Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS

Diajukan unruk memenuhi salah satu tugas Program


Profesi Ners Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :

ASRI KARTIKA 221FK04061

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI

NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2023
1. Pengertian
Menurut World Allergy Organization tahun 2018 menyebutkan bahwa
dermatitis adalah penyakit kulit inflamasi yang mengganggu penghalang kulit
dalam kemampuannya menahan kelembaban.
Dermatitis merupakan penyalit kulit yang bersifat akut, sub-akut, atau
kronis yang disebabkan adanya peradangan pada kulit. Penyakit ini terjadi
karena adanya factor eksogen dan endogen.
2. Etiologi
Penyebab dermatitis diketahui belum pasti, diduga disebabkan oleh
berbagai factor yang saling berkaitan (multifactorial). Factor intrinsic berupa
predisposisi genetic, kelainan fisiologi dan biokimia kulit, disfungsi imunologis,
interaksi psikosomatik dan disregulasi atau ketidakseimbangan sistem saraf
otonom, sedangkan factor ekstrinsik meliputi bahan yang bersifat iritan dan
kontakan, allergen hirup, makanan, mikroorganisme, perubahan temperature dan
trauma.
Faltor-faltor terjadinya dermatitis secara umum antara lain predisposisi
genetic, sosiokonomi, polusi lingkungan, jumlah anggota keluarga. Factor-faktor
yang umum terkait dengan dermatitis yaitu :
a. Suhu dan kelembaban lingkungan
b. Usia kulit manusia mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia.
c. Jenis kelamin.
d. Ras.
e. Riwayat penyakit kulit sebelumnya
f. Personal hygiene perorangan
3. Klaisfikasi
1) Kontak dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul
dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit
merah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-
bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen,
sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logan,
perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2) Neorodermatitis
Peradangan kronis, gatal, sirkumstrip ditandai dengan kulit tebal
dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit
batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena
berbagai rangsangan pruritogenik. Timbul karena goresan pada kulit
secara berulang, bisa terwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar
2,5 sampai 25 cm. penyakit ini muncul saat jumlah pakaian ketat yang
dikenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk
menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan
kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang leher.
3) Seborrheich Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari
hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas.
Dermatitis ini seringkali diakibatkan factor keturunan, muncul saat
kondisi mental dalam keadaan stress atau orang yang menderita penyakit
saraf seperti Parkinson.
4) Statis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena
(atau hipertensi vena) tungkai bawah yang muncul dengan adanya
varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna
menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul
ketika adanya akumulasi cairan dibawah jaringan kulit. Varises dan
kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.

5) Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai
gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak,
sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul
gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likeinfikasi,
distribusinya dilipatkan.
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal.
Dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut.
Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada
kelurga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya
dimulai sejak bayi dan bisa bertambah atau berkurang tingkat
keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
4. Manifestasi Klinis
a. Dermatitis Kontak
1) Lesi kemerahan yang muncul pada kulit
2) Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum 24-48
jam, bahkan sampai 72 jam.
3) Untuk dermatitis iritan, gejala terbagi dua yaitu akut dan kronis.
Akut terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai
terasa perih bahkan lecet. Saat kronis dimulai dengan kulit
mongering dan sedikit meradang yang akhirnya menjadi menebal.
4) Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar.
b. Dermatitis atopic (DA)
1) DA infantile (2bln-2thn)
Sering muncul pada tahun pertama kehidupan yaitu bulan kedua.
Lesi mula-mula tampak didaerah muka (dahi-pipi) berupa eritma,
papul-vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi
uksudat dan akhirnya terbentuk krusta.
2) DA anak (2-10thn)
Dapat timbul sendiri lokasi lesi dilipatan siku/lutut, bagian
fleksor likenifikasi, sedikit skuam, erosi, hyperkeratosis dan
mungkin infeksi sekunder. DA berat yang lebih dari 50%
permukaan tubuh dapat mengganggu pertumbuhan.
3) DA pada remaja dan dewasa
Lokasi lesi pada remaja adalah dilipatan siku/lutut, samping
leher, dahi, skitar mata. Pada dewasa, tangan dan pergelangan
tangan, dapat pula berlokasi setempat misalnya pada bibir
(kering, pecah, bersisik), vulva, putting susu atau scalp. DA
remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian cenderung
membaik setelah 30 tahun, jarang sampai usia pertengahan dan
sebagian kecil sampai tua.
c. Neorodermatitis sirkumskripti
1) Kulit yang sangat gatal
2) Muncul tunggal didaerah leher, pergelangan tangan, lengan
bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin.
3) Rasa gatal sering hilang timbul.
4) Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisik
akibat garukan atau penggosokan dan sudah terjadi bertahun-
tahun.
d. Dermatitis numularis
1) Gatal yang kadang sangat hebat
2) Lesi akut
3) Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mongering
menjadi krusta kekuningan
4) Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5 cm atau lebih, jumlah
lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral
atau simetris dengan ukuran bervariasi dari miliar sampai
nummular bahkan plakat.
5) Tempat presileksi biasanya dapat ditungkai bawah, badan, lengan
termasuk punggung tangan.
e. Dermatitis statis
1) Bercak-bercak berwarna merah yang bersisik
2) Bintik-bintik berwarna merah dan berisisik
3) Borok atau bisul pada kulit
4) Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
5) Luka
6) Pembengkakan pada tungkai kaki
7) Rasa gatal disekitar daerah yang terkena
8) Rasa kesemutan pada daerah yang terkena
5. Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis
ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat allergen ataupun zat
iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit kemudian menyebabkan
hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi
sensitiasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa
reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Behan iritan ataupun
allergen yang masuk kedalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi kreatinin,
meningkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan
ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga menimbulkan
kelainan kulit atau dermatitis.
6. Komplikasi
1) Gangguan kesimbangan cairan dan elektrolit
2) Infeksi sekunder khususnya oleh Staflokkokus aureus
3) Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
4) Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsi Kulit
b. Uji Kultur Dan Sensitivitas
c. Pemeriksaan Darah
d. Uji Temple
8. Penatalaksanaan
a. Pencegahan. Menggunakan sarung tangan kaeret diganti dengan sarung
tangan plastic, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang,
penggunaaan detergen.
b. Pengobatan
a) Pengobatan Topical
b) Pengobatan Sistemik
DAFTAR PUSTAKA

Meylani, Yesika. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Dermatitis Kontak.
Sumaryati, Maria. (2018). Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Lansia Tentang Penyakit
Dermatitis Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makasar.

Anda mungkin juga menyukai