dan prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan


2. Faktor yang berperan dalam komunikasi
3. Bentuk-bentuk komunikasi
4. Komunikasi efektif
Konsep Dasar Komunikasi dan
Prinsip Komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan
Asal Kata Komunikasi

Komunikasi dalam bahasa latin

communis → membuat kebersamaan, membuat kebersamaan 2 orang/ lebih

communico → memberi

Communicare → menyebarluaskan/ memberitahukan


Definisi Komunikasi
Komunikasi menurut Carl. I Hovland

Ilmu yang mempelajari upaya yang sistematis, secara tegas merumuskan asas penyampaian informasi
maupun sikap dan opini.

Komunikasi menurut Wilbur Shcram

Suatu pelaksanaan persamaan makna antara komunikator dan komunikan.

Komunikasi menurut Edrward Depari

Proses mengemukakan gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan menggunakan lambang lambang
tertentu dengan makna yang dimilikinya oleh pemberi pesan ke penerima pesan.
Konsep Komunikasi

Secara Konsep, dikenal 3 konsep dalam komunikasi :


● Konsep komunikasi Tindakan satu arah
● Konsep komunikasi Interaksi
● Konsep komunikasi Transaksional
Konsep Komunikasi

Konsep Komunikasi Satu Arah

- Pesan/ide yang disampaikan oleh


sumber kepada penerima, dengan niat
& tujuan mengubah atau memengaruhi
tingkah laku penerima pesan.
- Sesuai pendapat Everet. M. Rogers,
Gerald R.Miller, Carld R.Miller dan
Theodore M.Newcomb
Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi Interaksi

- Pesan/ide yang disampaikan oleh


sumber kepada penerima, dan terjadi
umpan balik, dengan proses sebab-
akibat dan arahnya bergantian. Umpan
balik dapat berupa verbal atau non-
verbal. Sehingga efeknya saling
memengaruhi.
- Sesuai pendapat Shanon & Weave
Konsep Komunikasi
Konsep Komunikasi Transaksional

- Pesan/ide yang disampaikan oleh


pengirim dan penerima pesan, saling
berbagi makna dengan tujuan
mencapai kesepakatan. Dapat
dibagikan dua orang atau lebih.
- Sesuai pendapat Sylvia Moss, Donald
Byjer & Loren J.Anderson.
Prinsip Dasar Proses Komunikasi

Hakikat proses komunikasi →

proses penyampaian pikiran maupun perasaan komunikator kepada komunikan.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua macam, yaitu

1. Proses Komunikasi Primer


2. Proses Komunikasi Sekunder
Prinsip Dasar Proses Komunikasi

1. Proses Komunikasi Primer

Proses penyampaian ide, gagasan, pemikiran, ataupun perasaan seseorang


dengan menggunakan lambang sebagai media.
Prinsip Dasar Proses Komunikasi

1. Proses Komunikasi Primer

Yang termasuk dalam lambang, yaitu

bahasa,

isyarat,

gambar,

Warna, dll

yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran maupun perasaan komunikator


kepada komunikan.
Prinsip Dasar Proses Komunikasi

1. Proses Komunikasi Primer

Komunikator → menyandi (encode) pesan yg akan disampaikan → Komunikan


→ menerjemahkan sandi (decode) pesan.

Komunikator harus menggunakan bahasa yg dapat dimengerti oleh komunikan.


Prinsip Dasar Proses Komunikasi

2. Proses Komunikasi Sekunder

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan menggunakan alat


dan sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang (media pertama).

Media kedua:
Faktor Yang Mempengaruhi
Komunikasi
Menurut Watson dan Hill (2003) dalam Noorbaya S. dkk. (2018),
Komunikasi mempunyai lima faktor fundamental yaitu orang yang memiliki
inisiatif menyampaikan pesan (initiator), penerima pesan (recipient), saluran
atau media (mode/vehicle), pesan (message), dan akibat (effect) (Sari et al.,
2020)

Initiator

Effect Message

Resipient Vehicle
Initiator /Komunikator (Sender atau Encoder).

Komunikator ialah seseorang atau lembaga sebagai pengirim atau pemberi pesan. Komunikator
berperan dalam memberikan ide kepada pihak lain dengan cara yang mudah dimengerti.

a. Menguasai cara membaca maupun menulis yang baik dalam menyampaikan


pesan.
b. Pengetahuan yang baik terkait isi pesan yang ingin disampaikan.
c. Memiliki kemampuan tentang penyusunan pesan.
d. Mampu memilih media yang tepat untuk penyampaian pesan.
e. Mempunyai kredibilitas di depan penerima pesan.
f. Memiliki pemecahan masalah terhadap gangguan saat penyampaian pesan.
g. Mampu memberikan umpan balik yang baik dan tepat dari penerima pesan.
Pesan (Message)

Pesan Informatif Pesan Persuasif Pesan koersif


• Bersifat memberi • Bersifat • Kebalikan dari
fakta atau informasi mempengaruhi pesan persuasif..
• digunakan dalam atau membujuk. • Tujuan yang ingin
pengambilan • Dapatmengubah dicapai melalui
keputusan oleh
seseorang penerima pesan pesan yang
sendiri tanpa bersifat memaksa
paksaan dari pihak
lain
Syarat pesan yang baik
a. Isi pesan singkat dan jelas.
b. Isi pesan tidak menimbulkan ragu-ragu penerima pesannya.
c. Isi pesan tidak sulit dipahami.
d. Isi pesan tidak memprovokasi
Media (Vehicle )
Sebagai wadah berjalannya pesan dari pemberi pesan kepada penerima
pesan

Oleh Caropeboka (2017), media dibagi menjadi dua yaitu

Media Umum Media Massa

Dipakai oleh semua bentuk Media yang dipakai untuk keperluan


komunikasi (contohnya telepon, massal seperti radio, televisi, film,
faksimili, overhead proyector, dan surat kabar atau majalah.
dan sebagainya
Menurut Sari et al. (2020) media dibagi menjadi dua
bagian

Media Personal
Media Massa
Merupakan media komunikasi Media komunikasi untuk
untuk dua orang dengan
percakapan yang bersifat menyampaikan pesan kepada
pribadi. orang banyak.
Misalnya :melalui telepon,
video call, chatting. Misalnya : melalui koran,
majalah, televisi, radio dan
lain sebagainya.
Komunikan/receiver/recipient

Hal yang perlu diperhatikan oleh komunikan yaitu:

a. Kemampuan membaca dan mendengar dalam menerima pesan dari


komunikator.
b. Sikap yang ditampilkan komunikan terhadap isi pesan yang telah
disampaikan.
c. Pemahaman tentang isi pesan yang diterima.
d. Kemampuan komunikan secara fisik dalam penerimaan pesan (berkaitan
dengan tidak semua komunikan memiliki pancaindera yang baik dalam
komunikasi).
Feedback (Umpan Balik)
Respon yang diberikan oleh komunikan dalam menanggapi pesan yang
disampaikan oleh komunikator.

Feedback dari komunikan akan menjadi tolak ukur berjalan dengan baik atau
tidaknya suatu komunikasi, apakah komunikan mengerti isi pesan, apakah
tujuan dari komunikasi itu tercapai atau tidak.
Efek (effect)
Hasil akhir dari suatu proses komunikasi, terkait pengaruh pesan yang
disampaikan komunikator dapat atau tidaknya mengubah sikap atau perilaku
orang lain

• Sikap serta tingkah laku


Komunikasi komunikan/penerima
pesan, sesuai dengan apa
Berhasil yang diinginkan oleh
komunikator

• Efek yang diharapkan oleh


Komunikasi komunikator dari
komunikan/ penerima
Gagal pesan tidak sesuai
Bentuk-Bentuk Komunikasi
3. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi Personal
Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Kelompok

Komunikasi Massa

Siregar, P.A., 2022, Komunikasi Kesehatan (Teori dan Aplikasi), Medan, Penerbit Nasional
★ KOMUNIKASI PERSONAL
Komunikasi Intrapersonal Komunikasi Interpersonal

Komunikasi yang dilakukan pada diri sendiri. Komunikasi yang dilakukan kepada orang
Terdiri dari sensasi, persepsi, memori, dan lain/individu lain.
berpikir.
Komunikasi interpersonal dianggap sebagai
Contohnya: intropeksi diri, kegiatan rohani bentuk komunikasi yang paling efektif dalam
(berdoa), berimajinasi, dll. bidang kesehatan. Contoh: Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Interpersonal yang Efektif dibutuhkan :


Keterbukaan, Sikap Mendukung, Empati, Rasa
Positif, dan Kesetaraan.

Djoar, R.K., Sinawang, G.W., Purwantini, D., Djajanti, C.W., 2021. Komunikasi Dalam Tatanan Kesehatan, Banda Aceh, Syah Kuala Press
Marniati, 2021, Komunikasi Kesehatan Berbasis Terapeutik, Depok, Rajagrafindo Persada.
Siregar, P.A., 2022, Komunikasi Kesehatan (Teori dan Aplikasi), Medan, Penerbit Nasional.
Komunikasi Interpersonal

Verbal Komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik


lisan ataupun tulisan.

Jenis : berbicara dan menulis, mendengarkan


dan membaca.

Unsur penting: Kata dan Bahasa

Non Verbal Komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata.

Berfungsi untuk melengkapi dan menekankan


hasil dari komunikasi verbal.

Gerakan tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, dll.

Fatsena, R.A., 2022, Pengantar Komunikasi Kesehatan, Malang, Ahli Media Press
★ KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi antara komunikator Kelompok Kecil Terjadinya perubahan pengetahuan dari
dengan sejumlah orang yang komunikan, contoh : rapat, kuliah, diskusi, dll.
jumlahnya lebih dari dua orang
atau kelompok. Kelompok Besar Terjadinya perubahan sikap dari komunikan
(bersifat heterogen), contohnya orasi.

★ KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi umum, pesan yang disampaikan ditujukan pada khalayak/semua orang. Bentuk komunikasi
dengan penyampaian pesan secara terbuka melalui media secara tidak langsung dan satu arah.

Djoar, R.K., Sinawang, G.W., Purwantini, D., Djajanti, C.W., 2021. Komunikasi Dalam Tatanan Kesehatan, Banda Aceh, Syah Kuala Press
Marniati, 2021, Komunikasi Kesehatan Berbasis Terapeutik, Depok, Rajagrafindo Persada.
Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif dalam Hubungan Dokter-Pasien
Tujuan komunikasi efektif

untuk dokter 🡪 mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat, memperkecil kemungkinan dokter
untuk dituntut

Untuk pasien 🡪 masalah pasien dapat ditemukan dengan lebih akurat, meningkatkan kualitas pelayanan yang
didapatkan pasien

(Korzh & Tzodikova, 2019)

Pendekatan Komunikasi

- Disease/doctor centered communication style : berdasar kepentingan dokter untuk menegakkan diagnosis
- Illness/patient centered communication style : berdasar apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya
secara individu

(Kurtz, 1998)
6 Tingkat Empati menurut The Empathy Communication Coding System (ECCS)
Levels

Level 0 : dokter menolak sudut pandang pasien

Level 1 : dokter mengenali sudut pandang pasien sambil lalu

Level 2 : dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit

Level 3 : dokter menghargai pendapat pasien

Level 4 : dokter mengkonfirmasi kepada pasien

Level 5 : dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien

(Bylund & Makoul, 2002)


Aplikasi Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

1. Sikap Profesional Dokter


● Menyelesaikan tugas sesuai peran dan fungsinya
● Mampu mengatur diri seperti ketepatan waktu, pembagian tugas profesi dengan tugas
pribadi (dealing with one-self)
● Mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing with others)

Tujuan : membangun rasa nyaman, aman, dan percaya pada dokter sebagai landasan komunikasi
efektif (Kurtz, 1998)
Contoh sikap profesional dokter ketika menerima pasien
● Mempersilahkan masuk dan memberi salam
● Menyapa pasien dengan nama
● Menciptakan suasana yang nyaman
● Memperkenalkan diri dan menjelaskan peran
● Menilai suasana hati dan sikap pasien
● Memperhatikan keluhan tanpa interupsi
● Apabila pasien marah, menangis, takut dokter tetap tenang
● Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis
● Memeriksa ulang segala hal yang belum jelas
Sesi Pengumpulan Informasi
-mengenali alasan kedatangan pasien -
pasien memimpin pembicaraan melalui
pertanyaan terbuka yang disampaikan dokter
-illness perspective -kesepakatan yang harus dan akan
-Dokter menjadi pendengar aktif dilakukan berdasar negosiasi ke 2 pihak

-dokter melakukan penggalian riwayat penyakit


dengan pertanyaan terbuka kemudian pertanyaan
tertutup
-disease perspective
Contoh pertanyaan terbuka
- Bagaimana pusing yang dirasakan, apakah dapat diceritakan lebih jauh?
- Menurut anda pusing tersebut reda bila melakukan sesuatu, minum obat, atau bagaimana?

Contoh pertanyaan tertutup dengan Macleod’s Clinical Examination


- Di mana dirasakan? (site)
- Sampai di bagian tubuh mana dirasakan? (radiation)
- Bagaimana karakteristik nyerinya? Berdenyut? Hilang timbul? Terus menerus? (character)
- Apakah nyeri? Amat nyeri? (severity)
- Apakah nyeri dirasa berulang-ulang? Tidak tentu? (frequency)
- Apa yang membuat reda? Apa yang membuat kumat? Saat istirahat? Kerja? Minum obat?
(aggravating & relieving factors)
- Adakah keluhan yang menyertai? (associated phenomenon)
(Kurtz, 1998)
Hambatan komunikasi yang efektif

● Sikap personal : beberapa klinisi fokus terhadap menghilangkan rasa sakit


yang dialami pasien, mengabaikan tekanan emosional, jarang melihat
kesulitan yang pasien alami.
● Bahasa
● Manajemen waktu
● Lingkungan pekerjaan
● Ketidaktahuan
● Kesalahan dokter (kelelahan dan stress)
● Inkonsisten dalam memberikan informasi
Situasi sulit untuk berkomunikasi
•Menyampaikan berita buruk
Membutuhkan empati, dapat membuat dokter merasa tidak nyaman. Memberikan informasi,
memeriksa pemahaman pasien, mengidentifikasi kekhawatiran pasien, memastikan apakah
pasien dapat mengatasinya dan memberikan harapan yang realistis.
•Kemampuan berbahasa sesuai dengan budaya
Diperlukan untuk daerah dengan masyarakat multikultural.
•Berkomunikasi dengan anak-anak
Berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Pendekatan sesuai dengan
perkembangan anak.
•Berkomunikasi dengan korban pelecehan
Pentingnya komunikasi yang berpusat pada korban
SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI)

Salam : salam, sapa


Ajak bicara : komunikasi 2 arah, gunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam menggali informasi
Jelaskan : apa yang menjadi perhatiannya, apa yang ingin diketahui, apa yang akan dijalani/dihadapi secara jelas
dan detail
Ingatkan : di akhir percakapan ingatkan kembali hal-hal yang penting dan koreksi persepsi yang keliru. Klarifikasi
pasien mengerti atau tidak
Mengembangkan komunikasi efektif dalam hubungan dokter-
pasien
Penting → KOMUNIKASI secara MENYELURUH
Dokter diharapkan menangani pasien secara komprehensif dan memperhatikan
kebutuhan, rasa takut dan kekhawatiran pasien selama konsultasi (patient centered
attitude)

Dokter menggali dan bertukar informasi verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia,
anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.

Hubungan dokter – pasien : kemitraan dokter superior

BEREMPATI, menghormati dan menghargai pasien, bersikap adil dalam memberikan


pelayanan medis → dasar pengembangan komunikasi efektif
4 unsur inti komunikasi efektif:
● Sumber (yang menyampaikan informasi)
● Isi Pesan (apa yang disampaikan)
● Media yang digunakan
● Penerima (yang diberi informasi)

Efektif tidaknya komunikasi yang berlangsung, menentukan sikap pasien


dalam menerima diagnosis, menjalani pengobatan, melakukan
perawatan, memperhatikan/ mematuhi anjuran dokter, kelangsungan
terapi
Referensi
1. Pertiwi, M.R., dkk., 2022, Komunikasi Terapeutik Dalam Kesehatan. Makasar: Rizmedia Pustaka Indonesia.
2. Siregar, P.A., 2022, Komunikasi Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Medan: Penerbit Nasional
3. Djoar, R.K., Sinawang, G.W., Purwantini, D., Djajanti, C.W., 2021. Komunikasi Dalam Tatanan Kesehatan. Banda Aceh: Syah
Kuala Press
4. Marniati, 2021, Komunikasi Kesehatan Berbasis Terapeutik. Depok: Rajagrafindo Persada.
5. Fatsena, R.A., 2022, Pengantar Komunikasi Kesehatan. Malang: Ahli Media Press
6. Bylund, C.L., Makoul, G., 2002, Empathic Communication and Gender in the Physician-Patient Encounter, Patient Educ Couns,
48(3):207-16.
7. Korzh, O., Tsodikova, O., 2019, Improving Doctor Patient Communication in a Primary Care Setting, Practica Medicala, 1(64) :
12-17.
8. Kurtz, S., Silverman, J., & Draper, J., 1998, Teaching and Learning Communication Skills in Medicine, Oxon : Radcliffe Medical
Press.
9. Perera, H.J.M., 2015, Effective communication skills for medical practice, Journal of the Postgraduate Institute of Medicine,
2(E20): 1-7.
10. Moh Amir, A.A., Omer, R., 2014, Communication skills in medicine. International Research Journal of Basic and Clinical
Studies ,2(3): 30-33.
11. KKI,2006.Komunikasi Efektif Dokter- Pasien, Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai