Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


DERMATITIS DAN TERAPI KOMPLEMENTERNYA”

Disusun Oleh :
Maulidia Agustini (23142019022P)
Nofran Ario Pradana (23142019026P)
Kopriyanti (23142019037P)

Dosen Pembimbing :
Ns. Eva Nilam Permata, S.Kep, M.Kep, Sp. KMB
Latar Belakang
Kata “dermatitis” berarti adanya inflamasi pada kulit. Ekzema merupakan
bentuk khusus dari dermatitis. Beberapa ahli menggunakan kata ekzema untuk
menjelaskan inflamasi yang dicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari
semua bentuk ekzema adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%,
eczema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,32% yang menyerang 2%
hingga 5% dari penduduk.
Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana
kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja
namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang
paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim
akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas
2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya
usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan
pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga
mengurangi angka kekambuhan.

2
DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen , menimbulkan
kelainan klinis berupa eflorensensi polimofrik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung kronis (Djuanda
Adhi,2019)
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan Karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai
jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah,
dan gatal pada kulit (Widyha,2019)
Dermatitis adalah suatu keadaan terjadinya sensitisasi kulit akibat pajanan
substansi eksternal. Berdasarkan etiologinya, dermatitis dapat dibagi menjadi
dermatitis eksogen bila diakibatkan oleh faktor-faktor dari dalam tubuh sendiri
(Harrianto, 2018)

3
ANATOMI FISIOLOGI
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis dapat berasal dari
luar (eksogen), misalnya bahan
Kimia (contoh: deterjen, asam, basa, oli,
semen), Fisik (contoh: sinar, suhu), Mikro-
Organisme (bakteri, jamur); dapat pula
dari dalam (endogen), misalnya dermatitis
atopic dan sebagian lainnya tidak
diketahui etiologi yang pasti (Djuanda,
2019)

5
KLASIFIKASI
 Dermatitis Atopik (DA)
Dermatitis Atopik (DA) adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh
kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan. Kelainan biasanya bersifat
familial, dengan riwayat atopi pada diri sendiri ataupun keluarganya.
 Dermatitis Seboroik (DS)
Dermatitis Seboroik (DS) merupakan dermatitis dengan distribusi terutama di daerah yang kaya
kelenjar sebasea. Lesi umumnya simetris, dimulai di daerah yang berambut dan meluas meliputi
skalp, alis, lipat nasolabial, belakang telinga, dada, aksila dan daerah lipatan kulit. Penyebab pasti DS
belum diketahui, walaupun banyak faktor dianggap berperan, termasuk faktor hormonal, genetik dan
lingkungan. DS dianggap merupakan respons inflamasi terhadap organisme Pityrosporum ovale
 Intertrigo (Dermatitis Intertriginosa/DI)
Intertrigo merupakan istilah umum untuk kelainan kulit di daerah lipatan/intertriginosa, yang dapat
berupa inflamasi maupun infeksi bakteri atau jamur. Sebagai faktor predisposisi ialah
keringat/kelembaban, kegemukan, gesekan antar 2 permukaan kulit dan oklusi. Dalam kondisi seperti
ini, mudah sekali terjadi superinfeksi oleh Candida albicans, yang ditandai oleh eritema berwarna
merah-gelap, dapat disertai papulpapul eritematosa di sekitarnya (lesi satelit).
 Pitiriasis Alba (PA)
Pitiriasis Alba (PA) terbanyak terjadi pada usia 3-16 tahun dan dianggap merupakan manifestasi DA
dengan penyebab yang tidak diketahui pasti. Secara klinis terlihat bercak hipopigmentasi dengan
sedikit skuama halus dalam berbagai bentuk dan ukuran, terutama di daerah wajah. Pada individu
berkulit gelap, kelainan ini sangat mengganggu secara kosmetik, yang merupakan penyebab utama
penderita ke dokter.

6
 Dermatitis Numularis (DN)
Dermatitis Numularis (DN) ditandai oleh bercak yang sangat gatal, bersisik, berbentuk bulat, berbatas tegas (berbeda
dari dermatitis pada umumnya), dengan vesikel-vesikel kecil di bagian tepi lesi. Pada DN sering dijumpai
penyembuhan pada bagian tengah lesi (central clearing), tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada
kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas.
 Pompoliks atau Dishidrosis
Pompoliks (bubble) ialah kelainan yang sering dijumpai, ditandai oleh munculnya vesikel-vesikel yang ‘deep seated”,
secara tiba-tiba, yang dapat berkonfluensi membentuk bula di telapak tangan (cheiropompolyx) dan kaki
(podopompolyx) tanpa eritema, disertai keluhan rasa gatal hebat, dan sering kambuh. Saat tenang kelainan ditandai
dengan eritema ringan, kulit telapak yang kering, kadang-kadang menebal dan sering berfisurasi.
 Neurodermatitis = Lichen Simplex
Chronicus (LSC) Istilah LSC diambil dari kata likenifikasi yang berarti penebalan kulit disertai gambaran relief kulit
yang semakin nyata. Patogenesisnya belum diketahui secara pasti, tetapi kelainan sering diawali oleh cetusan gatal
yang hebat, misalnya pada insect bite
 Prurigo Nodularis
Kelainan sering dijumpai pada ras oriental dan umumnya pada anak- anak. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi
sebagian ahli menganggap kelainan ini sebagai varian LSC.
 Dermatitis Kontak (DK)
Terdapat 3 bentuk DK yakni DK iritan (DKI), DK alergik (DKA) dan reaksi fototoksik maupun reaksi fotoalergik. DKI
ialah erupsi yang timbul bila kulit terpajan bahan-bahan yang bersifat iritan primer melalui jalur kerusakan yang non-
imunologis. Bahan iritan antara lain deterjen, bahan pembersih peralatan rumah tangga, dan sebagainya
 Dermatitis Stasis (DSt)
Akhir-akhir ini beberapa peneliti menganjurkan pemakaian istilah dermatitis gravitasional
 Dermatitis Asteatotik (DAst)
Dermatitis Asteatotik (DAst) disebut juga sebagai xerosis = eczema craquele = winter itch. Gambaran klinisnya
karakteristik ditandai oleh skuama halus, kering dan kulit yang pecah-pecah, yang dapat mengalami inflamasi dan
menjadi kemerahan. Kelainan umumnya terjadi di tungkai bawah. DAst lebih sering dijumpai pada wanita usia
pertengahan ke atas
PATOFISIOLOGI
Dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh
bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi
melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel.
Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka posfolipase akan diaktifkan dan
membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang
akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan tranduksi dari faktor sirkulasi dari
komplemen dan sistem kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan
sel mast yang akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan
mengaktivasi platelet yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan
merangkas ekspresi gen dan sintesis protein. Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase
terjadinya respon imun tipe IV yang menyebabkan timbulnya lesi dermatitis ini yaitu: 1.
Fase Sensitisasi Fase ini disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi
sensitisasi terhadap individu yang semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang
disebut alergen kontak atau pemeka.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnos a Tujuan Dan Krie ria Has il Inte rve nsi Ke pe rawatan
(SLKI)
Ke pe rawatan (SIKI)
(SDKI)

1 Gangguan integritas Integritas kulit dan jaringan Pe rawatan inte gritas kulit
kulit yang
(L. 14125) (I. 11353)
berhubungan
dengan faktor
mekanis Observasi :
Setelah diberikan intervensi
(D. 0129) keperawatan selama.....x 24 jam 1. Identifikasi penyebab
diharapkan integritas kulit dan integritas kulit
jaringan meningkat, dengan
kriteria hasil :
1) Kerusakan jaringan Terapeutik :
menurun
2) Kerusakan lapisan kulit 1. Gunakan produk berbahan
menurun petroleum atau minyak pada
3) Nyeri menurun kulit kering

4) Kemerahan menurun 2. Gunakan produk berbahan


5) Suhu kulit membaik ringan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitif

3. Hindari produk berbahan


dasar alkohol pada kulit
kering

Edukasi :

1. Anjuran menggunakan
pelembab

2. Anjurkan minum air yang


cukup

3. Anjurkan menhindari
terpapar suhu ekstem

4. Anjurkan mandi dan


menggunakan sabun
secukupnya
2 Gangguan Status Kenyamanan (L.08064) Perawatan kenyamanan (l.08245)
rasa nyaman
berhubungan Observasi :
dengan gejala Setelah diberikan intervensi 1. Mengidentifikasi gejala yang
penyakit keperawatan selama......x 24 tidak menyenangkan (mis,
(D.0074) jam maka status kenyamanan mual, nyeri, gatal, sesak).
meningkat, dengan kriteria
2. Mengidentifikasi
hasil :
pemahaman tentang kondisi,
1. Keluhan sulit tidur situasi dan perasaanya
menurun Manajemen nyeri

2. Gatal menurun

3. Lelah menurun Terapeutik :

4. Gelisah menurun 1. Berikan posisi yang


nyaman

2. Ciptakan lingkungan yang


aman

3. Dukungan keluarga serta


orang terdekat terlibat
dalam terapi

4. Diskusikan kondisi dan


pilihan terapi/penobatan
yang diinginkan

Edukasi :

1. Jelaskan kondisi dengan


pilihan terapi /pengobatan
(Terapi Pemberian topical
kunyit)

2. Mengajarkan terapi relaksasi

3. Mengajarkan tehnik distraki


dan imajinasi terbimbing
Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan (I. 12383)
Pengetahuan (L.12111) Observasi :
Behubungan 1. Mengidentifikasi
Setelah dilakukan tindakan kemampuan menerima
Dengan Kurang
informasi
Terpapar keperawatan selama …x 24 jam
2. Memonitor faktor - faktor
Informasi diharapkan kemampuan tingkat yang dapat mengembangkan
pengetahuan klien meningkat motivasi perilaku hidup
(D.0111)
bersih dan sehat.
sesuai kriteria hasil :
Terapeutik :
1. Kemampuan
menjelaskan 1. Persiapkan materi dan
pengetahuan tentang media pendidikan kesehatan
suatu topik meningkat.
2. Berikan kesempatan untuk
2. Perilaku sesuai anjuran bertanya yang tida
verbalisasi minat dalam dimengerti
belajar meningkat.
3. Jadwalkan pendidikan
3. Perilaku sesuai dengan
kesehatan sesuai
Pengetahuan meningkat kesepakatan

4. Kemampuan
menggambarkan
pengalaman sebelumnya Edukasi :
yang sesuai dengan topik 1. Perilaku hidup bersih dan
sehat

2. Startegi yang dapat


dilakukan guna
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN
DERMATITIS

 Tindakan Terapi Topikal Herbal Kunyit


Definisi Kunyit (curcuma longa): komponen utama bioaktif kurkumin. Studi menunjukkan bahwa
kurkumin memiliki antioksidan kuat, penyembuhan luka, dan sifat anti-inflamasi dan dapat membantu
mengobati jerawat. Kunyit dianggap aman dalam jumlah yang ditemukan dalam makanan, dapat
menyebabkan dermatitis atopic pada beberapa orang ketika dikonsumsi secara oral atau topikal
dalam dosis tinggi. Namun, tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat merangsang Rahim,
biasanya dicampur dengan air atau madu dan dioleskan langsung ke kulit. Kunyit kering juga
dicampur dengan cairan dan dimakan (Kumar, Singh, Kaushik, et al., 2017). Nutrisi yang terkandung
dalam 100g kunyit adalah protein 8g, gula 3g,
 Perawatan Nonmedis Kompres basah dan dingin dapat diterapkan pada area dermatitis yang
kecil. Kompres menghilangkan eksim, dan kompres dingin mengurangi peradangan (Puspasari,
2018).
 Minyak Kelapa
penelitian menunjukkan minyak kelapa (murni atau perasan dingin) memiliki berbagai khasiat yang
menjadikannya pengobatan eksim yang efektif bagi Sebagian orang. Sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam journal of traditional and complementary medicine menemukan bahwa minyak
kelapa memiliki sifat anti inflamasi dan pelindung kulit, penelitian lain yang diterbitkan pada tahun
2021 menunjukkan bahwa minyak kelapa memiliki kualitas antibakteri dan membantu kulit
mempertahankan kelembapan
KESIMPULAN

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan


dermis) sebagai respons terhadap pengaruh factor
eksogen dan atau factor endogen , menimbulkan
kelainan klinis berupa eflorensensi polimofrik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung kronis (Djuanda Adhi,2019)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai