DERMATITIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Departemen Program Profesi NERS
Dosen Pembimbing :
Oleh :
JNR0200020
KUNINGAN
2020/ 2021
I. Definisi
Dermatitis adalah istilah umum untuk menggambarkan radang pada
kulit seseorang. Dermatitis merupakan peradangan pada dermis dan epidermis
sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen atau endogen yang
menimbulkan efleresensi polimorfik (ertema, edema, papul, vesikel, skuama)
dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residitif dan menjadi kronis.
(Djuanda, 2010).
Menurut Ardhie (2014) Dermatitis ialah kelainan kulit yang subyektif
ditandai oleh rasa gatal dan secara klinis terdiri atas ruam polimorfi yang
umumnya berbatas tidak tegas. Gambaran klinisnya sesuai dengan stadium
penyakitnya.
Dermatitis atau yang sering disebut ekzema adalah peradangan kulit
dengan morfologi khas namun penyebabnya bervariasi. Kulit yang
mengalami dermatitis memiliki ciri warna kemerahan, bengkak, vesikel kecil
berisi cairan dan pada tahap akut mengeleuaarkan cairan .Pada tahap kronis
kulit menjadi bersisik, mengalami likenifikasi, menebal, tretak dan berubah
warna, (Jeyaratnam & Koh, 2010).
III. Etiologi
Penyebab dermatitis sangat beragam dan diasumsikan sebagai
kombinasi antara faktor genetic dan faktor lingkungan. Penyebab dermatitis
juga menentukan dermatitis yang dialami seseorang. Dermatitis kontak
menggambarkan reaksi kulit yang terjadi ketika kulit membuat kontak dengan
alergen atau iritan. Sebuah iritan merusak kulit secara fisik, sedangkan
alergen memicu respons imun yang mengarah pada reaksi kulit, Penyebab
umum dermatitis kontak iritan misalnya, detergen, sabun, desinfektan, logam
(nikel), semen, parfum, kosmetik, dan beberapa tanaman tertentu. Sementara
itu, contoh zat yang dapat memicu dermatitis kontak alergi termasuk logam
(nikel/kobalt), karet, dan beberapa pewarna pakaian, serta beberapa obat
tropical seperti krim kostikoteroid.
Di sisi lain, dermatitis atopik (eksim) terjadi ketika tubuh bereaksi
hipersensitif terhadap makanan tertentu, alergen, atau faktor lingkungan.
Kondisi ini sering terjadi pada keluarga dan dapat terjadi bersamaan dengan
kondisi atopik lainnya, seperti asma atau demam. Alergi makanan dapat
memperburuk eksim atau yang menimbulkan alergi, antara lain susu sapi,
kedelai, kacang-kacangan, ikan dan telur (Mandal, 2014)
1. Ruam
2. Melepuh
7. Pembengkakan kulit
4. Jenis ini disertai dengan gejala kulit gatal dan sering dipicu oleh stres atau
sesuatu yang mengiritasi kulit.
5. Dermatitis numular. Dermatitis jenis ini melibatkan luka oval pada kulit
dan terjadi setelah kulit mengalami cedera.
7. Dermatitis neglecta. Jenis ini mengacu pada kondisi kulit yang terjadi
akibat kebersihan diri yang buruk.
V. Komplikasi
Menggaruk ruam yang gatal dan terkait dengan dermatitis dapat
menyebabkan luka terbuka, sehingga beresiko terkena infeksi kulit akibat
bakteri, virus, dan jamur. (Haryono & Utami, 2019)
VI. Patofisiologi
Patofisiologi dermatitis sangat kompleks dan multifaktorial. Proses,
dermatitis atopik melibatkan unsur-unsur deisfungsi lapisan kulit, perubaha
dalam respons imun, hipersensitivitasimunoglobulin E(igE), dan factor
lingkungan. Hilangnya mutase fungsi dalam flaggrin berimplikasi pada
dermatitis atopik berat karena potensi peningkatan kehilangan cairan trans-
epidermal, perubahan pH, dan dehidrasi. Perubahan genetik lainnya juga telah
diidentifikasi dapat mengubah fungsi lapisan tanduk kulit dan menghasilkan
fenotipe dermatitis atopik. Ketidakseimbangan Th2 ke Th1 sitokin yang
diamati pada dermatitis atopik dapat menciptakan perubahan dalam respons
imun yang dimediasi sel dan dapat mengakibatkan hipersensivitas yang
dimediasi igE (Boothe dkk. 2017).
Sementara itu, pada dermatitis kontak, zat alergen atau zat iritan masuk
ke kulit kemudian menyebebabkan hipersensivitas pada kulit. Bahan iritan
tersebut merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, dan merubah daya ikat
air di kulit. Masa inkubasi setelah terjadi sensitasi permulaan terhadap suatu
antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena berikutnya
adalah 12-48jam (Haryono & Utami, 2019)
b) Quality/quantity
Bagaimana keluhan dirasakan, dilihat, didengar pada beberapa
kasus dermatitis kontak biasanya klien akan merasakan gatal
dan nyeri pada daerah yang terkena bahan tertentu yang dapat
menyebabkan keluhan. Sejauh mana sakit dirasakan rasa sakit
yang dirasakan mulai dari tingkat ringan sampai berat.
Tergantung dari lama kontak zat dengan kulit, konsentrasi zat
serta tingkat sensitifitas kulit.
c) Region/radiation
Dimana letak sakit tergantung dari daerah yang kontak dengan
penyebab. Area penyebarannya misalnya kaki, luka pada
tungkai, jari manis, tempat cedera, dibalik perhiasan.
d) Severitty scale
Apakah mempengaruhi aktifitas terganggunya aktifitas
tergantung dari letak,tingkat keparahan penyakit. Seberapa
jauh skala ringan/berat tergantung dari tingkat keparahan
penyakitnya.
e) Timing
Kapan mulai terjadi. Kapan sering terjadi. Apakah terjadinya
mendadak atau perlahan-lahan.
3) Riwayat Kesehatan masa Lalu
Seperti apakah klien pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya, apakah pernah menderita alergi serta tindakan yang
dilakukan untuk mengatasinya selain itu perlu juga dikaji
kebiasaan klien.
4) Riwayat Kesehatan keluarga
Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang
mengalami penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangi
dengan tim medis. Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada
masa kanak-kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah
menderita dermatitis atopik
5) Riwayat Alergi
Apakah ada alergi yang diderita oleh klien baik dari faktor
endogen maupun eksogen yang berhubungan dengan penyakitnya
saat ini.
6) Aktivitas Dasar
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Toileting √
Personal hygiene √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi √
3. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Ringan, sedang, berat.
2) Tingkat Kesadaran
a) Kompos mentis
b) Apatis
c) Samnolen, letergi/hypersomnia
d) Delirium
e) Stupor atau semi koma
f) Koma
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsi kulit
Pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan kulit yang
mengalami dermatitis numularis, yang kemudian akan diperiksa
dengan menggunakan mikroskop di bagian laboratorium patologi
b. Uji temple
Prosedur tes ini berupa penempelan satu set alergen yang dicurugai
menyebabkan dermatitis dan ditutup rapat diatas kulit punggung
bagian atas selama 48 jam
c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Dapat membantu diagnosa awal klien dengan infeksi jamur kulit
superfisilis
d. Uji kultur dan sensitivitas
B. Analisa Data
Merusak lapisan
epidermis
Gangguan integritas
kulit / jaringan
2 DS : Klien mengeluh tentang Gangguan citra Kerusakan jaringan
kulitnya rusak tidak seperti dulu diri Kelembaban kulit
menurun
lagi, merasa tidak percaya diri
DO : Klien terlihat melamun, Kulit mengering
tidak bersemangat dan sering Perubahan warna
kulit
menyatakan reaksi negatif
terhadap kondisinya saat ini Gangguan citra tubuh
3 DS : Klien mengatakan nyeri dan Gangguan rasa Pelepasan mediator
kimia berlebih
rasa tidak nyaman pada lesi yang nyaman nyeri
timbul karena gatal Reaksi peradangan
DO : Klien tampak gelisah, Gatal dan rubor
tampak meringis, klien Reaksi menggaruk
berlebih
melindungi bagian nyeri, tampak
lesi kemerahan Gangguan rasa
nyaman nyeri
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iritatif
ditandai dengan kerusakan jaringan kulit (D.0192)
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
(lesi atau luka) ditandai dengan struktur tubuh berubah (D.0083)
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit
ditandai dengan keluhan nyeri dan kegelisahan (D.0074)
4. Resiko infeksi ditandai dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer ; Kerusakan integritas kulit (D.0142)
D. Rencana Asuhan Keperawatan
No Standar Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan
. Indonesia (SDKI) (SLKI) Indonesia (SIKI)
1. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
Observasi
berhubungan dengan bahan kimia selama 3x24 jam integritas kulit dan jaringan
1. Identifikasi penyebab gangguan
iritatif ditandai dengan kerusakan meningkat (L.14125) dengan kriteria hasil: integritas kulit
jaringan kulit (D.0192) a. Hidrasi kulit meningkat dari skala 1 Terapeutik
menjadi 5 1. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah
b. Kemerahan dari skala 1 menurun baring
menjadi 5 2. Gunakan produk berbahan
c. Nekrosis menurun dari skala 1menjadi petrolium atau minyak pada kulit
5 kering
d. Tekstur kulit membaik dari skala 1 3. Gunakan produk berbahan
menjadi 5 ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit sensitif
4. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. lotion, serum)
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
4. Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem
5. Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
2. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Promosi Citra Tubuh (I.09305)
Observasi
berhubungan dengan perubahan selama 1x24 jam citra tubuh meningkat
1. Identifikasi harapan citra tubuh
struktur tubuh (lesi atau luka) (L.09067) dengan kriteria hasil: berdasarkan tahap perkembangan
2. Identifkasi budaya, agama, jenis
ditandai dengan struktur tubuh a. Melihat bagian tubuh meningkat dari
kelamin, dan umur terkait citra
skala 1 menjadi 5
berubah (D.0083) tubuh
b. Verbalisasi perasaan negatif tentang
3. Monitor frekuensi pernyataan kritik
perubahan tubuh menurun dari skala 1
terhadap diri sendiri
menjadi 5
c. Verbalisasi kekhawatiran pada Terapeutik
penolakan / reaksi orang lain menurun 1. Diskusikan perubahan tubuh dan
dari skala 1 menjadi 5 fungsinya
d. Respon nonverbal pada perubahan 2. Diskusikan perbedaan penampilan
tubuh membaik dari skala 1 menjadi 5 fisik terhadap harga diri
3. Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh (mis.
luka, penyakit)
4. Diskusikan cara pengembangan
harapan citra tubuh secara realistis
5. Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi
1. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
2. Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung (mis. kelompok sebaya)
3. Anjurkan peningkatan penampilan
diri (mis. berdandan, berpakaian)
4. Latih pengungkapan kemampuan
diri kepada orang lain maupun
kelompok
3. Gangguan rasa nyaman nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri (I.08238)
Manajemen kenyamanan lingkungan
berhubungan dengan gejala selama 3x24 jam tingkat nyeri menurun
(I.08237)
penyakit ditandai dengan keluhan (L.08066) dan status kenyamanan meningkat Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri dan kegelisahan (D.0074) (L.08064) dengan kriteria hasil :
durasi, frekuensi, kualitas dan
a. Kesejahteraan fisik meningkat dari intensitas nyeri
skala 1 menjadi 5 2. Identifikasi skala nyeri
b. Keluhan nyeri/ tidak nyaman menurun 3. Identifikasi respons nyeri
dari skala 1 menjadi 5 nonverbal
c. Perasaan gelisah menurun dari skala 1 4. Monitor kondisi kulit
menjadi 5
d. Rasa gatal menurun dari skala 1 Terapeutik
menjadi 5 1. Berikan terapi nonfarmakologis
e. Pola tidur membaik dari skala 1 utuk mengurangi nyeri (mis.
menjadi 5 hipnosis, aromaterapi)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis. suhu
ruangan dan kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Atur posisi yang nyaman
5. Hindari paparan kulit terhadap
iritan
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
2. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
4. Jelaskan tujuan manajemen
lingkungan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
4. Resiko infeksi ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan 2 x 24 jam tingkat Pencegahan infeksi (I. 14539)
Observasi
ketidakadekuatan pertahanan infeksi menurun (L.14137) dengan kriteria
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
tubuh primer ; Kerusakan hasil: lokal dan sistemik
integritas kulit (D.0142) a. Suhu tubuh menurun dari skala 1 Terapeutik
menjadi 5 1. Batasi jumlah pengunjung
b. Bengkak pada kulit menurun dari 2. Berikan perawatan kulit pada area
skala 1 menjadi 5 sistemik
c. Kemerahan menurun dari skala 1 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
menjadi 5 kontak dengan pasien dan
d. Vesikel menurun dari skala 1 menjadi lingkungan pasien
5 4. Pertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda gan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka
4. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Memicu proses
Menyingkirkan lemak lapisan Pelepasan limfokim
degranulasi
tanduk
Lepas makrograf
Pelepasan mediator
Mengubah daya ikat air kulit kimia berlebihan
Kerusakan jaringan
MK : Gangguan rasa
Pelepasana toksik bakteri nyaman MK : Gangguan citra diri
MK : Resiko infeksi