Anda di halaman 1dari 6

B.

Konsep Dermatitis

1. Pengertian
Dermatitis merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai
jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan
memerah, dan gatal pada kulit.
Dermatitis adalah peradangan kulit sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa keluhan gatal (Djuanda, Adhi,
2017)
2. Klasifikasi
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-
masing memiliki indikasi dan gejala berbeda:
a. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis
yang muncul dipicu allergen (penyebab alergi) tertentu
seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau
detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan
gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-
bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung
dengan salah satu penyebabb iritasi pada kulit atau alergi.
Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau
pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam,
perhiasan, parfum, dan kosmetik.
b. Neurodematitis
Peradangan kulit kronis, gatal, ditandai dengan kulit tebal
dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi)
menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan
yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan
pruritogenik, (Adhi Djuanda,2005). Timbul karena goresan
pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan
dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25cm. penyakit ini
muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan
menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita
untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya
muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan
dan bagian belakang dari leher.
c. Dermatitis atopik
Dermatitis atopic adalah keadaan peradangan kulit kronis
dan residif, disertai gatal dan umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungann
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopic pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa
papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural.
d. Dermatitis Munularis
Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan
lesi berukuran sebesar uang logam, berbatas tegas dengan
efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah, dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor
ektremitas.
e. Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh
faktor konstitusi, hormon, kebiasaan buruk dan bila
dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada
muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang
telinga. Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-
sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta
dada bagian atas. Dermatitis ini sering diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan
stress atau orang yang menderita penyakit saraf seperti
Parkinson.
f. Dermatitis statis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik
vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah. Yang mnuncul
dengan adanya varises, menyebabkan pergelakan kaki dan
tulang kerisng berubah warna menjadi memerah atau
coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya
akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan
kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
3. Etiologi
Penyebab Dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misalnya zat kimia,
bakteri dan fungsi selain itu alergi makanan juga bisa
menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan
dengan alergi.
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2
yaitu:
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (detergen,oli, semen,
asam basa), fisik (sinar matahari,suhu), mikroorganisme
(mikroorganisme, jamur)
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopic
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetic, fisik,
stress, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim(jamur).
Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda pula. Serinngkali, kulit yang pecah-pecah dan
meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika
kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin
mengalami seluit infeksi bakteri yang terjadi di bawah
jaringan kulit. Seluit muncul karena peradangan kulit yang
terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa
panas saat disentuh dan seluit muncuk pada seorang yang
system kekebalan tubuhnya tidak bagus.
4. Patofisiologi
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan
oleh iritan melalui keja kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak
lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan
tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan
merusak sel epidermis.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu, iritan kuat dan iritan
lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan
pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada
mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara,
tekanan, gesekan, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan
tersebeut. Berkaitan dengan gejala diatas dapat menimbulkan rasa
nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu,
dapat menimbulkan gangguan integritas kulit dan gangguan citra
tubuh yang timbul karena vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah
dan kulit bersisik.

5. Manifestasi Klinis
Pada Umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda
radang akut terutama pruritis (gatal), kenaikan suhu tubuh,
kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebral dan
bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna
a. Stadium akut: Kelainan kulit berupa eritema, edema,
vesikel, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah
b. Stadium subakut: eritema dan edema berkurang, eksudat
mongering menjadi kusta
c. Stadium kronis: lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul, dam likenefikasi
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan penunjang
Percobaan asetikolin (suntikan dalam intracutan, solusio
asetilkolin)
 Laboratorium
Darah: Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit,albumin
Urin: pemeriksaan histopatologi
7. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan
dan kontak alergik yang baik adalah mengidentifikasi penyebab
dan menyarankan pasien untuk menghindarinya terapi individual
yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit.
a. Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan
dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan
rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan
sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik,
menggunakan mesin cuci, penggunaan deterjen.
b. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan
topical dan sistemik.
 Pengobatan topical
Obat-obatan topical yang diberikan sesuai dengan
prinsip-prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila
basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila
kering berikan terapi kering . makin akut penyakit,
makin rendah persentase bahan aktif. Bila akut
berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim
atau linimentum (pasta pendingin), bila kronik
berikan salep. Bila basah berikan kompres, bila kering
superfisial diberi bedakm bedak kocok, krim atau
pasta, bila kering di dalam, diberi salep.
 Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditunjukkan untuk mengontrol
rasa gatal dan atau edema, juga pada kasus-kasus
sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik
c. Diet
Penatalaksanaan diet oada dermatitis masih
merupakan masalah yang kontriversional. Alergi makanan
yang signifikan tidak diketahui sebagai penyebab deri
dermatitis atau berapa persentase dari klien dermatitis
adalah diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)

Anda mungkin juga menyukai