Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS


(Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah III)

Dosen Pengampu:
Ns. Eni Kusyati, M.Si.Med

Disusun oleh:
Antonita Lintang Pawestri 1903015
Lisa Amalia 1903035
Mei Noviyanti 1903038
Roqimayatun Novitasari 1903053

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah karya
tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan Dermatitis”, yang menurut kami
dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya. Melalui kata
pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan kami buat kurang tepat atau
tidak berkenan di hati para pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah
ini dengan penuh rasa terimakasih dan semoga Tuhan memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Semarang, 27 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Umum :......................................................................................................4
Tujuan Khusus :.................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 Pengertian Dermatitis............................................................................................5
2.2 Epidemiologi...........................................................................................................5
2.3 Klasifikasi...............................................................................................................6
2.4 Penyebab Dermatitis..............................................................................................7
2.5 Tanda dan Gejala...................................................................................................7
2.6 Patofisiologi...........................................................................................................10
2.7 Pencegahan...........................................................................................................10
2.8 Pengobatan...........................................................................................................10
2.9 Komplikasi............................................................................................................12
2.10 Pathway.................................................................................................................12
2.11 Pengkajian............................................................................................................12
2.12 Diagnosa Keperawatan........................................................................................16
Rencana Tindakan Keperawatan.......................................................................................17
BAB III.................................................................................................................................20
PENUTUP............................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
3.2 Saran.....................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan
organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan
benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas
diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar
keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui
mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu,
nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara
mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan.
Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu
stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis,
dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam
dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan
saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh.
Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi
dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan
yang merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan
tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang
lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam
berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan
pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam
arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit
ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis
muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun
yang terdapat pada berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian dermatitis?
 Apa epidemiologi dermatitis?
 Apa klasifikasi dermatitis?
 Apa saja penyebab dermatitis?
 Apa saja tanda dan gejala dermatitis?
 Bagaimana patofisologi dermatitis?
 Bagaimana pengobatan dermatitis?
 Bagaimana komplikasi dermatitis?
 Bagaimana asuhan keperawatan penyakit dermatitis?

1.3 Tujuan Umum :


 Mahasiswa mampu memahami konsep penyakit dermatitis dan mampu
memberikan asuhan keperawatan dermatitis.
Tujuan Khusus :
 Dapat mengetahui apa pengertian dermatitis.
 Dapat mengetahui apa Epidemiologi dermatitis.
 Dapat mengetahui klasifikasi dermatitis.
 Dapat mengetahui penyebab dermatitis.
 Dapat mengetahui tanda dan gejala dermatitis.
 Dapat mengetahui bagaimana patofisologi dermatitis.
 Dapat mengetahui pengobatan dermatitis.
 Dapat mengetahui komplikasi dermatitis.
 Dapat mengetahui asuhan keperawatan penyakit dermatitis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit (Epidermis dan dermis) sebagai respon


terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen menimbulkan kelainan
klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis
(Djuanda Adhi, 2010). Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi pada
kulit) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik
(Brunner dan Suddart, 2000). Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan
penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena
bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering.
Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada
kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak
menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman
dan amat mengganggu. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi)
tertentu seperti racun yang terdapat pada dermatitis berbeda.

2.2 Epidemiologi

Dermatitis kontak uiritan dapat diderita semua orang dari berbagai golongan
umur, ras dan kelamin. Jumlah penderita kontak iritan diperkirakan cukup
banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara
lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat. Bila
dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan jumlah penderita dermatitis kontak
alergik leih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka
(hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini
di masyarakat.

2.3 Klasifikasi

1. Contact Dermatitis adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansu


yang menempel pada kulit. Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan
oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergi:
 Dermaitis Kontak Iritan: Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu
dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang
akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut
skin hardering.
 Dermatitis Kontak Alergi: Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya
ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak
tertutup kemungkinan di daerah lain. Dermatitis yang muncul dipicu
alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada
tanaman merambat atau detergen.
2. Neurodermatitis adalah Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai
dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi)
menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-
ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. 
3. Seborrheic Dermatitis adalah gangguan yang biasa terjadi pada kulit kepala
sehingga menyebabkan kulit kepala menjadi bersisik, gatal, memerah dan
memunculkan ketombe yang membandel atau susah dihilangkan.
4. Statis Dermatitis Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik
vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah.
5. Atopic Dermatitis Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif,
disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka,
sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergi, atau asma bronkial).
Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). 

2.4 Penyebab Dermatitis


Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu
alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat
berhubungan dengan alergi.Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
 Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa),
fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
 Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

2.5 Tanda dan Gejala


Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi
dan gejala berbeda:
1. Contact Dermatitis

Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu


seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi
dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan
mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan
salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa
karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2. Neurodermatitis

Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil,
datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul
saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga
iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal.
Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan
bagian belakang dari leher.

3. Seborrheic Dermatitis

Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung


antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini
seringkali diakibatkan faktor keturunan munjul saat kondisi mental dalam
keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti parkinson.
4. Statis Dermatitis

Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau


hipertensi vena) tungkai bawah, yang muncul dengan adanya varises,
menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi
memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya
akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada
kaki juga menjadi penyebab.

5. Atopic Dermatitis

Dengan tanda dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan
pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis
biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah
satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan
mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa
kecil dan dewasa.
2.6 Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis
ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat
iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan
hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah
terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari,
sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam.
Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan
tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan
mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun
sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.Adapun
faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah gesekan,
tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah yang
terkena dan adanya penyakit kulit lain.

2.7 Pencegahan

a. Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah
faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang.
b. Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah.
c. Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat.
d. Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
e. Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.
f. Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
g. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras.
2.8 Pengobatan

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk


mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion
dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih
lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti
saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan
kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang
terjadi.
a. Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam
dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada
daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan
masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah.
Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid
dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika
untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau
minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
b. Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi,
bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan
dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih
jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan
mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim
pelembab kulit).
c. Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal,
terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi
sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya
tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita
yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
d. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada
dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat
gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.

2.9 Komplikasi
a. Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik
yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga
penderita mengalami demam dan lesu.
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Infeksi sekunder
d. Komplikasi yang sering terjadi pada anak dengan dermatitis atopi yaitu alergi
saluran napas dan infeksi kulit oleh kuman sthapylococcus aureus dan virus
Herpes Simplex.
e. Infeksi saluran nafas atas
f. Bronkitis
g. Infeksi kulit
2.10 Pathway

Fisik (sinar, suhu) Dermatitis


Mikroorganisme (bakteri,
jamur)

Faktor dari luar (eksogen) Faktor dari luar (endogen)

Dermatitis Kontak (sabun, Dermatitis Atopik


detergen zat kimia)

Allergen Sensitizen Iritan Primer

Sel Langerhans dan Makrofag Mengiritasi Kulit

Peradangan Kulit (lesi)


Sel T

Sensitivitas sel T oleh saluran Resiko Infeksi


limfe

Terpajan ulang

Sel Efektor mengeluarkan


limfokin
Gangguan
Gatal, Panas, kemerahan
rasa nyaman
2.11 Pengkajian

a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok
c. Riwayat Kesehatan:
1. Riwayat Penyakit Sekarang : Tanyakan sejak kapan pasien merasakan
keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang
dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2. Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit
seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
3. Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada keluarga yang pernah menderita
penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
4. Riwayat Psikososial : Apakah pasien merasakan kecemasan yang
berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
5. Riwayat Pemakaian Obat : Apakah pasien pernah menggunakan obat-
obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi)
terhadap sesuatu obat.
d. Pola Fungsi Gordon :
1) Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
a) Persepsi terhadap penyakit :
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien
b) Penggunaan :
 Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya
antidepresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin, inhibitor
monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan antispasmotik
dan obat anti-parkinson
 Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk
mengetahui gaya hidup klien.
2) Pola Nutrisi/Metabolisme
 Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi,
siang dan malam )
 Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi
 Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
 Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3) Pola Eliminasi
 Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan
karakteristiknya
 Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
 Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi
4) Pola Aktivitas/Olahraga
 Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
pada kulit
 Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan
ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
 Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.

5) Pola Istirahat/Tidur
 Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
 Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur
yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
 Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?
6) Pola Kognitif/Persepsi
 Kaji status mental klien
 Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
 Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara
klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
 Kaji penglihatan dan pendengaran klien
 Kaji apakah klien mengalami vertigo
 Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah
pada kulit.
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran
dirinya
 Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas,
depresi atau takut
 Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola Peran Hubungan
 Tanyakan apa pekerjaan pasien
 Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti:
pasangan, teman, dll.
 Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan
penyakit klien
9) Pola Seksualitas/Reproduksi
 Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
 Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopause
 Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
10) Pola Koping-Toleransi Stres
 Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial
atau perawatan diri )
 Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi
kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan
obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya
dengan orang-orang terdekat.
11) Pola Keyakinan-Nilai
 Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam
beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya.
Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif.

e. Pemeriksaan Fisik
1) Subjektif : Gatal
2) Objektif :
 Skuama kering, basah atau kasar
 Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi ( Yang sering
ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga,
lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha
dan skrotum )
 Kerontokan rambut
2.12 Diagnosa Keperawatan

Pada masalah keperawatan khususnya pada kasus Dermatitis secara teori terdapat
2 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
 Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit dibuktikan
dengan pasien mengatakan adanya sensasi panas terbakar dan kulit terasa
gatal nampka ruam kemerahan, kulit kering bersisik.
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit di buktikan
dengan pasien mengatakan merasakan gatal dan mengeluh tidak nyaman,
pasien tampak menunjukan gejala distres.

Rencana Tindakan Keperawatan

NO  TUJUAN &Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI) Tanda


DP (SLKI) tangan

1. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Observasi:


keperawatan selama 3 x 24 jam
 Identifikasi kemungkinan alergi,
maka masalah resiko infeksi akan
interaksi, dan kontra indikasi
teratasi dengan  Kriteria Hasil:
obat.
 Kemerahan menurun.
 Verifikasi order obat sesuai
 Demam menurun.
dengan indikasi.
 Nyeri menurun.
 Periksa tanggal kadaluwarsa
 Bengkak menurun. Kelompok 4
obat.
 Kadar sel darah putih membaik.
Terapeutik:

 Lakukan prinsip 6 benar


( pasien, obat, dosis, rute, waktu,
dokumentasi).
 Perhatikan jadwal pemberian
obat jenishipnotik, narkotika,
dan antibiotik.
 Hindari pemberian obat yang
tidak di beri label dengan benar.
 Fasilitasi minum obat.
 Dokumentasi pemberian obat
dan respon terhadap obat.

Edukasi:

 Jelaskan jenis obat, alasan


pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian.
 Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat.

Observasi:
Setelah dilakukan tindakan  keperawatan
2. selama 3 x 24 jam maka  masalah  Identifikasi sumber
gangguan rasa nyaman akan teratasi ketidaknyaman (mis. suhu
dengan  Kriteria Hasil: ruang, kebersihan)
 Kesejahteraan fisik meningkat.  Monitor kondisi kulit, terutama Kelompok 4
 Rileks meningkat. area benjolan (mis. tanda – tanda
 Keluhan ketidak nyamanan iritasi)
menurun. Terapeutik:
 Gelisah menurun.
 Sediakan ruangan yang tenang
 Keluhan sulit tidur menurun.
dan mendukung.
 Pola tidur membaik.
 Jadwalkan kegiatan sosial dan
.
kunjungan.
 Fasilitasi kenyamanan
lingkungan ( mis. atur suhu,
selimut, kebersihan).
 Atur posisi yang nyaman.
 Hindari paparan kulit terhadap
iritan.

Edukasi:

 Jelaskan tujuan manajemen


lingkungan.
 Ajarkan cara manajemen sakit
dan cedera jika perlu.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang dalam
perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi polimorf dan
pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal.Secara umum penyebab dari
dermatitis yaitu : respon kulit terhadap agen-agen yang beraneka ragam, mis: zat
kimia, protein, bakteri adanya respon alergi.Secara umum manifestasi klinis dari
dermatitis yaitu secara Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama pruritus
( sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor),
kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit
(function laisa). Sedangkan secara Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas
dan terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.
Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom pernapasan
akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai
terutama staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.

3.2 Saran
Kepada pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini
sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit dermatitis pada seseorang
maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak
berlanjut ke arah yang lebih buruk. Dan disarankan kepada orang tua agar
menjaga/menghindarkan anak-anak dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan
dermatitis.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Djuanda Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6. Jakarta: FKUI.

Anda mungkin juga menyukai