A. DEFINISI
Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah peradangan hebat yang
menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga
akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Istilah eksim juga digunakan untuk
sekelompok kondisi yangmenyebabkan perubahan pola pada kulit dan menimbulkan
perubahan spesifik di bagian permukaan. Istilah ini diambil dari Bahasa Yunani yang
berarti mendidih atau mengalir keluar (Mitchell dan Hepplewhite, 2005)
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh factor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-
resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal) (Adhi
Juanda,2005).
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangankerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama
kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit
(Widhya, 2011).
Klasifikasi Dermatitis:
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi
dan gejala berbeda:
1. Contact Dermatitis
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun
yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit
memerah dangatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang
meradang. Disebabkankontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit
atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai.
Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis
kulit tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
garukan atau gosokanyang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenic.
(Adhi Djuanda,2005)
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan
dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah
pakaian ketat yang kitakenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu
kita untuk menggaruk bagian yangterasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan
kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
3. Seborrheich Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua
alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan
faktor keturunan,muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang
menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
4. Statis Dermatitis
5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita(D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit berupa papul gatal
yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan
(fleksural). (Adhi Djuanda,2005)
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-
pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya
muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota
keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah
atau berkurang tingkat keparahannya selamamasa kecil dan dewasa.
B. ETIOLOGI
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat
menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda. Seringkali kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim
menjadi infeksi.
Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit
infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan
pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat
disentuh dan selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
Segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.
C. MANIFESTASI KLINIK
Subyektif ada tanda - tanda radang akut terutama priritus (sebagai pengganti
dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dangangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas
kelainan tidak tegas dan terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau
beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada kulit yang
longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna. Infiltrasi
biasanya terdiri atas papul.
Meningkatnnya HLA-DR
IgE meningkat
1. Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan
dan kontakalergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya
penggunaan sarungtangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan
mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
a. Pengobatan topical
1) Kortikosteroid
2) Radiasi ultraviolet
3) Siklosporin A
Pemberian siklosporin A topikal menghambat elisitasi dari
hipersensitivitas kontak pada marmut percobaan, tapi pada manusia hanya
memberikan efek minimal, mungkin disebabkan oleh kurangnya absorbsi atau
inaktivasi dari obat di epidermis atau dermis.
5) Imunosupresif
b. Pengobatan sistemik
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema,
juga pada kasus-kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik. Jenis-
jenisnya adalah :
1) Antihistamin
2) Kortikosteroid
3) Siklosporin
4) Pentoksifilin
6) Ca++ antagonis
7) Derivat vitamin D3
Menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin IL-1, IL-2, IL-6 dan
INF-r yang merupakanmediator-mediator poten dari peradangan. Contohnya
adalah kalsitriol.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran
histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis
akut perubahan pada dermatitis berupa edema interseluler (spongiosis), terbentuknya
vesikel atau bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai edema dan
infiltrasi perivaskuler sel-selmononuclear. Dermatitis sub akut menyerupai bentuk
akut dengan terdapatnya akantosis dankadangkadang parakeratosis. Pada dermatitis
kronik akan terlihat akantosis, hiperkeratosis, parakeratosis, spongiosis ringan, tidak
tampak adanya vesikel dan pada dermis dijumpai infiltrasi perivaskuler, pertambahan
kapiler dan fibrosis. Gambaran tersebut merupakan dermatitis secaraumum dan
sangat sukar untuk membedakan gambaran histopatologik antara dermatitis
kontakalergik dan dermatitis kontak iritan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Djuanda S, Sularsito. (2005). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. EdisiIII. Jakarta: FK UI: 126-31.
Price, A. Sylvia.2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 4.
Penerbit BukuKedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner
Suddarth’s Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo…..(et.al.). ed 8
Vol 3 Jakarta: EGC.
Widhya. (2011). Askep Dermatitis. Diaskes pada tanggal 28 April 2012 pada
http:///D:/LAPORAN%20POROFESI%20NERS%202012/MEDICAL%20BEDAH/SU
MBER%20DERMATITIS/askep-dermatitis.html
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA Ny. T DENGAN DERMATITIS
DI RUANG IGD RS UNS
HEAD TO TOE
KEPALA LEHER PULMO COR GI&GU GENITALIA,
I : Bentuk bulat, tidak ada I: I: I : EKSTRIMITAS, KULIT
benjolan,rambut pendek,,terdapat uban - Dada tampak simetris - Ictus cordis tidak tampak - Abdomen tampak - Kulit pasien terlihat
P : Tidak ada nyeri tekan - Tidak ada retraksi dinding P : simetris ada ruam kemerahan
dada saat bernapas - Tidak terdapat benjolan A: di tangan,kaki dan
P: P: - Bising usus dada disertai dengan
- Dada teraba simetris - Perkusi jantung redup 20x/menit kulit yang
- Tidak ada benjolan - Batas jantung normal P: mengelupas juga
P: A: - Tidak ada benjolan kering di telapak
- Suara perkusi sonor - Tidak ada bunyi jantung dan nyeri tekan tangan dan kaki.
disemua lapang paru tambahan P: - Genetalia pasien
A: - Terdengar timpani tidak terpasang
- Tidak ada bunyi napas pada perkusi kateter
tambahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONGTEN EKG LAB DARAH MRI USG
KESAN : - Hasil sinus rythem - DR(darah rutin) sudah - Tidak dilakukan - Tidak dilakukan
Bronkitis dilakukan dengan hasil : pemeriksaan pemeriksaan
Cardiomegaly dengan aortosklerosis Hemoglobin 10.7 g/dl (L)
Hematokrit 31%(L)
Leukosit 13.62 ribu/ul (H)
Eritrosit 3.92 juta/ul (L)
MCV 77.8 /UM (L)
MCH 27.3 pg (L)
RDW-CH 15.8%(H)
Limfosit 14.2 % (L)
Neutrofil 77.2 % (H)
GDS 410 mg/dL (H)
- Antigen negatif
menunjukkan hasil
pemeriksaan swabnya tidak
terpapar covid-19
TERAPI
- Ringer Laktat
Cairan infus yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi dan mengembalikan keseimbangan cairan dalam tubuh
- Diphenhydramine
Meredakan gejala alergi dan anti mual
- Methylprednisolone
Meredakan peradangan pda berbagai kondisi
- Ranitidine
Mengatasi penyakit yang berkaitan dengan peningkatan asam lambung
TTD PERAWAT
ZALSA
ANALISA DATA
Penegakan Diagnosa
1. Gangguan integritas kulit b.d bahan kimia iritatif (Pasien alergi obat Ciprofloxaxim)
2. Resiko infeksi b.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (Kerusakan integritas kulit)
3. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
INTERVENSI
Observasi :
11.00 S: ZALSA
- Mengidentifikasi Riwayat alergi - Pasien mengatakan mempunyai
alergi obat Ciprofloxaxim sejak
(obat,makanan,debu,udara)
September 2022 dan muncul
gatal disertai ruam setelah 1
bulan mengonsumsi obat tersebut
O:
- Terdapat ruam di dada,tangan
dan kaki pasien
Terapeutik :
11.35 S:
- Memberikan tanda alergi pada pada - Pasien mengatakan suah tidak ZALSA
lagi mengonsumsi obat
rekam medis
Ciprofloxaxim setelah tau kalau
11.55 - Menghentikan paparan alergen dirinya memiliki alergi obat
tersebut
O:
- Pasien tirah baring di atas bed
12.35 S:
Kolaborasi :
- Pasien mengatakan bersedia ZALSA
- Mengkolaborasikan dengan tenaga diberikan obat injeksi untuk
Kesehatan dalam pencegahan mencegah alergi semakin parah
alergi (Memberikan Injeksi O :
Dipenhydramine 1 ampul) - Dilakukan pemberian obat injeksi
Dipenhydramine dan injeksi
Ranitidine 1 ampul)
2 Rabu, 2 November Resiko infeksi b.d Observasi : S:
2022/ Ketidakadekuatan pertahanan - Pasien mengeluh rasanya seperti ZALSA
- Mengkaji tanda tanda infeksi
tubuh primer (Kerusakan terbakar apabila digaruk
integritas kulit) O:
11.05 - Pasien tampak terbaring lemah
- Terdapat banyak ruam di
tangan,dada dan kaki pasien
disertai kulit pengelupas
11.40 Terapeutik :
S: - ZALSA
- Mencuci tangan sebelum dan
O: Perawat setiap setelah dan sebelum
sesudah kontak dengan pasien kontak dengan pasien selalu mencuci
tangannya
Edukasi :
12.05
- Menjelaskan tanda dan gejala S:- ZALSA
infeksi O:
Pasien menerima informasi dengan baik
- Mengajarkan meningkatkan
asupan cairan dan nutrisi
12.35 Kolaborasi:
S: ZALSA
- Mengkolaborasi dengan dokter
- Pasien mengatakan bersedia
dalam pemberian antibiotic diberikan obat untuk mengatasi
mual dan muntah nya
sesuai program (Injeksi
O:
Methylprednisolone 1 - Pasien mendapatkan Injeksi
Methylprednisolone 1 ampul
Ampul)
Kolaborasi :
12.40 S: ZALSA
- Mengkolaborasikan pemberian
- Pasien mengatakan bersedia
analgetik pada pasien (Injeksi diberi obat anti nyeri
O:
Ranitidine 1 ampul) - Pasien mendapat injeksi analgetic
berupa Ranitidine
EVALUASI
Nyeri akut b.d Agen Rabu, 2 November 2022 S: Pasien mengatakan nyerinya berkurang sedikit,skala 3, nyeri masih muncul sedikit apabila
3 pencedera fisiologis
digaruk
O: masih terlihat kulit mengelupas di telapak tangan dan kaki pasien ZALSA
14.00
A: Nyeri akut teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi (memberikan bperawatan luka)