DERMATITIS
A. Definisi Dermatitis
B. Etiologi Dermatitis
kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu),
dermatitis atopik.
1. Dermatitis Kontak
4. Dermatitis Atopik
gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan
terhadap infeksi virus dan bakteri, lebih sensitif terhadap serum dan obat.
belum diketahui secara pasti, tetapi kelainan sering diawali oleh cetusan
6. Dermatitis Numularis
7. Dermatitis Statis
tungkai bawah.
8. Dermatitis Autosensitisasi
C. Patofisiologi
ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat
sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam.
Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan
mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun
Dari luar (eksogen): Fisik (sinar, suhu) Mikroorganisme Dari dalam (endogen):
bahan kimia (bakteri, jamur) dermatitis atopik
hipersensitifitas
Dermatitis
Iritan primer
Mengiritasi kulit
Dolor, kalor, rubor, edema,
fungsio lesa Inflamasi pada kulit
1. Dermatitis kontak
a. Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak
b. Untuk dermaititis kontak alergi, gejala tidak muncul sebulum 24-48 jam bahkan
sampai 72 jam
c. Utuk dematitis kontak iritan, gejala terbagi menjadi 2 : Akut dan Kronis. saat akut
dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan, terasa perih bahkan lecet.
saat kronis gejala di mulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang
akhirnya menebal.
d. Pada kasuus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
f. Dermatitits kontak iriatan, gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa di bandingan
2. Dermatitis Autopik
DA paling sering muncul tahun pertama kehidupan yaitu pad bulan kedua. Lesi mula-
mula tampak di derah muka (Dahi sampai pipi). Berupa eritema, Papul-Vesikel pecah
karena garukan sehingga lesi menjadi Eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta, Lesi
bisa meluas ke kepala, leher, Pergelangan tangan dan tungkai. bila anak mulai
penderita sembuh setelah 2 tahun dan sebagian lagi berlanjut ke fase anak.
b. DA Anak (2- 10 tahun)
Lokasi lesi dilipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata
dan leher. ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis
dan mungkin infeksi skunder. DA berat yang lebih 50% permukaan tubuh dapat
mengganggu pertumbuhan.
Lokasi Lesi pada reamaja adalah lipatan siku/ lutut, samping leher, dahi, sekitar
dan paling parah didaerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak
sedikit skuama.Bisa didapati ekskoriasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
a. Muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau
akan berkurang saat beraktivitas. rasa gatal yang di garuk akan menambah berat
c. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisisk akibat garukan atau
4. Dermatitis Numularis
b. lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0 Cm),kemudian memmbesar
seperti uang logam (koin) Eritematosa. sedikit edimatosa, dan berbatas tegas
c. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta
kekuningan
d. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah berukuran 5 cm atau lebih, jumlah lesi
dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral/simetris dengan ukuran
punggung tangan
5. Dermatitis Statis
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pada penderita dermatitis, ada beberapa tes diagnostik yang dilakukan. Untuk mengetahui
seseorang apakah menderita penyakit dermatitis akibat alergi dapat kita periksa kadar IgE
dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai normal (0,1-0,4 ug/ml dalam serum) atau
ambang batas tinggi. Lalu pasien tersebut harus melakukan tes alergi untuk mengetahui
bahan/zat apa yang menyebabkan penyakit alergi (alergen). Ada beberapa macam tes alergi,
yaitu :
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya debu,
tungau debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting dan lain-lain. Tes ini dilakukan di kulit
lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang diuji ditusukkan pada kulit dengan
menggunakan jarum khusus (panjang mata jarum 2 mm), jadi tidak menimbulkan luka,
berdarah di kulit. Hasilnya dapat segera diketahui dalam waktu 30 menit Bila positif alergi
terhadap alergen tertentu akan timbul bentol merah gatal. Syarat tes ini :
Pasien harus dalam keadaan sehat dan bebas obat yang mengandung antihistamin (obat
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis
atau eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung. Hasil tes ini baru dapat dibaca setelah 48
jam. Bila positif terhadap bahan kimia tertentu, akan timbul bercak kemerahan dan
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Tes ini
memerlukansampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu serum darah tersebut diproses dengan
mesin komputerisasi khusus, hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam. Kelebihan tes ini :
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan. Dilakukan di
kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit.
Hasil tes baru dapat dibaca setelah 15 menit. Bila positif akan timbul bentol, merah, gatal.
5. Tes Provokasi.
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan, dapat
juga untuk alergen hirup, contohnya debu. Tes provokasi untuk alergen hirup dinamakan
tes provokasi bronkial. Tes ini digunakan untuk penyakit asma dan pilek alergi. Tes
provokasi bronkial dan makanan sudah jarang dipakai, karena tidak nyaman untuk pasien
dan berisiko tinggi terjadinya serangan asma dan syok. tes provokasi bronkial dan tes
provokasi makanan sudah digantikan oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST.
G. Penatalaksanaan Terapi
1. Sistemik
2. Topikal
b. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik.
c. Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), pasta,
d. Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta; bila
kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada
daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih besar dari pada krim.
H. Penatalaksanaan
1. Dermatitis Kontak
a. Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak.
b. Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera
mungkin.
d. Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang dirasakan.
e. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau intravena sesuai dengan
tingkat keparahnnya.
2. Dermatitis Atopik
bahan berbulu.
b. Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab anatara lain krim hidrofilik urea
10% atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari
5%
c. Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah intertriginosa dan
daerah genitalia. Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan
jangka panjang akan menimbulkan efek samping dan bila tiba – tiba dihentikan
pendek (1 minggu) dapat mengurangi gatal tanpa sensitifitas, tapi pemakaian pada
Aureus pada kulit penderita DA. Dapat diberi eritromisin, asitromisin atau
kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hri selama 10
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid topical juga
pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang
tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah). Pada pengobatan jangka panjang
b. Anti-depresan atau anti anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan perlu
oral.
d. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang dapat mencegah
4. Dermatitis Numularis
b. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat ter,
c. Bila lesi masih eksudatif sebaiknya dikompes dahulu misalnya dengan larutan
e. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalam
jangka pendek.
HCL
5. Dermatitis statis
b. Diuretik
c. Imunosupresan
d. Istirahat
e. Kortikosteroid
f. Ligasi Vaskuler
g. Pelembab
h. Terapi Kompresi
I. Pemeriksaan penunjang
4. Jangan mandi terlalu lama karena akan membuat kulit jadi kering
5. Kenakan pelembab
Pemeriksaan penunjang
4. Jangan mandi terlalu lama karena akan membuat kulit jadi kering
5. Kenakan pelembab
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. NANDA (North American Nursing Diagnosis
RAHMAYANI, S.Kep
NS2004010
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
DERMATITIS
DISUSUN OLEH
RAHMAYANI, S.Kep
NS2004010
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )