Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Masalah Kesehatan Keluarga


Sub Topik : Dermatitis
Sasaran : Pasien Dan Keluarga
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 April 2020
Tempat : Rumah Keluarga
Waktu : 20 menit
1. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan pasien dan keluarga dapat memahami tentang masalah Dermatitis
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko dll)

2. Tujuan Khusus
Setelah penyuluhan pasien dan keluarga dapat :
a. Menyebutkan tentang pengertian Dermatitis
b. Menyebutkan penyebab Dermatitis
c. Menyebutkan tanda dan gejala Dermatitis
d. Menyebutkan faktor resiko Dermatitis dan pemeriksaan diagnostic
e. Menyebutkan cara penanganan medis Dermatitis
f. Menyebutkan cara penanganan non medis Dermatitis

3. Materi
a. Pengertian dari Dermatitis.
b. Penyebab dari Dermatitis.
c. Tanda dan gejala dari Dermatitis.
d. pemeriksaan diagnostik dariDermatitis
e. Cara penanganan Dermatitis secara medis
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa eflorensensi polimorfit (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa
(oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.

B. Penyebab
Penyebab dermatitis dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1 Dari luar (eksogen).
- Bahan kimia.
- Fisik (sinar).
- Mikroorganisme (bakteri dan jamur).
2 Dari dalam (endogen).
Faktor keturunan : Atopi, alga.

C. Klasifikasi.

Dermatitis digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu :


1 Dermatitis kontak.
a. Defenisi.
Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan (substansi) yang
menempel pada kulit.
b. Jenis.
Dikenal 2 macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergi. Keduanya dapat bersifat akut maupun kronis.
 Dermatitis kontak iritan.
1. Etiologi.
Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan
misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas. Faktor individu juga
berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbeadaan ketebalan
kulit diberbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak
di bawah 8 tahun lebih mudah teriritasi), ras (kulit Intam lebih tahan dari
pada kuht putih), jenis kelamin (lebih tinggi pada wanita).
2. Klasifikasi
Ada 2 macam dermatitis kontak iritan:
 Dermatitis kontak iritan akut
Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa
pedih atau panas, eritema, vesikel atau bula.
 Dermatitis kontak iritan kronis
Disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang berulang-ulang (oleh faktor
fisik misalnya gesekan, trauma, mikro, kelembapan rendah, panas atau dingin; juga
bahan, contohnya detergen, sabun, pelarut, tanah dan air).
3. Gejala klinis
Gejala klinisnya: kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
dan likenifikasi.
Banyak pekerjaan yang berisiko tinggi yang memungkinkan terjadinya
dermatitis kontak intan misalnya mencuci, memasak, membersihkan
lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel, dan berkebun.
4. Pengobatan
Pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah
menyingkirkan pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik,
maupun kimiawi. Apabila tejadi peradangan dapat diberikan
kortikosteroid topikal, Tmisalnya hidrokortison.
 Dermatitis kontak alergi
1. Etiologi
Penyebab dermatitis kontak alergik adalah alergen, paling sering berupa
bahan kimia.
2. Gejala klinis
Penderita umumnya mengeluh gatal. Pada yang akut dimulai dengan
bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti edema, papulovesikel,
vesikel atau bula. Pada yang kronis terlihat kulit kening, berskuama,
papul, likenifikasi.
3. Pengobatan
Pengobatannya dapat dilakukan dengan cara pencegahan terulangnya
kontak kembali dengan elergen penyebab. Kortikosteorid dapat diberikan
dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan.
D. Tanda dan Gejala
Penderita umumnya mengeluh gatal. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema
berbatas jelas, kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Pada yang
kronis terlihat kulit kening, berskuama, papul, kulit kering, eritema, skuama, lambat
laun kulit tebal dan likenifikasi.
E. Pemeriksaan Diagnostik.
Bila penyakit sudah sembuh dapat diadakan uji tempel (patch test). Pada daerah
fleksor lengan bawah interskapular dioleskan alergennya tersangka, dan menutup
dengan kain kasa dan selofan impermeabel. Sesudah 24-48 jam dibaca, apakah terdapat
reaksi atau tidak. Reaksi dinilai sebagai:
- 1 + ® eritema.
- 2 + ® eritema, edema, papul.
- 3 + ® eritema, edema, papul, vesikel.
- 4 + ® sama dengan 3 +, tetapi disertai vesikel yang berkofluensi.
- 5 + ® sama dengan 4 +, keadaan madidans dengan atau tanpa nekrosis.

F. Penatalaksanaan.
1 Keperawatan.
 Kulit yang sehat boleh disabun dengan sabun khusus, untuk kulit kering, tetapi
jangan terlalu sening agar lipid dikulit tidak semakin kering.
 Kulit diolesi dengan krim emolien, maksudnya membuat kulit tidak kaku dan
tidak terlalu kering.
 Pakaian jangan terbuat dan wol atau nilon karena dapat merangsang juga dapat
menyerap keringat. Keringat akan menambah rasa gatal oleh karena itu pakaian
jangan tertalu ketat, ventilasi yang baik akan mengurangi keringat.
 Hindari dari perubahan suhu dan kelembaban mendadak. Sebaiknya mandi
dengan air yang suhunya sama dengan suhu tubuh, karena air panas dan air
dingin menambah rasa gatal.
 Kuku dipotong pendek agar bila menggaruk tidak sampat timbul luka sehingga,
tidak mudah terjadi infeksi sekunder.
2 Medis.
a. Pengobatan sitemik.
 Untuk mengatasi rasa gatal, dapat diberikan: antihistamin misalnya:
chlorpheniramine, promethazine, hydroxyne.
 Jika sangat gatal dapat diberikan: klorpromazin.
 Bila mengalami infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik misalnya
ertromisin.
b. Pengobatan topikal.
Bergantung pada jenis kelainan kulit.
 Ter.
Misalnya: likuor karbonas detergens 2-5 %. Efek ter yang sebenarnya
belum diketahui pasti; rupanya berkasiat. Vasokontriksi, astringen,
desinfektan, antiprontus dan memperbaiki kreatinisasi abnormal dengan
cara mengurangi proliferasi epidermal dan infiltrasi dermal.
 Urea 10 % membuat kulit lemas, hidroplit, antibakterial.
 Antihistamin.
Kortikosteroid, disediakan untuk keadaan darurat bila tidak ada pilihan
DAFTAR PUSTAKA

Juanda Adhi ; 1999. "Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ", Edisi 3, Fakultas Kedokteran, UI,
Jakarta.

Silvia A. Price, dkk ; 1994. "Pathofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit”, Edisi 4, Jakarta;
EGC.

Thompson, dkk ; 1993. "Clinical Nursing Third Edition”, Mosby Year Book.

Marie Jaffe, R. N. M. S. 1993. "Peatrice Nursing Care Plans ", Skind More Roth Texas.

Sandra R. Mori, dkk, 1990. "Nursing Care Children and Families”, Second Edition,
California.

Anda mungkin juga menyukai