1
Pendidikan Rasulullah terhadap putrinya Fatimah
menjadi inspirasi bagi umat dalam membina rumah
tangga. Fatimah besar dalam didikan dan kasih sayang
sang ayahnya, Rasulullah.
Bukan hanya Rasulullah yang mencintai Fatimah tetapi
sebaliknya Fatimah begitu cinta kepada Rasulullah.
Bisa dikatakan, ayahnyalah yang menjadi cinta pertama
Fatimah, dan sebaliknya Rasulullah juga begitu
mencintai Fatimah. Saat orang-orang Quraisy
melemparkan kotoran ke punggung Rasulullah yang
sedang mengerjakan shalat. Fatimah yang saat itu
masih kecil datang membawa air lalu membersihkan
kotoran tersebut. Setelah itu, Fatimah mendatangi para
pembesar Quraisy itu dan menghujat mereka dengan
kata-kata yang keras. Karena sering menemani
Rasulullah dalam berdakwah, Fatimah tahu betul seluk
beluk dakwah Rasulullah sejak awal dimulainya dakwah
Islam.
Meski besar di rumah kenabian dan selalu berada di
samping Rasulullah dalam berdakwah, Fatimah tidak lupa
kewajibannya sebagai istri karena
2
dibantu seorang pembantu. Dia mengerjakan semuanya
dengan tangannya sendiri.
Tak hanya sebagai ayah, tetapi sebagai kakek pun
Rasulullah sangat mencintai anak-anak Fatimah. Suatu
hari Ummul Mukminin, Ummu Salamah, melihat
Rasulullah menyarungkan kain lebar ke atas tubuh
Hasan, Husain, dan Fatimah lalu berdoa. "Ya Allah, mereka
ini semua adalah keluarga saya yang utama. maka
jauhkanlah mereka dari kotoran dan sucikanlah mereka!.
Mendengar doa itu, Ummu Salamah berkata, "Saya
bersama mereka wahai Rasulullah." Rasulullah
bersabda, "Sungguh kamu pergi menuju arah kebaikan."
(HR. Tirmidzi)32
3
dan thayyibat" yaitu sekumpulan orang-orang baik yang
membangun jaringan menjadi masyarakat yang baik,
tentu akan membangun sebuah negara yang kokoh dan
kuat.
Ini juga yang menjadi inti dari sebuah pernikahan,
yaitu membentuk individu yang baik menjadi keluarga yang
baik. Dari keluarga yang baik menjadi masyarakat yang baik.
Dari masyarakat yang baik menjadi bangsa yang baik.
Dengan begitu, penyelesaian masalah ayah menjadi
penting. Sebab, salah satu penyebab rumah tangga rusak
adalah akibat ayah yang gagal. Yaitu sekelompok ayah
yang sebetulnya belum siap memimpin rumah tangga
karena minimnya bekal penguasaan dan pengelolaan
rumah tangga yang memadai.
Bagi anak perempuan, my dad is my first love. Ayah harus
bisa menjadi sosok pertama yang paling mengesankan
bagi anak-anaknya. Pernahkah kita bertanya kepada anak
perempuan sendiri, apa sih yang paling diharapkan dari
sosok ayah? Atau cobalah bertanya kepada teman, sosok
apa yang diharapkan oleh anak perempuan dari ayahnya?
Salah satunya, ayah bisa menjadi favorit jika ayah sudah
menjadi first love. Begitu juga sebaliknya, sang ayah harus
mampu menumbuhkan cinta kepada anaknya agar ia
mendapatkan cinta pertama terkhusus dari anak
perempuannya. Ketika terjadi saling sayang antara ayah
dan anak, ini menjadi kisah kasih yang sangat dalam. Maka
dari itu, biasanya yang terasa menyiksa bagi sang ayah,
4
adalah karena terkadang mencintai anak perempuannya
melebihi ibunya.
Sehingga ayah bisa menjadi pencemburu pada anak
perempuannya ketika sudah mulai didekati lelaki lain.
Dalam konteks ini, tentu bukan dalam pengertian bilogis
atau hawa nafsu. Tetapi si anak telah berpindah cintanya
dari semula kepada ayahnya ke orang lain.
Karena itu, Rasulullah memberikan perhatian khusus
kepada kaum ayah, agar memperhatikan anak-anak
perempuan mereka. Bagaimana menurunkan rasa cinta
yang benar kepada anaknya agar tidak jatuh tersungkur
karena cintanya kepada laki-laki dengan cara yang salah.
Pendidikan cinta kepada anak-anak perempuan bukanlah
hal yang mudah. Perlu bimbingan seperti Rasulullah
mengasuh anak-anaknya. Menjadi ayah sebagai kekasih
pertama anak perempuan harus betul-betul keluar dari
ego kelelakian dengan menggunakan bahasa hati, bahasa
kasih, dan bahasa cinta. kepada anak perempuan, ayah
harus betul-betul melembutkan hatinya, lebih sensitif, dan
lebih peka. Anak-anak tentunya butuh sentuhan khusus.
5
perempuannya ini tidak menjauhi laki-laki, dia justru akan
merusak laki-laki dengan cara merusak kehormatan
dirinya sendiri.
6
tentang istri Rasulullah Khadijah dan anaknya Fatimah,
semoga Allah meridhai keduanya, ibunda Nabi Isa
Maryam, serta kisah-kisah wanita suci dan salehah lain.
Bukan novel yang rentan mengajarkan kesesatan kecuali
yang islami bukan pula buku-buku motivasi yang rawan
menggiring mereka untuk lebih memburu kariernya di
banding agamanya.
7
Ali bin Abi Thalib awalnya menduga sang putri
telah mencuri batu permata itu dari Baitul Mal.
Karena itu dia sungguh-sungguh ingin memotong
tangan putrinya. Beruntung, sebelum niat itu
dilaksanakan, Ibnu Abi Rafi', orang yang bekerja pada
Ali bin Abi Thalib untuk menjaga Baitul Mal
memberikan penjelasan perihal batu permata yang
dikenakan putrinya itu.
"Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, akulah yang
memberinya hiasan batu permata itu. Bagaimana dia
bisa mengambil batu permata itu, jika aku tidak
memberikan padanya?" jelas Ibnu Rafi'.
Mendengar penjelasan itu, Ali bin Abi Thalib pun
terdiam. Kisah ini memberikan gambaran bagaimana
kehidupan para sahabat Rasulullah sebagai
pemimpin yang lurus. Ketika anggota keluarganya
melakukan kesalahan, mereka siap menghukumnya
demi menegakkan keadilan.
Disamping itu, para sahabat selalu berupaya untuk selalu
menekankan komitmen hidup zuhud, tidak berminat kepada
sesuatu yang bersifat keduniawian, alias meninggalkan
8
firman Allah, "Katakanlah, kesenangan dunia ini hanya
sebentar dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
9
kedua sahabat Rasulullah ini dikenal sebagai pemimpin
yang sejatinya kaya raya, tetapi rela berpayah-payah
menahan lapar. Begitu juga dengan Utsman bin Affan yang
berlaku zuhud padahal harta dari hasil berdagang yang
dilakulan begitu melimpah.
10
Kekuatan perempuan adalah kelembutan, kepasrahan,
dan kesetiaan. Para istri hendaknya tidak merasa mandiri
dan mampu hidup sendiri tanpa suami. Karena sikap itu
tidak dihendaki para suami. Makanya hati-hati mendidik
anak perempuan, jangan terlalu ditempa, agar mereka
benar-benar mandiri karena bisa merusak rumah tangga
mereka nanti. Jangan sampai merasa tidak perlu dibantu
oleh suaminya sebab sudah terbiasa hidup mandiri sejak
gadis dulu. Misalnya, ada doktrin dari para ibu, tetapi
sebenarnya ini salah. Mereka mengatakan, "Kamu harus
sekolah, harus bisa bekerja sendiri cari duit, jangan terlalu
bergantung sama suamimu nanti!" Kenyataannya, banyak
orang tua mendoktrin anak gadisnya seperti itu. Maksudnya
bagus tapi efeknya berbahaya.
Mendidik anak perempuan tentu tidak sama dengan anak
laki-laki yang harus dipaksa hidup mandiri, bertanggung
jawab, dan amanah. Membangun karakter anak
perempuan harus dilandasi dengan cinta dan perasaan
yang dapat menyentuh jiwa hingga masuk dalam relung
qalbunya yang terdalam. Dari jiwanya yang lembut itu
dapat memancarkan cahaya kepatuhan, dan budi pekerti
yang mulia. Begitulah cara mendidik dan mengarahkan
anak perempuan, sentuh qalbunya, bukan logikanya.
11