Anda di halaman 1dari 12

MY DAD MY FIRST LOVE

Ayahku adalah cinta pertamaku. Semua ayah tentu


ingin menjadi cinta pertama bagi anak-anak
perempuannya. Memang indah sekali bagi seorang
anak yang tumbuh dan besar dengan kasih sayang dan
cinta ayahnya. Dia tidak mengenal belaian kecuali cinta
sang ayah. Karena, “My Dad My First Love.” Merugilah
anak-anak tanpa cinta ayahnya, kehilangan
kehadirannya, dan tidak kebagian waktu di antara
kesibukan sang ayah. Kebahagiaan bersama ayah
terenggut akibat keganasan dunia kerja khususnya di
kota-kota besar. Lebih merugi lagi bagi ayah yang
kehilangan cinta anak-anaknya.
Karena itu, wahai para ayah, anak-anakmu haus
kehadiranmu. Jadikan mereka prioritas dalam
hidupmu, karena materi yang engkau cari bukan
segalanya buat mereka. Mereka anak- anakmu punya
hak tumbuh dan berkembang dalam belaian cintamu.

1
Pendidikan Rasulullah terhadap putrinya Fatimah
menjadi inspirasi bagi umat dalam membina rumah
tangga. Fatimah besar dalam didikan dan kasih sayang
sang ayahnya, Rasulullah.
Bukan hanya Rasulullah yang mencintai Fatimah tetapi
sebaliknya Fatimah begitu cinta kepada Rasulullah.
Bisa dikatakan, ayahnyalah yang menjadi cinta pertama
Fatimah, dan sebaliknya Rasulullah juga begitu
mencintai Fatimah. Saat orang-orang Quraisy
melemparkan kotoran ke punggung Rasulullah yang
sedang mengerjakan shalat. Fatimah yang saat itu
masih kecil datang membawa air lalu membersihkan
kotoran tersebut. Setelah itu, Fatimah mendatangi para
pembesar Quraisy itu dan menghujat mereka dengan
kata-kata yang keras. Karena sering menemani
Rasulullah dalam berdakwah, Fatimah tahu betul seluk
beluk dakwah Rasulullah sejak awal dimulainya dakwah
Islam.
Meski besar di rumah kenabian dan selalu berada di
samping Rasulullah dalam berdakwah, Fatimah tidak lupa
kewajibannya sebagai istri karena

pendidikan Rasulullah. Dia pun rela tinggal di rumah


mertuanya dan mengerjakan pekerjaan rumah yang
ditugaskan oleh suaminya Ali bin Abi Thalib . Dia
mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga tanpa

2
dibantu seorang pembantu. Dia mengerjakan semuanya
dengan tangannya sendiri.
Tak hanya sebagai ayah, tetapi sebagai kakek pun
Rasulullah sangat mencintai anak-anak Fatimah. Suatu
hari Ummul Mukminin, Ummu Salamah, melihat
Rasulullah menyarungkan kain lebar ke atas tubuh
Hasan, Husain, dan Fatimah lalu berdoa. "Ya Allah, mereka
ini semua adalah keluarga saya yang utama. maka
jauhkanlah mereka dari kotoran dan sucikanlah mereka!.
Mendengar doa itu, Ummu Salamah berkata, "Saya
bersama mereka wahai Rasulullah." Rasulullah
bersabda, "Sungguh kamu pergi menuju arah kebaikan."
(HR. Tirmidzi)32

Dari Abu Hurairah diriwayatkan, ia berkata, "Nabi


mencium Hasan bin Ali, dan waktu itu Aqra' bin Ha’bis ada
di sisi beliau. Aqra' berkata, `Saya mempunyai sepuluh
anak, namun aku tidak pernah mencium seorang pun di
antara mereka. Nabi melihat kepadanya dan bersabda,
`Barang siapa yang tidak menyayangi tidak akan disayangi."
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari para ayahlah kita bisa memulai sebuah peradaban.
Karena itu, terbentuknya Majelis Ayah di Ar-Rahman
Qur'anic Learning (AQL) Islamic Center sangat penting
untuk mengokohkan keluarga Indonesia, yang juga
menjadi tema dakwah AQL Islamic Center. Kalau kita
melihat sejarah pernikahan, pertemuan antara "thayyiblin

3
dan thayyibat" yaitu sekumpulan orang-orang baik yang
membangun jaringan menjadi masyarakat yang baik,
tentu akan membangun sebuah negara yang kokoh dan
kuat.
Ini juga yang menjadi inti dari sebuah pernikahan,
yaitu membentuk individu yang baik menjadi keluarga yang
baik. Dari keluarga yang baik menjadi masyarakat yang baik.
Dari masyarakat yang baik menjadi bangsa yang baik.
Dengan begitu, penyelesaian masalah ayah menjadi
penting. Sebab, salah satu penyebab rumah tangga rusak
adalah akibat ayah yang gagal. Yaitu sekelompok ayah
yang sebetulnya belum siap memimpin rumah tangga
karena minimnya bekal penguasaan dan pengelolaan
rumah tangga yang memadai.
Bagi anak perempuan, my dad is my first love. Ayah harus
bisa menjadi sosok pertama yang paling mengesankan
bagi anak-anaknya. Pernahkah kita bertanya kepada anak
perempuan sendiri, apa sih yang paling diharapkan dari
sosok ayah? Atau cobalah bertanya kepada teman, sosok
apa yang diharapkan oleh anak perempuan dari ayahnya?
Salah satunya, ayah bisa menjadi favorit jika ayah sudah
menjadi first love. Begitu juga sebaliknya, sang ayah harus
mampu menumbuhkan cinta kepada anaknya agar ia
mendapatkan cinta pertama terkhusus dari anak
perempuannya. Ketika terjadi saling sayang antara ayah
dan anak, ini menjadi kisah kasih yang sangat dalam. Maka
dari itu, biasanya yang terasa menyiksa bagi sang ayah,

4
adalah karena terkadang mencintai anak perempuannya
melebihi ibunya.
Sehingga ayah bisa menjadi pencemburu pada anak
perempuannya ketika sudah mulai didekati lelaki lain.
Dalam konteks ini, tentu bukan dalam pengertian bilogis
atau hawa nafsu. Tetapi si anak telah berpindah cintanya
dari semula kepada ayahnya ke orang lain.
Karena itu, Rasulullah memberikan perhatian khusus
kepada kaum ayah, agar memperhatikan anak-anak
perempuan mereka. Bagaimana menurunkan rasa cinta
yang benar kepada anaknya agar tidak jatuh tersungkur
karena cintanya kepada laki-laki dengan cara yang salah.
Pendidikan cinta kepada anak-anak perempuan bukanlah
hal yang mudah. Perlu bimbingan seperti Rasulullah
mengasuh anak-anaknya. Menjadi ayah sebagai kekasih
pertama anak perempuan harus betul-betul keluar dari
ego kelelakian dengan menggunakan bahasa hati, bahasa
kasih, dan bahasa cinta. kepada anak perempuan, ayah
harus betul-betul melembutkan hatinya, lebih sensitif, dan
lebih peka. Anak-anak tentunya butuh sentuhan khusus.

Anak perempuan yang dendam pada ayahnya,


biasanya menyimpan dendam pada semua laki-laki. Itu
biasanya terjadi jika terjadi perselingkuhan oleh ayahnya,
atau sang ayah terlalu sering menyakiti ibunya sehingga
sang anak merasa iba kepada ibunya. Di lain sisi, muncul
kebencian pada perilaku ayahnya sehingga semua laki-
laki seakan-akan sama semuanya. Kalau pun anak

5
perempuannya ini tidak menjauhi laki-laki, dia justru akan
merusak laki-laki dengan cara merusak kehormatan
dirinya sendiri.

Wahai para ayah! Anak perempuanmu


menginginkanmumenjadi cinta pertamanya. Anak
perempuanmu harus mengerti mana sentuhan yang
mendekati zina, mana sentuhan halal, mana sentuhan
haram. Didiklah mereka sejak kecil. Carikan makanan
yang halal, berikan pakaian yang menutup aurat, dan
ajarilah cara menggunakan jilbab yang cantik. Adalah
jilbab yang menutup aurat, bukan melilitkan kain tetapi
lekukan tubuhnya menonjol. Jangan berikan mereka harta
dan penghasilan yang tidak jelas, karena rezeki mereka
telah disediakan oleh Allah Ta'ala dari rezeki yang halal.

Wahai para ayah! Jangan biarkan anak-anak


perempuanmu tumbuh menjadi gadis tanpa belaian dan
bimbingan. Mereka butuh pengetahuan bagaimana bersuci,
mereka butuh ilmu bagaimana bergaul di tengah
pergaulan bebas seperti saat ini. Belum lagi dunia gadget
dan media sosial yang rentan meruntuhkan karakter anak-
anak remaja akibat longgarnya pengawasan dan
bimbingan orang tuanya. Anak-anak perempuan jangan
dibiarkan larut dalam masalahnya, karena film, sinetron,
hingga buku-buku tentang remaja, yang tidak sedikit
menjerumuskan mereka dan salah dalam memberikan
solusi. Hadiahi mereka buku-buku yang mengisahkan

6
tentang istri Rasulullah Khadijah dan anaknya Fatimah,
semoga Allah meridhai keduanya, ibunda Nabi Isa
Maryam, serta kisah-kisah wanita suci dan salehah lain.
Bukan novel yang rentan mengajarkan kesesatan kecuali
yang islami bukan pula buku-buku motivasi yang rawan
menggiring mereka untuk lebih memburu kariernya di
banding agamanya.

Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib sangat kaget


dengan penampilan putrinya. Beliau merasa ada
yang aneh dengan anaknya itu. Bagaimana tidak,
putrinya mengenakan perhiasan batu permata
gemerlap dari Baitul Mal. Sebelumnya Ali bin Abi
Thalib sudah tahu mengenai keberadaan batu
permata itu. Tapi Ali bin Abi Thalib tak habis pikir,
bagaimana putrinya itu mendapatkan perhiasan itu.
Padahal, dirinya beserta keluarganya sudah
berkomitmen untuk zuhud dan menjaga diri
mengikuti Sunnah Rasulullah untuk hidup
sederhana.
Lalu, All bin Abi Thalib berkata, "Dari mana dia
mendapatkan batu permata itu? Demi Allah, aku
akan memotong tangannya."

7
Ali bin Abi Thalib awalnya menduga sang putri
telah mencuri batu permata itu dari Baitul Mal.
Karena itu dia sungguh-sungguh ingin memotong
tangan putrinya. Beruntung, sebelum niat itu
dilaksanakan, Ibnu Abi Rafi', orang yang bekerja pada
Ali bin Abi Thalib untuk menjaga Baitul Mal
memberikan penjelasan perihal batu permata yang
dikenakan putrinya itu.
"Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, akulah yang
memberinya hiasan batu permata itu. Bagaimana dia
bisa mengambil batu permata itu, jika aku tidak
memberikan padanya?" jelas Ibnu Rafi'.
Mendengar penjelasan itu, Ali bin Abi Thalib pun
terdiam. Kisah ini memberikan gambaran bagaimana
kehidupan para sahabat Rasulullah sebagai
pemimpin yang lurus. Ketika anggota keluarganya
melakukan kesalahan, mereka siap menghukumnya
demi menegakkan keadilan.
Disamping itu, para sahabat selalu berupaya untuk selalu
menekankan komitmen hidup zuhud, tidak berminat kepada
sesuatu yang bersifat keduniawian, alias meninggalkan

gemerlap kehidupan yang bersifat material.


Sejatinya, zuhud termasuk salah satu ajaran agama
yang sangat penting untuk mengendalikan diri dari
pengaruh negatif kehidupan dunia. Sebagaimana

8
firman Allah, "Katakanlah, kesenangan dunia ini hanya
sebentar dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang

bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun." (QS.


an-Nisa [4 '77)
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dui main-
main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS. al-Anam [6]:
32)
"Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibanding kan
dengan kehidupan) akhirat hanyalah sedikit." (QS. at-
Taubah [9]: 38)
Sederet ayat di atas memberi petunjuk bahwa
kehidupan dunia yang sekejap ini sungguh tidak
sebanding dengan kehidupan akhirat yang kekal dan
abadi.
Sifat zuhud inilah yang membuat Ali bin Abi Thalib,
meskipun menjadi pemimpin negara, tetap hidup
sederhana. Seperti yang banyak diriwayatkan bahwa Ali
bin Abi Thalib sering menjalani hari-harinya dengan
menahan lapar. Bahkan pakaiannya lebih lusuh
dibanding orang kebanyakan.
Sifat ini pula yang ditunjukkan Abu Bakar dan Umar bin
Khaththab, semoga Allah meridhai keduanya. Padahal,

9
kedua sahabat Rasulullah ini dikenal sebagai pemimpin
yang sejatinya kaya raya, tetapi rela berpayah-payah
menahan lapar. Begitu juga dengan Utsman bin Affan yang
berlaku zuhud padahal harta dari hasil berdagang yang
dilakulan begitu melimpah.

Jangan pula menjadi ayah yang tidak tahu kalau anak


gadisnya sudah tidak perawan lagi. Banyak ayah tidak tahu
dan tidak mau peduli hingga anak gadisnya hamil sebelum
menikah. Kasihan anak-anak kita yang terlibat terlalu jauh
dalam pergaulan muda-mudi. Padahal jika mereka dididik
dengan baik, maka jaminannya adalah surga. Rasulullah
bersabda, "Barang siapa menanggung tiga anak
perempuan, lalu mendidik mereka dengan pendidikan yang
balk, menikahkan dan berlaku baik pada mereka, niscaya
surgalah baginya." (HR. Abu Dawud)33
Kalau ada yang tidak bahagia dengan anaknya, ada satu
jalan supaya ia bahagia. Caranya, menghapus dosa
sebagai orang tua dengan cara mendidik anak-anak
dengan sungguh-sungguh. Jangan hanya menjadi mesin
uang bagi anak-anak untuk kebutuhan pribadi dan
pendidikannya, tetapi berikan dan carikan pendidikan
terbaik di rumah dan lewat lembaga pendidikan.

10
Kekuatan perempuan adalah kelembutan, kepasrahan,
dan kesetiaan. Para istri hendaknya tidak merasa mandiri
dan mampu hidup sendiri tanpa suami. Karena sikap itu
tidak dihendaki para suami. Makanya hati-hati mendidik
anak perempuan, jangan terlalu ditempa, agar mereka
benar-benar mandiri karena bisa merusak rumah tangga
mereka nanti. Jangan sampai merasa tidak perlu dibantu
oleh suaminya sebab sudah terbiasa hidup mandiri sejak
gadis dulu. Misalnya, ada doktrin dari para ibu, tetapi
sebenarnya ini salah. Mereka mengatakan, "Kamu harus
sekolah, harus bisa bekerja sendiri cari duit, jangan terlalu
bergantung sama suamimu nanti!" Kenyataannya, banyak
orang tua mendoktrin anak gadisnya seperti itu. Maksudnya
bagus tapi efeknya berbahaya.
Mendidik anak perempuan tentu tidak sama dengan anak
laki-laki yang harus dipaksa hidup mandiri, bertanggung
jawab, dan amanah. Membangun karakter anak
perempuan harus dilandasi dengan cinta dan perasaan
yang dapat menyentuh jiwa hingga masuk dalam relung
qalbunya yang terdalam. Dari jiwanya yang lembut itu
dapat memancarkan cahaya kepatuhan, dan budi pekerti
yang mulia. Begitulah cara mendidik dan mengarahkan
anak perempuan, sentuh qalbunya, bukan logikanya.

11

Anda mungkin juga menyukai