Anda di halaman 1dari 2

COVID-19 ( corona virus disease 2019) adalah penyakit yang ditimbulkan oleh jenis virus

baru Sars-Cov-2. Infeksi akibat virus mematikan ini perrtama kali muncul di Wuhan, China
pada tanggal 31 Desember 2019. COVID-19 dapat menular antara manusia melalui kontak
fisik dekat dan droplet ( percikan air saat bersin atau batuk ) ( Kohanski, Palmer, & Cohen,
2020)
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-
paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus
yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil
dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular
dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya
dalam waktu beberapa bulan.
Komplikasi :
1. Pneumonia
virus ini dapat berkembang pada saluran pernapasan. Bukan itu saja, virus ini dapat
menyebar hingga ke paru-paru. Pada paru-paru yang sehat, oksigen akan masuk
melalui aliran darah ke dalam alveoli. Virus corona yang masuk ke dalam paru-paru
nyatanya dapat merusak alveoli. 
2. Acute Respiratory Distress Syndrome ( ARDS )
Pneumonia yang disebabkan oleh COVID-19 juga dapat memicu acute respiratory
distress syndrome (ARDS). Kondisi ini merupakan jenis kegagalan pernapasan
progresif yang terjadi ketika kantung udara pada paru-paru terisi cairan. 
3. Gangguan Hati
Gangguan hati dalam COVID-19 bisa dikaitkan dengan efek sitopatik langsung dari
virus, reaksi kekebalan yang tidak terkontrol, kondisi sepsis, hingga efek dari
penggunaan obat-obatan untuk meredakan gejala COVID-19.
4. Gagal ginjal akut
Bukan hanya menyerang paru-paru, gejala COVID-19 yang cukup parah nyatanya
mampu menyebabkan gangguan pada ginjal. Meskipun jarang terjadi, tetapi COVID-
19 mampu meningkatkan risiko gagal ginjal akut pada pengidap COVID-19. 
5. Gangguan neurologis

Gangguan neurologis juga dapat dialami oleh pengidap COVID-19 akibat efek
samping dari pengobatan yang dilakukan. Meskipun begitu, komplikasi gangguan
neurologis pada pengidap COVID-19 masih harus terus dilakukan penelitian lebih
mendalam.
6. Gangguan jantung
Bukan hanya paru-paru, gangguan jantung juga kerap dialami oleh pengidap COVID-
19 sebagai komplikasi yang cukup umum terjadi. Biasanya, virus corona
menyebabkan gangguan irama jantung atau aritmia. 
Afnani,dkk.2021.Tinjauan Pandemi COVID-19 dalam psikologi perkembangan.
Aceh. Syiah kuala university press.

Anda mungkin juga menyukai