Dosen Pembimbing :
Ns. Aria Pranatha, S.Kep.,M.Kep
Ns. Aditiya Puspa Negara S.Kep.,M.Kep
Oleh :
Dinda Restu JNR0200012 Lustiani JNR0200042
Fachrul Alif R JNR0200020 Nadya Vega L JNR0200052
Halma Nurlaela JNR0200023 Nur Salim JNR0200058
Kori Hasanah JNR0200034 Warnoto JNR0200089
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Praktik............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 4
A. Manajemen Keperawatan............................................................. 4
B. Konsep Manajemen Unit ............................................................. 13
C. Metode Fungsional....................................................................... 21
D. Discharge Planning ...................................................................... 28
BAB III MANAJEMEN RUANGAN RPU 3 RUMAH SAKIT UMUM
KUNINGAN MEDICAL CENTER (RSU-KMC)
TAHUN 2021………………………………………………………………... 36
A. Gambaran Umum Rumah Sakit ................................................... 33
B. Kajian Analisis Situasi ................................................................. 35
BAB VI ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN……………………..
123
A. Analisis Data ................................................................................ 123
B. Prioritas Masalah ......................................................................... 129
C. Analisa penyebab (fish bone)....................................................... 131
D. Planning of Action ....................................................................... 134
iii
BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ............................................. 154
A. Implementasi ................................................................................ 154
B. Evaluasi ........................................................................................ 156
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 158
A. Kesimpulan .................................................................................. 158
B. Saran ............................................................................................ 158
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 4.1. Analisa SWOT Kualitatif ............................................................. 142
Tabel 4.2. Analisa SWOT Kuantitatif ........................................................... 145
Tabel 4.3. Alternatif Penyelesaian Masalah ................................................. 150
Tabel 4.4. Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah .................................. 151
Tabel 4.5. Planning of Action....................................................................... 153
Tabel 5.1. Implementasi ............................................................................... 154
vi
DAFTAR BAGAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan
suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh pihak rumah sakit dalam upaya
peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya perbaikan (Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.983/Men.Kes/SK/XI/1992). Rumah sakit
tidak hanya sekedar menampung orang sakit saja melainkan harus lebih
memperhatikan aspek kepuasan bagi para pemakai jasanya, dalam hal ini pasien.
Penilaian terhadap kegiatan rumah sakit adalah hal yang sangat diperlukan dan
sangat diutamakan. Kegiatan penilaian kinerja organisasi atau instansi seperti
rumah sakit, mempunyai banyak manfaat terutama bagi pihak-pihak yang
memiliki kepentingan terhadap rumah sakit tersebut. Bagi pemilik rumah sakit,
hasil penilaian kegiatan rumah sakit ini dapat memberikan informasi tentang
kinerja manajemen atau pengelola yang telah diberikan kepercayaan untuk
mengelola sumber daya rumah sakit. Bagi masyarakat, semua hasil penilaian
kinerja rumah sakit dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan pertimbangan
kepada siapa (rumah sakit) mereka akan mempercayakan perawatan
kesehatannya.
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan
1
dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam
manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang
pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat
perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-KMC) didirikan atas
dasar beberapa faktor antara lain : Perbandingan jumlah ratio antara jumlah
penduduk dan jumlah tempat tidur yang masih jauh dari ideal; Pelayanan
kesehatan yang belum terjangkau secara keseluruhan oleh masyarakat; Teknologi
Rumah Sakit di Kabupaten Kuningan yang masih di anggap tertinggal dari
Kabupaten dan Kota lain di Jawa Barat. Rumah Sakit ini juga didirikan untuk
meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat serta turut serta
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Kuningan.
Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-KMC) memiliki
beberapa ruang perawatan diantaranya ruang rawat inap dan rawat jalan. Ruang
RPU 3 merupakan ruang rawat inap untuk perawatan pasien anak. Pelayanan
rawat inap diberikan kepada pasien yang diindikasikan untuk rawat inap. Pasien
rawat inap harus melalui unit rawat jalan (poliklinik) dan atau unit gawat darurat.
Di unit rawat inap, Dokter mempunyai tanggung jawab besar dan penting
terhadap pengelolaan unit ruang rawat sehingga pasien memperoleh pelayanan
kesehatan termasuk perawatan secara efektif dan efisien. Penulis disini tertarik
2
untuk menulis laporan tentang management keperawatan di Ruang RPU 3
Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-KMC).
B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek ini, Mahasiswa mampu
melakukan pengololaan unit pelayanan keperawatan di Ruang RPU 3 Rumah
Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-KMC) sesuai dengan konsep
dan langkah – langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip manajemen keperawatan dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan pada tingkat unit atau ruang rawat di
Ruang RPU 3 Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-
KMC).
b. Berperan sebagai agen pembaharu dan model peran dalam kepemimpinan
dan pengelolaan pelayanan keperawatan professional tingkat dasar.
c. Melakukan kajian unit pelayanan keperawatan tertentu sebagai dasar untuk
Menyusun rencana strategi dan operasional.
d. Menyusun rencana strategi dan rencana operasional pelayanan
keperawatan di Ruang RPU 3 Rumah Sakit Umum Kuningan Medical
Center (RSU-KMC).
e. Mengimplemtasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan.
f. Melakukan pengelolaan staf (kelompok dan pendukung) dibawah supervisi
penanggung jawab.
g. Memberikan pengarahan organisasional kepada kelompok kerja.
h. Melakukan fungsi control dan evaluasi pogram.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Manajemen Keperawatan
1. Pengertian
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk
mencapai Tujuan organisasi melalui kerjasama dengan orang lain. (Hersey
dan Blanchard).
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana ditetapkan dengan seefisien mungkin. (H. Weihrich dan
H. Koontz).
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa
manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). Swanburg (2000) menyatakan
bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang
mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen
keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi
mereka. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto (2009)
menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen
pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen
pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh
4
bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak
(kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan
atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan).
Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer
keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen keperawatan
adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan
kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah
merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada,
peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang
efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000).
2. Fungsi - Fungsi Manajemen
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk
menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang
jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009). Fungsi manajemen
pertama sekali diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencaanaan,
organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian. Luther Gulick (1937)
memperluas fungsi manajemen fayol menjadi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing),
pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan
(budgeting) yang disingkat menjadi POSDCORB. Akhirnya, fungsi
manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan
(Marquis dan Huston, 2010). Fungsi manajemen menurut G.R. Terry adalah
planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan menurut S.P.
Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, motivating, dan
controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Berikut ini adalah pembahasan fungsi-fungsi manajemen secara lebih
mendalam.
5
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah
koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan
proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan
keperawatan (Huber, 2000). Perencanaan adalah usaha sadar dan
pengambilan keputusan yang diperhitungkan secara matang tentang hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1992). Suarli dan Bahtiar
(2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan dimasa
yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan
bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat
ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan
informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif
(Swanburg, 2000). Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong
pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus
mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta
melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Suarli dan bahtiar
(2009) menyatakan bahwa perencanaan sangat penting karena mengurangi
ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada
setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis,
memungkinkan dilakukannya pengawasan. Fungsi perencanaan pelayanan
dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000)
menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang
mereka inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap
akan memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan
untuk mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada klien.
Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari
perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang
6
adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan
Huston, 2010).
b. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah
langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai
macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Huber (2000) menyatakan bahwa
pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material
dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk
mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain.
Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. Secara statis
merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan,
sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan
kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli dan
Bahtiar, 2009). Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci
semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian
beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan
mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk
hubungan dan koordinasi (Huber, 2000). Marquis dan Huston (2010)
menyatakan bahwa pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur
diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan.
c. Fungsi Pengarahan
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha
memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan
negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi
manajemen yang memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses, dan
sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000).
Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk
7
mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan
(Swanburg, 2000). Motivasi sering disertakan dengan kegiatan orang lain
mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan (Huber,
2006).
d. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen
keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000). Pengendalian adalah
pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber daya yang
secara efektif mencapai tujuan yang telah Unditetapkan (Huber, 2006).
Selama fase pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah
ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara
standar dan kinerja (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan
bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat lebih
efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004). Prinsip
pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam
menjalankan fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) adalah :
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur
2. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi
3. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
3. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan
Menurut Gillies (2010) manajemen keperawatan dapat dilaksanakan
secara benar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar
berikut :
a. Manajemen Keperawatan Berlandaskan Perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang utama dalam serangkaian fungsi dan
aktivitas manajemen. Tahap perencanaan dan proses manajemen tidak
8
hanya terdiri dari penentuan kebutuhan keperawatan pada berbagai kondisi
klien, tetapi juga terdiri atas pembuatan tujuan, mengalokasikan anggaran,
identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi yang
diinginkan. Perencanaan merupakan pemikiran atau konsep – konsep
tindakan yang umumnya tertulis dan merupakan fungsi penting di dalam
mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
dan efek – efek dan perubahan. Selama proses perencanaan, yang dapat
dilakukan oleh pimpinan keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji
sistem, mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka
panjang dan pendek, mengkaji sumber daya organisasi, mengidentifikasi
kemampuan yang ada, dan aktivitas spesifik serta prioritasnya.
Perencanaan dalam manajemen mendorong seorang pemimpin
keperawatan untuk menganalisis aktivitas dan struktur yang dibutuhkan
dalam organisasinya.
b. Manajemen Keperawatan Dilaksanaan Melalui Penggunaan Waktu Yang
Efektif
Manajer keperawatan menghargai waktu akan mampu menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan. Keberhasilan seorang
pemimpin keperawatan bergantung pada penggunaan waktu yang efektif.
Dalam keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan
pimpinan keperawatan. Dalam kontek ini, seorang pimpinan harus mampu
memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif. Hal demikian
dibutuhkan untuk dapat mencapai produktifitas yang tinggi dalam tatanan
organisasinya.
c. Manajemen Keperawatan Melibatkan Pengambilan Keputusan
Berbagai situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan akan
berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan.
9
Proses pengambilan keputusan akan sangat mempengaruhi oleh
kemampuan komunikasi dan para manajer.
d. Manajemen Keperawatan Harus Terorganisasi
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi mencapai
tujuan. Terdapat 4 buah struktur organisasi, yaitu unit, departemen, top atau
tingkat eksekutif dan tingkat operasional. Prinsip pengorganisasian
mencakup hal – hal pembagian tugas (the devision of work), koordinasi,
kesatuan komando, hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan kewengan
yang sesuai adanya rentang pengawasan. Dalam keperawatan,
pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara fungsional dan
penugasan, alokasi pasien perawatan grup/ tim keperawatan, dan pelayanan
keperawatan utama (Gillies, 1985).
e. Manajemen Keperawatan Menggunakan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi merupakan bagian penting dan efektivitas menejemen.
Komunikasi yang dapat dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan memberikan perasaan, pandangan arah dan
pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
f. Pengendalian Merupakan Elemen Manejemen Keperawatan
Pengendalian dalam menegemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan
menegemen susuai dengan dengan yang direncanakan. Selain itu,
pengendalian dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan tidak banyak
terjadi kesalahan yang berakibat negative terhadap klien dan pihak yang
terkait dengan manageman. Pengendalian meliputi penilaian tentang
pelaksanaan trencana yang telah dibuat, pemberian instruksi, menetapkan
prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan membandingkan
penampilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan. (Agus
Kuntoro, 2010)
10
4. Komponen Sistem
Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang tiap –
tiap komponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh
5 elemen, yaitu :
a. Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi,
personil, peralatan dan fasilitas.
b. Proses
Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Proses merupakan kegiatan yang cukup pentinf
dalam suatu sistem sehingga mempengaruhi hasil yang diharapkan suatu
tatana organisasi.
c. Output
Output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas
pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf serta kegiatan
penelitian untuk menindaklanjuti hasil/keluaran.
d. Kontrol
Kontrol dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui
penyusunan anggaran yang proposional, evaluasi penampilan kerja
perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.
e. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit
keperawatan, dan survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
11
5. Proses Manajeman Keperawatan
Manajemen pada proses keperawatan mencakup menejemen pada
berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu :
a. Pengkajian
Yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan
perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa
datang.
b. Diagnosis
Merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat
berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio
spiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan keperawatan merupakan dibuat setelah perawat mampu
memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode
khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternatif untuk menolong
pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal.
d. Implementasi
Merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan semua kegiatan
yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
harus direncanakan untuk menunjang Tujuan pengobatan medis, dan
memenuhi Tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan
keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan
mendidik semua personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien
tersebut.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang
dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual
12
dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya
cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga.
13
b. Alat dan bahan
1) Alat tenun (jumlah dan kondisinya): laken, boven laken, sarung bantal,
sarung guling, perlak, stik laken, selimut, baju klien, waslap, taplak
meja, alas baki, handuk, sarung buli-buli, sarung O2, gorden, dan
vitrage.
2) Alat kesehatan (jumlah dan kondisinya): bak instrumen (besar, sedang,
kecil), bak steril, kom, pinset anatomis dan chirurgis, gunting (jaringan,
hecting, perban), bengkok, korentang dan tempatnya.
3) Alat-alat tanda vital: tensimeter, stetoscope, termometer,
4) Alat-alat pemeriksaan fisik: refleks hammer, tongue spatel, timbangan BB,
pengukur TB, midline.
5) Irigator, WWZ panas/dingin, waskom mandi.
6) Alat transportasi: brankard, kursi roda
7) Emergency trolley
8) O2 dan manometer
9) Bahan habis pakai: alkohol, betadine, aquadest, savlon, H2O2, NaCI,
cairan infus, lysol, spuit dengan berbagai ukuran, kapas, kassa plester, set
infus, kateter, NGT, kondom kateter, urine bag, dan obat-obatan.
10) Alat-alat rumah tangga: kasur, bantal, guling, meja, jam dinding, kursi,
lemari (besar dan kecil), lampu, alat makan (piring, sendok, gelas),
kompor, gayung, tempat sampah (medis, ATK, umum), kapstok pakaian,
rak handuk, keset, telepon dan white board.
11) ATK, amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku, lem, perforator,
spidol, formulir (perencanaan, pengkajian dan implementasi) resume klien
pulang/meninggal/dirujuk, grafik suhu nadi, pemeriksaan penunjang
seperti laboratorium dan radiologi).
c. Hubungan perawat-klien
1) Hubungan perawat-klien dimulai sejak klien masuk, selama perawatan
(pelaksanaan proses keperawatan) sampai klien pulang.
14
2) Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan yang diberikan pada klien
sangat lergantung pada hubungan perawat-klien.
d. Hubungan perawat-perawat
1) Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
2) Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi.
3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas dan
berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
4) Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.
5) Mengadakan rapat bulanan secara rutin.
6) Media komunikasi antar perawat menggunakan buku laporan, bukuronde
dan whiteboard.
e. Hubungan perawat-profesi lain
1) Bekerjasama sebagai sebuah tim kesehatan untuk menangani masalah
tim
2) Komunikasi antar profesi berjalan dengan baik
3) Proses pendelegasian jelas dilakukan secara jelas dan tertulis
4) Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas
5) Saling menghargai antar profesi
2. Kekuatan Kerja
a. Manusia/Man
Jumlah tenaga perawat keseluruhan (professional lanut, professional
pemula, vokasional, dan lain-lain). Jenis ketenagaan atau pendidikan
keterampilan khusus yang dimiliki perawat yang didapat melalui kursus
atau pendidikan dan pelatihan. Jumlah tenaga professional lainnya yang
terkait meliputi: dokter, ahli gizi, petugas lab, tenaga administrasi, dan
cleaning service (Nursalam,2007)
15
1) Untuk alat ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan
perawatan
a) Minimal Care : 1 jam/hari
b) Intermidiate Care : 2 jam/hari
c) Maksimal Care : 2,5 jam/hari
2) Formula pembagian shif:
a) Pagi : 47%
b) Sore : 36%
c) Malam : 17%
3) Pembagian proporsi tenaga untuk asuhan langsung profesionall 55% : 45%
4) Jumlah hari libru dalam setahun:
a) Rata-rata hari minggu pertahun : 52 Hari
b) Libur Nasional : 15 Hari
c) Cuti Sakit : 7 Hari
d) Jumlah Hari Pertahun : 365 Hari
e) Jam Kerja Produktif : 7 Jam
5) Jumlah perawat (tenaga asuhan langsung)
Total kebutuhan jam perawatan/hari x Jumlah hari dalam setahun
(Jumlah hari dalam setahun – hari libur dalam setahun) x 7
6) Jumlah Tenaga Pendukung Asuhan
(Kapasitas unit/30 x jml shift x 20 jam)x jml hari /thn
(Jml hari dlm Setahun – hari libur dlm setahun) x 7
b. Uang/Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus jelas,
dalam arti harus transparan.Untuk pengeluaran ada perencanaan
pengeluaran seperti untuk pengembangan program, insentif perawat dan
untuk lain-lain (Supriyatno, 2005).
16
c. Metode
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri dari
tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang
saling membantu.
d. Material
Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis:
1) Alat tenun
a) Alas kaki j) Selimut wol
b) Alas blankar k) Stik laken
c) Bantal l) Sarung bantal
d) Duk bolong m) Waslap
e) Duk balutan n) Kasur busa dewasa
f) Gorden tebal o) dll
g) Gorden vitrase
h) Handuk
i) Laken dewasa
2) Alat kedokteran dan kesehatan
a) Alat mandi: waskom mandi, standar waskom
b) Alat eliminasi: pispot, urinal, irigator, gelas ukur
c) Alat oksigenasi: manometer oksigen, roda oksigen besar, kunci
inggris, ambu bag
d) Pengukuran tanda-tanda vital: tensimeter, stetoskop, termometer,
timbangan berdiri, timbangan biasa, tongue spatel
e) Alat transportasi: brankard, kursi roda, roda cucian
f) Machine: suction portabel, EKG, nebulizer
g) Lain-lain: vena seksi set, dressing cart, perlak, buli-buli panas,
standar infus, standar BSE, windring, stabilisator listrik
17
h) Dressing set: pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting benang,
gunting jaringan, kom besar tertutup, kom sedang, kom kecil,
korentang, gunting perban, bak instrumen besar, bak instrumen
sedang, bak instrumen kecil, baki besar, bengkok besar, bengkok
sedang, gunting besar, benang, gunting jahitan.
e. Marketing
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang
perawatan mandiri di rumah, penyediaan sarana pendidikan dan
pelayanan.Sasaran market adalah masyarakat umum (menerima klien dengan KS,
Askes, umum dan kontraktor).Sedangkan market dalam bidang pendidikan dan
pelayanan adalah peserta didik/calon praktisi kesehatan
3. Konsep dasar SOP dan SAK
a. Pengertian SOP
1) Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi.
2) SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus
dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
b. Tujuan SOP
1) Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas/pegawai terkait.
4) Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek
atau kesalahan administrasi lainnya.
5) Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi
18
c. Fungsi SOP :
1) Tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4) Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja.
5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
d. Penerapan SOP
1) SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan
2) SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah
dilakukan dengan baik atau tidak
3) Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah
kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
e. Keuntungan adanya SOP
1) SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan
secara konsisten
2) Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu
apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
3) SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa
digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
Dalam menjalankan operasional perusahaan, peran pegawai memiliki
kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu
diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara
sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang
profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi
perusahaan.
19
f. Pengertian SAK
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelyanan
keperawatan yang diberikan untuk klien (Gillies, 1989). Fokus utama
standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui
proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya
mencapai pelayanan keperawatan. Melalui standar praktek dapat diketahui
apakah intervensi atan tindakan keperawatan itu yang telah diberi sesuai
dengan yang direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Tipe standar praktek keperawatan :Beberapa tipe standar telah
digunakan untuk mengarahakan dan mengontrol praktek keperawatan.
Standar dapat berbentuk ‘normatif’ yaitu menguraikan praktek
keperawatan yang ideal yang menggambarkan penampilan perawat yang
bermutu tinggi, standar juga berbentuk ‘empiris’ yaitu menggambarkan
praktek keperawatan berdasarkan hasil observasi pada sebagaian besar
sarana pelayanan keperawatan (Gillies 1989).
Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk
meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara
memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
kriteria pelayanan yang diharapkan. Penyusunan standar praktek
keperawatan berguna bagi perawat, rumah sakit/institusi, klien, profesi
keperawatan dan tenaga kesehatan lain.
20
C. METODE FUNGSIONAL
1. Konsep Metode Fungsional
a. Pengertian Metode Fungsional
Model praktik keperawatan fungsional adalah perawat
melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan
yang ada. Metode ini digunakan sebagai pilihan terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat, sehingga setiap perawat mampu menjalankan satu
sampai dua jenis tindakan atau intervensi kepada semua pasien yang
dirawat.
Pelayanan fungsional identic dengan pelayanan yang bermutu,
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam meningkatkan
nkegiatan penerapan standar asuhan keperawatan dan pendidikan
berkelanjutan. Dalam penugasan tenaga keperawatan agar dapat
dilaksanakan secara teratur, efisien tenaga, waktu dan ruang serta
meningkatkan keterampilan dan motivasi kerja.
o Model praktik keperawatan fungsional
Dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka, setiap
perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya
merawat luka pada semua pasien di bangsal.
Sistem tugas metode fungsional mengacu pada ilmu managemen
yang diterapkan pada bidang administrasi bisnis, yang berfokus pada
tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan.
Dalam pendekatan yang berorientasi pada tugas ini, tenaga dengan
latar belakang pendidikan kurang melakukan tugas yang lebih ringan
atau tidak kompleks dibandingkan dengan perawat profesional.
21
b. Tujuan Metode Fungsional , yaitu:
1) Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada.
2) Metode ini digunakan sebagai pilihan terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat, sehingga setiap perawat hanya mampu
menjalankan 1-2 jenis tindakan atau intervensi kepada semua pasien
yang dirawat
a) Kelebihan :
(1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian
tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.
(2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
(3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien di serahkan kepada perawat
junior atau belum berpengalaman
b) Kelemahan :
(1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
(2) Pelayanan keperawatan terpisah - pisah ,tidak dapat
menerapkan proses keperawatan
c. Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan
Fungsional
1) Tanggung Jawab Kepala Ruangan
a) Merencanakan pekerjaan
b) Menentukan kebutuhan perawatan pasien
c) Membuat penugasan
d) Mengarahkan dan melakukan supervisi
e) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien.
22
f) Membuat laporan pasienn
2) Tanggung Jawab Perawat Staff :
a) Melakukan asuhan keperawatan langsung kepada pasien
b) Membantu supervisi asuhan keperawatan yang diberikan oleh
tenaga keperawatan
3) Tanggung Jawab Perawat Pelaksana
Melaksanakan asuhan keperawatan langsung kepada pasien
dengan asuhan keperawatan sedang pasien dalam masa pemulihan
kesehatan dan pasien dengan penyakit kronik dan membantu
tindakan sederhana (ADL).
4) Tanggung Jawab Pembantu Perawat
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri
untuk mandi, membenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun
bersih
5) Tanggung Jawab Tenaga Administrasi Ruangan
Menjawab telfon, menyampaikan pesan, memebrikan informasi,
mengerjkakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien
masuk dan pulang, membuat permintaan lab untuk obat-obat atau
persediaan yang di berikan atas instruksin kepala ruangan.
23
Bagan 2.1 Struktur Ruangan RPU 3 Pemberian Asuhan Keperawatan Metode
Fungsional
PASIEN
24
a. Efisiensi Ruang Rawat
Efisiensi ruang rawat merupakan salah satu aspek dalam mutu
pelayanan kesehatan, menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah
sakit secara berdaya guna dan berhasil guna dapat dilihat dari segi ekonomi
dan medis, dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit untuk jangka
waktu tertentu, untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan
keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam
(Posma, 2009) di kutip dari Anggraini 2010.
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap:
a. BOR (Bed Ocupancy Ratio = (Angka pengguanaa tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a periode under consideration”. Sedangkan
menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎℎ𝑎𝑟𝑖𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑥 100%
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟𝑥𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎℎ𝑎𝑟𝑖𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
25
b. ALOS (Average Lenght of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay
of inpatient discharge during the periode under consideration”. ALOS
menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑙𝑎𝑚𝑎𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus:
((𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟𝑥𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒) − 𝐻𝑎𝑟𝑖𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
26
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tepat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “... the net effect of changed in
occupancy ratye and lenght of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005)
adalah frekuensi pemakaian tempattidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipaka dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu
tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡(ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
e. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adal ah angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑚𝑎𝑡𝑖 > 48 𝑗𝑎𝑚
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1000 penderita keluar.
Rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑚𝑎𝑡𝑖𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟(ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
27
D. Discharge Planning
Kozier (2004) mendefenisikan discharge planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang
lain didalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana perawatan
professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur
kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien dimana perencanaan harus
berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, teurapeutik, rehabilitative, serta
perawatan rutin yang sebenarnya (Swanberg, 2000).
Rindhianto (2008) mendefinisikan discharge planning sebagai perencanaan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi
penyakitnya.
Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan
dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber
yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen
sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan
memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar
suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya
mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan
dengan kondisi penyakitnya.
a. Tujuan Discharge Planning
Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik untuk kesembuhan
dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit. Menurut Nursalam
28
(2011) tujuan discharge planning/perencanaan pulang antara lain sebagai
berikut:
1) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial.
2) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
3) Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4) Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien
6) Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat.
Di dalam perencanaan pulang, terdapat pemberian edukasi atau discharge
teaching dari tim kesehatan. Menurut William & Wilkins (2009) discharge
teaching harus melibatkan keluarga pasien atau perawat lainnya untuk
memastikan bahwa pasien mendapatkan home care yang tepat. Discharge
teaching bertujuan agar pasien :
a) Memahami mengenai penyakitnya
b) terapi obat secara efektif
c) Mengikuti aturan diet secara hati-hati
d) Mengatur level aktivitasnya
e) Mengetahui tentang perawatan yang dilakukan
f) Mengenali kebutuhan istirahatnya
g) Mengetahui komplikasi yang mungkin dialami
h) Mengetahui kapan mencari follow up care.
7) Manfaat Discharge Planning
Bagi Pasien:
a) Dapat memenuhi kebutuhan pasien
b) Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai
bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.
c) Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
29
d) Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh
support sebelum timbulnya masalah.
e) Dapat memilih prosedur perawatannya
f) Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat
dihubunginya.
Bagi Perawat :
a) Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b) Menerima informasi kunci setiap waktu
c) Memahami perannya dalam system
d) Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
e) Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan
cara yang berbeda.
f) Bekerja dalam suatu system dengan efektif.
b. Prinsip-Prinsip Disharge Planning
1) Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang, nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang, nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera antisipasi.
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada, tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang
tersedia di masyarakat.
5) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan,
setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.
30
c. Jenis-jenis Discharge Planning
1) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien
untuk sementara dirawat dirumah sakit namun harus ada pengawasan dari
pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2) Absolute discharge (pulangmutlak atau selamanya) cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit, namun apabila pasien
perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakuakan
kembali.
3) Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi
pasien hrus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan perawatan
puskesmas terdekat.
31
d. Alur Discharge Planning
Bagan 2.2 Alur Discharge Planning
Keadaan Pasien:
Perencanaan Pulang
32
BAB III
MANAJEMEN RUANG PERAWATAN UMUM 3
RUMAH SAKIT UMUM KUNINGAN MEDICAL CENTER
TAHUN 2021
33
oleh para tenaga Dokter Spesialis, Dokter Umum dan Dokter Gigi serta dibantu
oleh para Perawat, Bidan, Apoteker, Radiografer, Analis Kesehatan,
Fisiotherapis dan karyawan staf non medis, berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Kuningan Nomor : 503/KPTS/ 1- IRS/2017 tentang Surat Ijin
Operasional Rumah Sakit yang berlaku selama 5 (Lima ) Tahun terhitung
tanggal 14 maret 2017 sampai dengan 14 Maret 2022.
Menyikapi pertumbuhan masyarakat yang semakin tahun selalu
meningkat, RS. Kuningan Medical Center telah berupaya meningkatkan mutu
pelayanan dengan terus melakukan pengembangan dan perluasan bangunan
untuk memfasilitasi ruangan pelayanan berikut melakukan penambahan sarana
dan prasarana rumah sakit serta meningkatkan profesionalisme Sumber Daya
Manusia guna terciptanya pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagaimana
yang diinginkan oleh masyarakat Kabupaten Kuningan dan sekitarnya.
Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-KMC)adalah salah
satu rumah sakit umum di Kuningan yang terdiri dari ruang instalasi Gawat
Darurat sebagai pintu awal masuknya pasien yang terdiri dari dua bagian yaitu
untuk pasien umum dan pasien kebidanan, kemudian ruang poliklinik untuk
pasien yang berobat jalan. Ruang perawatan rumah sakit KMC terdiri dari ruang
perawatan IGD, ICU, R.Poli, R.Nifas, VK, R. Bedah, R.VIP, R.Penyakit dalam
dll. Setiap ruangan memiliki ruangan kelas 1, 2 & 3, kecuali ruang Nifas hanya
memiliki ruangan kelas 3.
34
B. Kajian / Analisis Situasi
1. Kajian Situasi Rumah Sakit
a. Visi Rumah Sakit
“Memberikan pelayanan Kesehatan yang terbaik dan berkualitas kepada
masyarakat”.
b. Misi Rumah Sakit
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
berkesinambungan.
2. Turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi mitra
pemerintah dalam membangun daerah.
3. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.
c. Motto Rumah Sakit
“Pelayanan terbaik paling utama bagi kami”
2. Kajian / Analisis Situasi Ruang Rawat
a. Karateristik Unit
1) Visi Ruangan
Menjadi ruang pelayanan anak yang unggul, mandiri dan terpercaya
guna membuat pasien cepat sembuh dan kembali kemasyarakat
2) Misi Ruangan
1. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan manusia
seutuhnya (bio, psiko, sosial dan spiritual) yang ada di RPU 3
2. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit/komplikasi lebih
lanjut pada pasien
a) Sifat Kekaryaan Ruangan
- Fokus Telaah
Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang RPU 3 adalah
individu dengan Batasan usia dari 5 tahun sampai dengan 13 tahun
dengan kategori anak anak. Penyakit yang timbul diantaranya
bakterial infeksion, diare akut, demam tipoid, kejang demam
35
sederhana, dyspepsia, kejang demam komplek, pomitus, vital
invection, bronkopnumonia dan anemia.
Dalam bidang pendidikan fokus telaah di RPU 3 adalah individu
/ kelompok yang membutuhkan pengetahuan dalam memenuhi
kebutuhan pasien terkait dengan masalah kesehatan yang dialami
dan dampak yang ditimbulkan.
- Lingkup Garapan
Dalam bidang pelayanan lingkup garapan RPU 3 adalah
penyimpangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
khususnya pada anak-anak. Berdasarkan fokus telaah, maka
lingkup garapan RPU 3 adalah memberi pelayanan secara aman,
berkualitas dan berkesinambungan dengan segala aktifitas untuk
mengatasi gangguan hambatan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia yang terjadi akibat perubahan fisiologis pada satu atau
berbagai sistem yang dialami individu.
Secara umum lingkup garapan RPU 3 adalah:
1) Memberikan pelayanan untuk memberikan kenyamanan pada
klien selama dirawat.
2) Pemberian bantuan kepada individu dalam meningkatkan dan
memelihara status kesehatan, deteksi dan pencegahan penyakit.
3) Pemberian bantuan kepada klien dalam mencapai kemandirian
klien sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
4) Pemberian bantuan kepada klien meninggal dengan damai
serta memberikan informasi atau edukasi keluarga.
5) Memanggil code blue jika pasien memerlukan tindakan RJP
dan memanggil dokter untuk menentukan tindakan lanjutan.
36
- Basis Intervensi
Basis intervensi RPU 3 dalam bidang pelayanan untuk memenuhi
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) akibat dari ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan pasien.
3) Model Layanan
Ruang perawatan anak (RPU 3) menggunakan model layanan dengan
metode Fungsional, dibagi menjadi 4 ketua shift dan setiap shift
dipimpin oleh satu orang.
4) Letak Ruangan
Bagan 3.1. Letak Ruangan
Rubby 1
RPA
Koridor
Saphire 1
Saphire 2
37
5) Kapasitas Unit Ruangan
- Ruang perawatan pasien kamar (rubi I) terdapat 7 bed pada ruangan.
Ruang perawatan pasien kamar (Rubi II) terdapat 4 bed pada
ruangan. Ruang perawatan pasien kamar (shafir 1) terdapat 5 bed
pada ruangan. Ruang perawatan kamar (shafir II) terdapat 3 bed pada
ruangan.
- Ruang Administrasi
- Nurse Station
- Ruang Kepala Ruangan
- Ruang Perawat
- Ruang Konsultasi
- Ruang Depo Obat
- Ruang Mahasiswa
- Ruang Dapur
b. Analisis Pasien
1) Karateristik
RPU 3 adalah ruang perawatan anak dalam yang melayani perawatan
pasien khusus anak dengan jumlah 10 diagnosa medis dan 10 diagnosis
keperawatan terbanyak di RPU 3 Periode Bulan Januari-Februari 2021.
- 10 Diagnosa Medis Terbanyak di RPU 3 :
1. Bakterial infeksion
2. Diare akut
3. Demam tipoid
4. Kejang demam sederhana (KDS)
5. Dyspepsia
6. Kejang demam komplek (KDK)
7. Vomitus
8. Viral invection
9. Bronkopnumonia
38
10. Anemia
(Sumber : Buku Laporan Bulanan RPU 3 pada Bulan Januari-
Februari 2021)
- 10 diagnosis keperawatan menurut SDKI terbanyak di RPU3
1. bershan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
2. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
3. Hipertermia (D.0130)
4. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
5. Defisit nutrisi (D.0019)
6. Diare (D.0020)
7. Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
8. Intoleransi aktivitas (D.0056)
9. Termogulasi tidak efektif (D.0149)
10. Nyeri akut (D.0077)
- Jumlah Pasien Menurut Rujukan/asal ruangan di RPU 3 bulan
Januari – 13 Februari 2021
Tabel 3.1. Rujukan Ruangan di RPU 3
No Asal Ruangan Jumlah
1 IGD 105
2 Poliklinik 0
3 Pindahan Ruang Lain 0
Jumlah 105
39
- Jumlah Pasien keluar di Ruang perawatan umum 3 RSU. Kuningan
Medical Center pada bulan Januari-Februari 2021
Tabel 3.2. Jumlah Pasien Keluar di Ruang Perawatan Umum 3
No Pasien Keluar Jumlah
1. Pulang dengan perbaikan 103
9. Pasien Meninggal 2
Jumlah 105
2) Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien di RPU 3 pada tanggal 9 Februari tahun
2021 adalah:
Tabel 3.3. Tingkat Ketergantungan
Dinas
Kategori Pagi Sore Malam
Total Care 5x0,36= 1,8 4x0,30= 1,2 4x0,20= 0,8
Partial Care 4x0,27= 1,08 2x0,15= 0,3 2x0,10=0,2
Mandiri care 0x0,17= 0 0x0,14= 0 0x0,07= 0
Jumlah
Perawat yang 3 2 1
dibutuhkan
Februari shift pagi sebanyak 3 orang, yang terdiri dari 1 karu, 1 kasift,
menangai pasien
40
c. Analisis Unit Layanan Keperawatan
1) Flow of Care
Tabel 3.4. Flow of Care
41
tersedia dilakukan oleh bagian
administrasi.
6. Kondisi lingkungan tempat tidur
klien dalam keadaan bersih klien
mendapat fasilitas berupa kasur,
lemari dan standar infus.
7. Terdapat fasilitas untuk penunggu
pasien seperti kursi namun hanya
terdapat satu kursi.
8. Setelah klien masuk ruang rawat
inap pengkajian awal dilakukan
oleh perawat ruangan pada pasien
baru hanya saja sebatas pengkajian
pada keluhan utama saja dan
rencana keperawatan beserta
pendokumentasian pada format
pasien. Sedangkan melakukan
pengkajian fisik terhadap pasien
baru belum optimal dilakukan oleh
perawat di ruangan.
9. Pasien masuk keruangan laken
telah di siapkan oleh perawat.
10. Perawat melakukan TTV pada
pasien baru
42
b. Pengelolaan Dari hasil observasi 5 klien pada
tanggal 9 febuari s/d 13 Februari 2021
didapatkan data sebagai berikut:
1. Perawat UGD
menginformasikan bahwa klien
boleh dipindahkan ke ruang
perawatan
2. Dilakukan serah terima antara
perawat UGD maupun poliklinik
terhadap perawat ruangan
dengan menginformasikan
diagnosa medis dan keadaan
klien terlebih dahulu
3. Biasanya klien diantar dari UGD
oleh perawat dan bersama
keluarganya dengan
menggendong klien (anak).
c. discharge 1. Pada klien dengan kondisi yang
planning sudah membaik diberikan
pendidikan kesehatan pasca
pemulangan oleh perawat
diruangan namun tidak semua
perawat melakukannya
2. Perawat menginstruksikan
keluarga untuk menyelesaikan
administrasi di ruang administrasi
(di gedung depan) dan menebus
obat ke apotek (jika ada obat).
43
2) Manajemen Unit
Tabel 3.5. Manajemen Unit
44
dari tempat sampah tiap kamar, terdapat handsrub di setiap
dinding kamar pasien.
b) Kantor perawat
Terdapat 1 kamr mandi, 1 meja resepsionis, dalam kondisi
baik dengan penataan yang cukup rapih, meja tersebut
digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen dan status
pasien, terdapat 1 buah kipas angin, 1 buah AC, 1 buah
Kulkas,1 buah dispenser beserta galonnya, 4 buah lemari
penyimpanan dan 1 buah wastafel dimana Kondisi wastapel
rapih, bersih, botol sabun cuci disi jika sudah habis, kran
mengalir, tissue tersedia.
c) Ruang kepala ruangan
Tidak terdapat ruang kepala ruangan.
d) Ruang Administrasi
Tidak terdapat ruang administrasi di RPU 3, apabila pasien
akan rencana pulang, untuk mengurus administrasinya
keluarga klien harus ke gedung depan untuk melakukan
administrasinya.
e) Ruang Mahasiswa
Ruang mahasiswa terdapat 1 buah meja, 4 buah kursi, untuk
penyimpanan alat untuk sementara seperti tas dan buku itu
di simpan di lantai dengan dilapisi karpet.
f) Lingkungan dan ventilasi
Pencahayaan di ruang anak kelas II dan III kurang baik,
karena jendela ruang perawatan klien tidak di buka, yang di
buka hanya pintu kamar.
45
3) Manajemen Asuhan Keperawatan
Tabel 3.6. Manajemen Asuhan Keperawatan
46
telah disiapkan. Pasien langsung diantar oleh
perawat ke kamar dan tempat tidur yang
dimaksud. Pasien dipindahkan oleh petugas
emergensi dan keluarga pasien ikut membantu
memindahkan pasien ketempat tidur. Selanjutnya
perawat ruangan mengatur peralatan pendukung
sesuai kebutuhan pasien (tetesan infus, oksigen
dan lainnya).
- Pengkajian Tanda-Tanda Vital dilakukan lagi di
ruangan RPU 3 (anak), memberikan penjelasan
tata tertib ruangan tidak dilakukan dengan baik
pada pasien maupun pada keluarga pasien.
Alur Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan laboratorium (lab) :
Pemeriksaan laboratorium sudah dilakukan di
IGD. Laboratorium untuk pagi atau siang hari
pengambilan sampel darah dilakukan oleh perawat
mengirimkan sampel pemeriksaan ke
laboratorium.
Pemeriksaan Radiologi
- Pemeriksaan radiologi dilakukan setelah pasien
diperiksa oleh dokter/ pasien yang harus
dikonsulkan kebagian lain, dokter menuliskan
permintaan konsul, kemudian perawat membawa
status pasien tersebut kebagian yang dituju.
47
Simpulan Masalah :
Perlu ditingkatkan lagi dalam pelaksanaan alur penerimaan pasien masuk di
RPU 3 (ruang anak) khususnya dalam pelaksanaan informconsent pada pasien.
Kemudian perlu di tingkatkan dalam melakukan tindakan sesuai SOP.
48
Sift siang terdiri dari 4 orang perawat
Sift malam terdiri dari 3 orang perawat
- Obat yang tidak di klem oleh BPJS, keluarga hanya
ke apotik untuk administrasi. Pengambilan obat di
lakukan oleh perawat.
- Distribusi mahasiswa : jumlah mahasiswa profesi
ners 2-3 orang, dan mahasiswa D3 3 orang
- Bed yang terisi pada tanggal 10 Febuari 2020
sebanyak 5 bed. Sehingga bed yang kosong dan
dapat ditempati sebanyak 14 bed.
- Pemeriksaan laboratorium untuk pagi atau siang
hari pengambilan sampel darah dilakukan oleh
perawat dan perawat mengirimkan sampel
pemeriksaan ke laboratorium.
- Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisis pasien,
perawat bekerjasama dengan ahli gizi, yang
sebelumnya perawat sudah menuliskan identitas
dan jenis makanan yang tepat untuk pasien.
Selanjutnya ahli gizi akan mengantarkan makanan
setiap pagi, siang dan sore hari.
- Visit dokter dilakukan sesuai jadwal, jika ada
pasien baru perawat langsung konsultasi ke dokter
via telepon jika dokter yang bersangkutan tidak
sedang berada di rumah sakit. Advise yang
didapatkan didokumentasikan dalam buku catatan.
49
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam pengelolaan pasien di RPU 3.
50
Simpulan Masalah :
Perlu ditingkatkan dalam Discharge Planning di RPU 3, karena belum ada
perencanaan secara terstruktur dan kebutuhan pendidikan kesehatan bagi pasien
dan keluarga pasien yang belum terpenuhi hanya ada surat pengantar pulang
saja.
51
- Pergantian cairan infus biasanya sama dengan
sebelumnya, tidak dilakukan pengecekan ulang
apakah pasien mendapatkan cairan tersebut.
- Pada tanggal 10 Febuari 2021 berdasarkan observasi
terdapat 5 orang yang terpasang cairan infus.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit bagi pasien di RPU
3 dan diperlukan kecermatan perawat dalam mengganti cairan infus yang habis.
Kebutuhan Nutrisi
- Menu makanan pasien diatur oleh bagian gizi dan
disesuaikan dengan kondisi pasien.
- Penyajian makanan diberikan 3 kali sehari.
- Penyajian makan pagi jam 06.30-07.00, makan siang
jam 12.00 dan makan sore jam 16.00-17.00.
- Makanan dan air minum disajikan dalam keadaan
tertutup.
- Perubahan diet pasien didokumentasikan di buku
makanan.
- Dari segi penyajian makanan, kebersihan makanan,
ketepatan waktu pemberian makan hampir seluruh
pasien mengatakan sudah “baik”
- Kontrol makanan atau diet ditentukan oleh dokter dan
dilakukan oleh ahli gizi
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam Pemenuhan Kebutuhan Nurtisi pada pasien di
RPU 3.
52
Kebutuhan Eliminasi
- Pemenuhan kebutuhan eliminasi dilakukan dengan
bantuan keluarga ke kamar mandi
- Kamar mandi tersedia 1 disetiap kamar dengan
kondisi kotor dan aliran air yang lancar.
Simpulan Masalah :
Perlu ditingkatkan dalam Kebutuhan Eliminasi bagi pasien di RPU 3, mengenai
kebersihan kamar mandi ruang perawatan dan pispot yang tersedia.
Kebutuhan Aktifitas
- Pemenuhan ADL Pasien dilbantu oleh keluarga
- Pendidikan kesehatan yang dilakukan perawat
melalui lisan, menggunakan alat bantu seperti leaflet.
53
- Untuk mobilisasi pasien resiko jatuh, dipasang
pengaman tempat tidur dan diberikan edukasi ke
keluarga.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam Kebutuhan Aktifitas pasien di RPU 3.
54
Pencegahan terhadap infeksi
- Upaya pencegahan infeksi pada pasien :
a. Sebagian besar perawat tidak melakukan cuci
tangan sebelum melakukan tindakan kepada
pasien. Perawat hanya melakukan cuci tangan
setelah melakukan tindakan atau kontak dengan
pasien sesuai protap (6 langkah cuci tangan).
b. Petunjuk cuci tangan yang benar terpasang di
sebelah tempat cuci tangan hanya di ruang
perawat. Kamar pasien di pel setiap hari 2x sehari
pada shift pagi dan siang.
c. Terdapat ruangan khusus untuk penyakit paru-
paru.
d. Tidak terdapat tempat sampah di setiap kamar.
e. Penampungan sampah medis dan non medis
sudah terpisah
f. Terdapat tempat sampah untuk sampah medis dan
non medis yang terpisah. Dan segi
penggunaannya sudah sesuai baik infeksius non
ifeksius, safety box, daur ulang, sampah rumah
tangga, serta sampah khusus untuk tissue.
g. Sebagian besar perawat melakukan cuci tangan
sesuai protap ketika akan melakukan
tindakan/kontak dengan pasien tetapi setelah
melakukan tindakan hampir 90% melakukan cuci
tangan.
h. Belum tersedianya tempat cuci tangan di setiap
kamar.
55
Simpulan Masalah :
Perlu diwujudkan tersedianya handscrub untuk setiap bed pada setiap kamar
perawatan pasien.
56
dipergunakan. Perawat sering menggunakan tehnik
inspeksi dalam menginterpretasi klien. Hal ini
disebabkan karena sudah menjadi rutinitas sehingga
sudah ada deskripsi pasien yang hanya dilihat dari
Diagnosa medis nya.
Diagnosa keperawatan
Pendiagnosaan masalah diambil dari keluhan utama
pasien dan pengkajian observasi perawat.
Perencanaan Keperawatan
Secara keseluruhan perencanaan intervensi
keperawatan sudah sesuai dengan Diagnosa
keperawatan yang muncul tetapi dikarenakan
diagnosa yang diambil hanya berdasarkan keluhan
utama (tidak komprehensif) perencanaan yang
dibuatpun sedemikian minimal buat pasien.
Pelaksanaan Keperawatan
- Sebesar 50 % dari rencana tindakan yang dibuat
oleh perawat belum melibatkan pasien atau
keluarga
- Sebesar 50 % tujuan keperawatan belum terdapat
kriteria hasil.
- Implementasi dilakukan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan, sebagian besar
implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai
kebutuhan pasien, terkadang berdasarkan
kebutuhan pasien saat itu tanpa perencanaan
terlebih dahulu.
57
- Berdasarkan observasi yang dilakukan dari 10
dokumentasi ASKEP didapatkan hasil 10
dokumentasi sudah mencantumkan nama, tanggal,
jam dan tanda tangan perawat dalam melakukan
setiap tindakan.
Evaluasi Keperawatan
- Evaluasi yang dilakukan sudah mengacu pada
tujuan dan dilakukan evaluasi hasil dari setiap
tindakan yang diberikan.
- Catatan perkembangan yang digunakan sudah
SOAP/SOAPIER dan sudah sesuai prosedur yang
tepat.
6. Metode Metode yang dipakai adalah metode fungsional
pengelolaan karena masih kekurangan tenaga perawat di ruangan
pasien RPU 3
7. Pendidikan Pendidikan kepada pasien dan keluarga dilakukan
secara pasif oleh perawat yaitu ketika pasien atau
keluarga menanyakan tentang penyakit atau hal lain
yang berkaitan dengan pasien. Menurut perawat tidak
ada rencana rutin memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga. Biasanya dilakukan
berbarengan pada saat tindakan.
8. Penelitian Menurut kepala ruangan belum ada rencana perawat
atau program perawat ruangan untuk melakukan
penelitian terhadap pasien (penyakit) yang ada di
ruangan. Akan tetapi sudah sering dilakukan
penelitian di ruangan oleh mahasiswa.
58
d. Sumber Daya
1) Manusia
Tabel 3.7. Sumber Daya
MASA
59
- Perlindungan
Hukum Serta
Aspek Legal
Etik Praktek
Keperawatan
Mandiri &
Update New
Concept of
Wound Care
- Emergency
Assesment &
Update
Management
of
BurnWound
- Implementas
i Menjadi
Perawat
Pengusaha
- Aplikasi
Virtual
Account
PPNI &
Praktek
Mandiri di
dalam
Lingkup
60
Keperawatan
Komunitas
- Tuberculosis
Vs
Pneumonia:
What is the
rule of
nurses?
- Assesing,
monitoring
and
Managing
Abdominal
and Thoracic
Trauma and
Emergency
From
Nursing
Perspective
2. Aminah, Ketua Shift >7 D3 Kep - Assesmen
Amd.Kep I tahun Kompetensi
Perawat Klinik
I
- Assesmen
Kompetensi
Perawat Klinik
II
61
- Basic Trauma
Cardiac Life
Support
(BTCLS)
3. Uun Yuli Ketua Shift >5 D3 Kep - Assesmen
Wulandari, II tahun Kompetensi
Amd.Kep Perawat Klinik
I
- Code Blue &
Tatalaksana
Kegawatdarur
atan
Berasarkan
American
Heart
Asocciation
2015
- Kiat Sukses
Mengembangk
an Praktek
Mandiri di Era
Revolusi
Industri 4.0 &
Update New
Concept of
Wound Care
- Komunikasi
Efektif
62
4. Siti Clinical >3 S.Kep.,Ners - Management
Konaah, Instruktur tahun Home Care
S.Kep., Ns Untuk
Dressing dan
Nekrotomi
Sesuai Jenis
Luka
- Cultural
Approach
Holistic
Nursing Care
in
Globalization
Era
- Perawatan
Pasien
Hipertensi dan
Diabetes di
Rumah
- Basic Life
Support (BLS)
- Assemen
Kompetensi
Perawat Klinik
I
- Update
Kegawatdarur
atan Trauma
63
Thorax dan
Abdomen
Pada Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
5. Hani Perawat <1 S.Kep.,Ners - Assesing,
Maharoyani Pelaksana tahun Monitoring
, S.Kep., Ns and Managing
Abdominal
and Thoracic
Trauma and
Emergency
From Nursing
Prespective
- Basic to
Advance
Trauma and
Cardiac Life
Support
Management
- Update
Kegawatdarur
atan Trauma
Thorax dan
Abdomen pada
64
Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
6. Tita Fatriya, Perawat >3 D3 Kep
Amd.Kep Pelaksana tahun
7. Nurmala, Perawat >1 S.Kep.,Ners - Basic Trauma
S.Kep., Ns Pelaksana tahun and Basic
Cardiac Life
Support
- Pelatihan
Penanganan
Penderita
Gawat Darurat
&
Kegawatdarur
atan Pada
Kandungan,
- Kiat Sukses
Mengembangk
an Praltek
Mandiri di Era
Revolusi 4.0 &
Update New
Concept of
Wound Care
65
- Pediatric
Advance Life
Support
(PALS)
- Perawat di
Garda Depan
Penanganan
Covid-19
- PKB Online &
STR Online
8. Norma Ayu Perawat >1 D3 Kep - Basic Trauma
Oktia, Pelaksana tahun and Cardiac
Amd.Kep Life Support
(BTCLS)
- Wound Care
Enterpreuners
hip
9. Zaetun Siti Perawat <1 D3 Kep - Membangun
A, Pelaksana tahun Praktik
Amd.Kep Keperawatan
Aman dan
Sejahtera
Dalam
Prespektif
Hukum dan
Sosial
- Pediatrik
Advanced Life
66
Support
(PALS)
- Basic Trauma
& Cardiac Life
Support
- Pelayanan
Mandiri Home
Care
- Basic to
Advance
Trauma and
Cardiac Life
Support
Management
- Seminar dan
Workshop
Sukses Uji
Kompetensi
2019 Sub
Regional
Cirebon
- Wound Care
Enterpreuners
hip
- Manajemen
Nyeri
- Pengembanga
n Soft Skill
67
Komunikasi
Keperawatan
Sebagai Media
Keselamatan
Pasien Dalam
Terwujudnya
Servvice
Excelllence
- Management
Home Care
dan Perawatan
Luka
10. Intan Perawat <3 D3 Kep - Sertifikat
Purnama, Pelaksana tahun Kompetensi
Amd.Kep PPNI
- Manajemen
Nyeri
- Emergency,
Disaster and
Trauma Care:
Critical
Hospital Care
Roles and
Management
- Assesmen
Kompetensi
Prawat Klinik I
68
11. Ida Farida, Ketua Shift >4 D3 Kep - Code Blue &
Amd.Kep III tahun Tatalaksana
Legawatdarura
tan
Berdasarkan
American
Heart
Asocciation
2015
- Update
Kegawatdarur
atan Trauma
Thorax dan
Abdomen
Pada Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
- Assesmen
Kompetensi
Perawat Klinik
I
- Penatalaksana
an BBLR
(Berat Bayi
Lahir Rendah)
69
& Metode
Kangguru
- Assesmen
Kompetensi
Perawat Klinik
II
70
2) Non Manusia (5m)
1. MAN
Kuantitas Sumber Daya Manusia
RPU 3 adalah ruang perawatan anak dengan berbagai penyakit yang
bertujuan memberikan pelayanan asuhan yang bermutu. Pelayanan
ruang perawatan anak dilakukan oleh dokter dan perawat yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta
memperoleh / memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan
sesuai dengan tugas atau tanggung jawabnya. Tenaga keperawatan
diruang Perawatan Anak:
Tabel 3.8. Kualifikasi Sumber Daya Manusia di Ruang
RPU 3 Tahun 2019
1. D3 8
2. S1 3
Tenaga Non Keperawatan Terdapat 1 orang sebagai petugas
administrasi dan 1 orang cleaning service.
71
Tabel 3.9. Kualitas Sumber Daya Manusia Daftar Nama Perawat
di Ruang RPU 3
MASA
72
Aspek Legal
Etik Praktek
Keperawatan
Mandiri &
Update New
Concept of
Wound Care
- Emergency
Assesment &
Update
Management
of
BurnWound
- Implementas
i Menjadi
Perawat
Pengusaha
- Aplikasi
Virtual
Account
PPNI &
Praktek
Mandiri di
dalam
Lingkup
Keperawatan
Komunitas
73
- Tuberculosis
Vs
Pneumonia:
What is the
rule of
nurses?
- Assesing,
monitoring
and
Managing
Abdominal
and Thoracic
Trauma and
Emergency
From
Nursing
Perspective
2. Aminah, Ketua Shift >7 D3 Kep - Assesmen
Amd.Kep I tahun Kompetensi
Perawat Klinik
I
- Assesmen
Kompetensi
Perawat Klinik
II
- Basic Trauma
Cardiac Life
74
Support
(BTCLS)
3. Uun Yuli Ketua Shift >5 D3 Kep - Assesmen
Wulandari, II tahun Kompetensi
Amd.Kep Perawat Klinik
I
- Code Blue &
Tatalaksana
Kegawatdarur
atan
Berasarkan
American
Heart
Asocciation
2015
- Kiat Sukses
Mengembangk
an Praktek
Mandiri di Era
Revolusi
Industri 4.0 &
Update New
Concept of
Wound Care
- Komunikasi
Efektif
75
4. Siti Clinical >3 S.Kep.,Ners - Management
Konaah, Instruktur tahun Home Care
S.Kep., Ns Untuk
Dressing dan
Nekrotomi
Sesuai Jenis
Luka
- Cultural
Approach
Holistic
Nursing Care
in
Globalization
Era
- Perawatan
Pasien
Hipertensi dan
Diabetes di
Rumah
- Basic Life
Support (BLS)
- Assemen
Kompetensi
Perawat Klinik
I
- Update
Kegawatdarur
atan Trauma
76
Thorax dan
Abdomen
Pada Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
5. Hani Perawat <1 S.Kep.,Ners - Assesing,
Maharoyani Pelaksana tahun Monitoring
, S.Kep., Ns and Managing
Abdominal
and Thoracic
Trauma and
Emergency
From Nursing
Prespective
- Basic to
Advance
Trauma and
Cardiac Life
Support
Management
- Update
Kegawatdarur
atan Trauma
Thorax dan
Abdomen pada
77
Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
6. Tita Fatriya, Perawat >3 D3 Kep
Amd.Kep Pelaksana tahun
7. Nurmala, Perawat >1 S.Kep.,Ners - Basic Trauma
S.Kep., Ns Pelaksana tahun and Basic
Cardiac Life
Support
- Pelatihan
Penanganan
Penderita
Gawat Darurat
&
Kegawatdarur
atan Pada
Kandungan,
- Kiat Sukses
Mengembangk
an Praltek
Mandiri di Era
Revolusi 4.0 &
Update New
Concept of
Wound Care
78
- Pediatric
Advance Life
Support
(PALS)
- Perawat di
Garda Depan
Penanganan
Covid-19
- PKB Online &
STR Online
8. Norma Ayu Perawat >1 D3 Kep - Basic Trauma
Oktia, Pelaksana tahun and Cardiac
Amd.Kep Life Support
(BTCLS)
- Wound Care
Enterpreuners
hip
9. Zaetun Siti Perawat <1 D3 Kep - Membangun
A, Pelaksana tahun Praktik
Amd.Kep Keperawatan
Aman dan
Sejahtera
Dalam
Prespektif
Hukum dan
Sosial
- Pediatrik
Advanced Life
79
Support
(PALS)
- Basic Trauma
& Cardiac Life
Support
- Pelayanan
Mandiri Home
Care
- Basic to
Advance
Trauma and
Cardiac Life
Support
Management
- Seminar dan
Workshop
Sukses Uji
Kompetensi
2019 Sub
Regional
Cirebon
- Wound Care
Enterpreuners
hip
- Manajemen
Nyeri
- Pengembanga
n Soft Skill
80
Komunikasi
Keperawatan
Sebagai Media
Keselamatan
Pasien Dalam
Terwujudnya
Servvice
Excelllence
- Management
Home Care
dan Perawatan
Luka
10. Intan Perawat <3 D3 Kep - Sertifikat
Purnama, Pelaksana tahun Kompetensi
Amd.Kep PPNI
- Manajemen
Nyeri
- Emergency,
Disaster and
Trauma Care:
Critical
Hospital Care
Roles and
Management
- Assesmen
Kompetensi
Prawat Klinik I
81
11. Ida Farida, Ketua Shift >4 D3 Kep - Code Blue &
Amd.Kep III tahun Tatalaksana
Legawatdarura
tan
Berdasarkan
American
Heart
Asocciation
2015
- Update
Kegawatdarur
atan Trauma
Thorax dan
Abdomen
Pada Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
- Assesmen
Kompetensi
Perawat Klinik
I
- Penatalaksana
an BBLR
(Berat Bayi
Lahir Rendah)
82
& Metode
Kangguru
- Assesmen
Kompetensi
Perawat Klinik
II
83
2. MATERIAL & MECHINE
84
Tabel 3.11. Sarana dan Prasarana
1. Nurse Station ✓ ✓
4. Tempat Istirahat
Perawat ✓ ✓
Tempat Istirahat
5. - -
Dokter
Tempat Untuk ✓
6.
Sholat ✓
7. Kamar Ganti ✓ ✓
Ruang Ganti ✓
8.
Perawat ✓
9. Telpon Ruangan ✓ ✓
12. Wastafel ✓ ✓
85
Lemari ✓
14.
Dokumentasi ✓
Di ruangan Keadaan
No. Sarana dan Prasarana Keterangan
Ada Tidak Layak Tidak
1. Luas Kamar ✓ ✓
2. Tempat Tidur ✓ ✓
3. Bedside Monitor ✓
4. Alat Tenun ✓ ✓
5. Identitas Pasien ✓ ✓
8. Kamar Mandi ✓ ✓
9. Keranjang Obat ✓ ✓
13. Pispot ✓ ✓
86
17. Televisi ✓
21. Handscrub ✓ ✓
JML YANG
NO. NAMA BARANG RUSAK KET
ADA
1. Bed 19 2 2 rusak
5. Trolly 4 - Baik
7. Tourniquet 1 - Baik
8. Pispot 1 - Baik
87
13. Hamer reflex 1 - Baik
88
ALAT TENUN
1. Seprei ✓ ✓ Baik
3. Selimut ✓ ✓ Baik
Standar Kondisi
Jumlah
No. Nama Barang yang Rusak Rusak
Keterangan
Depkes RS ada Baik
sedang Berat
AC / Kipas
1. ✓ 6 Baik
Angin
2. Bed ✓ 19 ✓ Baik
3. Dispenser ✓ 2 ✓ Baik
5. Kulkas ✓ 1 ✓ Baik
6. Komputer ✓ 1 ✓ Baik
89
7. Kursi Lipat ✓ 7 ✓ Baik
Lemari Alat
9. ✓ 1 ✓ Baik
Tenun
Meja Nurse
12. ✓ 2 ✓ Baik
Station
Papan
13. 0 Baik
Pengumuman
Papan White
14. 0 Baik
Board Besar
Papan White
15. 0
Board Kecil
Tempat sampah
16. ✓ 1 ✓ Baik
medis
Tempat
17. Sampah Non
✓ 6 ✓ Baik
Medis
19. Printer 0
90
Dokumentasi
Tabel 3.13. Dokumentasi RPU 3
Formulir Pengkajian
1. ✓ ✓ Lengkap
Awal
Formulir Rencana
2. ✓ ✓ Lengkap
Keperawatan
Formulir Catatan
3. ✓ ✓ Lengkap
Perkembangan Pasien
Formulir Catatan
6. ✓ ✓ Lengkap
Pengobatan
Formulir Medik
7. ✓ ✓ Lengkap
Lengkap
Formulir Laboratorium
8. ✓ ✓ Lengkap
Lengkap
Formulir Permintaan
10. ✓ ✓ Lengkap
Darah
Formulir Keterangan
11. ✓ ✓ Lengkap
Kematian
91
12. Resep ✓ ✓ Lengkap
3. METHOD
Manajemen asuhan keperawatan di RPU 3 menggunakan
metode keperawatan fungsional. Metode ini diterapkan dengan
menggunakan kerjasama tim perawat heterogen, terdiri dari ketua
Tim dan perawat pelaksana yang saling membantu. Selain itu, kepala
ruangan bertanggung jawab dalam merencanakan pekerjaan,
menentukan kebutuhan perawatan pasien, membuat penugasan,
mengarahkan dan melakukan supervisi, mengikuti visite dokter
untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan medis yang
dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Adapun hasil observasi pada pendokumentasian proses
keperawatan pada 10 status rekam medis pasien yang sudah pulang
didapatkan.
Tabel 3.14. Pendokumentasian Proses Keperawatan
Pendokumentasian
Kategori
Terisi lengkap Tidak lengkap
Pengkajian awal rawat inap √
Penilaian resiko jatuh √
Lembar pemantauan TTV √
Edukasi √
Catatan perkembangan pasien √
Discharge planning √
92
Fungsi manajemen keperawatan diuraikan sesuai dengan jabatan
dan uraian
tugasnya, yaitu sebagai berikut:
a. Pengkajian Manajemen Pelayanan Keperawatan
Tabel 3.15. Pengkajian Manajemen Pelayanan Keperawatan
HASIL
NO. OBJEK OBSERVASI
ADA TIDAK
3. Tujuan Ruangan ✓
93
16. Format implementasi asuhan keperawatan ✓
Total Skor 29
94
Persentase 96,67 %
Interprestasi
Skor: 0 – 15 (Kurang) Baik
Skor: 16 – 30 (Baik)
95
Supervisor memenggil ketua tim dan
6. perawat pelaksana yang perlu dilakukan ✓
pembinaan
Supervisor mengklasifikasi permasalahan
7. ✓
yang ada
Supervisor memberikan masukan pada
8. ✓
ketua tim dan perawat pelaksana
9. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan ✓
Supervisor memberikan reward atau
10. umpan balik kepada ketua tim dan perawat ✓
pelaksana
Total Skor 10
Persentase 25 %
Interprestasi
Skor: 0 – 20 (Negatif) Negatif
Skor: 21 – 40 (Positif)
96
c. Pengkajian Tugas Kepala Ruangan
Tabel 3.17. Pengkajian Tugas Kepala Ruangan
Dilakukan
No. Aspek yang dinilai
Ya Tidak
I. ASPEK MANAJEMEN
A Perencanaan
4. Perencanaan tertulis ✓
B. Pengorganisasian
C. Pengarahan
97
14. Karu melibatkan stafnya dalam
✓
pengambilan keputusan
D. Pengendalian
98
24. Karu melakukan penilaian kinerja
✓
PP/Katim sesuai jadwal
99
35. Karu membuat rekapitulasi mutu,
✓
infeksi nosokomial, serta SAK di ruang
rawat
A. Persiapan
100
45. Melatih pasien/keluarga cara mengatasi ✓
masalah
101
55. Mendokumentasikan masalah
✓
keperawatan pasien/keluarga
Total Skor 41
Persentase 71,93 %
Interprestasi
Baik
Skor: 0 – 29 (Kurang)
Skor: 30 – 57 (Baik)
102
d. Pengkajian Ketua Tim
Tabel 3.18. Pengkajian Ketua Tim
Dilakukan
No. Aspek yang dinilai
Ya Tidak
I. ASPEK MANAJEMEN
A. Perencanaan
Ketua tim memiliki rencana harian ✓
Ketua tim memiliki rencana bulanan ✓
B. Pengorganisasian
Ketua tim memiliki jadwal dinas untuk
✓
timnya
Ketua tim memiliki daftar pasien yang
✓
dikelola timnya
Ketua tim menetapkan PA yang
bertanggung jawab pada pasien setaip ✓
shift
C. Pengarahan
Perawat memimpin pre conference ✓
Perawat memimpin post conference ✓
Ketua tim memberi motivasi dan
dukungan kepada PA dalam ✓
melaksanakan tugasnya
Ketua tim menjadi role model bagi PA ✓
Ketua tim melibatkan PA dalam
✓
pengambilan keputusan
Ketua tim mendelegasikan tugas
kepada perawat yang memiliki ✓
kompetensi yang dibutuhkan.
103
Ketua tim mengevaluasi tugas yang
✓
telah didelegasikan kepada PA
Ketua tim memiliki jadwal supervisi
✓
untuk stafnya
Ketua tim melaksanakan supervisi
✓
sesuai dengan kaidah supervisi
Ketua tim menyampaikan hasil
✓
supervisi kepada PA
Ketua shift memberikan umpan balik
✓
terhadap hasil supervisi kepada PA
D. Pengendalian
Ketua tim memonitor pelaksanaan
dokumentasi pada catatan asuhan ✓
keperawatan yang dilakukan oleh PA
PP/ Katim menyebarkan angket
✓
kepuasan pasien/keluarga
ASPEK COMPENSATORY
II.
REWARD
Ketua tim melakukan penilaian kinerja
✓
perawat pelaksana sesuai jadwal
Ketua tim mendokumentasikan hasil
✓
penilaian kinerja perawat PA
ASPEK PROFESSIONAL
III.
RELATIONSHIP
Ketua tim mengikuti kegiatan case
✓
conference
104
Ketua tim mengikuti studi kasus ronde
keperawatan dan jornal reading yang ✓
dilaksanakan oleh kepala ruang
Ketua tim melaksanakan cinical
✓
pathway
Ketua tim membimbing mahasiswa
yang sedang praktek keperawatan di
✓
unit kerja dan bekerjasama dengan CI
dan HN
Ketua tim melakukan kolaborasi
dengan dokter dalam hal
perkembangan kesehatan pasien,
✓
program terapi dan evaluasi pelayanan
keperawatan yang diberikan pada
pasien
Ketua tim mengikuti visite dokter
✓
ASPEK ASUHAN
IV.
KEPERAWATAN
A. Persiapan
Mengkaji data subjektif dan objektif
✓
pasien/keluarga
Merumuskan masalah keperawatan
✓
pasien/keluarga
Merencanakan tindakan keperawatan
✓
untuk pasien
Merencanakan tindakan keperawatan
✓
untuk keluarga
105
Pelaksanaan Tindakan
B.
Keperawatan
Mengucapkan salam ✓
Melakukan evaluasi/validasi masalah
✓
pasien/keluarga
Membuat kontrak dengan
✓
pasien/keluarga
Mendiskusikan tentang masalah yang
✓
terjadi
Mendiskusikan cara-cara mengatasi
✓
masalah
Melatih pasien/keluarga cara
✓
mengatasi masalah
Memberikan pujian atas keberhasilan
✓
pasien/keluarga
Menggunakan teknik komunikasi
✓
terapeutik
Mengevaluasi respon subjektif
✓
pasien/keluarga
Mengevaluasi respon objektif
✓
pasien/keluarga
Melakukan kontrak pertemuan
✓
berikutnya dengan pasien/keluarga
Melakukan pertemuan dengan pasien
dan keluarga minimal setiap dua hari ✓
untuk membahas kondisi pasien
Memberikan pendidikan kesehatan
✓
pada pasien dan keluarga
106
Membuat perencanaan pasien pulang
dan menyiapkan kelengkapan pasien ✓
pulang
C. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Mendokumentasikan data hasil
✓
pengkajian
Mendokumentasikan masalah
✓
keperawatan pasien/keluarga
Mendokumentasikan tindakan
✓
keperawatan terhadap pasien/keluarga
Mendokumentasikan evaluasi terhadap
tindakan keperawatan pasien/keluarga ✓
(SOAP)
Total Skor 43
Presentase 89,58 %
Interprestasi
Skor: 0 – 24 (Kurang) Baik
Skor: 25 – 48 (Baik)
107
e. Pengkajian Tugas Perawat Pelaksana
Tabel 3.19. Pengkajian Tugas Perawat Pelaksana
Dilakukan
No. Aspek yang dinilai
Ya Tidak
I. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
e. Genogram
f. Kebutuhan dasar
g. Riwayat sosial
i. Refleks
k. Riwayat imunisasi
108
3. Perawat merumuskan Diagnosa ✓
keperawatan berdasarkan data
IV. IMPLEMENTASI
109
14. Perawat membina hubungan baik dengan ✓
pasien
V. EVALUASI
Total Skor 22
Presentase 100%
Interprestasi
Skor: 0 – 11 (Kurang) Baik
Skor: 12 – 22 (Baik)
110
Berdasarkan tabel diatas di interprestasikan tugas perawat
pelaksana yang dilakukan sebanyak 100 % sehingga dapat
dikatakan dengan baik.
Peran tugas atau fungsi perawat pelaksana perlu
dipertahankan sesuai dengan uraian tugas atau fungsinya.
f. Sarana dan Prasarana Alat Pelindung Diri (APD)
Tabel 3.20. Sarana dan Prasarana Alat Pelindung Diri (APD)
No Pengamatan Ya Tidak
Perawat mencuci tangan sebelum melakukan
1 70% 30%
tindakan perawatan
Perawat mencuci tangan sesudah melakukan
2 100% 0%
tindakan keperawatan
Perawat mencuci tangan pada air mengalir
3 100% 0%
atau wastafel
Perawat mencuci tangan dengan
4 menggunakan: 100% 0%
a. sabun atau cleanser
b. larutan antiseptic
5 Mencuci tangan dilakukan selama:
a. 10 sampai 15 detik 100% 0%
b. > 120 detik 0% 100%
Perawat menggunakan masker pada pasien
6 100% 0%
yang terindikasi beresiko menular
Perawat memakai masker sebelum mencuci
7 tangan sebelum menggunakan masker dan 0% 100%
memakai gaun
Masker dipakai satu kali untuk merawat satu
8 50% 50%
pasien
111
Perawat menggantungkan masker dileher
9 0% 100%
untuk digunakan kembali
Perawat melepaskan masker setelah
10 melepaskan sarung tangan dan mencuci 100% 0%
tangan terlebih dahulu
Perawat memakai gaun saat akan melakukan
11 50% 50%
tindakan
Perawat memakai sarung tangan saat
12 50% 50%
melakukan tindakan keperawatan
Sarung tangan di ganti setiap melakukan
13 50% 50%
tindakan pada pasien yang berbeda
Perawat mencuci tangan setelah melepaskan
14 100% 0%
sarung tangan
112
g. Pengkajian Ronde Keperawatan
Tabel 3.21. Pengkajian Ronde Keperawatan
HASIL
NO. PERNYATAAN
SL DL KD TP
1. Apakah di ruanagan ini dilakukan ronde ✓
keperawatan
2. Penetapan kasus minimal satu hari ✓
sebelum waktu pelaksanaan ronde
3. Pemberian informe concent kepada klien ✓
atau keluarga
4. Perawat primer atau asosiasi menjelaskan ✓
keadaan dan data demografi klien
5. Perawat primer dan asosiasi menjelaskan ✓
masalah keperawatan utama
6. Perawat primer menjelaskan intervensi ✓
yang akan dilakukan
7. Perawat primer dan perawat asosiasi ✓
menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang
akan diambil
8. Ronde keperawan dilakukan sesuai ✓
dengan langakah-langkah ronde
keperawatan (langkah-langkah ronde
keperawatan terlampir)
9. Dalam pelaksanaan ronde dilakukan ✓
tindakan keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan
10. Mendiskusikan hasil temuan dan ✓
tindakan pada klien tersebut serta
113
menetapkan tindakan yang perlu
dilakukan
Total Skor 19
Presentase 47,5 %
Interprestasi
Skor: 0 – 20 (Negatif) Negatif
Skor: 21 – 40 (Positif)
114
ke malam dipimpin oleh ketua tim
atau perawat primer
5. Dilaksanakan setiap pergantian shift ✓
6. Pelaksanaan dimulai dari nurse station ✓
Timbang terima di lanjutkan melihat
7. ✓
langsung kondisi pasien
Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat
8. dan di serah terimakan pada perawat ✓
shift berikutnya
Perawat shift berikutnya validasi data
9. ✓
kepasien
Perawat menyapa pasien dan
10. menanyakan kondisi/ keluhan yang ✓
dirasa saat ini
Waktu untuk timbang terima tidak
11. lebih dari 5 menit kecuali pasien ✓
kondisi khusus
Penyampaian dilakukan singkat dan
12. ✓
jelas
13. Perawat menyebutkan identitas pasien ✓
14. Perawat menyebutkan diagnosa medis ✓
15. Perawat menyebutkan data obyektif ✓
Perawat menyebutkan data penunjang
16. ✓
lain
Perawat menyebutkan tindakan
17. ✓
keperawatan yang dilaksanakan
Perawat menyebutkan intervensi
18. ✓
kolaboratif dan juga menyebutkan
115
persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya
Perawat kembali ke nurse station
19. untuk mendiskusikan hasil validasi ✓
data langsung
Perawat yang memimpin timbang
terima menyebutkan rencana kerja
bagi shift berikutnya dan
20. ✓
mendokumentasikan pelaksanaan
timbang terima di buku laporan oleh
ketua tim
Total Skor 78
Presentase 97,5 %
Interprestasi
Skor: 0 – 40 (Negatif) Positif
Skor: 41 – 80 (Positif)
116
c) Pengkajian Discharge Planning
Tabel 3.23. Pengkajian Discharge Planning
HASIL
NO. PERNYATAAN
SL DL KD TP
Setiap pasien yang mau pulang dilakukan
1. ✓
discharge planning
Setiap pasien yang pulang d berikan healt
2. ✓
education
Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan
3. ✓
cara perawatan mandiri di rumah
Setiap pasien pulang paksa dilakukan
4. ✓
discharge planinning
Dorongan untuk melakukan discharge
5. ✓
planning timbul dari diri anda sendiri
Kepala ruangan memimpin discherge
6. ✓
planning
Pelaksanaan discharge planning dilakukan
7. ✓
di nurse station
Discharge planning dilakukan setelah
8. ✓
pelunasan administrasi
Discharge planning yang anda lakukan
9. sesuai dengan prosedur, kerana ✓
berpengaruh pada asuhan keperawatan
Meskipun anda sibuk dengan urusan anda,
10. anda tetap melaksanakan discharge ✓
planning
Total Skor 19
Presentase 47,5% %
117
Interprestasi
Skor: 0 – 20 (Negatif) Negatif
Skor: 21 – 40 (Positif)
118
d) Pengkajian Tingkat Kepuasan Pasien
Tabel 3.24. Pengkajian Tingkat Kepuasan Pasien
HASIL
NO. PERNYATAAN K TP
SL DL
D
119
9. Perawat disini menanggapi keluhan ✓
anda
120
18. Perawat melakukan tindakan
✓
keperawatan dengan terampil dan
percaya diri
Total Skor 60
Presentase 75 %
Interprestasi
Skor: 0 – 40 (Negatif) Positif
Skor: 41 – 80 (Positif)
121
4. MARKET
a. Indikator Mutu
Rumah Sakit Dalam manajemen, pemasaran salah satu hal yang
penting adalah indikator mutu. Dan mutu RS bisa dilihat dari hasil
pelayanan. Hasil perhitungan BOR, BTO, ALOS dan TOI tanggal
9-13 Februari 2021 :
- BOR
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑥 100%
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
87
𝑥 100%
19 𝑥 5
87
𝑥 100%
95
= 91,57%
- ALOS
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
18
5
= 3,6 atau 4 hari
- TOI
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒) − ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
(19𝑥5) − 87
5
95 − 87
5
= 1,6 atau 2 hari
122
- BTO
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
5
19
= 0,26 kali
5. MONEY
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pendapatan
tiap orang didapatkan dari insentive, yang terdiri dari dana jasa,
umum dan BPJS.
Pendapatan tiap orang juga tergantung dari: masa kerja, golongan,
dan tingkat pendidikan.
Sistem keuangan atau administrasi di Ruangan RPU 3 dikelola oleh
rumah sakit, dimana dalam Ruang RPU 3 terdapat tenaga
administrasi. Sumber keuangan di Ruang RPU 3 berasal dari jasa,
pasien BPJS (PBI dan Non PBI) dan pasien umum.
e. Lingkungan Kerja
1) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat disekitar, seperti
ruangan, suhu udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanis, kebersihan dan bau-bauan, warna akan berpengaruh secara
signifikan tehadap hasil kerja manusia tersebut (Wingjosoebroto, 2000).
a) Ruangan
123
lengkap dengan tempat tidur, kamar mandi, gudang, ruang
b) Suhu Udara
perawat dan 1 gudang kecil. Tidak ada keluhan tentang suhu udara di
tiap kamar perawatan. Oleh karena itu suhu udara di RPU 3 baik dan
c) Sirkulasi Udara
yang banyak pohon pohon yang gunanya untuk sumber oksigen yang
d) Pencahayaan
yang membuat terang dan RPU 3 telah memenuhi standar buat ruang
124
e) Kebisingan
Akan tetapi belum ada tempat sampah non medis di setiap kamar
pasien. Setiap hari ruangan RPU di bersihkan sehari 2 kali (pagi dan
siang).
125
seperti ketika mengganti seprai, dan
menyuntikkan obat. Selebihnya komunikasi
terjadi saat pasien membutuhkan bantuan
perawat, seperti memperbaiki infus yang macet
dan mengganti cairan infuse yang habis.
- Hasil kuesioner pada tanggal 11 Februari 2021
pada responden dengan hasil 75% mengatakan
puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
ruangan.
2. Hubungan perawat - Dari hasil pengamatan, proses komunikasi
dengan perawat berjalan dengan baik, pengambilan keputusan
dilakukan dengan musyawarah dan komunikasi
berjalan dua arah, jika keadaan mendesak
keputusan diambil oleh kepala ruangan.
- Serah terima tugas atau timbang terima (operan)
dilakukan oleh perawat shift sebelumnya dengan
shift berikutnya. Dalam serah terima ini juga
dibicarakan mengenai informasi-informasi
terbaru yang perlu diketahui oleh perawat,
termasuk rencana tindakan yang sedang dan akan
dilakukan.
- Serah terima pasien dilakukan secara langsung
dengan melihat kondisi pasien yang rutin
dilakukan setiap pergantian shift terutama
pergantian shift malam ke pagi.
3. Hubungan perawat - Dengan tim medis Komunikasi dengan dokter
dengan profesi lain bersifat sosial dan komunikasi yang
berhubungan dengan pasien bersifat delegatif
126
dan kolaboratif. Komunikasi terjadi lebih banyak
bersifat delegatif yang tertulis pada status.
- Dengan tim gizi Komunikasi perawat dengan tim
gizi saling membantu untuk pemenuhan
kebutuhan gizi pasien. Komunikasi dengan tim
gizi lebih banyak berkaitan dengan perubahan
diit. Komuniksi terjadi dua arah antara perawat
dan tim gizi untuk memastikan diit yanng
diberikan pada pasien.
- Dengan petugas laboratorium dan radiologi Dari
hasil observasi, komunikasi perawat dengan
petugas laboratorium jarang terjadi karena
setelah pasien diambil sampel darah, maka yang
mengantar dan mengambil hasilnya adalah
mahasiswa. Komunikasi perawat dengan petugas
radiologi terbatas pada mengatur pasien untuk
pemeriksaan radiologi sesuai instruksi medis.
Mengantar pasien ke radiologi juga tidak banyak
melakukan komunikasi antara petugas radiologi.
4. Hubungan perawat - Hasil observasi dan pengamatan hubungan
dengan mahasiswa perawat dan mahasiswa sudah baik, dengan
perawat bersikap ramah dan baik. Baik itu kepala
ruangan, perawat pelaksana dan yang lainnya.
5. Hubungan perawat - Hasil observasi dan pengamatan hubungan
dengan Cleaning perawat dengan CS, POS dan Satpam terjalin
Service, POS dan dengan baik, terlihat dari perawat yang bersikap
Satpam ramah dan sering bersenda gurau. Baik itu kepala
ruangan, Ka Tim ataupun perawat pelaksana.
127
f. Pendidikan dan Pelatihan
Tabel 3.26. Pendidikan dan Pelatihan
MASA
128
- Perlindung
an Hukum
Serta
Aspek
Legal Etik
Praktek
Keperawat
an Mandiri
& Update
New
Concept of
Wound
Care
- Emergency
Assesment
& Update
Manageme
nt of
BurnWoun
d
- Implement
asi Menjadi
Perawat
Pengusaha
- Aplikasi
Virtual
Account
PPNI &
129
Praktek
Mandiri di
dalam
Lingkup
Keperawat
an
Komunitas
- Tuberculos
is Vs
Pneumonia
: What is
the rule of
nurses?
- Assesing,
monitoring
and
Managing
Abdominal
and
Thoracic
Trauma and
Emergency
From
Nursing
Perspective
2. Aminah, Amd.Kep Ketua Shift >7 D3 Kep - Assesmen
I tahun Kompetensi
130
Perawat
Klinik I
- Assesmen
Kompetensi
Perawat
Klinik II
- Basic
Trauma
Cardiac Life
Support
(BTCLS)
3. Uun Yuli Ketua Shift >5 D3 Kep - Assesmen
Wulandari, II tahun Kompetensi
Amd.Kep Perawat
Klinik I
- Code Blue &
Tatalaksana
Kegawatdaru
ratan
Berasarkan
American
Heart
Asocciation
2015
- Kiat Sukses
Mengemban
gkan Praktek
Mandiri di
131
Era Revolusi
Industri 4.0
& Update
New Concept
of Wound
Care
- Komunikasi
Efektif
4. Siti Konaah, Clinical >3 S.Kep.,Ners - Management
S.Kep., Ns Instruktur tahun Home Care
Untuk
Dressing dan
Nekrotomi
Sesuai Jenis
Luka
- Cultural
Approach
Holistic
Nursing Care
in
Globalizatio
n Era
- Perawatan
Pasien
Hipertensi
dan Diabetes
di Rumah
132
- Basic Life
Support
(BLS)
- Assemen
Kompetensi
Perawat
Klinik I
- Update
Kegawatdaru
ratan Trauma
Thorax dan
Abdomen
Pada Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
5. Hani Maharoyani, Perawat <1 S.Kep.,Ners - Assesing,
S.Kep., Ns Pelaksana tahun Monitoring
and
Managing
Abdominal
and Thoracic
Trauma and
Emergency
From
133
Nursing
Prespective
- Basic to
Advance
Trauma and
Cardiac Life
Support
Management
- Update
Kegawatdaru
ratan Trauma
Thorax dan
Abdomen
pada Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
6. Tita Fatriya, Perawat >3 D3 Kep
Amd.Kep Pelaksana tahun
7. Nurmala, S.Kep., Perawat >1 S.Kep.,Ners - Basic
Ns Pelaksana tahun Trauma and
Basic
Cardiac Life
Support
- Pelatihan
Penanganan
134
Penderita
Gawat
Darurat &
Kegawatdaru
ratan Pada
Kandungan,
- Kiat Sukses
Mengemban
gkan Praltek
Mandiri di
Era Revolusi
4.0 & Update
New Concept
of Wound
Care
- Pediatric
Advance Life
Support
(PALS)
- Perawat di
Garda Depan
Penanganan
Covid-19
- PKB Online
& STR
Online
8. Norma Ayu Oktia, Perawat >1 D3 Kep - Basic
Amd.Kep Pelaksana tahun Trauma and
135
Cardiac Life
Support
(BTCLS)
- Wound Care
Enterpreuner
ship
9. Zaetun Siti A, Perawat <1 D3 Kep - Membangun
Amd.Kep Pelaksana tahun Praktik
Keperawatan
Aman dan
Sejahtera
Dalam
Prespektif
Hukum dan
Sosial
- Pediatrik
Advanced
Life Support
(PALS)
- Basic
Trauma &
Cardiac Life
Support
- Pelayanan
Mandiri
Home Care
- Basic to
Advance
136
Trauma and
Cardiac Life
Support
Management
- Seminar dan
Workshop
Sukses Uji
Kompetensi
2019 Sub
Regional
Cirebon
- Wound Care
Enterpreuner
ship
- Manajemen
Nyeri
- Pengembang
an Soft Skill
Komunikasi
Keperawatan
Sebagai
Media
Keselamatan
Pasien
Dalam
Terwujudnya
Servvice
Excelllence
137
- Management
Home Care
dan
Perawatan
Luka
10. Intan Purnama, Perawat <3 D3 Kep - Sertifikat
Amd.Kep Pelaksana tahun Kompetensi
PPNI
- Manajemen
Nyeri
- Emergency,
Disaster and
Trauma
Care: Critical
Hospital
Care Roles
and
Management
- Assesmen
Kompetensi
Prawat
Klinik I
11. Ida Farida, Ketua Shift >4 D3 Kep - Code Blue &
Amd.Kep III tahun Tatalaksana
Legawatdaru
ratan
Berdasarkan
American
138
Heart
Asocciation
2015
- Update
Kegawatdaru
ratan Trauma
Thorax dan
Abdomen
Pada Pasien
Dewasa, Ibu
Hamil dan
Gagal Nafas
Pada Bayi
Baru Lahir
- Assesmen
Kompetensi
Perawat
Klinik I
- Penatalaksan
aan BBLR
(Berat Bayi
Lahir
Rendah) &
Metode
Kangguru
- Assesmen
Kompetensi
139
Perawat
Klinik II
140
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN
141
4. Berdasarkan hasil wawancara, 4. Belum adanya motivasi untuk
ruang anak (RPU3) meningkatkan mutu pelayanan
menggunakan metode melalui ronde keperawatan
fungsional dimana 5. Belum berjalannya Ronde
memudahkan karu untuk Keperawatan di ruang RPU 3
mengawasi staff atau perawat
pelaksana yang praktek untuk MATERIAL
ketermpilan tertentu 1. Hasil observasi discharge
5. Berdasarkan hasil observasi palnning melalui kuesioner
operan diikuti oleh semua didapat kan skor 19 dengan
perawat yang telah dan akan persentase 47,5% dengan
dinas interpretasi negative
2. Belum optimalnya
MATERIAL pendokumentasian discharge
1. Ruangan mendukung adanya planning
kegiatan ronde keperawatan 3. Belum ada uraian yang jelas
2. Adanya kasus yang tentang supervisi
memerlukan perhatian khusus 4. Belum mempunyai format yang
oleh perawat dan Kepala baku dalam pelaksanaan
Ruangan supervisi
3. Berdasarkan hasil observasi, 5. Tidak terdapat SOP ronde
wawancara, struktur organisasi keperawatan
ruang anak sudah terbentuk, 6. Dari hasil observasi ronde
yang terbagi menjadi 3 kepala keperawatan melalui kuesioner
shift, yang memiliki perawat didapatkan skor 19 dengan
pelaksana dengan metode presentase 47,5% dengan
fungsional. interpretasi negatif
142
MAN
1. Latar belakang pendidikan
perawat di RPU 3 kebanyakan
D3 sebanyak 8 orang dan S1
sebanyak 3 orang
Opportunity (O) Threat (T)
MAN MAN
1. Dorongan untuk melakukan 1. Pendidikan Kepala Ruangan
discharge planning timbul dari Berlatar Belakang D3
diri anda sendiri
2. Adanya mahasiswa ners stikku MARKET
yang praktik manajemen 1. Meningkatnya persaingan
keperawatan pelayanan kesehatan dengan
3. Terbuka kesempatan untuk RS lain mengenai ketepatan
melanjutkan pendidikan perawatan
2. Semakin tingginya permintaan
METHODE pelayanan kesehatan akibat
1. Perbaikan dari hasil supervisi adanya peningkatan
bisa dijadikan pedoman kekambuhan kondisi pasien
pembelajaran bagi praktek
keperawatan METHODE
2. Adanya kesempatan dari karu 1. Pendokumentasian asuhan
untuk mengadakan ronde keperawatan masih belum
keperawatan pada mahasiswa optimal karena belum mengacu
praktik dan juga perawat yang kepada SDKI, SLKI, SIKI
ada diruangan
143
MATERIAL
3. Ruang anak (RPU3)
merupakan ruangan kelas 2 dan
3 yang memiliki potensi tingkat
kemajuan yang lebih baik.
B. Analisis Swot Kuantitatif
Tabel 4.2. Analisa SWOT Kuantitatif
Bobot x
Masalah bobot Rating keterangan
rating
Supervisi
Kekuatan (Strength)
1. Berdasarkan hasil 0,7 4 2,8
wawancara, ruang anak
(RPU3) menggunakan
metode fungsional
dimana memudahkan
karu untuk mengawasi
staff atau perawat S-W
pelaksana yang praktek = 3,1-2,8
untuk ketermpilan =0,3
tertent
2. Masa kerja Kepala 0,3 1 0,3
Ruangan di Rumah
sakit > 6 tahun
1 3,1
Kelemahan (weakness)
0,3 3 0,9
144
1. Belum ada uraian 0,4 4 1,6
yang jelas tentang
supervisi
2. Belum mempunyai 0,15 1 0,15
format yang baku
dalam pelaksanaan
supervisi 0,15 1 0,15
3. Kurang nya program
pelatihan dan
sosialisasi mengenai
supervisi
4. Latar belakang
pendidikan perawat
di RPU 3 kebanyakan
D3
2,8
Peluang (Opportunity) O-T
1. Adanya mahasiswa 0,3 3 0,9 = 3,3-2,8
ners stikku yang =0,5
praktik manajemen
keperawatan
2. Terbuka kesempatan 0,1 2 0,2
untuk melanjutkan
pendidikan
3. Perbaikan dari hasil 0,5 4 2
supervisi bisa
dijadikan pedoman
145
pembelajaran bagi
praktek keperawatan 0,1 2 0,2
4. Ruang anak (RPU3)
merupakan ruangan
kelas 2 dan 3 yang
memiliki potensi
tingkat kemajuan
yang lebih baik.
1 3,3
Ancaman (Treath)
1. Makin tingginya 0,3 2 0,6
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
2. Tuntutan pasien 0,5 4 2
sebagai konsumen
untuk mendapat
pelayanan yang
profesional dan
bermutu sesuai
dengan peningkatan
biaya perawatan
3. Meningkatnya 0,2 1 0,2
persaingan pelayanan
kesehatan dengan RS
lain mengenai
ketepatan perawatan
1 2,8
146
- Determine Strategy swot
Bagan 4.1. Determine Strategy SWOT
O
y
Q2 Q1
0,5
W 0,3
x S
Q3 Q4
T
Interpretasi : Hasil analisa terdapat di Quadran 1 (Strategi Agresif) dimana analisis ini
diharapkan dapat membuahkan rencana dalam jangka panjang
147
C. Analisa Penyebab (FishBone)
Bagan 4.2. Analisa Penyebab (Fishbone)
MATERIAL MAN
METODE MARKET
148
D. Alternatif Penyelesain Masalah
Penyebab Penyelesaian
Belum ada uraian yang jelas tentang Sosialisai SOP pelaksanaan Supervisi
supervisi
Belum mempunyai format yang baku Pembuatan instrumen/format
dalam pelaksanaan supervisi pelaksanaan supervisi
optimal
Penyebab Penyelesaian
terpenuhi.
149
3. Ronde Keperawatan belum dilakukan secara optimal
Penyebab Penyelesaian
Keperawatan.
KriteriaNilai :
Sangat kurang penting :Bernilai 1
Kurang penting :Bernilai 2
Cukup penting :Bernilai 3
Penting :Bernilai 4
Sangat penting :Bernilai 5
150
1. Belum optimalnya supervisi di RPU 3
Alternatif penyelesaian
No C A R L Total Urutan
masalah
pelaksanaan supervisi
supervisi di RPU 3
optimal
Alternatif penyelesaian
No C A R L Total Urutan
masalah
perencanaan secara
pendokumentasian
discharge planning
151
3. Ronde Keperawatan belum dilakukan secara optimal
Alternatif penyelesaian
No C A R L Total Urutan
masalah
Roonde Keperawatan.
Keperawatan di RPU 3
152
F. Planning Of Action
Tabel 4.5. Planning of Action
No Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu PJ
1 Belum optimalnya Mengoptimalkan a. Sosialisai SOP pelaksanaan Kepala ruangan a. Selasa, Mahasiswa
supervisi di RPU 3 Supervisi 02/03/2021 Ners
supervisi di RPU 3
b. Buat instrumen/format b. Jumat,
pelaksanaan supervisi 26/02/2021
c. Buat SOP supervisi c. Senin,
d. Buat jadwal supervisi 01/03/2021
d. Sabtu,
27/02/2021
2 Discharge Planning Mengoptimalkan a. Sosialisasi pendokumentasian Kepala ruangan, a. Selasa, Mahasiswa
pendokumentsian discharge planning kepala shift, dan 02/03/2021 Ners
dalam dokumentasi
discharge planing b. Buat SOP Discharge Planning perawat pelaksana b. Senin,
keperawatan belum
01/03/2021
dilakukan secara
optimal
3 Ronde Terbentuknya SOP a. Buat SOP Ronde Keperawatan Kepala ruangan, a. Selasa, Mahasiswa
ronde keperawatan b. Sosialisasi Ronde Keperawatan kepala shift, dan 02/03/2021 Ners
Keperawatan belum
dengan Role Play. perawat pelaksana b. Senin,
berjalan
01/03/2021
153
BAB V
A. Implementasi
154
2 Discharge Planning Mengoptimalkan a. Mensosialisasikan Kepala ruangan, a. Selasa, Mahasiswa
pendokumentsian pendokumentasian discharge kepala shift, dan 02/03/2021 Ners
dalam dokumentasi
discharge planing planning perawat pelaksana b. Senin,
keperawatan belum
b. Membuat SOP Discharge 01/03/2021
dilakukan secara Planning
optimal
3 Ronde Terbentuknya SOP a. Membuat SOP Ronde Kepala ruangan, a. Selasa, Mahasiswa
ronde keperawatan Keperawatan kepala shift, dan 02/03/2021 Ners
Keperawatan belum
b. Mensosialisasikan Ronde perawat pelaksana b. Senin,
berjalan
Keperawatan dengan Role Play. 01/03/2021
155
B. Evaluasi
role play Sosialisasi SOP pelaksanaan supervisi. Pada tanggal 27 februari s/d 2 maret
jadwal supervisi yang telah didiskusikan bersama kepala ruangan dan telah disetujui
oleh kepala ruangan RPU 3. Dan kepala ruangan sudah mulai melaksanakan supervisi
dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksana dilakukan pada tanggal 3
maret 2021 sesuai jadwal yang telah dibuat oleh kepala ruangan.
Optimal
Pada hari Rabu, tanggal 24 Februari 2021, dilaksanakannya pembuatan role play
discharge planning. Pada tanggal 1 Maret 2021 mahasiswa membuat SOP Discharge
Planning yang telah didiskusikan bersama kepala ruangan dan telah disetujui oleh
kepala ruangan RPU 3. Pada tanggal 2 Maret 2021 mahasiswa telah melakukan
diruangan masih tetap menggunakan surat pengantar pulang saja namun untuk tindakan
yang dilakukan perawat sudah sesuai dengan yang tertera di SOP discharge planning
Pada hari Rabu, tanggal 24 Febuari 2021, dilaksanakannya pembuatan role play
ronde keperawatan dengan pasien demam thypoid di RPU 3. Sosialisasi mengenai ronde
keperawatan yang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana, pasien dan
156
keluarga pasien yang diperani oleh mahasiswa. Pembuatan SOP, proposal, dan format
157
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian situasi dari manajemen unit terdapat tiga masalah ditemukan,
adapun tiga poin masalah yang muncul di dapatkan berdasarkan hasil urutan CARL daftar
masalah antara lain, belum optimalnya supervisi di RPU 3, kedua Discharge Planning
dalam dokumentasi keperawatan belum dilakukan secara optimal dan yang ketiga ronde
B. Saran
158
3. Komite keperawatan
159
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B., et al. 2004. Fundamental of Nursing: Concepts, Process and Practice. (7th
ed). New Jersey: Prentice -Hall, Inc.
Kuntoro, Agus. 2010. Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Marquis, B. L. & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan :
teori dan aplikasi, (Ed. 4). Jakarta : EGC.